FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PMETODE MENGAJAR GURU, MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI. Emi Fitria

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA, MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR. (Artikel) Oleh: SIS SUBAGYO SAMPUR PRASETYO ( )

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini diuraikan mengenai pendekatan penelitian, populasi,

HUBUNGAN SIKAP BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

kata kunci: hasil belajar, kemandirian belajar, sikap belajar.

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Arnold Rama Ardiansyah ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI DAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN MELALUI SIKAP TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI GAMBAR TEKNIK DI SMK N 2 PENGASIH

PENGARUH TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, PERSEPSI METODE MENGAJAR MELALUI MINAT TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan

HUBUNGAN KETERAMPILAN HITUNG, PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR, CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MENURUT PERSEPSI SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA DI SMP N 4 SLEMAN JURNAL SKRIPSI

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN EMOTIONAL QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA N 4 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, PEMANFAATAN SARANA TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Pemi Zurriyatina ( )

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD SE- KECAMATAN PREMBUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 07 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNS

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR

OLEH : DELVIZA SURYANI

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA KELAS XII SMA NEGERI 16 PADANG

PENGARUH KESULITAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Kata Kunci : metode mengajar, motivasi belajar, aktivitas belajar, hasil belajar.

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGARUH PERAN ORANG TUA DAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh VRISCA DYAH KURNIATI FITRIA AKHYAR SUGIMAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

E-JURNAL. Oleh : ERIK NOVRIZAL

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Sejarah di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR DAN KETERSEDIAAN SARANA TERHADAP HASIL BELAJAR. Jurnal. Oleh. Revi Firnando

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

PENGARUH PEMANFAATAN INTERNET, LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA, DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN SARANA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 11 PEKANBARU

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH, BUDAYA MEMBACA, KOMPETENSI GURU, TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO ABSTRACT

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SDN SE-KECAMATAN KEBUMEN

Oleh YULIYANTO A

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH MICROTEACHING MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

KONTRIBUSI MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2015/ 2016

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1 Oleh Dapriansyah 1, R. Gunawan Sudarmanto 2, Eddy Purnomo 3 The research used quantitative approach. To collecting the data used questionnaire and documentation. To evaluate the hypothesis, the research used simple regression analysis and multiple regression analysis. Population of research learners about 130 learners by sampling random technique and sample 97 learners. The result of research there is positive influence and learner perception about teaching method of teacher through social science study ambition significantly, positive influence and school condition through social science study ambition significantly, positive influence and emotional management through social science study ambition significantly, positive influence and study ways through social science study ambition significantly, positive influence and learners perception about teaching method of teacher, school condition, emotional management, and study ways together through social science study ambition. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Populasi penelitian ini adalah peserta didik sejumlah 130 dengan jumlah sampel 97 peserta. Hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar IPS, terdapat pengaruh positif dan signifikan iklim sekolah terhadap minat belajar IPS, terdapat pengaruh positif dan signifikan pengelolaan emosi terhadap minat belajar IPS, terdapat pengaruh positif dan signifikan cara belajar terhadap minat belajar IPS, terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru, iklim sekolah, pengelolaan emosi dan cara belajar secara bersama-sama terhadap minat belajar IPS. Kata kunci: persepsi peserta didik, iklim sekolah, pengelolaan emosi, cara belajar, minat belajar IPS 1 Dapriansyah. Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Email: davri_ansyah@yahoo.co.id HP 085269454658. 2 R. Gunawan Sudarmanto. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624. Email: rgunawan_sudarmanto@yahoo.com 3 Eddy Purnomo. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624.

2 PENDAHULUAN Berdasarkan hasil pra penelitian tentang minat terhadap mata pelajaran IPS yang didapat dari 130 peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai, terlihat bahwa rata-rata minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS masih rendah yaitu: 3.11% menyatakan bahwa mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang paling disukai, 8.49% peserta didik menyatakan bahwa mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang hampir paling disukai, 54,49% memilih kategori agak disukai, 23,65% memilih kategori hampir tidak disukai, dan 10,27% peserta didik memilih kategori paling tidak disukai. Salah satu indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Namun untuk mencapai hasil belajar yang maksimal tentunya peserta didik harus memiliki minat belajar yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik kelas VIII SMPN 3 Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Daftar Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Ulangan Umum Bersama Semester Ganjil pada SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012-2013 Kelas Jumlah Siswa Rata-rata nilai siswa Mencapai nilai KKM Tidak mencapai nilai KKM Persentase tidak mencapai nilai KKM 8.1 30 48 8 22 73,33% 8.2 31 56 10 21 67,74% 8.3 35 46 9 26 74,28% 8.4 34 55 11 23 67,65% Jumlah 130 51 38 92 Sumber: Dokumentasi Guru IPS Berdasarkan Tabel 1.1 di atas ternyata hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari kelas 8.1 terdapat 22 orang atau 73,33%, kelas 8.2 terdapat 21 orang atau 67,74%, kelas 8.3 terdapat 26 orang atau 74,28% dan kelas 8.4 terdapat 23 orang atau 67,65% yang tidak mencapai KKM sehingga jumlah keseluruhannya 92 orang.

3 Rendahnya hasil belajar IPS yang diterima peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah minat belajar yang berfungsi untuk mencapai tujuan maupun cita-cita yang ingin mereka capai. Gejala kurangnaya minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Faktor Ekstern yang diduga mempengaruhi minat belajar IPS adalah persepsi siswa tentang metode mengajar guru kurang baik dan iklim sekolah yang kurang kondusif, sedangkan faktor intern yang diduga mempengaruhi minat belajar IPS adalah kecerdasan emosional peserta didik yang masih rendah dan cara belajar peserta didik yang kurang baik. Selama ini, minat belajar peserta didik di SMPN 3 Terusan Nunyai terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih tergolong sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada sikap peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri, bahkan ada sebagian peserta didik yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Selain itu Nampak juga dengan sikap peserta didik yang pasif dan berpartisifasi kurang, beberapa peserta didik kurang antusias dalam mengerjakan soal latihan IPS yang diberikan pendidik, terlihat peserta didik tidak segera mengerjakan soal latihan dan kurang menyimak materi dengan baik dan ketika pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, tidak ada peserta didik yang mengajukan pertanyaan, sehingga menjadi kesulitan ketika mengerjakan soal latihan. Akibat kurangnya perhatian dan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berdampak juga pada hasil belajar yang mereka capai, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari rata-rata perolehan nilai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang telah ditetapkan sekolah kurang dari batas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik SMP Negeri 3 Terusan Nunyai, 2012 : 17). Metode yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai masih monoton, kebanyakan metode yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran hanya metode ceramah, tanya jawab, dan metode pemberian tugas. Ketika pendidik menggunakan metode ceramah secara terus-menerus dalam proses pembelajaran IPS, peserta didik merasa bosan sehingga

4 mengalami kejenuhan dan kesulitan dalam belajar yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar menjadi kurang baik. Metode mengajar yang diterapkan oleh pendidik dapat menimbulkan persepsi pada setiap peserta didik. Pada umumnya peserta didik yang memiliki persepsi positif terhadap metode mengajar pendidik akan merasa senang dalam mengikuti pelajaran sehingga peserta didik akan memperhatikan pendidiknya ketika menyampaikan materi pelajaran dan ikut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jika peserta didik memiliki persepsi negatif terhadap metode mengajar pendidik, maka peserta didik kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh pendidik dan sulit untuk memahami apa yang akan diajarkan oleh pendidiknya sehingga akan mempengaruhi minat belajar. Iklim Sekolah di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah terutama dimensi hubungan masih perlu ditingkatkan, khususnya hubungan antar peserta didik dan pendidik. Berdasarkan wawancara dan pengamatan peneliti, iklim sekolah di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai khususnya dalam kelas masih dirasakan oleh peserta didik kurang nyaman dan kurang harmonis, hal ini dapat terlihat dari seringnya peserta didik kehilangan barang-barang berharga mereka seperti uang, hand phone dan buku-buku pelajaran, sering terjadinya perselisihan antara peserta didik dengan peserta didik yang berakhir dengan perkelahian di antara mereka, serta pendidik cenderung memperhatikan peserta didik yang lebih pandai dalam proses pembelajaran, memberikan PR yang terlalu banyak, serta terlalu banyak mencatat materi pelajaran di papan tulis. Gejala ketidaknyamanan dan ketidakharmonisan di antara komponen sekolah terutama peserta didik ini jelas dapat menimbulkan minat belajar peserta didik berkurang khususnya dalam pembelajaran IPS. Hal tersebut tentunya merupakan permasalahan yang perlu segera dicari jalan penyelesaiannya. Iklim kelas yang kondusif memungkinkan minat belajar peserta didik menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadiyanto (2000: 15) yang menyatakan bahwa iklim kelas sangat erat hubungannya antara guru dengan peserta didik, hubungan peserta didik dengan peserta didik yang menjadi ciri khusus dalam kelas yang mempengaruhi minat belajar peserta didik. Selama ini, banyak orang beranggapan untuk sukses dalam belajar dan mendapatkan hasil yang optimal diperlukan pengelolaan emosi yang baik. Hal ini karena pengelolaan emosi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam

5 belajar dan pada gilirannya akan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Kenyataannya, dalam proses pembelajaran di sekolah sering ditemukan peserta didik yang tidak dapat meraih hasil belajar yang setara dengan kemampuan intelektualnya. Ada peserta didik yang mempunyai kemampuan intelektual tinggi namun memperoleh hasil belajar yang relatif rendah, tetapi ada peserta didik yang walaupun kemampuan intelektualnya relatif rendah, dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi. Pengelolaan emosi memiliki peran penting dalam belajar karena belajar tidak hanya menyangkut peserta didik dengan buku saja, tetapi juga melibatkan peserta didik dengan peserta didik lain, dan peserta didik dengan pendidik. Pendidik sering melupakan bahwa proses pembelajaran di sekolah merupakan proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak hal yang perlu dibenahi di sekolah, terutama dalam proses pembelajaran diperlukan kemampuan mengelola emosi untuk kelancaran proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Namun sangat di sayangkan, yang terjadi di sekolah banyak peserta didik yang tidak mencerminkan kecakapan mengelola emosi dan ini biasanya akan mengganggu proses pembelajaran terutama dalam hal minat belajar peserta didik terhadap materi yang disampaikan pendidiknya. Kurang baiknya pengelolaan emosi peserta didik ini ditandai dengan banyaknya pelanggaran disiplin yang dilakukan peserta didik. Menurut Goleman (2002: 330) anak yang mengalami kemorosotan emosi akan menunjukkkan masalah seperti menarik diri dari pergaulan, cemas dan depresi, bermasalah dalam perhatian dan berfikir, nakal serta agresif. Setiap peserta didik pasti memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Tingkat pemahaman dan penguasaan materi dipengaruhi oleh cara belajar peserta didik. Peserta didik yang cara belajarnya baik, maka akan baik pula tingkat pemahaman dan penguasaan materinya, sehingga minat belajar peserta didik yang cara belajarnya baik akan menjadi baik pula, baik tingkat pemahaman dan penguasaan materi maupun hasil belajarnya. Sebaliknya, jika cara belajar peserta didik kurang baik maka tidak akan mampu untuk memahami dan menguasai materi sehingga minat belajarnya rendah dan hasil belajarnya akan menjadi kurang baik pula. Cara belajar yang efisien dimulai dari diri sendiri yaitu belajar dengan teratur, disiplin, dan konsentrasi pada saat mengikuti pelajaran. Oleh karena itu untuk membantu

6 meningkatkan minat belajar peserta didik agar dapat menjadi lebih optimal, maka faktor-faktor tersebut hendaknya dapat difungsikan secara maksimal sehingga pada akhirnya hasil belajar yang diraih peserta didik akan menjadi lebih baik. Cara belajar merupakan cara bagaimana peserta didik melakukan kegiatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan cara balajar yang baik pula, namun pada kenyataanya masih ada peserta didik yang belum mempunyai cara belajar yang baik. Menurut Gie (2004: 34) kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh, cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar. Sementara Slameto (2003: 25) mengemukakan bahwa faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih banyaknya peserta didik yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari peserta didik yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar IPS (2) mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap minat belajar IPS (3) mengetahui pengaruh pengelolaan emosi terhadap minat belajar IPS (4) mengetahui pengaruh cara belajar terhadap minat belajar IPS (5) mengetahui pengaruh persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru, iklim sekolah, pengelolaan emosi dan cara belajar terhadap minat belajar IPS. METODE PENELITIAN Penelitian Ini termasuk dalam penelitian expost facto, menurut Sukardi (2005: 15) penelitian expost facto merupakan penelitian yang berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan variabel yang diteliti. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang artinya semua informasi atau data yang diperoleh diwujudkan dengan angka dan analisis yang digunakan adalah analisis statistik. Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik, sedangkan objek penelitian ini yaitu persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru, iklim sekolah, pengelolaan emosi, cara belajar dan minat belajar IPS. Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII yang berjumlah

7 130 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian berjumlah 97 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah. Dipilihnya lokasi ini sebagai daerah penelitian didasarkan pada pertimbangan (1) SMP Negeri 3 Terusan Nunyai nilai IPS peserta didik tergolong rendah, (2) minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS sangat rendah dan (3) peneliti bertugas di sekolah tersebut sehingga diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian. Pengujian hipotesis 1, 2, 3 dan 4 menggunakan regresi linier sederhana dengan menguji signifikansi uji t, sedangkan pengujian hipotesis ke 5 menggunakan regresi linier ganda dengan keberartian regresi ganda diuji dengan uji F. Dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data tentang variabel-variabel penelitian menggunakan perhitungan statistik dengan uji persyaratannya adalah (1) normalitas, (2) homogenitas, (3) linieritas, (4) multikoliniearitas, (5) autokorelasi, dan (6) heteroskedastisitas (Sudarmanto, 2008: 104). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Persyaratan Hasil uji persyaratan dalam penelitian ini (1) Uji normalitas X 1, dari hasil perhitungan diperoleh angka signifikansi p = 0,200, sehingga p > 0,05. Dengan demikian, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas X 2, dari hasil perhitungan diperoleh angka signifikansi p = 0,200, sehingga p > 0,05. Dengan demikian, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas X 3, dari hasil perhitungan diperoleh angka signifikansi p = 0,073, sehingga p > 0,05. Dengan demikian, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Normalitas X 4, dari hasil perhitungan diperoleh angka signifikansi p = 0,088, sehingga p > 0,05. Dengan demikian, sampel dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas Y, dari hasil perhitungan diperoleh angka signifikansi p = 0,119, sehingga p > 0,05. Dengan demikian, sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (2) Uji homogenitas, berdasarkan hasil perhitungan tes of homogeneity of variances untuk variabel persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru dengan signifikansi 0,222 > 0,05, variabel iklim sekolah dengan signifikansi 0,108 > 0,05, variabel pengelolaan emosi dengan

8 signifikansi 0,075 > 0,05 dan variabel cara belajar dengan signifikansi 0,133 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru, iklim sekolah, pengelolaan emosi dan cara belajar adalah homogen. (3) Uji kelinieran X 1 terhadap Y, dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,399 > 0,05, berarti hubungan antara variabel persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru dengan minat belajar IPS adalah linier. Uji kelinieran X 2 terhadap Y, dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,615 > 0,05, berarti hubungan antara variabel iklim sekolah dengan minat belajar IPS adalah linier. Uji kelinieran X 3 terhadap Y, dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,442 > 0,05, berarti hubungan antara variabel pengelolaan emosi dengan minat belajar IPS adalah linier. Uji kelinieran X 4 terhadap Y, dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,673 > 0,05, berarti hubungan antara variabel cara belajar dengan minat belajar IPS adalah linier. (4) Uji multikolonieritas, berdasarkan hasil perhitungan nilai signifikansi untuk seluruh variabel bebas diperoleh seluruhnya > alpha yang ditetapkan, dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi hubungan linier di antara variabel bebasnya. (5) Uji autokorelasi, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil nilai D (1,789), nilai tersebut dapat dinyatakan mendekati 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam regresi antara variabel bebas persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru (X 1 ), iklim sekolah (X 2 ), pengelolaan emosi (X 3 ), dan cara belajar (X 4 ) terhadap minat belajar IPS (Y) tidak terjadi autokorelasi. (6) Uji heterokedastisitas, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai probabilitas keempat variabel bebas > α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh tidak terdapat adanya heterokedastisitas. Uji Hipotesis Hipotesis pertama antara (X 1 terhadap Y), berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung > t tabel yaitu 7,704 > 1,985. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar IPS. Persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru yang baik (positif) akan dapat meningkatkan minat belajar IPS dalam proses pembelajaran di sekolah. Hipotesis kedua antara (X 2 terhadap Y), berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung > t tabel yaitu 6,227 > 1,985. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang

9 signifikan antara iklim sekolah terhadap minat belajar IPS. Iklim sekolah yang baik serta kondusif dapat meningkatkan minat belajar IPS dalam proses pembelajaran di sekolah. Hipotesis ketiga antara (X 3 terhadap Y), berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung > t tabel yaitu 8,846 > 1,985. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengelolaan emosi terhadap minat belajar belajar IPS. Pengelolaan emosi yang baik dapat meningkatkan minat belajar IPS dalam proses pembelajaran di sekolah. Hipotesis keempat antara (X 4 terhadap Y, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung > t tabel yaitu 7,717 > 1,985. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara cara belajar terhadap minat belajar IPS. Cara belajar yang baik dapat meningkatkan minat belajar IPS dalam proses pembelajaran di sekolah. Hipotesis kelima antara (X 1, X 2, dan X 3, X 4 terhadap Y), berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung > F tabel yaitu 17,647 > 3,09. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru, iklim sekolah, pengelolaan emosi dan cara belajar secara bersama-sama terhadap minat belajar IPS. Pembahasan Pengaruh persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru (X 1 ) terhadap minat belajar IPS (Y). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dari nilai analisis regresi sederhana (satu prediktor) diperoleh harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,587 dan harga koefisen determinasi (r2) sebesar 0.345. Setelah dilakukan uji t diperoleh thitung sebesar 7,704 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,985. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar IPS. Besarnya sumbangan persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar IPS ditunjukkan dengan hasil analisis regresi ganda yang ditemukan besarnya sumbangan efektif sebesar 1,91%. Semakin tinggi (positif) persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru akan semakin tinggi pula minat belajar IPS, dan sebaliknya jika persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru semakin rendah (negatif) maka minat belajar IPS akan semakin rendah pula.

10 Pengaruh iklim sekolah (X 2 ) terhadap minat belajar IPS (Y). Hasil perhitungan kedua pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan iklim sekolah terhadap minat belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dari nilai analisis regresi sederhana satu prediktor, diperoleh harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,538 dan harga koefisen determinasi (r2) sebesar 0,290. Setelah dilakukan uji t, diperoleh t hitung sebesar 6,227 dan t tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,985. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung >t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan iklim sekolah terhadap minat belajar IPS. Besarnya sumbangan iklim sekolah terhadap minat belajar IPS ditunjukkan dengan hasil analisis regresi ganda yang ditemukan besarnya sumbangan efektif sebesar 1,13%. Semakin baik dan kondusif iklim sekolah maka akan semakin tinggi pula minat belajar IPS, dan sebaliknya jika iklim sekolah kurang baik dan tidak kondusif maka semakin rendah pula minat belajar IPS. Pengaruh pengelolaan emosi (X 3 ) terhadap minat belajar IPS (Y). Hasil perhitungan ketiga pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pengelolaan emosi terhadap minat belajar IPS. Hasil ini ditunjukkan dari nilai analisis regresi satu prediktor, diperoleh harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,657 dan harga koefisen determinasi (r2) sebesar 0,431. Setelah dilakukan uji t, diperoleh t hitung sebesar 8,486 dan t tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,985. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung >t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pengelolaan emosi terhadap minat belajar IPS. Besarnya sumbangan pengelolaan emosi terhadap minat belajar IPS ditunjukkan dengan hasil analisis regresi ganda yang ditemukan besarnya sumbangan efektif sebesar 35,89%. Semakin baik pengelolaan emosi peserta didik maka akan semakin baik pula minat belajar IPS peserta didik. Pengaruh cara belajar (X 4 ) terhadap minat belajar IPS (Y). Hasil perhitungan keempat pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan cara belajar terhadap minat belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi satu prediktor, diperoleh harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,621 dan harga koefisen determinasi (r 2 ) sebesar 0,385. Setelah dilakukan uji t, diperoleh t hitung sebesar 7,717 dan t tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,985. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung >t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

11 pengaruh positif dan signifikan cara belajar terhadap minat belajar IPS. Besarnya sumbangan cara belajar terhadap minat belajar IPS ditunjukkan dengan hasil analisis regresi ganda yang ditemukan besarnya sumbangan efektif sebesar 4,27%. Semakin baik cara belajar maka akan semakin baik pula minat belajar IPS peserta didik. Pengaruh Persepsi Peserta didik Tentang Metode Mengajar Guru (X 1 ), Iklim Sekolah (X 2 ), Pengelolaan Emosi (X 3 ), dan Cara Belajar (X 4 ) Terhadap Minat Belajar IPS (Y). Hasil perhitungan kelima pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru (X 1 ), iklim sekolah (X 2 ), pengelolaan emosi (X 3 ), dan cara belajar (X 4 ) terhadap minat belajar IPS (Y). Hasil ini ditunjukkan dari analisis regresi ganda empat prediktor, ditemukan harga koefisien korelasi (R) sebesar 0,657 dan harga koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,432. Setelah dilakukan uji F diperoleh harga Fhitung sebesar 17,467 dan harga Ftabel sebesar 3,09 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung >Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru (X 1 ), iklim sekolah (X 2 ), pengelolaan emosi (X 3 ), dan cara belajar (X 4 ) terhadap minat belajar IPS (Y) peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Terusan Nunyai Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012-2013. Melalui analisis regresi empat prediktor, dapat diketahui pula sumbangan efektif dari persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru (X 1 ), iklim sekolah (X 2 ), pengelolaan emosi (X 3 ), dan cara belajar (X 4 ) terhadap minat belajar IPS (Y) sebesar 43,20%, sedangkan sisanya berasal dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Semakin positif (baik) persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru dan semakin kondusif iklim sekolah maka akan semakin baik pula minat belajar peserta didik. Semakin baik pengelolaan emosi dan semakin baik cara belajar peserta didik maka akan semakin baik pula minat belajar peserta didik. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dikemukan sebagai berikut. (1) Persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru akan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, khususnya dalam mata pelajaran IPS, Berdasarkan hasil analisis dalam uji hipotesis terdapat pengaruh positif dan signifikansi persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru terhadap minat belajar IPS. Semakin positif (baik) persepsi

12 peserta didik tentang metode mengajar guru maka akan semakin baik pula minat belajar IPS peserta didik. (2) Iklim sekolah yang kondusif dalam proses pembelajaran di kelas akan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, khususnya dalam mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil analisis dalam uji hipotesis terdapat pengaruh positif dan signifikan iklim sekolah terhadap minat belajar IPS. Semakin baik dan kondusif iklim sekolah maka akan semakin baik pula minat belajar IPS peserta didik. (3) Pengelolaan emosi memiliki peran penting dalam belajar karena belajar tidak hanya menyangkut peserta didik dengan buku saja, tetapi juga melibatkan peserta didik dengan peserta didik lain, dan peserta didik dengan pendidik. Berdasarkan hasil analisis dalam uji hipotesis terdapat pengaruh positif dan signifikan pengelolaan emosi terhadap minat belajar IPS. Semakin baik pengelolaan emosi peserta didik maka akan semakin baik pula minat belajar IPS peserta didik. (4) Cara belajar peserta didik yang baik akan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, khususnya dalam mata pelajaran IPS. Peserta didik yang cara belajarnya baik, maka akan baik pula tingkat pemahaman dan penguasaan materinya, sehingga minat belajar peserta didik akan menjadi baik pula. Semakin baik cara belajar maka akan semakin baik pula minat belajar IPS peserta didik. (5) Minat belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor ekstern maupun faktor intern. Faktor ektern dalam penelitian ini adalah persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru dan iklim sekolah, sedangkan faktor intern adalah pengelolaan emosi dan cara belajar. Semakin positif (baik) persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru dan semakin kondusif iklim sekolah maka akan semakin baik pula minat belajar peserta didik. Semakin baik pengelolaan emosi dan semakin baik cara belajar peserta didik maka akan semakin baik pula minat belajar peserta didik. Berdasarkan analisis dalam uji hipotesis terdapat pengaruh positif dan signifikansi persepsi peserta didik tentang metode mengajar guru (X 1 ), iklim sekolah (X 2 ), pengelolaan emosil (X 3 ) dan cara belajar (X 4 ) terhadap minat belajar IPS (Y).

DAFTAR RUJUKAN 13 Gie, The Liang. 2004. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Goleman, Daniel. (2002). Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama Nasution, Noehi. 1992. Membangkitkan Minat Belajar Anak. Jakarta: Penerbit Bina Aksara. Hadiyanto. 2000. Iklim Sekolah, iklim kelas: Teori dan aplikasi. Padang: UNP Padang. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sudarmanto, R Gunawan. 2004. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY PRESS. Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.