JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA RUAS JALAN BRIGJEND SUDIARTO SEMARANG. Anang Sudarmawan, Rahma Khoirina, Wahyudi Kushardjoko*, YI.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

BAB III LANDASAN TEORI

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

KELAYAKAN PENERAPAN LAJUR SEPEDA MOTOR DI JALAN SUNSET ROAD BALI FEASIBILITY OF MOTORCYCLE LANE APPLICATION IN SUNSET ROAD BALI

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB IV METODE PENELITIAN

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH OUT A MEDIAN PERFORMANCE

EVALUASI DAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA BUNDARAN KALIBANTENG PASCA TERBANGUNNYA FLYOVER

Gambar 2.1 Keterkaitan Antar Subsistem Transportasi (Tamin, 2000)

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LALU LINTAS AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN JENDERAL SUDIRMAN AMBARAWA) TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

PENGANTAR TRANSPORTASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

ANALISIS KINERJA JALAN DAN KECEPATAN PERJALANAN KENDARAAN PADA JALAN POCUT BAREN KOTA BANDA ACEH

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT HAMBATAN SAMPING BESERTA ALTERNATIF SOLUSINYA (STUDI KASUS: JALAN SERMA KAWI DENPASAR) TUGAS AKHIR

Analisis Kinerja Ruas Jalan HOS Cokroaminoto Akibat Perkembangan Lalu Lintas di Yogyakarta

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

STUDI ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA-PENABUR TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN TANJUNG DUREN RAYA DAN JALAN LETJEN S.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Tinjauan Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Jalan Yos Sudarso - Rumbai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI PASAR GALIRAN, KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

ANALISA KAPASITAS DAN KINERJA RUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN PONTIANAK

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Anak Agung Arie Setiawan NIM

PENGARUH PUSAT HIBURAN HERMES PLACE POLONIA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN W. MONGONSIDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

KAJIAN PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP KINERJA JALAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN, SEMARANG

Volume 4 Nomor 1, Juni 2015 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

MENINGKATKAN KAPASITAS JALAN DIPONEGORO, DENPASAR, BALI DENGAN MENERAPKAN MANAJEMEN KAPASITAS

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 Data Volume pada Saat Ada Limpasan Air Hujan. Data Volume Lalu Lintas Dari Arah Barat Timur pada Saat Ada Limpasan Air Hujan

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JALAN URIP SUMOHARJO YOGYAKARTA. Anton Susanto, Zebta Bernad Siahaan, Bagus Hario Setiadji *), Supriyono *)

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

BAB III LANDASAN TEORI. memberikan pelayanan yang optimal bagi pejalan kaki.

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511 522 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PENERAPAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA RUAS JALAN SEMARANG KENDAL Mustika Mahanarendra, Prestika Fiprilia M., Bambang Riyanto *), Amelia Kusuma I *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Ruas Jalan Semarang Kendal merupakan salah satu penghubung antara Kota Kendal dengan pusat Kota Semarang. Arus lalu lintas dan tingkat kecelakaan pada ruas ini cukup tinggi, terutama kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. Untuk itu, salah satu solusinya adalah dengan penerapan lajur sepeda motor. Dari hasil analisis nilai DS di Ruas Jalan Siliwangi 0,75 dan 0,78 di Ruas Jalan Walisongo dengan kecepatan rata-rata rendah yaitu 27,58 km/jam di Jalan Siliwangi. Hasil analisis kecelakaan sepeda motor Jalan Siliwangi 70% dan Jalan Walisongo 66%. Proporsi sepeda motor Jalan Siliwangi 25,25% - 41,66% dan Jalan Walisongo 18,86% - 41,43%. Volume sepeda motor Jalan Siliwangi 1.687 smp/jam dan Jalan Walisongo 1.231 smp/jam. DS Jalan Siliwangi 0,75 dan Jalan Walisongo 0,78. Dari usulan dipilih alternatif dengan DS terbaik. Jalan Siliwangi dibagi menjadi 4 segmen karena perbedaan geometri jalan. Segmen 1 dibuat lajur sepeda motor 4 m dan lajur kendaraan lain 8 m. Segmen II dibuat lajur sepeda motor 4,25 m dan lajur kendaraan lain 9,75 m. Segmen III tidak memungkinkan untuk dibuat lajur sepeda motor karena memiliki panjang jalan kurang dari 100 m. Segmen IV dibuat lajur sepeda motor 4 m dan lajur kendaraan lain 7 m. Jalan Walisongo dibuat lajur sepeda motor 4 m dan lajur kendaraan lain 7 m. Berdasarkan hasil analisis parameter kebutuhan lajur sepeda motor dapat disimpulkan bahwa pada Ruas Jalan Semarang Kendal memerlukan lajur khusus sepeda motor dengan pemisah lajur yaitu marka. kata kunci : ruas jalan Semarang Kendal, kinerja jalan, parameter kebutuhan lajur sepeda motor ABSTRACT Semarang - Kendal Road section is a connector between the central city of Semarang and Kendal. Traffic flows and accident rates through this street is quite high, especially accidents involving motorcycles. For that, the solution is the implementation of motorcycle lanes. From the analysis results DS in Siliwangi Road Sections is 0,75 and 0,78 in Walisongo Roads with low average speed is 27,58 km /h in Jalan Siliwangi. Analysis results obtained Siliwangi Road motorcycle accident is 70 % and 66 % on Walisongo Road. The proportion of motorcycle on Siliwangi road is 25.25 % - 41.66 % and 18.86 % - 41.43 % on Walisongo Road. Volume motorcycle in Siliwangi Road 1,687 pcu/hour and *) Penulis Penanggung Jawab 511

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 512 Walisongo Road 1,231 pcu/hour. Siliwangi Road DS is 0.75 and 0.78 on Walisongo Road. From solutions then selected by the best alternative with DS. Siliwangi road is divided into 4 segments, Segment I is to make the motorcycle lane with a width of 4 m and the other vehicle lane with a width of 8 m. Segment II is to make the motorcycle lane with a width of 4,25 m and the other vehicle lane with a width of 9,75 m. Segment III, this does not allow the roads to be made motorcycle lane because the road has a length of less than 100 m. Segment IV is to make the motorcycle lane with a width of 4 m and the other vehicle lane with a width of 7 m. In the Walisongo roads solution is to makes the motorcycle lane with a width of 4 m, and the other vehicle lane with a width of 7 m. Based on those motorcycle lanes parameters, can be concluded that the Semarang - Kendal Road section required motorcycle lanes with lane separators are markers. keywords: roads Semarang Kendal, street performance, parameters need motorcycle lane PENDAHULUAN Ruas Jalan Semarang Kendal merupakan jalan penghubung antara Kota Kendal dan pusat Kota Semarang. Daerah Semarang kota merupakan daerah pusat perekonomian sehingga secara langsung menarik lalu lintas dari daerah Kendal yang mayoritas menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasinya. Pada sekitar ruas juga banyak terdapat perumahan dan pemukiman yang memungkinkan masyarakat untuk mengawali dan mengakhiri aktivitas mereka di zona ini. Selain itu juga terdapat banyak persimpangan yang cukup mengganggu arus lalu lintas pada jalan mayor, serta terjadinya mix traffic sehingga memberikan dampak negatif seperti speed blocking yang dilakukan oleh angkutan umum yang berhenti sembarangan atau perilaku pengendara sepeda motor yang umumnya berpindah-pindah lajur sehingga mengganggu pengguna kendaraan lainnya dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Salah satu solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas adalah dengan di terapkan suatu jalur khusus untuk masingmasing kendaraan. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari penelitian ini adalah untuk merencanakan lajur khusus sepeda motor pada ruas Jalan Semarang - kendal. Secara rinci, tujuan dari penelitian ini meliputi: 1. Untuk mengetahui jumlah dan komposisi lalu lintas di Ruas Jalan Semarang Kendal. 2. Untuk mengetahui kinerja Ruas Jalan Semarang Kendal. 3. Untuk menganalisis kebutuhan akan lajur sepeda motor pada Ruas Jalan Semarang Kendal. 4. Untuk membuat desain lajur khusus sepeda motor pada Ruas Jalan Semarang Kendal. 5. Meninjau kelayakan desain lajur sepeda motor untuk 5 tahun ke depan. 512

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 513 METODE PENELITIAN Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Analisis kebutuhan dan kelayakan lajur khusus sepeda motor. Bagan alir kebutuhan sepeda motor dapat dilihat pada Gambar 3 dan bagan alir kelayakan lajur khusus sepeda motor pada Gambar 5. DATA Di dalam penerapan lajur khusus sepeda motor pada Ruas Jalan Semarang Kendal dilakukan penelitian di dua penggal dari ruas jalan tersebut. Adapun lokasi penelitian adalah: 1. Ruas Jalan Siliwangi. 2. Ruas Jalan Walisongo. 513

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 514 Gambar 2. Bagan Alir Penelitian Gambar 3. Bagan Alir Kebutuhan Sepeda Motor Data Geometri Jalan 1. Ruas Jalan Siliwangi Kondisi geometri Jalan Siliwangi dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Kondisi Geometri Jalan Siliwangi 514

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 515 Gambar 5. Bagan Alir Kelayakan Lajur Khusus Sepeda Motor Data untuk menentukan kelas hambatan samping pada ruas jalan ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Kejadian Hambatan Samping Ruas Jalan Siliwangi Tipe Kejadian Hambatan Samping Simbol Frekuensi Kejadian Pejalan kaki PED 22 Kendaraan parkir PSV 28 Kendaraan berhenti PSV 27 Kendaraan masuk+keluar EEV 248 Kendaraan lambat SMV 9 Sumber : hasil survei 2. Ruas Jalan Walisongo Kondisi geometri Jalan Siliwangi dapat dilihat pada Gambar 6. Data untuk menentukan kelas hambatan samping pada ruas jalan ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Kejadian Hambatan Samping Ruas Jalan Walisongo Tipe Kejadian Hambatan Samping Simbol Frekuensi Kejadian Pejalan kaki PED 49 Kendaraan parkir PSV 77 Kendaraan berhenti PSV 48 Kendaraan masuk+keluar EEV 224 Kendaraan lambat SMV 36 Sumber : hasil survei 515

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 516 Gambar 6. Kondisi Geometri Jalan Walisongo Data Volume Kendaraan 1. Ruas Jalan Siliwangi Mengacu pada MKJI (1997) bagian Jalan Luar Kota, didapat volume lalu lintas dan volume sepeda motor berikut ini. Tabel 3. Volume Lalu Lintas di Ruas Jalan Siliwangi Waktu Arah Kamis, 16 Oktober 2013 Sabtu, 19 Oktober 2013 Kend/Jam SMP/Jam Kend/Jam SMP/Jam Pagi Smg Kendal 8.076 3.684,2 3.904 2.114,6 Kendal Smg 8.376 4.051 4.232 2.229,8 Siang Smg Kendal 4.900 3.054 4.748 2.544 Kendal Smg 5.712 3.492,4 4.132 2.352 Sore Smg Kendal 8.060 4.110,4 5.160 2.741,8 Kendal Smg 8.968 4.168,2 5.000 2.635,2 Sumber : hasil survei Tabel 4. Volume Sepeda Motor di Ruas Jalan Siliwangi Waktu Arah Kamis, 16 Oktober 2013 Sabtu, 19 Oktober 2013 Kend/Jam SMP/Jam Kend/Jam SMP/Jam Pagi Smg Kendal 6140 1535 2756 689 Kendal Smg 6140 1535 3024 756 Siang Smg Kendal 3084 771 3248 812 Kendal Smg 3528 882 2672 668 Sore Smg Kendal 5848 1462 3584 896 Kendal Smg 6748 1687 3456 864 Sumber : hasil survei 516

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 517 2. Ruas Jalan Walisongo Mengacu pada MKJI (1997) bagian Jalan Luar Kota, didapat volume lalu lintas dan volume sepeda motor berikut ini. Tabel 5. Volume Lalu Lintas di Ruas Jalan Walisongo Waktu Arah Kamis, 16 Oktober 2013 Sabtu, 19 Oktober 2013 Kend/Jam SMP/Jam Kend/Jam SMP/Jam Pagi Smg Kendal 2.980 2.094,6 3.064 1.892 Kendal Smg 5.140 2.702,6 3.640 2.411,6 Siang Smg Kendal 2.956 2.025,8 2.932 1.930 Kendal Smg 2.984 2.071,4 3.148 2.132,6 Sore Smg Kendal 6.380 2.971 3.740 2.564,4 Kendal Smg 3.428 2.151,8 3.584 2.173,8 Sumber : hasil survei Tabel 6. Volume Sepeda Motor di Ruas Jalan Siliwangi Waktu Arah Kamis, 16 Oktober 2013 Sabtu, 19 Oktober 2013 Kend/Jam SMP/Jam Kend/Jam SMP/Jam Pagi Smg Kendal 1.580 395 1.892 473 Kendal Smg 3.712 928 2.024 506 Siang Smg Kendal 1.604 401 1.804 451 Kendal Smg 1.680 420 1.756 439 Sore Smg Kendal 4.924 1.231 2.024 506 Kendal Smg 2.004 501 2.292 573 Sumber : hasil survei ANALISIS DAN PERENCANAAN Analisis Kapasitas Ruas Jalan Semarang Kendal Perhitungan kapasitas ruas jalan yang dilakukan dengan menggunakan pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997). Hasil perhitungan kapasitas pada penggal 1 dan penggal 2 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kapasitas Per Arah Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Semarang Kendal Penggal Co (smp/jam) FCw FCsp FCsf C (smp/jam) Penggal 1 (Ruas Jalan Siliwangi) - Smg Kendal 5.700 1,03 1 0,992 5.824,03 - Kendal Smg 5.700 1,03 1 0,944 5.542,22 Penggal 2 (Ruas Jalan Walisongo) - Smg Kendal 3.800 1,03 1 0,97 3.796,58 - Kendal Smg 3.800 1,03 1 0,97 3.796,58 Sumber : hasil analisis 517

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 518 Analisis Derajat Kejenuhan Ruas Jalan Semarang Kendal Berikut ini analisis derajat kejenuhan jalan pada masing-masing penggal. Tabel 8 memperlihatkan kinerja Ruas Jalan Siliwangi, sedangkan Tabel 9 memperlihatkan kinerja Ruas Jalan Walisongo. Tabel 8. Kinerja Jalan Penggal 1 Waktu Arah Kamis,16 Oktober 2013 Sabtu, 19 Oktober 2013 Q C Q/C Q C Q/C Pagi Smg Kendal 3.684,2 5.824,03 0,63 2.114,6 5.824,03 0,36 Kendal Smg 4.051 5.542,22 0,73 2.229,8 5.542,22 0,40 Siang Smg Kendal 3.054 5.824,03 0,52 2.544 5.824,03 0,44 Kendal Smg 3.492,4 5.542,22 0,63 2.352 5.542,22 0,42 Sore Smg Kendal 4.110,4 5.824,03 0,71 2.741,8 5.824,03 0,47 Kendal Smg 4.168,2 5.542,22 0,75 2.635 5.542,22 0,48 Sumber : hasil analisis Tabel 9. Kinerja Jalan Penggal 2 Waktu Arah Kamis,16 Oktober 2013 Sabtu, 19 Oktober 2013 Q C Q/C Q C Q/C Pagi Smg Kendal 2.094,6 3.796,58 0,55 1.885,4 3.796,58 0,50 Kendal Smg 2.702,6 3.796,58 0,71 2.411,6 3.796,58 0,64 Siang Smg Kendal 2.025,8 3.796,58 0,53 1.930 3.796,58 0,51 Kendal Smg 2.071,4 3.796,58 0,55 2.132,6 3.796,58 0,56 Sore Smg Kendal 2.971 3.796,58 0,78 2.564,4 3.796,58 0,68 Kendal Smg 2.151,8 3.796,58 0,57 2.173,8 3.796,58 0,57 Sumber : hasil analisis Analisis Kecepatan Kondisi lalu lintas suatu jalan juga dilihat berdasarkan kecepatan kendaraan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kecepatan rata-rata di Ruas Jalan Siliwangi rendah yaitu sebesar 27,58 km/jam. Ruas Jalan Siliwangi memiliki DS terbesar 0,72 dan dari hasil analisis kecepatan didapat kecepatan rata-rata pada ruas ini rendah. Berdasarkan hal tersebut, sesungguhnya kondisi lalu lintas di lapangan sangat padat walaupun DS < 0,8 ini tidak berarti kondisi ruas tersebut baik, karena ditinjau dari kecepatan. Analisis Kebutuhan Lajur Khusus Sepeda Motor Standar parameter kebutuhan lajur sepeda motor yaitu kecelakaan sepeda motor 40%, proporsi sepeda motor > 34,3% VJP, volume sepeda motor 1200 SMP/jam, derajat kejenuhan (DS) 0.65. Dari hasil analisis didapat: 518

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 519 a. Kecelakaan sepeda motor Jalan Siliwangi 70% dan Jalan Walisongo 66%. b. Proporsi sepeda motor Jalan Siliwangi berkisar 25,25% - 41,66% dan Jalan Walisongo berkisar 18,86% - 41,43%. c. Volume sepeda motor Jalan Siliwangi adalah 1.687 smp/jam dan Jalan Walisongo adalah 1.231 smp/jam. d. Derajat kejenuhan (DS) Jalan Siliwangi sebesar 0,75 dan Jalan Walisongo sebesar 0,78. Berdasrkan hasil analisis tersebut maka pada Ruas Jalan Semarang Kendal memerlukan lajur sepeda motor. Dilihat dari derajat kejenuhan, Ruas Jalan Siliwangi memiliki nilai Q/C terbesar adalah 0,75 dan Ruas Jalan Walisongo sebesar 0,78. Derajat kejenuhan antara 0,65 0,86 memerlukan pemisahan lajur sepeda motor tanpa menggunakan separator kerb beton atau hanya marka. Untuk itu, pemisah lajur sepeda motor dengan kendaraan pada kedua ruas menggunakan marka. Analisis Lebar Lajur Sepeda Motor 1. Ruas Jalan Siliwangi Pada Ruas Jalan Siliwangi ini dibagi menjadi empat segmen yang disebabkan adanya perbedaan lebar jalan di tiap segmennya. Berikut disajikan pembagian ruas jalan beserta alternatif pemecahan masalah pada tiap segmen. Gambar 7. Pembagian Segmen Pada Ruas Jalan Siliwangi a) Segmen I (Ruas Jalan antara Fly Over Kalibanteng Pertigaan Hanoman) Ruas Jalan ini memiliki lebar jalan 12 meter untuk tiap arah dengan lebar median 1 meter dan lebar trotoar 2,5 meter pada tiap sisinya. Alternatif yang digunakan adalah lebar lajur sepeda motor sebesar 4 meter, dan lajur kendaraan lain 8 meter. Alternatif ini dipilih karena dari hasil analisis tersebut didapat hasil degree of saturation atau derajat kejenuhan baik karena memiliki Q/C sebesar 0,85 pada lajur sepeda motor dan 0,71 pada lajur kendaraan lain. Dengan demikian, pembangunan lajur khusus sepeda motor dengan lebar 4 meter tidak mengganggu kelancaraan kendaraan lain dengan lebar lajur 8 meter. 519

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 520 b) Segmen II (Ruas Jalan antara Pertigaan Hanoman Pertigaan Tol Krapyak) Ruas Jalan ini memiliki lebar jalan 14 meter untuk tiap arah dengan lebar median 1 meter dan lebar trotoar 2 meter pada tiap sisinya. Alternatif yang digunakan adalah lebar lajur sepeda motor sebesar 4,25 meter, dan lajur kendaraan lain 9,75 meter. Alternatif ini dipilih karena dari hasil analisis tersebut didapat hasil degree of saturation atau derajat kejenuhan baik karena memiliki Q/C sebesar 0,84 pada lajur sepeda motor dan 0,52 pada lajur kendaraan lain. Dengan demikian, pembangunan lajur khusus sepeda motor dengan lebar 4,25 meter tidak mengganggu kelancaraan kendaraan lain dengan lebar lajur 9,75 meter. c) Segmen III (Ruas Jalan antara Pertigaan Tol Krapyak Perempatan Ayam Goreng Suharti) Ruas jalan ini memiliki lebar jalan 11,25 meter untuk tiap arah dengan lebar median 1 meter dan lebar trotoar 2 meter pada tiap sisinya. Pada ruas jalan ini tidak memungkinkan untuk dibuat lajur sepeda motor karena memiliki panjang jalan kurang dari 100 meter. d) Segmen IV (Ruas Jalan antara Perempatan Ayam Goreng Suharti Pertigaan Pasar Jrakah) Ruas jalan ini memiliki lebar jalan 11,25 meter untuk tiap arah dengan lebar median 1 meter dan lebar trotoar 2 meter pada tiap sisinya. Alternatif yang digunakan adalah lebar lajur sepeda motor sebesar 4 meter, dan lajur kendaraan lain 7 meter. Alternatif ini dipilih karena dari hasil analisis tersebut didapat hasil degree of saturation atau derajat kejenuhan baik karena memiliki Q/C sebesar 0,85 pada lajur sepeda motor dan 0,75 pada lajur kendaraan lain. Dengan demikian, pembangunan lajur khusus sepeda motor dengan lebar 4 meter tidak mengganggu kelancaraan kendaraan lain dengan lebar lajur 7 meter. 2. Ruas Jalan Walisongo Alternatif yang digunakan adalah lebar lajur sepeda motor sebesar 4 meter dan lajur kendaraan lain sebesar 7 meter. Alternatif ini dipilih karena dari hasil analisis tersebut didapat hasil degree of saturation atau derajat kejenuhan baik karena memiliki Q/C sebesar 0,65 pada lajur sepeda motor dan 0,49 pada lajur kendaraan lain. Dengan demikian, pembangunan lajur khusus sepeda motor dengan lebar 4 meter tidak mengganggu kelancaraan kendaraan lain dengan lebar lajur 7 meter. Analisis Perencanaan Bus Bay (Teluk Bus) Salah satu strategi yang menunjang penerapan lajur khusus sepeda motor di Ruas Jalan Semarang - Kendal adalah dengan menempatkan bus bay sisi ruas jalan. Penempatan bus bay pada penggal 1 Ruas Jalan Siliwangi, dan pada penggal 2 Ruas Jalan Walisongo. Pemilihan letak bus bay berdasarkan demand di mana banyak masyarakat sekitar sering menunggu angkutan umum di tempat tersebut. Tempat tersebut biasanya terletak pada pasar, sekolah, pabrik dan jalan jalan cabang pemukiman penduduk menuju jalan besar seperti Ruas Jalan Semarang Kendal ini. Peletakan bus bay untuk ruas jalan ini mengacu pada perletakan bus bay di Ruas Jalan Ring Road Yogyakarta, yaitu berada di dalam lajur sepeda motor dengan diberi pelebaran sebesar 1,5 m umtuk pemberhentian bus. Jarak bukaan yang digunakan untuk tempat keluar masuk bus dari lajur sepeda motor 75 meter dengan lebar bukaan 5 meter. 520

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 521 Perubahan Geometrik Simpang Perencanaan simpang pada Ruas Jalan Semarang Kendal mengacu pada perencanaan simpang di Ruas Jalan Ring Road Yogyakarta. Dalam perencanaan simpang antara lajur sepeda motor dan simpang di beri bukaan dengan jarak 75 meter sebelum simpang, yang berfungsi untuk tempat beralih lajur untuk sepeda motor maupun kendaraan lain Analisis Kinerja Jalan Semarang Kendal Setelah Penerapan Lajur Sepeda Motor Penerapan lajur sepeda motor akan menyebabkan perubahan kinerja jalan yang akan berpengaruh besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan analisis kinerja Jalan Semarang Kendal setelah penerapan lajur sepeda motor. Dari hasil analisis didapat pertumbuhan kendaraan beberapa tahun ke depan: a) Tahun 2015 1. Ruas Jalan Siliwangi Segmen I, DS lajur sepeda motor 0,97 dan DS lajur kendaraan lain 1,05. Segmen II, DS lajur sepeda motor 0,96 dan DS lajur kendaraan lain 0,77. Segmen III, DS lajur 1,26. Segmen IV, DS lajur sepeda motor 0,97 dan DS lajur kendaraan lain 1,10. Untuk itu, diperlukan perubahan geometri dengan pemberian separator berupa kerb sebagai pemisah antara lajur sepeda motor dan kendaran lain. 2. Ruas Jalan Walisongo DS lajur sepeda motor 0,68 dan DS lajur kendaraan lain 0,84, sehingga lajur sepeda motor dengan pemisah marka masih dapat menampung jumlah kendaraan yang melewati ruas tersebut. b) Tahun 2016 1. Ruas Jalan Siliwangi Segmen I, DS lajur sepeda motor 1,10 dan DS lajur kendaraan lain 1,41. Segmen II, DS lajur sepeda motor 1,09 dan DS lajur kendaraan lain 1,03. Segmen III, DS lajur 1,32. Segmen IV, DS lajur sepeda motor 1,10 dan DS lajur kendaraan lain 1,48. Berdasarkan hal tersebut maka lajur kendaraan sudah tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang melewati ruas tersebut. 2. Ruas Jalan Walisongo DS lajur sepeda motor 0,71 dan DS lajur kendaraan lain 0,93, sehingga diperlukan perubahan geometri dengan pemberian separator berupa kerb sebagai pemisah antara lajur sepeda motor dan kendaran lain. c) Tahun 2017 1. Ruas Jalan Walisongo DS lajur sepeda motor 0,73 dan DS lajur kendaraan lain 1,19, sehingga lajur kendaraan sudah tidak dapat menampung jumlah kendaraan yang melewati ruas tersebut. SARAN Dari kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa rekomendasi seperti berikut: 521

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 522 1. Pada lajur sepeda motor diberi rumble strip pada area sebelum adanya bus bay yang berfungsi mengurangi kecepatan sepeda motor untuk mengantisipasi adanya orang yang menyebrang jalan setelah turun dari kendaraan umum. 2. Pada bus bay sebaiknya disediakan peron untuk penumpang yang turun dari kendaraan umum dengan dimensi yang cukup sehingga memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan. 3. Diperlukan adanya peran aktif pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas kinerja Ruas Jalan Semarang Kendal. 4. Diperlukan adanya Transport Demand Management (TDM) yang handal karena perbaikan transportasi tidak cukup dengan melebarkan jalan atau hal-hal lain yang bersifat fisik. DAFTAR PUSTAKA DPU, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. DPU, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Idris, Muhammad, 2007, Kriteria Lajur Sepeda Motor untuk Ruas Jalan Arteri Sekumder, Bandung: Puslitbang Jalan dan Jembatan, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, 522