BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER VI/ MULAWARMAN AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) KE-96 TAHUN 2016

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

METHODE. 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah :

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 4 TAHUN 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Keluarga Melalui Pelatihan Life Skills. Perencanaan penyelenggaraan pelatihan life skills di Desa Pasirhuni

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BUPATI POLEWALI MANDAR

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

BAB V KASIMPULAN DAN REKOMENDASI. diuraikan, selanjutnya pada bagian ini peneliti mencoba menyimpulkan secara

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. bagaimana cara menuju ke arah tersebut. Oleh karena itu, BPMD menentukan Visi

BUPATI BURU. Assalamu alaikum wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara keluarga besar Tentara Nasional Indonesia yang berbahagia,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BAB VI PENUTUP. dilakukan dalam proses pengurangan Risiko bencana di wilayah rawan bencana. Kabuaten Sinjai, dapat disimpulkan temuan sebagai berikut;

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Pancasila Nilai Karakter Bangsa

VISI: Menjadi fasilitator pembangunan daerah melalui perencanaan pembangunan yang berkualitas

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

I. PENDAHULUAN. banyak dilaksanakan rnelalui program-program yang sentralistik serta diterapkan secara seragam

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

VI. GAMBARAN APKI SECARA UMUM

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya hubungan dari konsep-konsep yang ada untuk memahami suatu fenomena yang ada.

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Refleksi Penulis Mengenai Kegiatan Magang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kualitas Pelayanan Informasi Kependudukan dengan. Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

Transkripsi:

115 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasarkan pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian yang dapat disimpulkan secara keseluruhan diantaranya : 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju Program Tentara Manunggal membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju merupakan program terpadu yang dilakukan oleh seluruh personel Tentara Nasional Indonesia dari semua matra kesatuan yang diprakarsai oleh KODIM 0609, dalam rangka membantu pemerintah dalam akselerasi pembangunan masyarakat, pengembangan wilayah teritori dan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Tujuan utama dibentuk dan diselenggarakannya program TMMD oleh KDIM 0609 di Desa Sukamaju adalah untuk membangun kemanunggalan atau keterpaduan antara TNI dengan masyarakat, sesuai dengan visi TNI yakni Bersama Rakyat TNI Kuat. Tugas pokok TNI adalah menjaga kedaulatan NKRI serta melaksanakan operasi militer perang maupun non-perang. Sebagaimana tugas militer non-perang yang dimaksud ialah melaksanakan tugas, pokok, dan fungsi sebagai abdi negara pembantu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik pembangunan fisik maupun pembangunan non-fisik. Program TMMD inilah menjadi salah satu program kongkrit TNI untuk berperan serta dalam operasi milter non-perang tersebut. Program TMMD sendiri adalah kombinasi bina teriorial TNI AD yang bekerja sama dengan seluruh komponen instansi pemerintah daerah setempat guna membangun secara fisik dan nonfisik bangunan atau tempat dan fasilitas yang ada didaerah guna kepentingan masayarakat luas, sehingga dapat dirasakan manfaatnya. TMMD juga merupakan program lintas sektoral yang melibatkan TNI, kementerian, lembaga pemerintah non kementerian dan pemerintah daerah

116 serta segenap lapisan masyarakat sipil. Melalui program TMMD, diharapkan mewadahi dan mewujudkan aspirasi dan kepentingan masyarakat di daerah pedesaan, mengingat proses perencanaannya yang melibatkan berbagai instansi dan masyarakat, disusun dengan perpaduan bottom up dan top down planning system serta melalui pendekatan partisipatif dan humanis. Program TMMD di Desa Sukamaju yang dilaksanakan oleh KODIM 0609 dari TNI AD yang dibantu juga oleh TNI AU ini diharapkan dapat mewadahi kepentingan dan aspirasi masyarakat yang berada di Desa Sukamaju dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat serta disusun dengan sistem Botton Up and Top Down Planning Collaboration. Selama ini program TMMD telah membantu tugas pemerintah di daerah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Melalui program TMMD secara berkesinambungan diharapkan akan dapat merangsang peningkatan partisipasi dan kemandirian masyarakat Desa Sukamaju. 2. Upaya Edukatif Program TMMD dalam meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Sukamaju Program TMMD pada dasarnya adalah bersifat take and give. Pihak penyelenggara (KODIM 0609) memberikan manfaat program pada masyarakat yang juga pada saat bersamaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat desa Sukamaju yang dapat memberikan manfaat untuk TNI dalam segala hal baik itu pembangunan, pertanian dan kebudayaan. Didalam proses pembangunan jalan pihak penyelenggara melakukan berbagai proses pendekatan dalam rangka proses pembelajaran sebagai upaya edukatif untuk merubah pemahaman serta perilaku masyarakat supaya tercipta kondisi masyarakat yang partisipatif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan ini sebagai bentuk upaya penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya partisipasi untuk kemajuan bersama. Pada dasarnya kegiatan pembangunan jalan pada program TMMD adalah bersifat saling membelajarkan. Disatu sisi pihak KODIM 0609 memberikan wawasan mengenai

117 kedisiplinan, gotong royong, kerja sama dan partisipasi, disatu sisi lain masyarakat juga memberikan wawasan dan pengalamannya kepada KODIM 0609 mengenai sosialisasi, pertanian, agama, kebudayaan dan potensi lokal setempat. Upaya edukatif pada program TMMD meliputi indikator kognitif, sikap dan keterampilan. Pada indikator kognitif, penyelenggara mengupayakan pada aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. Pada indikator afektif, penyelenggara mengupayakan pada aspek penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai. Pada indikator keterampilan, penyelenggara mengupayakan pada aspek etos kerja, kesiapan kerja, mekanisme, respon kerja, penyesuaian dan penciptaan skill baru. Proses pembelajaran disini menggambarkan terjadinya proses pemberdayaan, dimana penyelenggara merangkul aparat desa dan sebagian masyarakat yang dituakan untuk menerapkan perilaku hidup disiplin dan partisipatif kepada masyarakat Desa Sukamaju secara luas. Aparat desa berperan sebagai fasilitator yang menyampaikan garis besar ide dan gagasan penyelenggara kepada masyarakat sesuai dengan kultur dan kebiasaan masyarakat setempat. Peran aparatur desa juga dalam menghubungkan kebutuhan, masukan dan saran masyarakat kepada penyelenggara. Sebagaimana peran aparat desa tersebut, maka akan tercipta hubungan antara masyarakat dengan penyelenggara untuk satu visi dan tujuan yang harmoni dimana status, pangkat, kedudukan, jabatan dan perbedaan kelas dihilangkan. Diharapkan dengan TMMD ini, nanti akan muncul kemandirian dan inisiatif dari masyarakat untuk mengadakan kegiatan serupa namun atas hasil prakarsa dan inisiatif masyarakat Desa Sukamaju sendiri. 3. Tingkat Partisipasi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Diselenggarakan Program TMMD Tujuan utama dari program TMMD adalah dalam rangka pemerataan pembangunan nasional untuk lebih sejahtera, adil dan gotong royong (partisipatif) serta dalam rangka memperkuat kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat. Upaya edukatif yang diterapkan oleh KODIM 0609 adalah untuk menerapkan nilai dan perilaku hidup dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat

118 Desa Sukamaju terutama dalam kebersamaan gotong royong dan partisipasi pembangunan lingkungan. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan partisipasi masyarakat Desa Sukamaju setelah mengikuti program ini dimana motivasi, kedisiplinan dan kesadaran akan lingkungan (desa) menjadi lebih baik. Peningkatan partisipasi masyarakat dibidang kontribusi pemikiran mengalami peningkatan sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang kontribusi dana mengalami peningkatan sebesar 19%. Partisipasi dibidang kontribusi tenaga mengalami peningkatan 25%. Partisipasi masyarakat dibidang sara mengalami peningkatan sebesar 24,5%. Partisipasi masyarakat dibidang model pengorganisasian mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Partisipasi masyarakat dibidang struktur pengorganisasian mengalami peningkatan 25%. Partisipasi masyarakat dibidang unsur-unsur mengalami peningkatan sebesar 14,5%. Partisipasi masyarakat dibidang peran mengalami peningkatan sebesar 22,5%. Partisipasi masyarakat dibidang aksi masyrakat mengalami penignkatan sebesar 21,5%. Partisipasi masyarakat dibidang inisiasi masyarakat mengalami peningkatan sebesar 14,25%. Partisipasi masyarakat dibidang motivasi masyarakat mengalami peningkatan sebesar 10%. Partisipasi masyarakat dibidang tanggung jawab mengalami peningkatan sebesar 11%. Semua aspek yang menjadi indikator dalam ukuran partisipasi mengalami peningkatan dimana hal ini menjadi suatu indikasi positif dari program TMMD yang dapat diterima oleh masyarakat desa Sukamaju. Program TMMD ini dinilai merupakan program yang tepat guna dimana dapat mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan partisipasi yang tumbuh di masyarakat. 4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Faktor yang menjadi pendukung dari program ini adalah kesiapan, kesigapan dan kedisiplinan dari penyelenggara dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan dalam susunan program TMMD. Selain itu kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat telah banyak mendukung terhadap kelancaran proses penyelesaian program ini. Masyarakat yang terlibat selaku pengguna program TMMD mempunyai sikap

119 yang terbuka dalam setiap perubahan yang ditawarkan. Peluang yang muncul dari program ini adalah potensi sumber daya manusia masyarakat desa Sukamaju yang sangat baik terutama dalam hal etos kerja. Dalam hal pertanian, peluang yang muncul setelah program ini adalah peningkatan pemasaran dan pendistribusian hasil pertanian warga ke berbagai daerah terutama ke daerah wisata seperti Ciwidey. Peluang lain adalah jalinan kemitraan lintas sektoral yang dapat dikembangkan oleh penyelenggara TMMD yakni KODIM 0609 untuk terus merangkul pihak-pihak dari instansi lain agar dapat bekerjasama dikemudian hari. Faktor yang menjadi penghambat dalam penyelenggaran program TMMD adalah keterbatasan waktu penyelenggaraan yang hanya 21 hari. Alokasi waktu yang minim membuat pelnyelenggaraan program menjadi terkesan statis. Ancaman yang dikhawatirkan adalah sikap masyarakat yang dikemudian hari tidak memelihara produk hasil pembangunan. B. Saran Setelah mengkaji hasil penelitian mengenai program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung dapat diungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak. 1. Penyelenggara Program TMMD (KODIM 0609) Pihak penyelenggara diharapkan terus untuk terus melakukan evaluasi, baik ditingkat internal tubuh tentara sendiri maupun evaluasi pada masyarakat, aparat desa dan instansi yang menjadi mitra, dengan meminta kritik dan saran kepada semua pihak yang terlibat terhadap kekurangan program ini agar dikemudian hari menjadi bahan koreksi. Saran lain adalah dengan terus meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan program dan penambahan kegiatan-kegiatan terutama kegiatan yang bersifat non-fisik seperti pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sosial.

120 2. Aparatur Desa Sukamaju Pihak aparatur desa Sukamaju sudah selayaknya memberikan pembinaan dan monitoring secara rutin terhadap perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pasca program TMMD. Selain itu, saran lain adalah terus meningkatkan pelayanan masyarakat terutama aspirasi terhadap analisis kebutuhan masyarakat baik dibidang pembangunan fisik maupun pembangunan nonfisik, serta dengan terus mengajukan proposal dalam bentuk program pembangunan dan pengembangan ke berbagai instansi maupun sponsor untuk dapat menjaring mitra yang dapat membantu memajukan dan mengembangkan Desa Sukamaju. 3. Masyarakat Masyarakat Desa Sukamaju diharapkan untuk terus memelihara dan menjaga produk hasil pembangunan baik itu produk pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah ibadah maupun pembangunan nonfisik seperti pemberdayaan keluarga, sosialisasi anti narkoba, sosialisasi kesadaran bela negara dan budaya tertib hukum. Setelah program TMMD ini, masyarakat diharapkan untuk dapat memanfaatkan hasil positif dari program ini seperti akses jalan yang baik untuk dapat dijadikan peluang usaha yang mampu meningkatkan pemasaran hasil pertanian.

Kisi-kisi Penelitian TMMD 121