BAB I PENDAHULUAN. emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra juga berfungsi sebagai hiburan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Menurut Syamsuddin (2009:14), metode penelitian merupakan cara pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

PANDANGAN DUNIA PENGARANG DALAM KUMPULAN PUISI BLUES UNTUK BONNIE KARYA RENDRA (KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK)

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia (Semi, bahasa sebagai mediumnya (Sugono, 2008:129).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM KAMAR GELAP KARYA EFEK RUMAH KACA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra juga berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman batin bagi pembacanya. Karya seni sastra sangatlah lazim dalam memanfaatkan bahasa sebagai mediumnya, maka bahasa sastra memiliki nilai yang begitu kompleks. Bahasa sastra menjadi media utama untuk mengekspresikan berbagai ide sastrawan, dengan demikian bahasa sastra juga menjadi alat bagi sastrawan sebagai penyalur untuk menyampaikan ide-ide kepada pembaca. Karya sastra selalu menghadirkan nilai seni yang ekspresif dalam bahasanya. Penyimpangan bahasa dalam sastra bukanlah hal yang tabu, karena dengan ketidaktabuan tersebut pembaca dapat menikmati, mengaktualkan, dan memperluas kosa kata dalam karya sastra tersebut. Selain itu pengarang juga ingin mencapai efek estetik dan mengedepankan sesuatu yang dituturkan. Menurut Wellek dan Warren (1993:15) bahasa sastra memiliki beberapa ciri khas, yakni penuh ambiguitas dan homonim, memiliki kategorikategori yang tidak beraturan dan tidak rasional seperti jender, penuh dengan 1

2 asosiasi, mengacu pada ungkapan atau karya sastra yang diciptakan sebelumnya atau konotatif sifatnya. Dalam karya sastra, stilistika dipakai pengarang sebagai sarana retorika dengan mengeksploitasi, memanipulasi dan memanfaatkan potensi bahasa. Menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Al-Ma ruf, 2010:3), sarana retorika itu bermacam-macam dan setiap sastrawan memiliki kekhususan dalam menggunakan karyanya. Makna karya sastra tidak terlepas dari pemakaian bahasa di dalamnya. Salah satu genre karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Pada dasarnya puisi merupakan salah satu media ekspresi untuk meluapkan bentuk perasaan seseorang. Dengan demikian, kehadiran puisi dalam kehidupan manusia tidak hanya memberikan nuansa keindahan, melainkan menghadirkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Penulis akan mengkaji tentang bahasa majas dan citraan dalam kumpulan puisi Bules untuk Bonnie karya W.S. Rendra berserta pemaknaannya dalam tesis ini. Kehadiran majas dan citraan dalam sebuah puisi merupakan cara pengarang dalam memanfaatkan bahasa untuk memeroleh efek estetis dengan pengungkapan gagasan secara khas yang menyarankan pada makna literal. Selanjutnya tesis ini juga akan membahas tentang pemaknaan dari kumpulan puisi Rendra menggunakan kajian sosiologi.

3 W.S. Rendra merupakan seorang sastrawan yang fenomenal. Kupulan puisinya sangat beragam, mulai dari puisi balada, romantik sampai dengan puisi yang berbau kritik sosial budaya. Bisa dikatakan puisi-puisi Rendra memiliki warna tersendiri dalam dunia sastra. Hal tersebut dapat dilihat pada pemilihan kata dalam puisi Rendra yang cenderung memakai kata-kata yang bermakna polos, denotatif tetapi bermakna padat dan tepat. Selain itu puisi Rendra juga kaya akan penggunaan majas dan citraan. Menurut Soemanto (dalam Prosiding Seminar Nasional, 2011:3) kemampuan Rendra menciptakan beraneka ragam puisi dilandasi oleh berbagai hal. Kemampuannya menciptakan puisi-puisi balada yang indah serta romantis dipengaruhi oleh kemampuannya bermain drama, sedangkan pada saat yang bersamaan beliau sedang mengalami masa kehidupan remaja yang romantis. Sementara puisi-puisi yang berisikan tentang kritikan, didasari oleh pengalaman Rendra dalam membaca buku-buku ekonomi, politik, dan ilmu sosial lainnya. Krisna (dalam Mohamad, 2004:39) mengemukakan kelebihan Rendra dalam membawakan puisinya adalah pada segi dramatiknya karena dia seorang dramawan. Puisi-puisi yang dibawakannya bermula dari tempo yang lamban, mencapai klimaks dan kemudian menurun antiklimaks. Penciptaan karya milik Rendra sebagian besar merupakan perlawanan terhadap kemiskinan, dogmatisme, formalitas agama yang beku, kesewenangan, korupsi, dan lain-lain. Sajak-sajaknya tersebut lahir tidak dikonsep dulu, tetapi lahir seperti mengalirnya suara hati dan proses kejiwaannya. Pembawaan

4 bahasa dalam karyanya juga sederhana, namun kaya akan pengungkapan dan kedalaman isinya. Bagi Teeuw (dalam Waluyo, 1991:112) sajak-sajak Rendra berisi tentang pembelaan martabat kemanusiaan bagi orang-orang tersingkir seperti pelacur, perampok, pembunuh, wanita yang kesepian, dan orang gila sebagai nabi perikemanusiaan selama 25 tahun terakhir di Indonesia. Sikapnya yang gigih dalam membela kaum tersingkir, orang orang terhormat yang seharusnya mendapatkan tempat sebagai tokoh yang baik, oleh Rendra ditempatkan pada posisi yang tidak menyenangkan. Sajak-sajak Rendra pada hakikatnya berisi tentang balada-balada. Kumpulan puisi Rendra, antara lain Ballada Orang-orang Tercinta, Empat Kumpulan Saja, Blues untuk Bonnie, Sajak-sajak Sepatu Tua, Potret Pembangunan dalam Puisi, Nyanyian Orang Urakan, dan Disebabkan oleh Angin. Dipilihnya kumpulan puisi Blues untuk Bonnie ini sebagai sumber data penelitian karena isi dalam puisi ini memaparkan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan setiap manusia, misalnya ketika Rendra menyinggung realitas sosial yang dibumbui dengan unsur seks, kemudian melahirkan puisi Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta, Blues untuk Bonnie, Rick dari Corona. Selain itu dalam kumpulan puisi ini juga terdapat unsur spiritualitas, sebagaimana beliau berbicara dengan sudut pandang agamnya yang pada saat itu Rendra masih memeluk agama Khatolik sehingga lahirlah puisi yang berjudul Khotbah dan Nyanyian Angsa.

5 Kumpulan puisi Blues untuk Bonnie ini berisi tentang kritikan Rendra didasari oleh pengalamannya membaca buku-buku ekonomi, polotik, dan ilmu sosial lainnya. Adapun puisi yang berjudul Kupanggili Namamu, secara tidak langsung mengilustrasikan suatu pemberontakan rakyat kepada Pemerintah. Rendra menganggap Pemerintah mengabaikan suara-suara rakyat sehingga tercipta suatu sistem Pemerintahan yang otoriter. Hal yang menjadi daya pikat dari kumpulan puisi Blues untuk Bonnie adalah berlatar atau menggambarkan suasana di Amerika Serikat. Rendra menuangkan imajinasinya tersebut ke dalam sajak-sajaknya ketika beliau memperdalam pengetahuan mengenai drama dan teater di American Academy of Dramatical Arts, Amerika Serikat pada tahun 1964 sampai dengan tahun 1967. Singkatnya suasana Amerika sangat kental tertuang dalam puisi Blues untuk Bonnie sehingga kumpulan puisi ini sangat menarik untuk dikaji baik dari segi keindahan bahasanya maupun pemaknaannya. Kumpulan puisi yang berjudul Blues untuk Bonnie, di dalamnya terdapat judul-judul puisi yang sungguh ekspresif di antaranya, puisi yang berjudul (1) Kupanggili Namamu, (2) Kepada MG, (3) Nyanyian Duniawi, (4) Nyanyian Suto untuk Fatima, (5) Nyanyian Fatima untuk Suto, (6) Blues untuk Bonnie, (7) Rick dari Corona, (8) Kesaksian Tahun 1967, (9) Pemandangan Senjakala, (10) Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta, (11) Pesan Pencopet Kepada Pacarnya, (12) Nyanyian Angsa, dan (13) Khotbah.

6 Ketiga belas puisi dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie tersebut banyak mengandung majas dan citraan. Berikut ini merupakan contoh majas personifikasi yang terdapat pada puisi yang berjudul Kupanggili Namamu. Angin pemberontakan Menyerang langit dan bumi ( Kupanggili Namamu ) Berdasarkan contoh di atas tampak jelas penggunaan majas personifikasi yang terdapat pada kalimat angin pemberontakan menyerang langit dan bumi, yang artinya angin yang merupakan benda yang tidak bernyawa disandingkan dengan kalimat pemberontakan menyerang langit dan bumi. Pemberontakan dan menyerang merupakan salah satu perbuatan manusia, tetapi dalam puisi ini, Rendra menyandingkan benda yang tidak bernyawa (angin) dengan perbuatan manusia, yaitu pemberontakan dan menyerang. Dengan kata lain angin tersebut memiliki kekuatan seperti manusia yang mampu memberontak, menyerang langit dan bumi. Selanjutnya kehadiran citraan juga banyak digunakan Rendra dalam setiap puisinya. Berikut ini merupakan contoh citraan perabaan yang terdapat pada puisi yang berjudul Rick dari Corona. Pegang pinggulku. Rasakan betapa lunak dan penuhnya. Namaku Betsy. Ya. Ya. ( Rick dari Corona ) Penggalan puisi di atas menggambarkan citraan perabaan yang terdapat dalam kalimat pegang pinggulku, rasakan betapa lunak dan penuhnya. Kata rasakan merupakan asonansi dari citraan perabaan karena seolah-olah pembaca diajak ikut meraba betapa lunak dan penuhnya pinggul Betsy.

7 Penggunaan majas dan citraan dalam puisi W.S. Rendra bertujuan untuk menghidupkan atau menyegarkan suasana yang terdapat dalam masingmasing puisi miliknya. Selain itu, kehadiran majas dan citraan membuat pembaca lebih mudah memahami maksud dan menangkap pesan yang terkandung dalam puisi yang diciptakan oleh pengarang. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan mempelajari serta menyusun tesis dengan judul Majas dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Blues untuk Bonnie Karya W.S Rendra dan Pemaknaannya: Kajian Stilistika dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA. B. Fokus Kajian Fokus dalam penelitian ini adalah majas dan citraan dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. Fokus tersebut, dirinci menjadi enam subbab yang sesuai dengan latar belakang di atas. 1. Latar sosiohistoris pengarang. 2. Pemanfaatan majas dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. 3. Pemanfaatan citraan dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. 4. Pemaknaan majas dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra.

8 5. Pemaknaan citraan dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. 6. Implementasi majas dan citraan dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA. C. Tujuan Penelitian Ada enam tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan latar sosiohistoris pengarang. 2. Mendeskripsikan pemanfaatan majas dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. 3. Mendeskripsikan pemanfaatan citraan dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. 4. Mendeskripsikan pemaknaan majas dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. 5. Mendeskripsikan pemaknaan citraan dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra. 6. Mendeskripsikan implementasi majas dan citraan dalam kumpulan puisi Blues untuk Bonnie karya W.S. Rendra sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA.

9 D. Manfaat Penelitian Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat. Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan acuan dalam penelitian karya sastra berikutnya khususnya majas dan citraan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi seniman, khususnya pencipta puisi, yaitu agar memperoleh pengetahuan dalam menggunakan bahasa sebagai ungkapan untuk mengeluarkan ide, pesan dan kritikan dengan bahasa yang santun sesuai dengan kaidah dalam bahasa. b. Bagi masyarakat, khususnya pecinta sastra yaitu agar dapat dijadikan sumber informasi yang mengulas tentang bahasa figuratif dalam sebuah kalimat yang terdapat pada puisi. c. Bagi peneliti lain, agar dapat menambah wawasan ilmu dalam menelaah puisi dan mengekspresikannya sebagai hasil budanya bangsa.