Imam Aspuri Kumpulan Puisi Kamar deru sirandu! Penerbit Tenar Media Deru Sirandu! Oleh: Imam Aspuri Copyright 2010 by Imam Aspuri Penerbit : Tenar Media E m a i l : mandalaraya0033@yahoo.com Desain Sampul : Imas Media Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Ucapan Terimakasih Alhamdulillah..., slalu begitu yang pertama-tama dapat saya ucapkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME, dengan telah diterbitkannya buku kedua kumpulan puisi kamar Deru Sirandu! ini, dari tiga buku kumpulan puisi kamar saya. Sebab, berkat kehendak-nya apa pun bisa terjadi! Tak lupa bagi I.Santoso, yang kesohor juga dengan Ispen ternyata Si Koboi Kampus, ini telah menggoncangkan seluruh relung-relung batinku hingga sajak-sajakku menderu sampai ke puncak Sirandu! : kenangan itu slalu menggema, setia bersinggasana di sana! Bapak Drs. Novel Ali, Dosen Undip-Semarang, yang telah memberikan kontribusi tak terhingga kehidupan nyata jagat sastra sebenarnya saya sebagai tonggak sejarah bergulir mewarnai perjalanan berpuisi ria hingga dunia mimpi-mimpi pun jadi kian indah nan berarti. Kepada penerbit Nulis Buku Com juga saya sampaikan penghargaan yang tak terhingga, dan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas diterbitkannya buku kumpulan puisi kamar kedua saya, sehingga kini bisa berpeluk cerita atau menyapa mesra pembaca Deru Sirandu! ini. Mimpi-mimpi indahku kini kian terasa mewarnai hidupku!! Teristimewa, teruntuk : Istri dan anak-anakku tersayang! 2
Prakata Sesungguhnya puisi itu adalah kehidupan! Tak berbeda, dalam kehidupan kita pun ada yang mudah dan ada yang susah, maka di sini kita tidak akan mempersoalkan keberadaan puisi itu mudah atau tidaknya untuk dipahaminya. Persoalannya juga, beban hidup masyararakat kita sudah terlalu berat. Karena di negara kita yang terkenal subur makmur ini pun ditengarai masih banyak orang yang sudah susah. Selayaknya, kita pun tak perlu menambah permasalahan di masyarakat yang tak penting-penting banget, misal dengan mempersoalkan puisi ini, mana yang mudah dan mana yang susah untuk dimengerti. Jadi, nikmati saja keindahan puisi itu apa adanya! Persoalan paham puisi dipahami sebagai urusan nanti. Artinya, mudah-susah itu mau gue, ngerti dan nggak ngerti itu sukasuka gue! Terlepas dari itu, yang jelas 99 puisi dari 101 puisi di Deru Sirandu! ini telah diterbitkan atau dipublikasikan di media massa ibukota maupun daerah. Selamat menikmati, dan semoga ada manfaatnya. Akhirnya, seperti buku pertama saya kumpulan puisi kamar Kontradiksi Narsi, sungguh pun Deru Sirandu! ini jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun tetap saya harapkan dari pembaca. Penulis 3
DAFTAR ISI - Ucapan Terima Kasih - 3 - Prakata - 4 - Daftar Isi - 5 01. Entah, Siapa Merayu - 11 02. Tak Ada Sajak - 12 03. Terbaca Sudah - 13 04. Selamat Tinggal Api - 14 05. Seberkas Tuntas - 15 06. Haru Itu Ada - 16 07. Asa - 17 08. Lena - 18 09. Ziarah - 19 10. Bergayut - 20 11. Nyusup - 21 12. Elegi Lepas - 22 13. Lawang Tak berpintu - 23 14. Saksikan Bahwa Sepi - 24 15. Keliaranku - 25 16. Tragedi - 26 17. Yang Belum Selesai - 27 18. Modifikasi - 28 19. Sirandu - 29 20. Resah - 30 21. Perempatan Jalan - 31 22. Tengah Malam 32 23. Sudut - 33 24. Sketsa Hidup I - 34 25. Sketsa Hidup II - 35 26. Kutinggalkan Yogya - 36 27. Kering - 37 28. Elegi Sebuah Doa - 38 29. Untuk Sendiri - 39 30. Menanti Rembulan - 40 31. Gadis Fatamorgana - 41 32. Sebuah Renungan - 42 33. Yang Kurangkai - 43 34. Ketika Batin Keliaran - 44 35. Aku Tahu Sudah - 45 36. Menutup Buku Hidup - 46 37. Kabut Hidup - 47 38. Berlabuh - 48 39. Ketika Kau Hadir - 49 40. Sketsa Remaja - 50 41. Keretaku- 51 42. Ramadhon - 52 43. Sujud - 53 44. Malam - 54 45. Merpati Putihku Kembali-55 46. Gersang Gerit Pintu Pagi-56 47. Sesuatu Yang Tak Pasti - 57 48. Lebaran 1-58 49. Lebaran 2-59 50. Pemutihan I - 60 51. Pemutihan II - 61 4
52. Jejak Cempakawulung - 62 53. Dingin Pesanggrahan - 63 54. Semayup Camping-sight - 64 55. Cinta Monyet - 65 56. Mencoba Jatuh Cinta - 66 57. Fotomu sama Kenangan-67 58. Loket - 68 59. Praktek - 69 60. Kelopak Bunga Merekah-70 61. Sketsa Seorang Guru I - 71 62. Sketsa Seorang Guru II - 72 63. Buat Ibu Guru - 73 64. Kendala Cinta - 74 65. Gema Rindu - 75 66. Doa Sepasang Kekasih - 76 67.Dendam Rindu - 77 68. Epigon - 78 69. Setiap Kutatap Pagi - 79 70. Rebah - 80 71. Usai - 81 72. Adanya Cuma Diam - 82 73. Pagi Ini Ada Duka - 83 74. Persahabatan I - 84 75. Persahabatan II - 85 76. Jalan Bangka Raya - 86 77. Pulogadung - 87 78. Jakarta - 88 79. Zaman - 89 80. Tratap - 90 81. Penataran P4-91 82. Jatuh Cinta - 92 83. Yang Kutemukan I - 93 84. Yang Kutemukan II - 94 85. Yang Kutemukan III - 95 86. Wajah - 96 87. Semangat - 97 88. Di Terminal Sirandu - 98 89. Di Stasiun Pelutan - 99 90. Di Alun-alun Kota - 100 91. Dieng 22-101 92. Gugusan - 192 93. Bocah2 Hilang Warna - 103 94. Sajak Lampu Ceplik - 104 95. Yg Mrngkak Di Mlm Hri-105 96. Cinta - 1026 97. Ktika Kau Brtny, Siapa?-107 98. Kau Tulis Puisi - 108 99. Potret - 109 100. Deru Sirandu! - 110 101. Deru Sirandu 2-111 - Dok. Sejumlah Puisi - 112 - Sekapur Sirih - 118 - Abstrak - 119 *** 5
Kumpulan Puisi Kamar: deru sirandu! ENTAH, SIAPA MERAYU * hanya aku ketika engkau pergi entah, siapa merayu dengan wewangi dengar alun cumbu berduri rindu! Widuri Asri-Pemalang, 2001. * Dimuat di HU Kedaulatan Rakyat-Yogyakarta, 1 Juli 2001. 6
TAK ADA SAJAK * ketika waktu tak berjarak orang-orang bijak sibuk tinggalkan jejak meramu peradaban purba di atas kaca yang merana sandarkan bayangan ke murka pada bebatuan yang hilang kekuatan dari bongkah-bongkah serakah memperaduk-aduk gairah nyali yang lepas mendera petaka tak berbatas di persimpangan jalan tanpa ada beban selancar bak main salju meluncur haru biru tak ada sajak yang ada hanya sungai bersolek terdengar suara tembakan meramu kesunyian Pemalang, 2001. * Dimuat di HU Kedaulatan Rakyat-Yogyakarta, 1 Juli 2001. 7
TERBACA SUDAH ** terbaca sudah cinta nuranimu, Wi kandas di baris muda seperti sebuah silau tapi kasat mata dan beragam sepi apa yang hendak kau pungkiri diri o, bukan kau hanya lari dari kejenuhan dan menanti duri! Sirandu-Pemalang, 1990. ** Dimuat di Cempaka Minggu Ini; 18-24 Juli 1990. 8
SEBERKAS TUNTAS ** seperti Wi datang dan pergi menyilau di bola mata mengukuhkan keberadaan batin yang tak sempat tercatat haus terbaca dan janji-janji abadi dan kemungkinan terlupa seperti padang yang luas berjalan menghabiskan angan tak pernah sampai tuntas terjelajah dan menari dulu, seperti itu sejuk menghijaukan cinta kita! Sirandu-Pemalang, 1990. ** Dimuat di Cempaka Minggu Ini; 18-24 Juli 1990. 9
Elegi Lepas *** rokok siapa sebatang kara tak pernah disulet asa tapi, kepulnya menyala hilang pembungkus akankah tak berbekas? ***Dimuat di Suara Karya; Minggu III September 1992. 10