BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Azwar (1995) Psikologi memandang perilaku manusia (Human

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam ilmu pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan sangatlah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME. Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si

BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI

Disusun Oleh : Handris Krisnayana ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kultur akademik sendiri menghendaki mahasiswa itu untuk melakukan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

Plagiarisme. Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat. Acuan

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

PPKn. Dosen PJMK : Mohammad Adib. Artikel Ilmiah Populer/Essay Bebas. Pendidikan Anti Korupsi. Kelas D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan jujur. Namun hingga saat ini, masih ada masalah ketidakjujuran mahasiswa.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. ( Suryabrata, 2002 : 293 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan

PPKN DOSEN PJMK: DRS. H. MOHAMMAD ADIB, MA. PLAGIAT = KEJAHATAN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Livia Melda Christanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. PERUMUSAN MASALAH. Plagiarisme telah menjadi masalah yang terjadi di negeri kita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi.

Juara 1 Lomba Essay LSP FKIP UNS dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2015

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terus membangun dan meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemalsuan data laboratorium dan tindak kecurangan. Menurut Mujahidah (2012 :4)

HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan negatif mahasiswa dalam melakukan kecurangan dalam menghasilkan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH. Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa

Plagiarisme Akademik 1

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecurangan akademik merupakan fenomena umum di sekolah menengah dan perguruan

Pengaplikasian Template Modul

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENYONTEK PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menjalani kehidupan. Era ini memiliki banyak tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tangguh baik secara fisik, mental maupun intelektual dan kepribadian. pendidikan di indonesia yaitu Madrasah Aliyah (MA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

TUGAS PPKN. BY : Deanty Chandra Pertiwi ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dimana kunci suksesnya terletak pada dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat cepat. Seiring dengan perkembangan zaman, siswa selaku peserta didik

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik di sekolah maupun di kampus. Hasil survey Litbang Media Group

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ujian Nasional merupakan gerbang dari sebuah keinginan besar bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. 1. Pendidikan nasional Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar, membahas soal bersama-sama, atau bahkan ada yang berbuat

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan. demokratis serta bertanggung jawab.

belajar itu sendiri (Syah, 2011). Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia biasanya dilaksanakan di tingkat SMP dan SMA. Bimbingan dan

Menghindari Plagiat di Era Digital

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

Hanif Fakhrurroja, MT

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang tahun Lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH TERHADAP TINDAKAN PLAGIAT DALAM PENULISAN SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Mengenai Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Perilaku 1. Pengertian Perilaku Salah satu ciri manusia adalah berperilaku atau bertingkah laku namun tidak mudah untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan perilaku. Menurut Azwar (1995) Psikologi memandang perilaku manusia (Human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Menurut Walgito, (2005) Perilaku atau aktivitas-aktivitas disini adalah dalam pengertian yang luas, yaitu meliputi perilaku yang nampak (overt behavior) dan juga perilaku yang tidak nampak (inert behavior). Menurut ahli dari aliran behavioris B.F. Skinner (dalam Damin, 2010) bahwa semua perilaku dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lingkungan bukan oleh kekuatan internal. Menurut Skinner (dalam Walgito, 2005) perilaku dibedakan atas; a. Perilaku yang dialami (innate behavior), yang kemudian disebut juga sebagai respondet behavior yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas, perilaku yang bersifat refleksif. b. Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui, tetapi semat-semata ditimbulkan oleh

organisme itu sendiri. Perilaku operan belum tentu didahului oleh stimulus dari luar. Dari pengertian perilaku diatas dapat disimpulkan, perilaku dapat disebut juga bertingkah laku seorang individu yang melakukan aktifitasaktifitas. Perilaku meliputi perilaku yang nampak dan juga perilaku yang tidak nampak. 2. Teori Perilaku Menurut Walgito (2010), Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Dalam hal ini ada beberapa teori perilaku, yang dapat dikemukakan: a. Teori Insting Perilaku disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. b. Teori Dorongan (Drive Theory) Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan-berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berprilaku. c. Teori Insentif (Incentive Theory) Dengan insentif akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif juga disebut reinforcementada yang positif dan ada yang negative.

d. Teori Atribusi Teori ini menjelaskan sebab-sebab perilaku manusia, pada dasarnya perilaku manusia itu dapat atribusi internal, tetapi juga dapat atribusi eksternal. e. Teori Kognitif Dalam berperilaku seseorang harus memilih mana yang perlu dilakukan. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya disamping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat kedepan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan perilaku atau tingkahlaku sebagai aktifitas-aktifitas seseorang yang tampak atau tidak tampak. Adapun teori perilaku yang terdiri dari lima teori: Teori Insting,. Teori Dorongan (Drive Theory), Teori Insentif (Incentive Theory), Teori Atribusi, dan Teori Kognitif B. Kejujuran 1. Pengertian Kejujuran Menurut Kesuma, dkk (2012) jujur merupakan suatu keputusan seseorang untuk mengungkapkan perasaannya, kata-katanya atau perbuatannya bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Menurut McCabe dan Bowers (1994)

kejujuran mahasiswa dipengaruhi oleh presepsi teman sebaya, teman sebaya dapat mempengaruhi mereka untuk berbuat tidak jujur khususnya dalam dunia pendidikan. Menurut Mustari (2011) jujur adalah suatu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain. Jujur merupakan suatu karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif dan mulia seperti integritas,penuh kesabaran, dan lurus sekaligus tidak berbohong, curang ataupun mencuri. Dengan melakukan kejujuran, nilai kesejahteraan masyarakat akademik akan distabilkan, sebagai masyarakat akademik diharapkan melakukan kejujuran. Kejujuran perlu ditanamkan pada diri sendiri agar terhindar dari tindakan berbohong (akademik), penipuan, pencurian (plagiat), dan lainnya. Dari pendapat diatas jadi dapat disimpulkan bahwa kejujuran merupakan suatu perilaku seseorang yang sering kali diungkapkan dengan ucapan atau tindakan secara spontas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Karakteristik Kejujuran Menurut Kesuma,dkk (2012) orang yang memiliki karakteristik jujur dicirikan dengan perilaku diantaranya yaitu; a. Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, terkadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan. b. Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya)

c. Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki karakter jujur akan disegani oleh banyak orang dalam berbagai hal seperti dalam persahabatan, mitra kerja, dan sebagainya. karakteristik jujur merupakan salah satu karakter pokok yang bisa menjadikan seseorang cinta kebenaran dan mau mengambil resiko sebesar apapun dari kebenaran yang dilakukan. C. Plagiarisme 1. Plagiarisme Saat ini mulai muncul beberapa kasus plagiat yang menjadi keprihatinan kita semua, oleh karena itu mengenai plagiarisme menjadi salah satu hal yang penting dipahami oleh mahasiswa dan dosen. Menurut Dody (dalam Suwarjo dkk, 2012) plagiat merupakan bagian dari perilaku menyontek yang dimaknai sebagai mengambil atau menggunakan kata atau ide dari pekerjaan orang lain. Menurut Agus (dalam Soelistyo, 2011) plagiarisme sebagai tindakan mencuri, gagasan, kata-kata, kalimat, atau hasil penelitian orang lain dan menjadikan seolah-olah sebagai karyanya sendiri. Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun 2010 Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagai atau

seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Menurut Kramer (dalam Zalnur, 2012) menyatakan bahwa palgiarisme terjadi ketika seorang penulis mengambil karya intelektual seperti gagasan, pendapat, temuan, simpulan, data, kalimat dan kata-kata orang lain sehingga pembaca menganggap bahwa karya intelektual itu merupakan karya penulis tersebut. Menurut Hexam (dalam Suganda, 2006), seseorang dianggap sudah melakukan plagiarisme jika dalam tulisannya ia telah menggunakan lebih dari empat kata yang diambilnya dari suatu tulisan orang lain, padahal dalam tulisannya tersebut ia tidak menyertakan tanda kutip, sebagai bentuk dari pengutipan langsung. Menurut Sastroamoro, (2007) plagiarisme adalah tindakan menyerahkan (submitting) atau menyajikan (presenting) ide atau kata/kalimat orang lain tanpa menyebut sumbernya. Marshall & Rowland (dalam Suganda, 2006) menyatakan bahwa berdasarkan niatnya, ada dua jenis plagiarisme, yaitu plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja (deliberate) dan plagiarisme yang dilakukan secara tanpa disengaja (accidental). Deliberate plagiarisme adalah kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang untuk membajak karya ilmiah orang lain, contohnya adalah membajak isi buku orang lain, menerjemahkan karya orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu (apalagi jika mengklaimnya sebagai karyanya sendiri), dll. Sedangkan accidental plagiarism terjadi lebih

disebabkan karena ketidak tahuan si penulis tentang kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah dan tentang tata cara atau etika menulis artikel ilmiah atau mungkin karena si penulis artikel tidak memiliki akses ke kepustakaan yang diperlukannya tersebut. Dari definisi serta pendapat di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa tindakan plagiarisme merupakan salah satu kejahatan intelektual yang terjadi di dalam dunia akademik, kejahatan tersebut dapat tergambar dari perilaku pencurian, penipuan, penculikan dan pengakuan hasil penelitian maupun tulisan orang lain yang kemudian diakui sebagai karya sendiri. Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan hasil karya orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. 2. Bentuk Plagiarisme Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.17 Tahun 2010 bahwa bentuk-bentuk plagiarisme meliputi; a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata, kalimat, data, informasi atau kombinasi dari tindakan itu dari suatu sumber tanpa menyebut sumber dimaksud dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakan sumber secara memadai; b. Mengacu dan/atau mengutip seacara acak istilah, kata dan/ atau kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakan sumber secara memadai;

c. Menggunakan sumber gagasan, pendapatan, pandangan /teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/telah dipublikasikan oleh pihak yang lain sebagai karya ilmiahnya tanpa meyatakan sumbernya secara memadai. Menurut Julissar (dalam Soelistyo, 2011) yang menyimpulkan ada beberapa bentuk bentuk plagiarisme; a. Penggunaan ide atau gagasan orang lain dalam suatu karya tulis tanpa menggunakan identitas sumbernya; b. Penggunaan atau pengutipan kata-kata atau kalimat orang lain dalam suatu karya tulis tanpa memberi tanda kutip dan/atau mengemukakan identitas sumbernya; c. Penggunaan uraian, ungkapan, atau penjelasan orang lain dalam suatu karya tulis tanpa memberi tanda kutip dan/ atau mengemukakan identitas sumbernya; d. Penggunaan fakta (data, informasi) milik orang lain dalam suatu karya tulis tanpa mengemukakan identitas sumbernya; e. Mengganti identitas penulis dari karya tulis orang lain sehingga seolah olah menjadi miliknya.

Berdasarkan dari uraian di atas bahwa bentuk plagiarisme dapat disimpulkan bahwa bentuk plagiarisme dapat dilihat dari; Penggunaan ide atau gagasan orang lain, Penggunaan atau pengutipan kata-kata kalimat orang lain, Penggunaan uraian, ungkapan, atau penjelasan orang lain,penggunaan fakta milik orang lain, Mengganti identitas penulis karya orang lain menjadi milik sendiri. 3. Faktor Penyebab Plagiarisme Menurut Hartosujono (2004) diuraikan alasan alasan atau motivasi yang menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan plagirisme, diantaranya: a. Individu merasa tertekan karena ingin mewujudkan suatu prestasi yang tinggi b. Individu mengalami kecemasan yang tinggi terhadap situasi sekolah, c. Individu menganggap bahwa prestasi yang tinggi merupakan tiket untuk meraih penghargaan dalam keras, d. Individu enggan dianggap sebagai siswa dengan peringkat terbawah, dan e. Individu merasa takut gagal. Menurut Coryna, (2003) faktor-faktor penyebab plagiarisme disebabkan adanya : a. Adanya tekanan formal (biasanya didapat dari institusi formal yang menekankan perlunya mencapai prestasi dalam penerbitan artikel) maupun informal (biasanya didapat dari rasa ingin diakui oleh komunitas SI). b. Keterbatasan pengetahuan mengenai seberapa jauh seseorang dapat mengambil atau menyadur hasil penelitian/pemikiran orang lain, serta

konsekuensi-konsekuensi yang timbul baik terhadap plagiator maupun orang yang menjadi korbannya. c. Adanya kecenderungan akan sulitnya mempertahankan karya seseorang maupun sulitnya mengganjar pelaku plagiarisme karena kompleksitas dari sistem. Menurut Hulton (dalam Dody, 2011) mengenai faktor penyebab terjadinya tindakan plagiarimse yaitu; a. Adanya kemalasan pada diri sendiri, b. Karena merasa stress, c. Perilaku tersebut bukan merupakan hal yang salahdan merugikan, dan d. Memiliki keyakinan bahwa perilakunya tidak akan diketahui. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya plagiat ialah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kecemasan, tekana /stress, ketakutan akan kegagalan, penghargaan diri yang rendah, dan sikap pesimis terhadap kemampuan diri. Sementara itu faktor eksternal yang menjadi penyebab terjadinya tindakan plagiat antara lain: sikap permisif lingkungan terhadap perilaku plagiat, kurang peka terhadap gejala-gejala yang menjadi penyebab timbulnya perilaku plagiat, sikap tidak tegas institusi terhadap sanki-sanki yang diberikan bagi pelaku plagiat, kecenderungan menutupi kasus-kasus plagiat karena rasa takut akan pencitraan negative pada institusi, pengaruh negatif dan tuntutan yang terlalu tingggi dari teman, sekolah, orang tua, dan masyarakat.

4. Ciri-ciri Plagiarisme Menurut Felicia (dalam Zalnur, 2012) telah menetapkan tujuh ciri-ciri tindakan plagiarisme yaitu: a. Karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri, b. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpamengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, c. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri, d. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri, e. Mengakui menyebutkan asal-usulnya, f. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, g. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama denga sumbernya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri plagiarisme menyatakan bahwa palgiarisme terjadi ketika seorang penulis mengambil karya intelektual seperti gagasan, temuan, simpulan,data, kalimat dan kata-kata orang lain sehingga pembaca menganggap bahwa karya intelektual itu merupakan karya penulis tersebut.

D. Mahasiswa 1. Pengertian Mahasiswa Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual. Definisi mahasiswa menurut Alwi (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007) bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi. Montgomery (dalam Papalia,2008) menjelaskan bahwa perguruan tinggi atau universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu dalam mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya dalam melatih keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis dan moral reasoning. Menurut Monks dkk, (2001) Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia 18-21 tahun. Perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karirnya Menurut Ganda (2004), mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan seorang individu dari masyarakan, yang belajar dan menekuni displin ilmu yang ditempuhnya secara mantap dengan menjalani proses kuliah. 2. Mahasiswa Tingkat Akhir Sebelum berada ditingkat akhir, mahasiswa melewati berbagai mata kuliah di semester awal kemudian berada di akhir semester. Menurut Ganda (2004), mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa melewati tahap semester yang harus di lalui untuk menjadi ditingkat teratas yang dapat disebut mahasiswa tingkat akhir. Di semester semester akhir sangat identik dengan persoalan skripsi, dimana mahasiswa tingkat akhir banyak mencari refrensi di perpustakaan entah itu jurnal, buku, atau skripsi dari alumni. Selain di perpustakaan mahasiswa juga mencari cari tambahan di internet. Di masa masa seperti ini mahasiswa rentang oleh persaan emosi yang tak stabil suasana hati dan pikiran yang tak stabil memikirkan skripsi selesai dengan tepat waktu. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, mahasiswa yaitu golongan dari masyarakat perkembangannya berada pada kategori remaja

akhir dalam rentang usia 18-21 tahun belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk mendapatkan disiplin ilmu yang bermafaat untuk dirinya sendiri di masa depan dan masyarakat. Suasanan hati yang kurang stabil memikirkan skripsi selesai dengan tepat waktu sangat berpengaruh, karena skripsi adalah syarat sebagai mahasiswa untuk medapatkan gelar S1 Sarjana. 5. Kerangka Berpikir Perguruan tinggi merupakan salah satu produsen ilmu pengetahuan, Mahasiswa merupakan subyek sebagai panutan dan sebagai pentetus bangsa. Menurut Ganda (2004) Mahasiswa merupakan individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana dalam menjalani serangkaian kuliah yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan. Dari proses kuliah yang harus dilewati mahasiswa selalu mendapatkan tugas atau tulisan mahasiswa yang tentunya tidak sedikit dan harus dikumpulkan dengan tepat waktu. Mahasiswa mampu menghasilkan karya tulis yang berkualitas dan terhindar dari perilaku plagiarisme. Kejujuran akademik menjadi hal yang sangat penting dengan kemajuan teknologi informasi. Penyelenggaran pendidikan, dosen dan komite etika perlu memikirkan strategi dan cara untuk mencegah ketidak jujuran. Kejujuran

akademik juga diharapkan ada pada orang orang profesional dalam menjalankan perannya sebagai orang profesional tertentu. Mahasiswa baik sebagai calon akademik maupun sebagai calon profesional, dituntut juga untuk memiliki kejujuran akademik. Saat ini mulai muncul beberapa kasus plagiat yang menjadi keprihatinan kita semua, oleh karena itu mengenai plagiarisme menjadi salah satu hal yang penting dipahami oleh mahasiswa dan dosen. Mahasiswa yang melakukan plagiat memiliki alasan agar dapat memenuhi harapan yang tinggi dari lingkungan, bentuk-bentuk harapan yang itu berwujud untuk mendapatkan pujian. Kita ketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Sehingga tidak perlu ragu-ragu bagi siapapun (masyarakat akademis) ketika menyusun karya ilmiah/karya tulis, menyebutkan sumber rujukan. Perguruan tinggi memiliki tangung jawab yang besar untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait dengan pencegahan plagiarisme. Sebagai peneliti diharapkan dapat memiliki sikap yang jujur pada hasil penelitian, karya tulis, maupun skripsi. Namun semua itu tidaklah mudah perilaku yang muncul karena ingin cepatnya menyelesaikan dengan tepat waktu membuat mahasiswa mencari jalan pintas dengan cara copypaste namun tidak menyebutkan sumber temuan. Hal ini dapat mengakibatkan nilai ketidak jujuran akademik, namun tidak semua mahasiswa melakukan hal seperti itu. Perilaku kejujuran mahasiswa dipengaruhi juga dengan prespsi teman sebaya. Mahasiswa

yang melakukan plagiarisme dapat muncul karena adanya faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian yang dilakukan Zalnur (2012) menjelaskan terdapat 10 mahasiswa yang diteliti dari hasil wawancara mendalam melakukan plagiarisme. Dengan kesimpulan terdapat dua faktor penyebab timbulnya perilaku plagiarisme dikalangan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Kedua faktor tersebut adalah (i) perkembangan teknologi informasi baik berupa elektronik, cetak, telah memudahkan mahasiswa dalam mengakses informasi yang di inginkan tidak terkecuali kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. (ii) terlalu tingginya volume atau beban tugas perkuliahan yang diberikan oleh setiap dosen dalam perkuliahan sehingga mahasiswa mengambil jalan pintas dengan budaya instan (cepat saji) dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan tersebut. Dalam perilaku plagiarisme terdapat bentuk bentuk dari plagiarisme yang akan dijadikan untuk pedoman tolak ukur dalam penelitian ini, adapun bentuk bentuk plagiarisme sebagai berikut ini; Penggunaan ide atau gagasan orang lain. Penggunaan atau pengutipan kata-kata kalimat orang lain. Penggunaan uraian, ungkapan, atau penjelasan orang lain, Penggunaan fakta milik orang lain, Mengganti identitas penulis karya orang lain menjadi milik sendiri. Di ketahui bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, hingga tidak perlu ragu - ragu

bagi siapapun (masyarakat akademis) ketika menyusun karya tulis atau karya ilmiah menyebutkan sumber rujukan. Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan dengan kerangka berpikir sebagai berikut: Mahasiswa Psikologi Kejujuran Perilaku Plagiarisme Bentuk bentuk Plagiarisme; a. Penggunaan ide atau gagasan orang lain, b. Penggunaan atau pengutipan kata-kata kalimat orang lain, c. Penggunaan uraian, ungkapan, atau penjelasan orang lain, d. Penggunaan fakta milik orang lain, e. Mengganti identitas penulis karya orang lain menjadi milik sendiri. Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir