perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan Islam perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik anaknya terutama dalam pendidikan agamanya. Pendidikan. pondasi atau landasan dalam diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan era yang ditandai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan pengajaran. Dan hal itu tidak saja untuk diri pribadi para. nabi, tetapi juga diwariskan kepada seluruh umatnya.

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. baik penjajahan fisik maupun non fisik atau termasuk ideologi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. hukum-hukum agama sebagaimana dalam Hadits Rasulullah salallahu alaihi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masjid kampus dan lain sebagainya. Masjid didirikan untuk. hidup dan energi kehidupan umat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam pendidikan, maka sejak

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Setiap orang sejak awal sampai akhir sangat berurusan

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah Bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah investigasi sitematik yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat utama dalam menentukan sikap dan perilaku. bangunan yang tidak permanen yang menggunakan bahan-bahan rapuh, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. benar, bersih dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM (Kajian Deskriptif tentang Pembentukan Kemandirian Belajar Anak Asuh di Panti Asuhan Nur Hidayah Banyuanyar Surakarta)

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh nantinya berupa angka-angka. Dari angka yang diperoleh akan

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaqnya. Apabila. akhlaqnya buruk, rusaklah lahir dan batinnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan cita-cita luhur yang harus

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan emosi menentukan potensi untuk mempelajari ketrampilanketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan semua perilaku selama hidupnya. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. kebangunan dunia khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. dan jujur pula dengan amal perbuatannya. 1

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd I)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahan kajian (materi) PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam sistem

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak manusia merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya, bersifat konstan, spontan, tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Sifat yang lahir dalam perbuatan baik disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya (Asmaran, 1994: 1). Menurut Djatmika (1992: 11), peran akhlak dalam kehidupan manusia menempati hal penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya suatu bangsa tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir batinnya. Akan tetapi apabila akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah lahir dan batinnya. Dari pemaparan diatas dijelaskan bahwa akhlak sangat penting bagi suatu masyarakat, bangsa dan umat. Kalau moral sudah rusak, ketentraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Untuk memelihara kelangsungan hidup secara wajar, maka perlu adanya akhlak yang baik. Namun perlu kita sadari bahwa mewujudkan akhlak mulia sangatlah sulit, karena di zaman yang serba modern ini negara kita mengalami krisis akhlakul karimah atau kemerosotan moral. 1

2 Menurut Zakiah (1988: 72), salah satu sebab timbulnya krisis akhlakul karimah yang terjadi dalam masyarakat ini karena orang mulai lengah dan kurang mengindahkan agamanya serta globalisasi sering dicap sebagai salah satu penyebab kemerosotan moral umat Islam. Penurunan moral generasi muda merupakan pertanda bahwa tujuan pendidikan Islam belum terlaksana, karena salah satu tujuan pendidikan Islam adalah mewujudkan akhlak yang mulia (akhlakul karimah). Rasululullah SAW. Bersabda: Artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. (HR.Bazaari) Hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak dan sebagai tauladan bagi umat Islam. Akhlak merupakan hal sangat penting bagi suatu masyarakat, bangsa dan umat Islam. Bahkan ada seorang penyair Syauqi berkata: Suatu bangsa dikenal lantaran akhlaknya, jika budi pekertinya telah runtuh (rusak) maka runtuh pulalah bangsa itu. Dari pemaparan di atas menjelaskan bahwa akhlak itu sangat penting bagi setiap orang dan setiap bangsa. Oleh karena itu jika moral sudah rusak, ketentraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Untuk memelihara kelangsungan hidup secara wajar, maka perlu adanya pembinaan akhlak. Pembinaan merupakan suatu proses dinamika kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwa manusia, yang dimulai sejak dalam kandungan ibunya

3 sampai mencapai masa dewasa. Pembinaan tersebut meliputi fisik dan psikis, yang terpenting adalah pembinaan akhlak (moral). Jika kita ambil ajaran agama, maka akhlak (moral) adalah sangat penting bahwa yang terpenting, dimana kejujuran, kebenaran, keadilan, dan pengabdian adalah diantara sifatsifat yang terpenting dalam agama (Zakaiyah, 1988: 63). Secara umum setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah beragama dan kemudian selanjutnya bergantung pada pendidikan yang diperolehnya. Apabila mereka mendapatkan pendidikan yang baik, maka mereka cenderung menjadi orang yang baik dan taat beragama. Akan tetapi sebaliknya, bila benih agama tidak dipupuk dan dibina dengan baik, maka benih itu tidak bisa tumbuh dengan baik pula, sehingga potensi-potensi yang dimiliki itu merupakan modal awal yang perlu dikembangkan, diarahkan dan dibina sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam sehingga kepribadian yang dimiliki bisa sesuai dengan ajaran agama Islam. Dijelaskan dalam sabda Nabi SAW. di bawah ini: Artinya: Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah (beriman) maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi. (H.R. Bukhori) Dari hadits di atas jelas bahwa begitu pentingnya peran keluarga dalam proses pembinaan akhlak anak yang menjadi dasar untuk masa depannya. Sebaliknya dengan anak yatim, salah satu problematika hidup anak-anak yatim adalah pengasuhan dan pendidikan mereka. Pada saat orang tua mereka

4 masih hidup, kedua orang tua merekalah yang mengasuh, mendidik dan bertanggung jawab memberikan pendidikan terhadap mereka. Setelah orang tua mereka meninggal dunia, siapakah yang mendidik dan bertanggung jawab memberikan pengasuhan dan pendidikan mereka? Berarti harus ada orang lain yang mendidik dan bertanggungjawab terhadap pendidikan mereka. Mereka tidak bisa dibiarkan hidup terlantar tanpa ada yang mendidik dan pendidikan yang layak sebagaimana halnya anak-anak biasa. Tanpa pendidikan dan orang yang bertanggung jawab, tidak hanya membuat mereka menjadi orang bodoh dan terbelakang, tapi juga menjadikan hidup mereka semakin menderita dan sengsara. Anak yatim apabila tidak mendapat uluran tangan kasih sayang, tidak mempunyai kerabat dekat yang diandalkan untuk memeliharanya dengan baik serta mengurus dan menjaminnya, mendidik dan membimbingnya serta menolong menutupi laparnya, maka tidak diragukan lagi situasi kritis ini akan mempercepat anak itu terjerumus ke lembah penyimpangan dan kriminilitas. Pada kenyataanya, mendidik anak-anak yatim memiliki tantangan tersendiri. Ada banyak pelajaran hati yang dapat kita petik di dalamnya. Berbagai pengalaman menunjukkan bagaimana beratnya mengasuh mereka. Namun disinilah kemuliaan yang sedang ditunjukkan oleh Islam. Walaupun berat, kita dituntut untuk senatiasa berbuat baik kepada mereka, bahkan dituntut untuk menunjukkan kasih sayang kepada mereka. Panti asuhan yatim putri Aisyiyah adalah salah satu dari lembaga pembinaan pendidikan yang berperan dalam proses pembentukan kepribadian anak didik yang terkhusus anak yatim atau yatim piatu dan anak yang tidak

5 mampu. Panti asuhan yatim putri Aisyiyah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik (anak-anak yatim) secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Mendidik dan memberikan pendidikan yang layak dan baik kepada anak yatim merupakan suatu kewajiban dalam keadaan apapun, tetap harus ada yang mendidik dan memberikan pendidikan secara baik layak kepada mereka. Adanya panti asuhan ini bertujuan menampung anak yatim, membina, mendidik dan mengembangkan daya kreatifitas dan keahlian yang dimiliki oleh anak-anak yatim, yatim piatu, dan anak terlantar dapat menjalani hidup dengan selayaknya anak yang memiliki keluarga yang utuh. Anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua. Sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna memperoleh gambaran secara jelas tentang: Peran Panti Asuhan Putri Aisyiyah Surakarta dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh.

6 B. Penegasan Istilah Untuk menghindari berbagai macam penafsiran judul di atas, maka terlebih dahulu penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi di atas. 1. Peran Peran merupakan sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang paling utama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa (Poerwadarminta, 1993: 735). Sedangkan dalam KBBI (2008: 667), peran diartikan bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Dalam hal persoalan ini, peran adalah bagian dari usaha atau kiat yang telah dilakukan panti asuhan Aisyiyah Surakarta dalam pembinaan akhlak anak asuhnya. 2. Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta merupakan salah satu bagian dari amal usaha kegiatan sosial Muhammadiyah bagian PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) yang terletak di Joho, Jl Gramet No 34 Surakarta. 3. Pembinaan Akhlak Pembinaan berarti proses, perbuatan, cara membina atau penyempurnaan. Dapat juga diartikan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya atau berhasil guna memperoleh hasil yang baik (KBBI, 2008: 117).

7 Sedangkan akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran, 1994:1). Jadi pembinaan akhlak adalah merupakan suatu usaha atau bimbingan dan pengarahan terhadap pribadi seseorang agar segala perbuatannya lahir dan batinnya selalu mencerminkan nilai-nilai agama Islam. 4. Anak Asuh Anak asuh merupakan anak yang diasuh (Poerwadarminta, 1993: 63). Yang dimaksudkan dengan anak asuh di sini adalah anak yang secara administratif terdaftar dan diasramakan di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta yaitu terdiri dari: anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak yang tidak mampu. Berdasarkan penegasan istilah di atas, dapat dijelaskan bahwa maksud dari judul penelitian ini adalah suatu telaah atau kajian yang mendalam untuk mengetahui usaha atau kiat yang telah dilakukan panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam upaya pembinaan akhlak anak asuh. C. Rumusan Masalah Berangkat dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa bentuk-bentuk pembinaan akhlak yang dilakukan panti asuhan yatim putri Aisyiyah terhadap anak asuhnya? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta?

8 D. Tujuan Penelitian Dalam hal ini peneliti mempunyai tujuan yang diharapkan, dan otomatis bermanfaat, minimal bagi penulis sendiri, karena kalau tanpa tujuan tidak ada arah yang bisa difokuskan. Dalam hal ini peneliti mempunyai tujuan yang hendak dicapai antara lain: 1. Untuk mendeskripsikan peran panti asuhan dalam upaya pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta. 2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta. E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang meliputi: 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan terutama dalam bidang pendidikan Islam bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian lain yang membahas masalah yang sama dan untuk menambah keilmuan yang telah diperoleh di bangku kuliah.

9 b. Bagi panti asuhan yang diteliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan akhlak anak asuh. F. Kajian Pustaka 1. Arum Kurnia (UMS, 2004) dalam skripsinya yang berjudul Pembinaan Akhlak dalam Pendidikan Luar Sekolah Bagi Mahasiswa UMS di PESMA SALSABILA Desa Gonilan Kecamatan Kartosuro, menyimpulkan bahwa sistem pembinaan akhlak dalam pendidikan luar sekolah merupakan pembaharuan perkembangan dari pembinaan yang memperlihatkan kegiatan dengan pendekartan sistem dan upaya untuk mengajarkan pengetahuan keagamaan kepada mahasantriwati PESMA SALSABILA. Tujuan pembinaannya ialah untuk membentuk kepribadian muslim yang baik dengan sisi diniah yang lebih dan mempersiapkan mental mahasantriwati dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dengan memberikan bekal dan pedoman hidup dalam bentuk pengetahuan agama dan umum agar nantinya mampu menjalani kehidupan secara normal. 2. Azizah (UMS, 2006) dengan judul skripsi TanggungJawab Keluarga dan Sekolah dalam Pembentukan Akhlak Anak (Studi Kasus di SD Muhammadiyah 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2005/2006) Dia menyimpulkan: keluarga dan sekolah mempunyai peran yang sangat besar dalam membina dan mendidik anak. Dengan memberikan latihan, mengajarkan tingkah laku yang baik, serta bersungguh-sungguh dalam

10 mendidik anak adalah beberapa hal dari pembentukan akhlaq yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara ikhlas yang dimulai dari diri sendiri. 3. Dimas Arie Sukmono (UMS, 2008) dengan judul skripsi Penanggulangan Kenakalan Siswa Melalui Pendidikan Akhlak (Study Kasus di SDN Carangan No. 22 Baluarti Surakarta) berdasarkan hasil penelitiannya dia menyimpulkan bahwa: pendidikan akhlak adalah proses si pendidik dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya kepada anak didik, demi kebahagiaan anak didik yang bertujuan dalam pembentukan akhlak anak, yang dilakukan melalui proses pembinaan agar dapat menanggulangi kenakalan. 4. Rina Fitriana K (UMS, 2010) dengan judul skripsi Pembentukan Akhlakul Karimah Santri di Pondok Pesantren Ta mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Dia menyimpulkan bahwa keteladanan, pembiasaan, pengajaran dan kedisiplinan adalah metode-metode pembentukan akhlakul karimah yang cukup baik diterapkan untuk membentuk akhlakul karimah santri. 5. Tajudin Ma ruf (UMS, 2012) dengan judul skripsi Peran Masjid Nurul Haq dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Desa Gonilan Kecamatan Kartosuro Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 dia menyimpulkan bahwa peran masjid secara umum dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan. Kegiatan tersebut pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi akhlak remaja. Adapun pembinaan akhlak remaja seperti: Majelis ta lim, TPA, MABIT, bakti sosial, dan kegiatan lainnya. Asatidzah

11 yang menyampaikan pembinaan akhlak dengan materi: Akhlak terhadap Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia (Rasulullah SAW, Orang tua, keluarga, tetangga, masyarakat), Lingkungan sekitar, dengan tujuan: menciptakan remaja yang bertaqwa dan berakhlakul karimah, mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim. Berdasarkan skripsi-skripsi diatas memang telah ada penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi ada perbedaan yang mendasar yaitu, penelitian terdahulu hanya dalam lingkup sekolah, PESMA, pesantren, dan masjid. Namun belum ada yang meneliti peran panti asuhan dalam pembinaan akhlak anak asuh. Untuk itu penulis akan mencoba mengangkat penelitian tentang peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam pembinaan akhlak anak asuh tahun 2013. G. Metode Penelitian Metode penelitian sangat penting dalam penelitian. Menurut Kartini (1996: 20) Metode Penelitian adalah cara-cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian dan menganalisa data, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Ditinjau dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini berdasarkan data-data dari lapangan yang

12 diteliti oleh peneliti secara langsung. Penelitian lapangan ini bersifat kualitatif. Menurut Bogdan & Taylor dalam Moleong (2004: 4) penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian (Riduwan, 2010: 65). Dalam hal ini, penelitian yang tujuannya menggambarkan atau menceritakan peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah dalam upaya pembinaan akhlak anak asuhnya dan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. 2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode antara lain: a. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan (Subagyo, 1997: 63). Metode ini penulis gunakan untuk mengamati dan mencatat mengenai upayaupaya pembinaan akhlak anak asuh yang dilakukan di panti asuhan putri Aisyiyah Surakarta.

13 b. Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancaca (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004: 135). Dalam hal ini, penulis menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan menurut keinginan penulis, tetapi masih berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang menjadi pengontrol relevan tidaknya isi wawancara. Metode ini penulis gunakan untuk melihat, mengamati, dan mempelajari secara langsung aktifitas dan kegiatan anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta serta untuk memperoleh data tentang peran panti asuhan dalam upaya pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leagger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 135). Metode ini penulis gunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari metode observasi dan wawancara. Data yang diambil dari metode ini berupa sejarah berdirinya panti asuhan yatim putri

14 Aisyiyah Surakarta, struktur kepengurusan, keadaan pengasuh, keadaan pengasuh, keadaan anak-anak yatim, sarana prasarana dan sebagainya. d. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan cara pentahapan secara berurutan dan interaksionis dengan pendekatan deskriptif, yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan bersamaan: pengumpulan data sekaligus reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi) (Moleong, 2004: 190). Pertama, setelah pengumpulan data selesai, penulis melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksiakan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan. H. Sistematika penulisan Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab yang terdiri dari: BAB I. Pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II. Kajian Teori, yang meliputi: A) Panti Asuhan yang meliputi: Definisi Panti Asuhan, Dasar Panti Asuhan, Peran Panti Asuhan, dan Tujuan Panti Asuhan. B) Pembinaan Akhlak yang meliputi: Pengertian Pembinaan

15 Akhlak, Dasar Pembinaan Akhlak, Tujuan pembinaan akhlak, Ruang Lingkup Pembinaan Akhlak. BAB III. Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta dan Pelaksanaan Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh meliputi: A) Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta yaitu: Letak Geografis, Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta, Maksud dan Tujuan Panti Asuhan, Struktur organisasi, Keadaan Pengurus, Pengasuh Dan Anak Asuh, Keadaan Sarana dan Prasarana. B) Peran Panti Asuhan dalam Upaya Pembinaan Akhlak yaitu: Bentuk-bentuk Pembinaan Akhlak, Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat. BAB IV. Analisis Data, berisi tentang: A) Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah dalam Pembinaan akhlak anak asuh, B) Faktor-faktor pendukung dan penghambat terhadap pembinaan akhlak di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta. BAB V. Kesimpulan, Saran dan Kata Penutup. Kemudian diakhiri dengan Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.