BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. nasional juga turut melema. Kondisi yang justru berkebalikan dengan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya baik nasabah penyimpan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB I PENDAHULUAN. di lakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela (an. dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH, PEMBIAYAAN SYARIAH, DAN JAMINAN. diperkenalkan dengan istilah bagi hasil dalam sistem perbankan Indonesia.

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

Silabus. EKA 5356 Manajemen Bank Syariah. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. note. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Produk Lembaga Keuangan Islam Kode Mata Kuliah : IE 327

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Islam telah menujukkan trend yang cukup menggembirakan.

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat di perbankan syariah ini belum memadai bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. teguh pada tali Allah (hablum min Allah) dan tali perjanjian sesama manusia

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Aturan ekonomi yang ada dalam Al-Qur an dan Al-Hadits, telah. mengatur sistem ekonomi dengan teliti melalui nilai-nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Kata bank itu sendiri berasal dari bahasa Latin banco yang artinya bangku

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan syariah telah memasuki persaingan berskala global, merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dan ditangani oleh bank syariah untuk dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa melalui pemberdayaan ekonomi umat. Istilah bank syariah merupakan fenomena baru dalam dunia ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya gencar yang dilakukan oleh para pakar Islam dalam mendukung ekonomi Islam yang diyakini akan mampu mengganti dan memperbaiki sistem ekonomi konvensional yang berbasis pada bunga. Karena itulah bank syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam operasionalnya, dan karena itu rumusan yang paling lazim untuk mendefinisikan bank syariah adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang 1

2 dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah (dalam hal ini MUI) 1. Menurut UU RI nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat 2. Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan 3. Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh bank syariah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu 4 : 1. Produk penyaluran dana (financing) Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah), sewa (ijarah), bagi hasil (mudharabah/musyarakah) 1 Abu Muhammad Dwiono Koesen al- Jambi, Selamat Tinggal Bank Konvensional, (Jakarta: Tifa Publishing House, 2009), edisi 1, cet. ke-1, h. 37. 2 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), edisi 1, cet. ke-1, h. 260. cet. ke-7, h. 23. 3 Kasmir, Bank Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Press, 2001), edisi 6, 4 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), edisi 4, cet. ke-8, h. 97.

3 dan pembiayaan dengan akad pelengkap yang terdiri dari hiwalah, rahn, qardh, wakalah dan kafalah. 2. Produk penghimpunan dana (funding) Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadiah dan mudharabah. 3. Produk jasa (service) Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana ( surplus unit), bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan, jasa perbankan tersebut antara lain berupa sharf (jual beli valuta asing) dan ijarah (sewa). PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru melakukan transaksi menyalurkan dana (financing), menghimpun dana (funding) dan memberikan jasa (service). Diantara produk penyaluran dana ( financing), PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru mempunyai produk hiwalah, qardh dan musyarakah. Hiwalah, adalah pengalihan hutang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya 5, yang mana dalam praktik perbankan hiwalah dikenal dengan istilah take over. qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada yang memerlukan, sedangkan musyarakah adalah akad kerja sama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana cet. ke-1, h. 173. 5 Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teorki ke Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2007),

4 masing-masing pihak memberikan kontribusi dana ( amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Simbiosis yang terjadi antara nasabah dan bank adalah simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan, dimana bank sesuai dengan fungsinya yakni mengumpulkan dan menyalurkan dana masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, terutama bank syariah tidak hanya mendahulukan transaksi yang saling menguntungkan, tapi lebih dari itu, pengoperasionalan bank syariah tidak bisa lepas dari prinsip saling tolongmenolong, hal tersebut dijelaskan di dalam QS. al-maidah: 2, yaitu:... Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya 6. Dari terjemahan ayat diatas dapat kita lihat bahwa Allah SWT memerintahkan umat-nya untuk saling tolong-menolong dalam berbuat kebaikan dan takwa, tolong-menolong disini dapat dimaksudkan dengan tolong-menolong mengalihkan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan prinsip syariah. 6 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an dan Terjemahnya, (Surabaya: Mekar, 2002), cet. ke-1, h. 142.

5 Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan bank syariah adalah membantu masyarakat mengalihkan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan take over adalah pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari take over terhadap transaksi non syariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas permintan nasabah 7. Walaupun bank syariah umumnya menawarkan persyaratan dan ketentuan take over yang hampir sama dengan lembaga keuangan konvensional, namun nasabah tetap harus teliti. Apa saja kemudahan yang diberikan, kemungkinan ada denda bila take over dari bank lain dan termasuk jaringan bank yang akan kita pilih, hal-hal tersebut perlu diperhatikan. Sebelum bank melakukan take over hutang nasabah, hal yang perlu diidentifikasi bank syariah adalah jenis hutang nasabah, apabila terdiri dari hutang pokok saja, maka bank memberikan jasa hiwalah, namun jika hutang nasabah terdiri dari hutang pokok plus bunga, langkah yang dilakukan adalah memberikan qardh kepada nasabah, karena pemberian jasa qardh tidak terbatas untuk hutang apa saja termasuk untuk melunasi hutang yang disertai bunga 8. Penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah adalah pemindahan sisa hutang yang dimiliki nasabah dari lembaga keuangan konvensional kepada bank syariah, dengan demikian bank syariah memberikan akad qardh kepada nasabah untuk melunasi hutang nasabah pada 7 Adiwarman A. Karim, op.cit., h. 248. 8 Ibid, h. 24.

6 lembaga keuangan konvensional, asset yang dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh. selanjutnya nasabah menjual asset tersebut kepada bank syariah, dan dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada bank syariah. Bank syariah menjual asset yang telah menjadi miliknya tersebut kepada nasabah secara cicilan, bahwa dalam hal nasabah mengalami penurunan kemampuan dalam pembayaran cicilan, maka ia dapat diberi keringanan yaitu antara bank syariah dan nasabah membuat akad musyarakah untuk menyelesaikan hutang nasabah kepada bank syariah. PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru merupakan anak perusahaan dari PT. Bank Rakyat Indonesia, yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakat Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah. salah satunya yaitu mengalihkan transaksi non syariah yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah, yang mana didalam perbankan pengalihan hutang ini disebut dengan istilah take over, baik itu take over pada modal kerja. Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha 9. Praktiknya, pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru untuk penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah yaitu untuk melunasi hutang nasabah pada lembaga keuangan konvensional pihak bank memberikan pinjaman dana kepada nasabah, yang mana pinjaman dana tersebut tidak dikategorikan jasa qardh dalam klasifikasi hutang nasabah yang 9 Dicki Hartanto, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), cet. ke-1, h. 40.

7 terdiri hutang pokok plus bunga pada lembaga keuangan konvensional, tetapi hanya sekedar pinjaman saja 10. Seperti yang dijelaskan oleh salah seorang nasabah take over pembiayaan modal kerja dari lembaga keuangan konvensional, yaitu: untuk melunasi hutang saya di lembaga keuangan konvensional, antara saya dan pihak PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru membuat perjanjian pinjaman dana, dalam perjanjian tersebut tidak dinyatakan bahwa akad qardh yang digunakan 11. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam tentang Penyelesaian Hutang Secara Take Over dengan Akad Musyarakah Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru). B. Batasan Masalah Untuk mendapatkan uraian yang lebih terarah tentang permasalahan, maka pembahasan dalam tulisan ini dibatasi pada prosedur penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRIS Syariah Cabang Pekanbaru dan bagaimana penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru menurut perspektif ekonomi Islam. C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 10 Dody Eka Putra, Financing Support Manager, PT. BRI Syariah, wawancara, Pekanbaru, 22 Maret 2013. 11 Dedi Kurniawan, Nasabah Take Over pembiayaan Musyarakah, wawancara, Pekanbaru, 24 Maret 2013.

8 1. Bagaimana prosedur penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru? 2. Bagaimana penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru menurut perspektif ekonomi Islam? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui prosedur penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru. b. Untuk mengetahui penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru menurut perspektif ekonomi Islam. 2. Manfaat Penelitian a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru untuk mengetahui bagaimana penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah. b. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis tentang penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru menurut perspektif ekonomi Islam. c. Sebagai sumbangan informasi bagi pihak-pihak lain yang ingin mengadakan penulisan topik yang sama dimasa yang akan datang.

9 d. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program strata satu (S1) pada jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru, yang beralamat di Jl. Tuanku Tambusai No. 320. Alasan penulis mengambil lokasi penelitian ini karena masalah ini belum pernah diteliti sebelumnya dan masalah yang diteliti terdapat pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru. 2. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek dalam penelitian ini adalah nasabah take over pembiayaan musyarakah dan karyawan/i pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah menurut perspektif ekonomi Islam. 3. Populasi dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dalam penulisan ini berjumlah 23 orang meliputi 1 orang pimpinan cabang, 9 orang account officer, 1 orang financing support manager, dan 8 orang financing support dan 4 orang nasabah take over pembiayaan musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 11 orang yang terdiri dari 1 orang

10 pimpinan cabang, 1 orang financing support manager, 1 orang legal, 4 orang account officer dan 4 orang nasabah take over pembiayaan musyarakah. 4. Sumber Data a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber asli 12. Data yang diambil secara langsung dari penulis melalui wawancara, yang menjadi sumber dari data primer adalah pimpinan cabang, account officer, financing support dan nasabah take over pembiayaan musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru. b. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini, serta informasi lainnya yang berhubungan dengan topik ini. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data tersebut maka penulis akan menggunakan instrument sebagai berikut : a. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kejadian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. b. Wawancara, yaitu kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan karyawan/i dan nasabah take over pembiayaan musyarakah PT. BRI syariah Cabang Pekanbaru. 12 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta : Rajawali Pers, 2008), edisi 1, cet. ke-1, h. 135.

11 Wawancara diadakan untuk mengungkap latar-belakang, motif-motif yang ada disekitar masalah yang diobservasi 13. c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dokumen dan arsip yang berkaitan dengan prosedur penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru. Metode dokumentasi yakni teknik pengumpulan data dokumen dan arsip. d. Studi Pustaka, yaitu mengumpulkan data dengan cara menggunakan beberapa buku referensi yang berhubungan dengan objek penelitian. 6. Metode Penulisan Setelah data diperoleh, baik diperoleh dari lapangan maupun dari kepustakaan, maka data tersebut dianalisa dengan metode-metode sebagai berikut : a. Deduktif, yaitu mengumpulkan data-data umum kemudian dianalisis dan diuraikan secara khusus. b. Induktif, yaitu mengumpulkan data-data khusus dan kemudian dianalisis dan diuraikan secara umum. c. Deskriptif, yaitu mengungkapkan masalah secara objektif, kemudian dianalisa secara kritis dengan menggunakan analisa kualitatif yaitu menggambarkan atau memaparkan kenyataan yang terjadi dilapangan dengan apa adanya. 13 Usman Rianse, Abdi, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Bandung : Alfa Beta,2009), cet. ke-2, h. 219.

12 7. Analisa Data Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis deskriptif kualitatif yaitu setelah semua data berhasil dikumpulkan, maka penulis menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas kesimpulan akhirnya. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami tulisan ini, maka penulisan karya tulis ini dibagi kepada beberapa bab dan setiap bab terdiri dari sub- sub bab sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini mencakup latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM PT. BRI SYARIAH CABANG PEKANBARU Bab ini meliputi latar belakang PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru, visi dan misi PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru, produk dan jasa PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru, serta struktur organisasi PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru.

13 BAB III : LANDASAN TEORI TENTANG PENYELESAIAN HUTANG SECARA TAKE OVER DENGAN AKAD MUSYARAKAH Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian hutang, pengertian take over, take over menurut ekonomi Islam, klasifikasi hutang nasabah dalam take over, pengertian musyarakah, rukun dan syarat musyarakah, macam-macam musyarakah. BAB IV : PENYELESAIAN HUTANG SECARA TAKE OVER DENGAN AKAD MUSYARAKAH MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Pada bab ini berisi tentang prosedur penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru, dan penyelesaian hutang secara take over dengan akad musyarakah pada PT. BRI Syariah Cabang Pekanbaru menurut perspektif ekonomi Islam. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran yang diperlukan dalam upaya kesempurnaannya. Selanjutnya diikuti oleh daftar kepustakaan yang dijadikan sumber dalam pembahasan ini dan juga beberapa lampiran.