Kajian Perhiasan Tradisional

dokumen-dokumen yang mirip
Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya

KAJIAN KERAJINAN UKIRAN KAYU SUKU ASMAT

3. Karakteristik tari

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

Kerajinan Fungsi Hias

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Kajian Pakaian penghulu Minangkabau

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

TARI MANDAU TALAWANG. Di susun oleh : DAYA SAKTI KALIMANTAN TENGAH

1. WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAK BENDA KABUPATEN BULUNGAN. Jenis Warisan Budaya : Cagar Budaya ( Warisan Budaya Benda )

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB II LANDASAN TEORI

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Kajian Batik Tulis Riau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

Transkripsi:

Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya-budaya yang terdapat didalamnya. Kebudayaan Indonesia merupakan ciri khas suatu daerah yang ada pada setiap daerah, sehingga di setiap daerah memiliki keunikan tersendiri. Namun, pada dasarnya kebudayaan Indonesia terbentuk dan terpengaruh oleh kebudayaan besar lainnya seperti Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Salah satu warisan budaya yang masih ada saat ini salah satunya yaitu perhiasan tradisional Kalimantan Timur. Perhiasan ini cukup unik untuk digunakan, dengan kekhasan perhiasannya yang terbuat dari manik-manik dan bermotif dayak. Namun pada saat ini masyarakat lebih banyak berpindah pada perhiasan yang lebih modern dengan taburan mutiara-mutiara yang berkilauan. Karena menurut masyarakat saat ini perhiasan tersebut lebih menarik daripada perhiasan tradisional yang terbuat dari manik-manik plastik saja. Sebagai rakyat Indonesia kita perlu melestarikan budaya yang ada agar tidak punah dan hilang meskipun budaya luar mempengaruhi perkembangan budaya yang ada. Pemerintah pun seharusnya turut ikut andil dalam pengembangan budaya Indonesia, sehingga masyarakat ikut tergerak melakukan pembudidayaan budaya Indonesia yang masih ada sampai saat ini. Kata Kunci : perhiasan, tradisional, budaya 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai beragam budaya yang sangat banyak. Dengan keanekaragaman budaya tersebut membuat Indonesia kaya akan budaya-budayanya. Kebudayaan Indonesia bisa diartikan seluruh ciri khas suatu daerah yang ada sebelum terbentuknya nasional Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya, seperti kebudayaan India, kebudayaan Arab dan lainnya. Saat ini budaya Indonesia sudah semakin dilupakan oleh masyarakat

Indonesia sendiri. Banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia membuat budaya lama tergeser dan berganti budaya yang baru. Masyarakat lebih memilih budaya luar yang dianggap modern dibandingkan dengan budaya sendiri yang terkesan kuno. Hal ini yang membuat budaya Indonesia dengan mudah diambil oleh negara lain dan mengklaim bahwa budaya itu miliknya. Tentu saja hal seperti ini tidak baik untuk dibiarkan saja, pemerintah harus cepat tanggap dalam mengambil keputusan agar dapat mempertahankan warisan budaya. Salah satu hasil budaya yang ada yaitu perhiasan tradisional. Yang akan diangkat oleh penulis pada ulasan kali ini adalah perhiasan tradisional Kalimantan Timur. Perhiasan dari Kalimantan Timur ini mempunyai keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda dengan perhiasan tradisional dari daerah lainnya. Jenis perhiasan ini pun berbeda meski tetap berasal dari satu daerah yang sama, karena mempunyai filosofi serta makna yang terkandung berbeda-beda. Khasanah budaya bangsa Indonesia yang demikian kaya mendorong hadirnya berbagai macam jenis dengan ciri kekhususannya sendiri. Ditengah pergantian zaman yang semakin mengarah ke kehidupan modern, perhiasan ini mampu menerobos untuk tetap hadir sebagai budaya yang hingga kini masih bertahan. Dengan selalu mengikuti mode yang terus berganti serta mengikuti selera pasaran dapat menunjukkan sekaligus membuktikan bahwa kekuatannya terhadap perubahan nilai dalam pergantian zaman tidak mempengaruhi untuk tetap berkembang. Untuk mempertahankannya memang tidak mudah. Upaya untuk melestarikannya dapat dilakukan dengan mengenalkan pada daerah-daerah lain agar mengetahui perhiasan ini sehingga masyarakat luas mengetahui jenis perhiasan setiap daerah dan dapat ikut serta melestarikannya. Dengan perkembangan yang lebih maju mengakibatkan terjadinya persaingan pasaran. Dalam hal ini terobosan-terobosan baru, inovasi dan kreatifitas sangat diperlukan. Inovasi baru tidak luput dari kualitas yang baik dan ini merupakan hal prioritas utama konsumen dalam hal memilih produk. Perhiasan tradisional Kalimantan Timur merupakan salah satu bagian dari benda pusaka. Perhiasan ini pun memiliki makna filosofi sendiri terutama pada mata kalungnya. Sehingga perhiasan ini memiliki nilai magis yang tinggi pada zaman itu. Seiring perkembangan zaman, perhiasan ini pun mulai berkembang di masyarakat Kalimantan Timur. Namun, sangat

disayangkan jika masyarakat tidak mengetahui tentang perhiasan tersebut. Maka dari itu, penulis ingin mengajak masyarakat luar untuk mengenal perhiasan ini dan untuk turut melestarikan warisan yang masih ada sampai saat ini. 1.2 Metodologi Penelitian Dalam metodologi penelitian ini digunakan beberapa teknik yang mendukung pemecahan masalah, diantaranya : 1. Wawancara, yaitu mengadakan dialog secara langsung untuk mendapatkan data terhadap pihak yang mengetahui dengan masalah yang akan diteliti 2. Studi pustaka, mencari data tertulis yaitu teori-teori yang didapat dari buku-buku referensi, kumpulan arsip, majalah serta internet 3. Penyebaran angket, yaitu melakukan analisa data terhadap masalah yang akan diteliti 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Definisi Perhiasan Perhiasan bukan hanya didominasi kaum perempuan saja, terbukti kaum lelakipun seringkali memakainya dalam batas-batas tertentu. Dari sekian banyaknya perhiasan di Indonesia, ternyata bukan hanya digunakan untuk menambah indahnya penampilan atau keagungan si pemakai, tetapi juga mempunyai fungsi lain, seperti : 1. Perhiasan Sebagai Lambang atau Simbol Status Banyak sekali perhiasan yang bisa mengungkapkan jatidiri si pemakai. Perhiasan juga dapat menjadi simbol atau strata antara masyarakat biasa dengan orang-orang kerajaan. 2. Perhiasan Sebagai Penolak Bala atau Jimat Hingga kini masih banyak masyarakat yang meyakini kekuatan dan khasiat sebuah kalung atau perhiasan lainnya. Mereka mempercayai bawa suatu perhiasan dapat menjadi pelindung kepada pemakainya. 3. Perhiasan Sebagai Sarana Pengobatan Konsep sakit dalam pemikiran tradisional selalu berkaitan dengan halhal yang berbau mistis, pada pengobatan tradisional barang-barang perhiasan menjadi salah satu sarana penyembuhan, tentunya dengan berbagai mantra, atau perhiasan tersebut dimasukkan ke dalam air yang telah diberi mantra untuk kemudian airnya diminum. 4. Perhiasan Sebagai Perlengkapan Penari

Sebagai bangsa yang sangat kaya dengan seni budaya, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni tari yang lengkap dengan busana dan perhiasannya. Perhiasan untuk menari pada umumnya dibuat lebih meriah, mewah dan lebih anggun, dari segi warna umumnya menggunakan warnawarna cerah dan menonjolkan efek khusus bagi penontonnya. 5. Perhiasan Yang Dibawa ke Alam Kubur Banyak temuan arkeologi membuktikan bahwa perhiasan bukan sekedar digunakan pada waktu seseorang masih hidup, ternyata didalam kuburan batu kuno menyimpan banyak perhiasan seperti kalung, gelang dan perhiasan lain yang tergeletak di samping jasad yang di kubur. Mereka biasanya adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan penting dalam masyarakatnya pada zaman itu. 2.2 Sejarah Perhiasan Tradisional Kalimantan Timur Sejak zaman prasejarah, manusia sudah mengenal pemakaian perhiasan. Peninggalan-peninggalan dari zaman ini, menunjukkan bahwa naluri menghias diri pada manusia, tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Semakin tinggi peradabannya, semakin tinggi pula teknik dan mutu perhiasan yang dihasilkannya. Pada masyarakat yang kehidupannya masih sangat sederhana (primitif) cara menghias diri mereka juga dilaksanakan dengan cara yang sangat sederhana pula, yaitu dengan jalan mencoreng-coreng wajah/tubuh dengan arang, lumpur, atau bahkan dirajah dengan tatto. Semua tindakan menghias diri tersebut tentu mempunyai maksud-maksud tersendiri, sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada tata kehidupan masyarakat tersebut. Ada kalanya mereka mencorengcoreng diri sebagai pertanda duka cita atas meninggalnya salah seorang keluarga dekat, atau bahkan mereka mencoreng-coreng diri sebagai pertanda mengangkat kapak perang dengan suku lain, dan ada juga yang mencoreng-coreng dirinya sebagai pertanda sukacita dalam suatu upacara adat. Perkembangan lebih lanjut menunjukkan adanya usaha atau kecenderungan untuk menggunakan dan memakai benda-benda temuan dari alam untuk digunakan sebagai perhiasan, seperti tulang, kayu, batu dan lain-lain. Bendabenda tersebut belum diolah bentuknya, dari bentuknya yang asli kemudian dipakai sebagai kalung, gelang tangan, perhiasan kepala, dan sebagainya. Fungsi perhiasan pada masyarakat yang masih sederhana ini

sebetulnya masih jauh dari fungsi kesenangan atau estetis, ia lebih diharapkan untuk mempunyai fungsi magis, sebagai penambah kekuatan dan wibawa dari si pemakainya. Dengan menggantungkan taring-taring binatang buas dilehernya, seorang kepala suku, pemburu atau dukun akan semakin disegani oleh masyarakatnya. Masyarakat akan menyegani keperkasaannya, karena hal tersebut merupakan bukti dari perbuatan yang telah dilakukannya. Dari perhiasan ini pula akan dapat diketahui status dari derajatnya dalam masyarakat, apakah ia seorang anggota masyarakat biasa, ataukah ia seorang kepala suku atau seorang panglima perang serta orang-orang kerajaan. 2.3 Fenomena Saat Ini Saat ini perkembangan zaman sudah sangat maju. bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan perhiasan ini pun sudah sangat beragam, mulai dari yang berbahan plastik, batu-batu hingga emas. Batu-batu permata yang indah dapat diberi kerangka dengan logam, sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dengan ditemukannya teknik pengerjaan logam, perkembangan pembuatan perhiasan menjadi semakin tak terbendung. Teknik inilah yang sampai sekarang tetap bertahan dan berkembang. Fungsi dari perhiasan di jaman sekarang, sudah melepaskan diri dari fungsi magis. Perhiasan-perhiasan yang diciptakan sekarang mempunyai fungsi estetis, demi kesenangan dan kepuasan kepada pemakainya. Semakin bentuknya bagus dan semakin mahal bahan yang digunakan, maka semakin tinggi pulalah nilai perhiasan tersebut. Perhiasan yang terbuat dari emas, tentu saja merupakan perhiasan yang dianggap paling bernilai. Hal ini pulalah yang selanjutnya yang memberikan status dan derajat tertentu kepada si pemakai perhiasan tersebut. Perhiasan-perhiasan tradisional di berbagai daerah di Indonesia yang masih dapat dijumpai dewasa ini, pada umumnya adalah perhiasan-perhiasan yang digunakan pada upacara-upacara adat, bukanlah perhiasan-perhiasan yang bersifat magis sebagaimana yang terdapat pada suku-suku primitif. Teknis pembuatannya pun sudah maju, dengan teknik mengolah logam yang sempurna. Tentang bentuk yang digunakan terdapat beberapa perbedaan sesuai dengan karateristik setiap daerah 3. ANALISIS 3.1 Angket Hasil analisa data yang telah dilakukan yaitu melakukan penyebaran

angket kepada para mahasiswa dengan usia 19 sampai 22. Analisa data ini disebarkan pada mahasiswa dengan daerah yang berbeda-beda. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar apresiasi masyarakat diluar daerah Kalimantan Timur terhadap perhiasan ini serta dari sini pula kita dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan masyarakat akan perhiasan tradisional Kalimantan Timur ini. Melalui hasil penyebaran angket yang dilakukan dapat diketahui bahwa : 1. Menurut responden yang dilakukan banyak yang mengenal perhiasan dari Kalimantan Timur ini. Namun tidak banyak yang pernah melihat langsung ataupun menggunakan perhiasan ini. 40 20 0 Mengenal Perhiasan Kalimantan Timur 20 10 ya tidak Tabel 3.1 Mengenal Perhiasan Kalimantan Timur 2. Perhiasan Kalimantan Timur merupakan perhiasan yang menarik menurut masyarakat luar. Dari corak serta warna dan membentuk ragam hias yang sangat khas Kalimantan Timur. Tabel 3.2 Tanggapan Masyarakat 30 20 10 0 3. Pemerintah melakukan upaya pemberdayaan agar perhiasan ini tidak dilupakan. Upaya ini merupakan salah satu untuk tetap menjaga warisan budaya yang ditinggalkan oleh leluhur. Tabel 3.3 Upaya Pemerintah 18 16 14 12 Tanggapan Masyarakat 25 5 Upaya Pemerintah untuk Melestarikan 14 16 menarik tidak menarik 4. Menurut responden yang penulis ya tidak kumpulkan masyarakat melupakan budayanya sendiri karena pengaruh budaya luar. Meski pemerintah sudah melakukan upaya pelestarian, tetapi masyarakat lebih senang

menggunakan perhiasan yang bersifat modern. Tabel 3.4 Alasan Masyarakat melupakan Budaya sendiri 25 20 15 10 5 0 3.2 Wawancara Alasan mengapa Masyarakat melupakan Budaya sendiri 20 10 Analisa data selanjutnya yang dilakukan yaitu melakukan wawancara pada pihak yang mengetahui tentang ulasan penelitian yang diteliti. Wawancara ini dilakukan pada Tri Guntoro dari Tenggarong, Kalimantan Timur. Adapun hasil dari wawancara yang dilakukan adalah : pengaruh budaya luar takut ketinggalan zaman Perhiasan asli dari Kalimantan Timur adalah perhiasan yang terbuat dari manikmanik, biji-bijian, serta kayu rotan. Jenisjenis perhiasan ini berupa kalung, gelang, bros, tas dan pakaian yang semua terbuat dari manik-manik. Dahulu manik-manik itu terbuat dari batu yg di proses dengan tangan, sementara sekarang banyak manikmanik buatan pabrik yg terbuat dari kaca, mika, fiber atau plastik. Untuk itu, jika ingin membuktikan bahwa manik-manik tersebut asli dari Suku Dayak atau bukan, maka haruslah dilakukan tes dengan cara membakarnya. Setiap perhiasan tersebut mempunyai makna tersendiri, contohnya kalung yang dibuat dari manik-manik mengandung arti magis, terutama pada bagian bandul (liontin) kalungny seperti gigi atau taring. Biasanya makna-makna yang terkandung merupakan sisi kehidupan mereka dan motif yang digunakan biasanya berupa dewa-dewa. Selain untuk mempercantik diri, perhiasan ini juga memberi sugesti keberanian dan kehormatan. Perhiasan ini umumnya dipakai pada saat upacara adat maupun upacara keagamaan. Makna untaian buah kalung merupakan tanda keagungan sebagai Dewa yang turun ke bumi untuk membawakan ketentraman dan keamanan bagi umatnya. Begitu alam pikiran suku-suku Dayak sebelum terpengaruh oleh agama lain. 3.3 Kesimpulan Hasil Analisa Data Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa perhiasan tradisional Kalimantan Timur mempunyai ciri khas pada bahan yang

digunakannya yaitu manik-manik yang berasal dari suku Dayak asli. Dari hasil responden diketahui tidak adanya upaya pemerintah yang turut melestarikan warisan budaya ini. Maka dari itu, kita sebagai masyarakat yang harus terlebih dahulu melestarikannya. Jika dari masyarakat sendiri tidak antusias menanggapi hal ini maka warisan budaya akan hilang. 4. KESIMPULAN Seiring perkembangan zaman perhiasan tradisional ini berkembang ke masyarakat luar namun banyak juga yang tidak mengetahui perhiasan ini. Perhiasan ini pun mengalami perubahan-perubahan seperti perubahan pada bahan yang digunakan pada pembuatannya. Dan perhiasan tradisional ini pun sudah tidak memiliki arti magis seperti zaman dulu. Dengan adanya budaya luar yang masuk, maka perhiasan tradisional ini pun mengalami pergeseran dengan perhiasan lain yang sudah lebih modern. Hal ini menyebabkan masyarakat melupakan warisan budayanya. Adapun saran dari penulis yaitu dengan cara menyampaikan dan memberitahukan kepada masyarakat luar untuk turut melestarikan budaya sehingga warisan budaya tetap dilestarikan dan tidak dilupakan masyarakat Kalimantan maupun diluar Kalimantan. DAFTAR PUSTAKA Djamaludin, Atjep. Perhiasan Tradisional Indonesia. Album Sejarah Seni Budaya Kalimantan Timur I, Penerbit Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Kebudayaan. www.anneahira.com/perhiasan-cantik- 9907.htm resensi.info/buku/.../2011338-adatistiadat-dan-budaya-daerah.html http://lgindonesiablog.com/2011/08 /10/belanja-batu-permata-di-kebunsayur/