I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PUPUK NPK ORGANIK BERBAHAN DASAR LIMBAH TAHU PADAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L).

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

MAKALAH SEMINAR APLIKASI PUPUK NPK ORGANIK BERBAHAN DASAR LIMBAH TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

Nur Rahmah Fithriyah

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penanaman nanas utama di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah.

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

Pupuk Organik Cair AGRITECH

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatica

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh. Menurut Rukmana (1994) dalam Ainun (2013), komposisi zat gizi dan mineral setiap 100 g kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0 mg), fosfor (72,0 mg), zat besi (1,1 mg ), vitamin A (90,0 mg), vitamin B1 (0,1 mg), vitamin C (69,0 mg) dan air (91,7 g). Sebagai sayuran, kubis juga berfungsi membantu pencernaan, menetralkan zat-zat asam, memperlancar buang air besar, dan memperkuat sistem imun tubuh. Faktanya, kubis merupakan sumber vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kandungan vitamin C dari kubis lebih besar dari buah jeruk, mengkonsumsi kubis juga dapat menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu pencernaan, menetralkan zat-zat asam, memperlancar buang air besar dan penangkal kanker yang efektif. Kubis mengadung sumber antioksidan yang cukup tinggi. Antioksidan dalam kubis inilah yang mampu menjaga tubuh dari berbagai radikal bebas yang dapat mengakibatkan penyakit kanker. Fakta lainnya, wanita dianjurkan untuk mengkonsumsi kubis untuk meminimalisir kanker payudara yang bisa membahayakan para wanita tersebut (Organicfacts. 2016). 1

2 Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu sentra produksi sayuran di Indonesia, khususnya tanaman kubis. Menurut Badan Pusat Statistik (2015), luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman kubis di Jawa Tengah mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dari data luas panen, produksi, dan produktivitas di provinsi Jawa Tengah selama lima tahun. Berdasarkan Badan Pusat Statistik ( 2015 ) bahwa produksi kubis dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 25.343 ton. Selain itu luas panen dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 15.948 hektar. Produktivitas kubis dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,46 ton/hektar, tetapi dari tahun 2012 sampai tahun 2014 produktivitas kubis terus menurun. Penurunan produksi tanaman kubis berkaitan dengan adanya risiko dalam budidaya tanaman kubis yakni berupa faktor produksi (Nuraini, 2014). Salah satu faktor produksi dalam budidaya tanaman kubis yaitu pupuk. Penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah, diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat. Penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan mengakibatkan kadar nitrat dalam hasil pertanian akan meningkat karena terjadinya akumulasi nitrat dalam jaringan tanaman. Dampak

3 negatif ini akan berkurang jika penggunaan pupuk seimbang (Isnaini, 2006). Kandungan bahan organik dalam tanah semakin lama semakin berkurang. Data yang pernah dilaporkan bahwa tanah di pulau Jawa umumnya mengandung bahan organik dibawah 2 %. Sementara dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimatologi menunjukkan sekitar 95% lahan pertanian di Indonesia mengandung C-organik kurang dari 1 %. Padahal batas minimum bahan organik yang dianggap layak untuk lahan pertanian antara 4-5 % (Musnamar, 2003). Penumpukan sisa atau residu pupuk kimia an-organik merupakan salah satu penyebab utama mengerasnya tanah. Jika tanah semakin keras maka tanah semakin tidak responsif terhadap pupuk kimia an-organik tanah-tanah pertanian. Keadaan ini banyak terjadi di sentra-sentra pertanian terutama di Pulau Jawa. Residu pupuk kimia an-organik di dalam tanah ini mengakibatkan terhambatnya proses dekomposisi secara alami oleh mikroba di dalam tanah. Hal ini dikarenakan sifat bahan kimia an-organik yang lebih sukar terurai, sehingga berapapun banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap tidak optimal. Mengerasnya tanah pertanian juga akan mengakibatkan porositas tanah menurun, sehingga ketersediaan oksigen bagi tanaman maupun mikrobia tanah menjadi sangat berkurang. Dampak lainnya adalah terhadap pertumbuhan tanaman. Terbatasnya penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar mengakibatkan fungsi akar tidak optimal, yang pada gilirannya menurunkan produktivitas tanaman (Dewi Sapitri. 2013).

4 Dengan adanya penurunan kualitas tanah maka diadakan penelitian dengan bahan limbah tahu agar dapat mengganti pupuk anorganik agar kualitas tanah bisa lebih baik, Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Salah satu limbah pertanian yang belum banyak dimanfaatkan yaitu limbah dari industri tahu. Industri tahu menghasilkan limbah padat (kering dan basah) dan limbah cair. Sutejo, 1995 dan Purnama 2007 Mengatakan bahwa limbah tahu padat memiliki kandungan N (nitrogen) sebesar 1,24 %, P2O5 (fosfat) sebesar 5,54 %, dan K2O (kalium) sebesar 1,34 %. Berdasarkan kandungan hara yang dimiliki limbah tahu padat tersebut untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman kubis masih kurang, sehingga perlu menambahkan macam bahan NPK organik untuk meningkatkan hasil kubis. Bahan yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman kubis yaitu gamal (Gliricidia sepium), azolla (Azolla pinnata), Pupuk Guano, dan abu serabut kelapa. Pemanfaatan limbah tahu padat dan macam bahan NPK organik sebagai pupuk dalam budidaya tanaman kubis (Brassica oleraceea L.) diharapkan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik (Menurut Yuliadi, dkk.2008). B. Perumusan Masalah Tanaman kubis memerlukan hara untuk tumbuh dan berkembang yang terdiri dari hara makro dan mikro. Pada umumnya pemupukan nitrogen tanaman menggunakan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa di imbangi oleh pupuk organik dapat menyebapkan kesuburan tanah semakin

5 rendah. Kesuburan tanah yang rendah mnyebapkan tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyrap air dan menurunkan ph tanah. Lingga dan Marsono (2001) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik tanpa diimbangi dengan pupuk organik dapat menurunkan sifat fisik tanah seperti struktur tanah, dan menurunkan sifat kimia tanah seperti kapasitas tukar kation (KTK), dan biologi tanah seperti menurunya sifat mikroorganisme tanah. Penggunaan pupuk organik secara terus menerus tanpa diimbangi penggunaan pupuk organik akan mengganggu sifat fisik tanah yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Oleh karena itu perlu adanya bahan alami yang mudah diurai oleh mikroorganisme sehingga zat dapat organik tersedia oleh tanaman dan diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Limbah tahu memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pupuk organik, yang selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak. Limbah tahu masih mengandung unsur hara yang berguna seperti protein 8,66%; lemak 3,79%, air 51,63%, abu1,21%, Fe 200-500 ppm, Mn30-100 ppm, Cu5-15 ppm, Co kurang dari 1ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Fara dan Noor, 2012; Yuliadi, 2008), N sebesar 1,24%, P2O5 sebesar 5,54%, dan K2O sebesar 1,34%. Berdasarkan kandungan yang masih dimiliki oleh limbah tahu, maka limbah tahu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan tanaman penggunaan limbah tahu perlu dikembangkan dengan bahan organik yang lain yaitu, gamal, azolla, Pupuk Guano, dan abu serabut kelapa.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh penggunaan limbah tahu dengan berbagai kombinasi dengan pupuk gamal, kompos azolla, pupuk guano, dan abu serabut kelapa sebagai pengganti pupuk NPK anorganik pada budidaya kubis. 2. Mengetahui kemampuan NPK organik sebagai penganti pupuk NPK anorganik