MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Universitas Sumatera Utara BAB 1

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

Alfitrah Subuh Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 1

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

Xiang Shan Meditation Center

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. Pengertian Judul 2. Latar Belakang 2.1. Latar Belakang Umum Museum di Indonesia

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

Institut Seni Indonesia di Semarang

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai ragam budaya yang dilatarbelakangi suku-suku dari daerah setempat. Ragam budaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing daerah sesuai dengan kondisi masyarakat yang mendiaminya. Yang mana masih bercirikan tradisional dan bahkan masih ada yang bersifat premitif. Yang artinya seni itu masih berakar dari masyarakat seni yang berkembang dari masa lalu. Kekayaan ragam budaya Indonesia yang tersebar luas di beberapa daerah kepulauan Nusantara ini memiliki nilai-nilai estesis yang tinggi, terutama dilihat dan diukur dari nilai seninya. Seni bangunan, seni tari, seni kerajinan, seni pahat, seni ukir, dan seni hias atau seni ornamen, merupakan jenis-jenis ragam budaya yang dimiliki daerah-daerah setempat yang bercirikan tradisional. Bahkan seni sastra daerah terus menerus dipelihara dan dijaga kelestariannya. Terutama pada kerajinan tangan yang merupakan barang seni yang seharusnya di hargai oleh manusia karena barang seni mempunyai nilai yang sangat tinggi dan barang seni sendiri juga merupakan warisan dari nenek moyang yang harus dijaga dan dikembangkan terutama kerajinan tangan. Kerajinan tangan adalah alat untuk memperkenalkan kebudayaan masyarakat. Keyakinan, tradisi dan adat istiadat setiap masyarakat, bentuk kebudayaan umum masyarakat tersebut. Oleh karena itu karyakarya tangan seseorang merupakan salah satu cara untuk memanifestasikan kekayaan dan kepercayaannya. Dengan kata lain semangat hidup nenek moyang dan karya-karya peninggalan para pendahulu, dapat ditemukan dalam karya-karya seni tradisional di tengah masyarakat yang bersangkutan. Dari sisi produksi,pemasaran, peningkatan mutu serta bidang pendidikan dan penelitiannya, kerajinan tangan telah terabaikan. Dengan adanya perkembangan zaman dan perkembangan teknologi sekarang sangat mungkin dapat menghilangnya hasil kerajinan tangan yang sejak dahulu telah ada jika tidak adanya pelestarian akan hasil budaya tersebut. Memungkinkan timpangnya keseimbangan pandangan yang menganggap segala sesuatu yang baru yang datang dari luar sebagai tanda kemajuan sedangkan sesuatu yang datangnya dari dalam kebudayaan sendiri dianggap telah ketinggalan zaman yang disebabkan kurangnya pengenalandan pemberdayaan hasil dari kebudaayan itu sendiri. Menipisnya para pengrajin yang ahli di Indonesia dan minimnya ELIDA FITRI AFRIANI PANE (090406018) Page 1

generasi yang meneruskan untuk membuat kerajinan tangan dan juga keahlian yang semakin merosot ini menyebabkan adanya tidak keseragaman mutu barang kerajinan yang dibuat. Keadaan ini akan mengakibatkan suatu kerugian besar akan hilangnya warisan budaya sebagai peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya. Agar hal seperti itu tidak sampai terjadi maka dibutuhkan sebuah wadah untuk memusatkan para pengrajin yang ada di Medan. Oleh karenanya, upaya dalam mempromosikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan program yang strategis dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya serta pembangunan ekonomi pada khususnya. Dalam hal ini pemerintah harus dapat berperan aktif sebagai penyedia prasarana bagi para pengrajin daerah demi kebangkitan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kota Medan. Dengan adanya program pemerintah dalam memusatkan para pengrajin yang ada di Medan di harapkan bangunan yang akan didirikan ini dapat dengan mudah berintegrasi dengan lingkungan sekitar serta dapat dicapai oleh masyarakat dengan skala yang lebih besar sehingga dapat menampung lebih banyak pengunjung dan memberikan pengalaman yang lebih beragam melalui kemungkinan penyediaan tempat yang dapat memberikan informasi tentang kerajinan tangan,sarana pembelajaran bagi pelajar dengan cara dapat berinteraksi langsung dengan para pengrajin yang telah dipusatkan khusus di dalam gedung ini, sertadapat mempromosikan hasil kerajinan tangan tradisional khas Sumatera Utarayaitu : MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER DI MEDAN dengan fasilitas yang tersedia didalam gedung seperti gallery, perpustakaan kecil mengenai buku-buku panduan pembelajaran tentang kebudayaan Sumatera Utara, ruang pertunjukan hasilhasil kerajinan tangan dari suku yang berbeda yang ada di Sumatera Utara, serta ruangan pengrajin dari setiap suku yang setiap pengunjung nantinya dapat berinteraksi langsung dengan si pengrajin. 1.2. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari perencangan Medan Traditional Handicraf Center ini adalah : Menyediakan sebuah tempat yang mewadahi untuk pemusatan kerajinan tangan yang ada di Kota Medan. Menyediakan sebuah tempat yang memadai dalam pemasaran produk-produk lokal Kota Medan. Merencanakan desain yang menampung dan mewadahi pengetahuan masyarakat terutama pelajar dalam wawasan kebudayaan Sumatera Utara. ELIDA FITRI AFRIANI PANE (090406018) Page 2

Merencanakan dan menyelenggarakan peragaan langsung oleh para pengrajin di hadapan masyarakat. Tujuan dilaksanakannya kasus proyek ini adalah : Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya kaum pelajar tentang hasil kerajinan tangan Kota Medan. Memperkenalkan produk-produk unggulan UMKM Kota Medan melalui kegiatan pameran yang dilakukan setiap hari. Membangkitkan minat masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan ataupun melestarikan hasil kerajinan tangan khas Medan. Menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat khususnya bagi para pelajar. 1.3. Perumusan Masalah Dalam mendesain dan membangun sebuah bangunan, pastinya seorang desainer pada umumnya memiliki standar-standar perencanaan yang perlu diperhatikan dan diperlukan studi banding. Dari rumusan-rumusan yang ada, masalah yang akan dihadapi adalah : Bagaimana menciptakan suasana ruang dalam yang nyaman pada bangunan bagi para pengguna bangunan. Bagaimana memilih lokasi yang tepat untuk mewujudkan desain rancangan kasus proyek yang dapat menampung seluruh program ruang yang dibutuhkan. Bagaimana pengolahan program ruang yang saling berintegrasi dengan fungsi ruang yang berbeda. Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang diangkat dan mewujutkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan unsur kerajinan tangan yang dapat diterapkan pada desain. Konsep-konsep Arsitektur Metafora dan interpretasinya ELIDA FITRI AFRIANI PANE (090406018) Page 3

1.4. Metode Pendekatan Adapun metode pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah proyek ini adalah : 1. Pendekatan Fungsi : Menyediakan sebuah tempat yang mewadahi dalam memusatkan para pengrajin yang ada di sekitar Kota Medan. Menyediakan suatu wadah yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan kegiatan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas pengetahuan masyarakat khususnya generasi muda tentang kerajinan tangan tradisional dalam bidang pembuatan dan pelestariannya. Menyediakan ruang interaksi langsung dengan para pengrajin. 2. Pendekatan Desain Mendalami dan mengetahui kebutuhan para pengrajin. Merancang bangunan yang menerapkan nilai-nilai arsitektural Metaforapada berbagai bagian pada bangunan Medan Traditional Handicraft Center ini. 3. Pendekatan Persyaratan Umum Pemilihan lokasi tapak yang cukup strategis untuk Handicraft Center. Pengolahan tapak, penataan ruang dalam dan luar. Integrasi fungsi di dalam bangunan dan tapak terhadap lingkungan wilayah kota. 4. Pengumpulan Data Mencari studi banding dalam memperoleh data-data dan gambaran akan bagaimana sebuah Handicraft Center dan program apa saja yang disediakan. Studi berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan standar-standar arsitektur dalam perencanaan sebuah Handicraft Center dan tema Arsitektur Metafora. 1.5. Lingkup dan Batasan Proyek Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah sebagai pusat para pengrajin yang mewadahipara pengrajin dalam mempromosikan produk kerajinan tangan serta kegiatan pembelajaran tentang pengetahuan akan kerajinan tangan yang ada di Kota Medan dan pusat pemberdayaan hasil kerajinan tangan Kota Medan. ELIDA FITRI AFRIANI PANE (090406018) Page 4

Lingkup perencanaanya adalah sebagai pusat para pengrajin kerajinan tangan sebagai wadah pembelajaran, pengenalan, pemahaman, dan rekreasi hasil kebudayaan bagi masyarakat terutama generasi muda skala nasional khususnya Medan. Dengan menyediakan fasilitas berbagai macam alat untuk membuat kerajinan tangan dan menghadirkan orang yang telah ahli dalam pengerjaan kerajinan tangan tersebut. Sehingga para pengunjung khususnya para pelajar dapat berinteraksi langsung dengan para pengrajin. Dengan kata lain para pengunjung tidak hanya berkunjung untuk melihat, melainkan dapat sambil belajar. 1.6. Asumsi Asumsi-asumsi diperlukan terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut : Asumsi tapak yang terutama berkaitan dengan kondisi dan topografi. Pemilik proyek yang diasumsikan adalah organisasi UMKM dibawah kepengelolahan DEKRANASDA (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Asumsi-asumsi penentuan program ruang terutama yang berkaitan dengan pengadaan ruang dan penentuan besaran ruang untuk mewadahi kegiatan tertetu. Asumsi pengguna (user) dari fungsi-fungsi bangunan. ELIDA FITRI AFRIANI PANE (090406018) Page 5

1.7. Kerangka Berfikir JUDUL PROYEK dan TEMA Judul Proyek : Medan Traditional Handicraft Center Tema : Arsitektur Metafora LATAR BELAKANG - Kondisi para pengrajin di Kota Medan. - Pentingnya pemberdayaan pengrajin untuk meningkatkan kualitas hidup dan keluarganya. - Masih kurangnya fasilitas pendukung untuk mempelajari hasil dari kebudayaan salah satunya pusat kerajinan tangan - Peningkatan UMKM Kota Medan - Melestarikan hasil kerajinan tangan yang telah ada sejak dahulu. MAKSUD dan TUJUAN - Menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai bagi para pengrajin. - Turut mempromosikan keterampilan pengrajin kepada masyarakat, sehingga membangkitkan UMKM Kota Medan,serta minat masyarakat dalam meningkatkan kualitas diri. PERMASALAHAN F E E D B A C K - Bagaimana menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema Arsitektur Metafora. - Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada para pengguna. STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING - Fasilitas pengrajin. - Kajian tema dengan bentuk bangunan. PENGUMPULAN DATA - Studi literatur. - Studi banding. - Studi pustaka. ANALISA STUDI SITE - Ukuran site. - Peraturan Pemerintah - Sempadan bangunan - Batas bangunan. - Potensi. - Analisa kondisi lingkungan yaitu : analisa matahari, vegetasi, view dari dan ke site, vegetasi - Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang - Analisa penerapan struktur pada bangunan. KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan analisa, Peraturan Pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan Tabel 1.1. Kerangka Berfikir DESAIN ELIDA FITRI AFRIANI PANE (090406018) Page 6

1.8. Sistematika Penulisan Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan sistematika laporan. Bab 2 Deskripsi Proyek Menguraikan tentang terminologi dari judul atau kasus proyek, deskripsi proyek, tinjauan terhadap konteks lingkungan dan tinjauan kelayakan (kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan kelayakan fungsional) dari proyek. Bab 3 Elaborasi Tema Menguraikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisa penentuan tema, dan studi banding tema sejenis. Bab 4 Analisa Menguraikan tentang analisa - analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar, analisa nonfisik serta analisa - analisa fungsional yang berkaitan dalam hal perancangan ruang dalam, dimana nantinya dari hasil analisa - analisa tersebut diperoleh suatu konsep perancangan untuk kasus proyek ini. Bab 5 Konsep Perancangan Menguraikan tentang konsep - konsep dari hasil analisa yaitu konsep tapak, konsep perancangan ruang dalam, konsep perancangan struktur dan konstruksi, konsep perancangan utilitas, dan konsep perancangan interior yang akan diterapkan pada perancangan. ELIDA FITRI AFRIANI PANE (090406018) Page 7