TUGAS TERSTRUKTUR MINGGU KE-5 SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE-5

TUGAS KELOMPOK SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE 5

TUGAS DISKUSI SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE-5

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN BAHAN DISKUSI MINGGU KE-5 KELAS A AGROEKOTEKNOLOGI

TUGAS STELA MINGGU 5. Nama : Agung Wicaksono NIM : Kelas : B (Agroekoteknologi)

TUGAS STELA MINGGU KE-5

TUGAS TERSTRUKTUR M-5 SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

M. LUTHFI RAYES JURUSAN TANAH UB. Kompetensi

TUGAS TERSTRUKTUR SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KEEMPAT

TUGAS MANDIRI MINGGU KETIGA SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

TUGAS KELOMPOK SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN (PTT101003)

SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN (PTT101003)

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

TUGAS TERSTRUKTUR II SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN PRINSIP-PRINSIP SURVEY TANAH"

Gambar 1. Peta lokasi kecamatan tenggarong seberang

RENCANA KEGIATAN PRAKTIKUM DAN TUTORIAL ANALISIS LANSEKAP TERPADU

3. TAHAP ANALISA CONTOH TANAH 4. TAHAP ANALISA DATA

Home : tedyagungc.wordpress.com

BAHAN DISKUSI MINGGU KE-2 SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN KELAS P AGROEKOTEKNOLOGI

TUGAS KULIAH SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN BAHAN DISKUSI MINGGU KE-2 KELAS A AGROEKOTEKNOLOGI

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Kesimpulan Hasil Survei Tanah

Beberapa istilah dalam pertemuan minggu ketiga:

M.Luthfi Rayes/Sudarto Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan Tanah, Fak. Pertanian Universitas Brawijaya, Malang,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN MANAJEMEN AGUSTUS 2014

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

PENULISAN LAPORAN FIELDWORK & UAP PRAKTIKUM SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Status Data RBI Skala 1: dan 1: Tahun Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim Badan Informasi Geospasial KEBIJAKAN SATU PETA

ILMU UKUR TANAH II. Jurusan: Survei Dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dalam hal

BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI

Dasar-dasar Pemetaan Pemahaman Peta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS MINGGU KE-3. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Disusun Oleh : Nama : Lisa Dwi Fani Indar W

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

A. Deskripsi B. Kompetensi C. Pustaka D. Tim Dosen E. Alokasi Waktu F. Evaluasi G. Kegiatan H. Kegiatan Tutorial Perkuliahan I. Kegiatan Praktikum

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

PANDUAN PELAKSANAAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) GEOGRAFI TERPADU

METODE. Waktu dan Tempat

PENELITIAN GEOGRAFI I

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

03/10/2012 SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

II. METODOLOGI. A. Metode survei

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENGGAMBAR BATAS DESA PADA PETA

RENCANA PROGRAM SEMESTER MK. SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN SEMESTER GANJIL

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemrosesan Data DEM. TKD416 Model Permukaan Digital. Andri Suprayogi 2009

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN

Bab 7. Peta Topografi 2012

Orientasi adalah usaha peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKS) : Survei Tanah dan Evaluasi Lahan

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

TUGAS PENGAYAAN MATERI. 1.Berbagai macam-macam istilah dalam survey tanah:

BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Gambar 1 Lokasi penelitian.

PETA SATUAN LAHAN. Tabel 1. Besarnya Indeks LS menurut sudut lereng Klas lereng Indeks LS 0-8% 0,4 8-15% 1, % 3, % 6,8 >40% 9,5

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Perencanaan dan Persiapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

2 rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran Peta Tematik. Peta Tematik menjadi bahan analisis dan proses síntesis penuangan rencana

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang

JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM MK. STEL (Survei Tanah dan Evaluasi Lahan) AGT 08212

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

SEARCH : Fisik dan Lingkungan Alam Geomorfologi Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara deskriptif. Selain itu, beberapa website

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

TUGAS TERSTRUKTUR MINGGU KE-5 SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN Disusun Oleh : 1. HENI MELSANDI 115040213111029 2. GHASANI ANGGIAH 115040200111082 3. IKA RIANA HIOLA 115040201111072 4. HESTY M. 115040201111066 KELAS H PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Bahan Diskusi Kelompok (Untuk Semua Kelas) 1. Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan sintetik dan analitik. a. Jelaskan persamaan dan perbedaan kedua pendekatan tersebut b. Berikan contoh kedua pendekatan tersebut 2. Dalam menyiapkan survei tanah dengan menggunakan pendekatan analitik, apa saja yang harus dilakukan? 3. Lihat pada peta landform Pujon dan sekitarnya di bawah. Gambaran relief wilayah tersebut disajikan pada peta di bawahnya (peta relief) a. Diskusikan apakah pendekatan yang akan dipakai, jelaskan alasannya. b. Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara jika: - menggunakan grid kaku - menggunakan grid bebas - menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek. Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)

Relief Pujon dan sekitarnya. Catatan: 1. Untuk soal nomer 3, plot titik dengan menggunakan photosohop, corel draw, paint atau yang lainnya pada peta yang telah tersedia. 2. Tugas di-posting dalam blog masing-masing mahasiswa, dengan mencantumkan anggota kelompoknya. 3. Kirim link tugas ke alamat email : christanti.ag@ub.ac.id Jawaban: 1. Persamaan pendekatan sintetik dan pendekatan analitik: Merupakan suatu pendekatan yang dilakukan yang bertujuan untuk membagi permukaan tanah sebagai suatu kontinum ke dalam satuan-satuan tertentu dalam membuat peta tanah. Dalam praktik pendekatan sintetik maupun analitik dilakukan bersama-sama. Pada pendekatan sintetik, penempatan pengamatan sering mengikuti petunjuk eksternal yang arahnya pada batas-batas antara tanah yang berbeda dimana dalam kenyataan petunjuk ini sama dengan karakteristik eksternal pada pendekatan analitik. Pada pendekatan analitik, penempatan garis batas sering didukung dengan pengamatan pemboran juga tubuh tanah alami yang terlihat pada foto udara yang dalam kenyataannya dapat menghasilkan satuan serupa dengan yang dikelompokkan pada pendekatan sintetik. Perbedaan pendekatan sintetik dan pendekatan analitik:

Dalam pendekatan sintetik, dilakukan pengamatan di lapang terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengelompokkan berdasarkan kisaran sifat-sifat tertentu, sehingga dihasilkan suatu peta sebanyak keragaman yang ada. Penentuan satuan spasial atau peta berdasarkan hasil pengamatan pada titik-titik pengamatan. Pendekatan sintetik adalah memberi nama dahulu baru kemudian mengelompokkannya (Rayes, 2007). Dalam pendekatan analitik, pertama lansekap dibagi ke dalam tubuh tanah alami, berdasarkan karakteristik eksternal seperti landform, vegetasi dan tanah permukaan. Setelah itu dilakukan penentuan karakteristik tanah pada masing-masing satuan tersebut melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah. Pendekatan analitik berdasarkan pada petunjuk-petunjuk sifat-sifat eksternal. Pendekatan analitik adalah membagi terlebih dahulu kemudian baru memberi nama (Rayes, 2007). Contoh pendekatan sintetik : Metode survei tanah yang berdasarkan prinsip pendekatan sintetik adalah metode survei grid. Hal pertama pada metode grid, yaitu pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertikal dan horizontal). Kemudian diestimasi variabilitas tanah dan dikelompokkan. Survei grid cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks dimana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Contoh pendekatan analitik : Metode survei tanah yang berdasarkan prinsip pendekatan analitik adalah metode survei fisiografi dengan bantuan interpretasi foro udara. Survei ini dimulai dengan interpretasi foto udara (IFU) untuk mendelineasi landform yang terdapat di daerah yang disurvei, diikuti dengan pengecekan atau pengamatan di lapangan terhadap komposisi suatu peta, biasanya hanya di daerah perwakilan, tidak semua delineasi dikunjungi.

2. Dalam survei tanah dengan pendekatan analitik, yang dilakukan adalah : - Pertama adalah tahap persiapan, seperti: menentukan tujuan survei tanah, estimasi biaya survei tanah, merumuskan kerangka acuan, membuat surat perjanjian kerjasama, mengurus perijinan, mengumpulkan data-data sekunder, melakukan pengadaan foto udara, menyiapkan peta dasar, melakukan interpretasi foto udara, menyiapkan peta lapangan, menyusun jadwal pelaksanaan, menyiapkan alat dan bahan survei. - Kedua yaitu pengecekan hasil interpretasi foto udara atau batas-batas yang ada pada peta dasar dan peta rencana rintisan, sehingga dapat membagi lansekap ke dalam komponen-komponen sedemikian rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda. Kemudian melakukan pengamatan di lapang dengan menilai karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapang. - Kemudian yang terakhir adalah analisis data dan pembuatan peta dan laporan berdasarkan hasil survei tanah. 3. Peta Landform (bentuk lahan Pujon dan sekitarnya) a. Pendekatan yang akan di pakai adalah pendekatan analitik dimana dibuat peta dasar dan penentuan titik pengamatan, lalu pengelompokkan awal, kemudian pengambilan sampel tanah untuk memperkuat pengelompokkan peta tersebut dan kemudian di buat peta hasil survei tanah tersebut. Adapun pemilihan pendekatan analitik agar mempermudah dalam survei di lapang maupun pada pembuatan peta sebab telah dibuat peta dasar sebagai acuan untuk pengamatan / survei di lapang. b. Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara jika: Menggunakan Grid Kaku : Metode survey ini di awali dengan skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan mempertimbangkan kisaran special autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara

teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat diseluruh daerah survey. Pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertical dan horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks di mana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Survei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya sukar ditentukan dengan pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail-sangat detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya pada daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar) atau di daerah yang belum ada foto udaranya (Rayes, 2007). Menggunakan Metode Grid Bebas: Merupakan metode gabungan antara grid kaku dan metode IFU/fisiografi.Metode ini diterapkan pada survey detail hingga semi detail metode ini dipilih dikarenakan survey peta menggunakan skala besar yakni 1:25.000. pelaksanaan survey ini diawali dengan analisis fisiografi melalui interpretasi foto udara(ifu) secara detail. Dalam metode survey bebas, pemeta bebas lokasi/ titik pengamatan dipilih secara bebas (Rayes, 2007).

Menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek Pengamatan pada daerah kunci (key area): Merupakan daerah terpilih dalam suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin satuan peta yang ada diseluruh daerah survei tersebut. Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah : a) Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei b) Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentang-alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah. c) Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail, sekitar 10-30 % dan skala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total) d) Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud-lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali : a) Daerah survei relatif sempit b) Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik c) Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei irigasi) d) Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah (Rayes, 2007). DAFTAR PUSTAKA Rayes, M. Lutfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.