Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PERANCANGAN MEJA-KURSI YANG ADJUSTABLE BAGI ANAK SEKOLAH DASAR

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

Perancangan Ulang Alat Perajangan Daun Tembakau Untuk Mengurangi Keluhan Pada Pekerja

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR SUDUT TANGAN DAN KAKI MANUSIA. (Studi Kasus Laboratorium Teknik Industri-UMS)

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu pekerjaan dalam dunia industri akan mempertimbangkan

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN STASIUN KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEMBUATAN SOUVENIR BERBAHAN LIMBAH LAMPU TL

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RANCANGAN KURSI OPERATOR SPBU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB III MOTODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendahuluan

PERANCANGAN MEJA ERGONOMIS BAGI PEKERJA PEMBUATAN ROTI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

kondisi fasilitas kerja yang tidak beraturan menyebabkan produk yang dihasilkan kurang produktif.

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN MATERIAL UNTUK PEMBUATAN MEJA BELAJAR ANAK MELALUI PENDEKATAN ERGONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

ANDI SETYAWAN NIM : D

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

PERANCANGAN SISTEM KERJA KOMPOR EKONOMIS DENGAN BAHAN BAKAR OLI BEKAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

PERANCANGAN ALAT PENGEPRES SINGKONG YANG ERGONOMIS DI UKM PENYEDIA BAHAN BAKU PEMBUATAN MAKANAN RINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo Suprapto Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Univet Bantara Sukoharjo. Jl. Letjen S. Humardani No.1 Jombor Sukoharjo 5751 Telp (071) 953156 Fax (071) 591065 e-mail: supraptodd@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk merancang suatu meja laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri yang sesuai dengan ukuran tubuh (antropometri) mahasiswa (praktikan) sehingga dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri Univet Banatara Sukoharjo dan sebagai sampel diambil 30 mahasiswa. Pengumpulan data meliputi pengukuran antropometri mahasiswa dan antropometri meja laboratorium APK Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo metode pengukuran langsung menggunakan meteran. Data yang diperoleh dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data dan selanjutnya dilakukan perancangan meja laboratorium APK yang ergonomis. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari perbandingan ukuran, meja laboratorium APK yang ada saat ini dari segi ukuran dan fungsinya belum ergonomis karena hanya sebatas meja kerja biasa dan belum bisa memenuhi untuk kebutuhan praktikum APK. Dalam perancangan meja laboratorium APK yang ergonomis dan dapat disesuaikan, hal yang paling utama untuk diperhatikan adalah penggunaan data antropometri, ukuran ketinggian dan kemiringan permukaan meja. Dari hasil pengolahan data diperoleh rancangan meja laboratorium APK yang dapat disesuaikan ketinggiannya maupun kemiringannya. Penyesuaian ini diperlukan untuk mengimplementasikan materi praktikum APK. Rancangan meja laboratorium APK yang ergonomis diharapkan dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum APK. Kemampuan penyesuaian (adjustabilty) suatu produk merupakan suatu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangan. Kata-kata kunci : Meja laboratorium APK, Ergonomis Pendahuluan Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran ataupun perkuliahan maka diperlukan sarana laboratorium. Salah satu laboratorium di Program Studi Teknik Industri adalah laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK). Materi praktikum APK salah satunya adalah metode pemasangan pasak yaitu untuk menunjukkan bahwa dengan cara kerja yang berbeda-beda akan memberikan hasil kerja yang berbeda-beda pula. Pada materi ini dibutuhkan meja kerja yang dapat diatur ketinggian maupun kemiringannya, selanjutnya dicari ketinggian dan kemiringan meja yang optimal/terbaik berdasarkan hasil pengukuran waktu kerja yang paling singkat pada pemasanagan pasak tersebut. Laboratorium APK selama ini masih menggunakan meja kerja dengan kondisi yang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan materi praktikum maupun kebutuhan pemakai yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan praktikum APK. WIDYATAMA 49

No.1/Volume 19/010 WIDYATAMA Meja kerja di laboratorium APK saat ini masih menggunakan model meja kerja kantor. Mahasiswa sering merasa kesulitan dan sering terjadi ketidaksesuaian dalam melaksanakan praktikum maupun dalam analisis data. Hal ini dikarenakan ketinggian dan kemiringan serta ukuran meja yang tidak sesuai kebutuhan materi praktikum APK dan juga kurang sesuai dengan ukuran tubuh (antropometri) mahasiswa (praktikan). Dengan kata lain bahwa meja kerja yang ada saat ini di laboratorium APK Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo belum ergonomis. Hasil penelitian Liliana (007) mengungkapkan terjadinya kesalahan dalam proses kerja yang memicu pada terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa terjadinya kesalahan kerja lebih banyak disebabkan oleh adanya kesalahan dalam perancangan karena sejumlah peralatan kerja dirancang tidak sesuai dengan kondisi fisik operatornya..proses perancangan sistematis adalah suatu cara berfikir untuk bertindak dalam mengumpulkan, memilih, mengolah (analisa), menyusun (sintesa), serta mengambil keputusan dalam suatu rangkaian aktivitas yang terorganisir sehingga menjadi satu kesatuan serta dapat dilihat dengan jelas dan kaitan antara tiap-tiap bagian (Irsyadi, 198).Menurut Kristianto (1993), keberhasilan hasil rancangan tidak hanya tergantung pada kesan luar saja tetapi ada beberapa hal yang perlu dipetimbangkan dengan seksama secara menyeluruh supaya desain menjadi baik dan benar, yaitu :tujuan pemakaian, keinginan pemakai, fungsi perabot, bentuk / kesan / penampilan luar, bahan yang dipakai, konstruksi dan cara pembuatan, serta kemudahan, keamanan dan kenyamanan. Morris Asimow mendefinisikan bahwa perancangan rekayasa (Engineering Design) merupakan suatu kegiatan yang berguna untuk diarahkan pada tujuan pemenuhan kebutuhan manusia, khususnya yang dicapai dengan faktor-faktor teknologi yang terdapat pada masyarakat (Stevensson, 1976). Dari definisi tersebut dapat dilihat adanya tiga hal penting yang menggambarkan apa yang disebut dengan perancangan rekayasa, yaitu (1).Kegiatan yang memiliki kegunaan tetentu () Ditujukan pada pemenuhan kebutuhan manusia dan (3) Didasarkan pada faktor-faktor teknologi. Tahapan pokok yang dilalui dalam melakukan Engineering Design adalah kebutuhan, ide/alternatif, keputusan dan tindakan (Stevensson, 1976).Bagi produkproduk yang ditujukan bagi konsumen, maka dihadapkan produk-produk tersebut mampu memberikan keputusan atas kebutuhan. Disamping itu produk harus handal, memiliki efisiensi yang cukup tinggi serta memiliki daya tarik yang cukup besar. Dalam Teknik Tata Cara Kerja, Ergonomi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979). Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc.Cormick (1987); Pheasant (1988) dalam Nurmianto (1989) bahwa antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Sedangkan Menurut Sutalaksana dkk (1979), antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Terdapat dua cara dalam melakukan pengukuran, yaitu Antropometri Statsi, yaitu Antropometri yang berkaitan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi yang dibakukan.dan Antropometri 50 WIDYATAMA

Dimamis, yaitu pengukuran antropometri yang ini dilakukan saat tubuh dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan pekerjaannya Pada data antropometri hampir seluruhnya dinyatakan dalam persentil. Persentil pada dasarnya menyatakan prosentase manusia dalam populasi yang memiliki dimensi tubuh pada nilai ukuran tertentu. Jika sesorang berpendapat bahwa perancangan yang baik adalah perancangan berdasarkan harga rata-rata, maka pernyataan tersebut salah. Perancangan pada konsep tersebut hanya akan menyebabkan sebesar 50 % dari populasi pengguna tidak dapat menggunakan rancangan tersebut dan hanya 50 % sisanya yang dapat menggunakannya (Wignjosoebroto, 003). Contoh : 95-th persentil artinya 95 % populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut, 5-th persentil artinya 5 % populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut. Dalam antropometri, 95-th persentil menggambarkan ukuran manusia yang terbesar, 5-th persentil menggambarkan ukuran manusia yang terkecil Menurut Suprapto (007) prinsip yang harus diperhatikan dalam perancangan fasilitas dengan menggunakan data antropometri, adalah perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan (adjustable) dengan kisaran persentil 5 % dan 95 %. Pendekatan ergonomi telah menyebabkan pola pikir manusia tentang perancangan teknologi (produk) berubah. Dengan kata lain, saat ini manusia tidak lagi harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang dioperasikannya, melainkan sebaliknya yaitu teknologi dirancang dengan terlebih dahulu memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikannya Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana merancang suatu meja laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo sehingga dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan praktikum APK? Sedangkan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu rancangan meja laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo sehingga dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan praktikum APK. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan altrentif model dalam perancangan meja kerja laboratorium yang ergonomis untuk memenuhi kebutuhan akan keamanan dan kenyamanan di Program Studi teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo.. Metode Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri Univet Banatara Sukoharjo dan sebagai sampel diambil 30 mahasiswa. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : - Studi Kepustakaan, mencari dan mengumpulkan referensi-referensi, jurnal ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan ergonomi maupun perancangan produk - Observasi; Pengumpulan data antropometri dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran dimensi tubuh yang diperlukan secara langsung berkaitan dengan WIDYATAMA 51

No.1/Volume 19/010 WIDYATAMA desain produk meja- kerja untuk laboratorium APK Program Studi Teknik Industri Univet Banatara Sukoharjo. Data ukuran tubuh (antropometri) yang diperlukan untuk perancangan meja kerja laboratorium APK adalah: Tabel 1. Data Antropometri untuk Perancangan Meja Laboratorium APK Produk Data Antropometri Tujuan Panjang Lengan (PL) Untuk menentukan panjang dan lebar meja Meja Panjang Lengan Bawah Lab. (PLB) APK Tinggi Popliteal (TP) Untuk menentukan tinggi permukaan meja Tinggi Siku (TS) Panjang Buttock Lutut (PBL) Untuk menentukan jarak antar kaki Tinggi Mata Kaki (TMK) Untuk menentukan tinggi pijakan kaki Pengolahan Data Uji Keseragaman Data Untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh, apakah masih ada dalam batas kontrol atau berada di luar batas kontrol (out of control). Batas Kotrol Atas (BKA) = X + 3 σx Garis Tengah (Sentral) = X Batas Kontrol Bawah (BKB) = X - 3 σx Uji Kecukupan Data Dilakukan untuk mengetahui apakah data antropometri yang di kumpulkan tiap dimensi tubuh sudah cukup atau belum. Dalam penelitian ini digunakan tingkat kepercayaan (confidence level) 95 % dan derajat ketelitian (degree of accuracy) 5 %. k N ' = / s N i i) X ( X Xi Perhitungan Nilai Persentil Perhitungan persentil untuk setiap dimensi yang diukur: P 95 = X + 1,645 σx P 50 = X P 5 = X - 1,645 σx dimana : σx = Standar Deviasi Analisa Data Dengan berdasarkan hasil pengukuran antropometri, maka dapat diperoleh dimensi atau ukuran meja laboratorium APK. Selanjutnya dibuat usulan rancangan meja 5 WIDYATAMA

laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo yang dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan pada saat melaksanakan praktikum APK. Kerangka Penelitian Gambar 1 Kerangka Penelitian WIDYATAMA 53

No.1/Volume 19/010 WIDYATAMA Hasil dan Pembahasan 1. Data Dimensi Meja Laboratorium APK Gambar. Meja Laboratorium APK Program Studi TI Univet Bantara Sukoharjo Tabel. Data Aktual Dimensi Meja Laboratorium APK Progdi TI Univet Bantara Sukoharjo No Bagian Dimensi Meja Kursi Ukuran (cm) 1 Meja Permukaan Meja - Panjang - Lebar - Tinggi 100 60 75 Pijakan kaki - Tinggi 8 Pengolahan Data 1. Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data dimaksudkan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh, apakah masih dalam batas kontrol atau telah berada di luar batas kontrol (out of control). Tabel 3. Hasil Uji Keseragaman Data Data Antropometri N X σx BKA BKB Kesimpulan 1 Panjang Lengan (PL) 30 7,40 4,553 86,06 58,74 Data Seragam Panjang Lengan Bawah (PLB) 30 41,45,89 49,94 3,96 Data Seragam 3 Tinggi Siku (TS) 30 0,38 3,186 9,91 10,83 Data Seragam 4 Tinggi Lipat Lutut=Popliteal 30 40,93,318 47,89 33,98 Data Seragam (TP) 5 Panjang Butock Lutut (PBL) 30 53,88 3,070 63,09 44,67 Data Seragam 6 Tinggi Mata Kaki (TMK) 30 6,4 0603 8,3 4,61 Data Seragam. Uji Kecukupan Data Tabel 4. Hasil Uji Kecukupan Data Data Antropometri N k/s X Σ Σ X ( Σ X ) N Keterangan 1 Panjang Lengan (PL) 30 40 17,0 157854 4717584,47 Data cukup Panjang Lengan Bawah (PLB) 30 40 143,5 51775 15469,68 Data cukup 3 Tinggi Siku (TS) 30 40 611,5 1759 37393 6,15 Data cukup 4 Tinggi Lipat Lutut=Popliteal 30 40 18,0 504 1507984,3 Data cukup (TP) 5 Panjang Butock Lutut (PBL) 30 40 1616,5 87376 61307,4 Data cukup 6 Tinggi Mata Kaki (TMK) 30 40 19,5 146 37056 3,70 Data cukup 54 WIDYATAMA

3. Perhitungan Percentil Tabel 5. Hasil Perhitungan Persentil Data Antropometri Persentil P 5 = x -1,645 σx P 50 = x P 95 = x +1,645 σx 1 Panjang Lengan (PL) 64,91 7,40 79,89 Panjang Lengan Bawah (PLB) 36,80 41,45 46,10 3 Tinggi Siku (TS) 15,14 0,38 5,6 4 Tinggi Popliteal (TP) 37,1 40,93 44,75 5 Panjang Buttock Lutut (PBL) 48,83 53,88 58,93 6 Tinggi Mata Kaki (TMK) 5,4 6,4 7,41 4. Perancangan Meja Kursi Sekolah Dasar yang Adjustable Tabel 6. Perbandingan Dimensi Meja laboratorium APK dengan Rancangan Ukuran (cm) No Bagian Dimensi Meja Lab. APK Aktual Rancangan Selisih - Panjang 100 10-1 Meja Permukaan Meja - Lebar 60 65-5 - Tinggi 75 70 +5 Pijakan Kaki - Tinggi 8 15 +13 Tampak Depan Tampak Samping Gambar 3. Rancangan Meja Laboratorium APK WIDYATAMA 55

No.1/Volume 19/010 WIDYATAMA Analisis 1. Meja Laboratorium APK Meja laboratorium APK saat ini, dari segi ukuran dan fungsinya belum ergonomis, karena hanya sebatas meja kerja biasa dan belum bisa memenuhi untuk kebutuhan sebuah meja laboratorium APK dimana dibutuhkan meja yang dapat disesuaikan untuk ketinggian maupun kemiringannya. Hal ini sekiranya perlu dilakukan penyesuaian ketinggian dari meja tersebut. Penyesuaian ini diperlukan untuk mengimplementasikan materi praktikum untuk mencari ketinggian atau kemiringan meja yang optimal dalam metode pemasangan pasak yang terbaik.. Rancangan Meja Laboratorium APK Pada gambar 5.8 ketinggian dan kemiringan meja dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu dengan cara menaikkan atau menurunkannya. Dalam perancangan meja Laboratorium APK yang ergonomis dan dapat disesuaikan, hal yang paling utama untuk diperhatikan adalah penggunaan data antropometri, ukuran ketinggian dan kemiringan permukaan meja. Hal ini dikarenakan bahwa aktivitas praktikan dapat duduk lebih ke belakang dengan sedikit memiringkan kepala. Suatu kemiringan akan memberikan kemudahan dalam operasi kerja di meja tanpa adanya kekhawatiran jatuhnya obyek karena terlalu miring. Kemiringan tidak boleh mempengaruhi ketinggian tempat kerja sehingga lengan atas tidak harus diangkat ke atas. Ketinggian dan kemiringan meja laboratorium APK sedapat mungkin dapat disesuaikan dengan kebutuhan materi praktikum maupun praktikan (mahasiswa) sehingga dapat bekerja lebih mudah, aman dan nyaman. Kemampuan penyesuaian (adjustability) suatu produk merupakan suatu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangan. Prinsip harus diperhatikan dalam perancangan fasilitas dengan menggunakan data antropometri, adalah perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan dengan kisaran persentil 5 % dan 95 %. Kesimpulan dan saran Kesimpulan Rancangan meja laboratorium APK yang ergonomis dengan ketinggian dan kemiringan yang dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi mahasiswa (praktikan). Kemampuan penyesuaian (adjustabilty) suatu produk merupakan satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangan. Saran Saran yang dapat dari penelitian ini adalah dalam perancangan fasilitas laboratorium di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan dan ukuran tubuh (anthropometri) pemakai. 56 WIDYATAMA

Daftar Rujukan Irsyadi, Nur, 198., Proses Perancangan Yang Sistematis., Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta. Kristianto, M. Gani, 1993. Teknik Mendesain Perabot Yang Benar. Penerbit Kanisius Semarang. Liliana Y.P, Suharyo Widagdo, Ahmad Abtokhi, 007., Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan., Seminar Nasional III, SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta Nurmianto, Eko, 1989. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya,. ITS, Surabaya. Stevensson, N.L. 1976, Introduction To Engineering Desagn, Pitman Publishing Ltd. London. Suprapto, Wibowo. Budi (007)., Perancangan Ulang Meja Komputer Yang Memenuhi Aspek Ergonomis dan Rekayasa Nilai, Laporan Penelitian Dosen Muda-Dikti. Sutalaksana, Iftikar Z, Ruhana Anggawisastra, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri, ITB, Bandung. Wigjnosoebroto, Sritomo, 003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi Pertama, Guna Widya Surabaya. WIDYATAMA 57