TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM PANDANGAN HUKUM NASIONAL DAN BUDAYA MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
TUJUAN DAN MANFAAT PERJANJIAN PERKAWINAN

PERLUKAH PERJANJIAN PRANIKAH?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)

Lex Administratum, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang diharapkan akan mampu menjalin sebuah ikatan lahir-batin antara

BAB II PERJANJIAN PERKAWINAN MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

PERJANJIAN KAWIN SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN TERHADAP HARTA KEKAYAAN DALAM PERKAWINAN

Lex Crimen Vol. V/No. 7/Sep/2016

PERJANJIAN KAWIN YANG DIBUAT SETELAH PERKAWINAN TERHADAP PIHAK KETIGA (PASCA PUTUSAN MAHKMAH KONSTITUSI NOMOR 69/PUU-XIII/2015) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

The Enactment of Marriage Agreement Post Constitutional Court Verdict

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PERJANJIAN KAWIN YANG DAPAT DILAKUKAN SELAMA PERKAWINAN BERLANGSUNG

IMPLIKASI PERKAWINAN YANG TIDAK DI DAFTARKAN DI KANTOR URUSAN AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM HARTA BERSAMA DAN TATA CARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Perkawinan Setelah Adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU XIII/2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

BAB II LATAR BELAKANG DILAKUKANNYA PERJANJIAN KAWIN SEBELUM NIKAH. ialah hukum agama, hukum adat dan hukum lainnya.

FUNGSI PERJANJIAN KAWIN TERHADAP PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

SUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T.

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

SURAT PERJANJIAN KAWIN ADAT DAYAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA *)

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1988, hlm. 104

Seftia Azrianti Fakultas Hukum Universitas Riau Kepulauan Batam, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sudah barang tentu perikatan tersebut mengakibatkan timbulnya hakhak

BAB IV. pasal 35 dan 36 Undang-undang Nomor 1 tahun Pemisahan harta bersama. harta benda kepada Hakim dalam hal suami dengan berlaku buruk

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perkawinan dengan Perjanjian Kawin di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN, PERJANJIAN PERKAWINAN DAN PEGAWAI PENCATAT PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan dan sebagai syarat terbentuknya suatu keluarga.

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

KAJIAN HUKUM PERJANJIAN PERKAWINAN DI KALANGAN WNI ISLAM (STUDI DI KOTA MEDAN) NOVI FAJAR ANGGRAINI ABSTRACT

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Pengadilan Agama Malang yang Penggugat dan Tergugat sama-sama

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

Psl. 119 BW jo. Psl. 124 BW

BAB V PENUTUP. dengan membuat Permohonan penetapan kepada Pengadilan Negeri. Surabaya yang isinya menyatakan bahwa benar telah didaftarkannya

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM. sah menimbulkan akibat berupa hak-hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG DIBUAT SETELAH PERKAWINAN BERLANGSUNG

BAB III HUTANG PIUTANG SUAMI ATAU ISTRI TANPA SEPENGETAHUAN PASANGANNYA MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN DAN PERJANJIAN KAWIN. Perkawinan merupakan institusi yang sangat penting dalam masyarakat.

BAB V PENUTUP. Setelah penulis menyelesaikan pembahasan permasalahan yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM. Oleh : Yulies Tiena Masriani ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WANITA DAN ANAK YANG PERKAWINANNYA TIDAK TERCATAT DI INDONESIA. Sukma Rochayat *, Akhmad Khisni **

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB II PERJANJIAN DALAM PERKAWINAN

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

BAB II KERANGKA TEORITIK. isteri tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami isteri

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HARTA DALAM PERJANJIAN PERKAWINAN 1 Oleh : Febrina Vivianita Cathy Roring 2

BAB III KONSEP MAQASID ASY-SYARI AH DAN PENCEGAHAN TERHADAP NIKAH DI BAWAH TANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan keturunan, mempertahankan rasnya, sehingga. perkawinan, karena dengan perkawinan manusia dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. 5 Dalam perspektif

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisa langsung dipahami oleh semua orang.

PERJANJIAN PRANIKAH DAN AKIBAT HUKUMNYA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MENOLAK GUGATAN REKONVENSI DALAM. PUTUSAN No: 1798 / Pdt.G/2003/PA.Sby

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

bahwa perjanjian tersebut tidak termasuk ta lik talak. Kata kunci: perjanjian pra nikah, perkawinan

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. pula harta warisan beralih kepada ahli waris/para ahli waris menjadi. Peristiwa pewarisan ini dapat terjadi ketika :

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENCATATAN PERKAWINAN ANAK ANGKAT DI KUA KEC. SAWAHAN KOTA SURABAYA

BAB III PERKAWINAN SIRI DI INDONESIA. A. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Maraknya Perkawinan Siri

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN PERKAWINAN YANG DIBUAT SETELAH PERKAWINAN BERLANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam setiap perjalanan hidupnya, sudah pasti memiliki

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN PERKAWINAN TERHADAP HARTA BERSAMA PASCA PERCERAIAN(Studi Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 0502/Pdt.

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENOLAKAN MAJELIS HAKIM ATAS PENCABUTAN AKTA KESEPAKATAN DI BAWAH TANGAN YANG DIBUAT

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. (ekonomis) hingga ratusan juta rupiah menjadi semakin marak. Undian-undian

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

Transkripsi:

TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM PANDANGAN HUKUM NASIONAL DAN BUDAYA MASYARAKAT Herwin Sulistyowati Email :herwinsulistyowati232@yahoo.co.id Abstrak :Perjanjian perkawinan yang masih tabu dimasyarakat umum, kini justru telah menjadi trend dikalangan artis, pejabat, pengusaha, atau orang-orang yang berduit. Mereka umumnya berpandangan bahwa dengan adanya perjanjian perkawinan harta benda masing-masing psanagan masih tetap aman dan menjadi miliknya.bahkan mereka tidak rela jika harta bendanya bercampur dengan pasangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana tinjauan perjanjian perkawinan dalam pandangan hukum nasional dan budaya masyarakat. Karena biasanya pasangan suami isteri yang bercerai akan meributkan pembagian harta gono gini. Mereka meributkan mana bagian harta mereka masing-masing. Jika ada perjanjian perkawinan, pembagian harta gono gini akan lebih mudah karena dapat dipisahkan mana yang merupakan harta gono gini dan mana yang bukan. Dengan demikian perjanjian perkawinan berfungsi sebagai pengendali masalah pada kemudian hari. Kata Kunci :perjanjian perkawinan. A. Latar Belakang Masalah Perjanjian perkawinan yang masih tabu dimasyarakat umum, kini justru telah menjadi trend dikalangan artis, pejabat, pengusaha, atau orang-orang yang berduit. Mereka umumnya berpandangan bahwa dengan adanya perjanjian perkawinan harta benda masing-masing psanagan masih tetap aman dan menjadi miliknya.bahkan mereka tidak rela jika harta bendanya bercampur dengan pasangannya. Perjanjian tidak hanya dikenal pada masalah perdagangan, jual neli, ataupun dalam aktifitas bisnis lainnya.tetapi dikenal juga dalam perkawinan, yang disebut dengan perjanjian perkawinan (prenuptial agreement). Dalam Bulgelijk Weetboek (BW) dan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 maupun dalam Kompilasi Hukum Islam telah diatur masalah perjanjian perkawinan, namun dalam prakteknya di masyarakat perjanjian antara suami isteri sebelum menikah masih jarang ditemui, apalagi terkait dengan memperjanjikan harta benda masing-masing pihak, hal ini sebagian besar masyarakat masih menganggap sebagai sesuatu hal yang tabu dan kurang pantas untuk dibicarakan. Tetapi dengan semakin bertambahnya angka perceraian di Indonesia, keinginan orang untuk membuat perjanjian pra nikah juga berkembang sejalan dengan makin banyaknya orang menyadari bahwa perjanjian perkawinan adalah sebuah komitmen financial.seringkali tidak hanya calon suami isteri saja yang bertengkar ketika ide perjanjian perkawinan ini dilontarkan, tetapi keluarga besar antara calon keduanya. karena hal ini masih dianggap materialistis, egois, dan tidak sesuai dengan adat ketimuran. 1 Memang kalau melihat status hukumnya, perjanjian perkawinan itu sifat dan hukumnya tidak wajib dan juga tidak diharamkan, artinya perjanjian perkawinan itu sifat dan hukumnya mubah (boleh-boleh saja). Namun dengan adanya 1 Happy Susanto,Pembagian Harta Gono Gini Saat Terjadi Perceraian,Jakarta,Visimedia,2008,hal.4

perjanjian perkawinan, maka hubungan Namunsuami isteri akan terasa aman karena jika suatu saat hubungan mereka ternyata retak bahkan berujung pada perceraian, ada sesuatu yang bisa dijadikan pegangan dan dasar hukum. Karena biasanya pasangan suami isteri yang bercerai akan meributkan pembagian harta gono gini. Mereka meributkan mana bagian harta mereka masingmasing. Jika ada perjanjian perkawinan, pembagian harta gono gini akan lebih mudah karena dapat dipisahkan mana yang merupakan harta gono gini dan mana yang bukan. Dengan demikian perjanjian perkawinan berfungsi sebagai pengendali masalah pada kemudian hari. 2 Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu bgaimana tinjauan tentang perjanjian perkawinan dalam pandangan hokum nasional dan budaya masyarakat? B. Tinjauan Pustaka Dalam Bulgelijk Weetboek (BW) dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 maupun dalam Kompilasi Hukum Islam telah diatur masalah perjanjian perkawinan, Isi dari perjanjian perkawinan itu bermacam-macam, tergantung pada kepentingan calon suami isteri terhadap masa depan rumah tangga mereka. Asalakan tidak menyalahi kaidah hukum, agama, dan kesusilaan. Perjanjian perkawinan umumnya mengatur ketentuan bagaimana harta kekayaan mereka akan dibagi jika terjadi perpisahan hubungan antar keduanya, baik karena perceraian atau kematian. Sebenarnya dalam perjanjian perkawinan tidak hanya memuat tentang harta benda saja tetepi bisa saja berkaitan dengan masa depan rumah tangga masingmasing keluarga, misalnya tentang pengasuhan anak, pendidikan, dan 2 Happy,Op.Cit,hal 15 komitmen terhadap tidak adanya kekerasan dalam hubungan perkawinan. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Secara umum perjanjian perkawinan berisi tentang pengaturan harta kekayaan calon suami isteri.seotojo Prawirohamijojo dan Marthalena Pohan menjelaskan bahwa tujuan dari pembuatan perjanjian perkawinan adalah untuk mengatur akibat- akibat perkawinan yang menyangkut harta kekayaan. 3 Perjanjian pra nikah adalah perjanjian yang dibuat sebelum perkawinan dilangsungkan dan mengikat kadua belah pihak calon pengantin yang akan menikah. Perjanjian pra nikah berlaku sejak pernikahan dilangsungkan dan isinya mengatur bagaimana harta kekayaan suami isteri akan dibagi jika terjadi perceraian, kematian dari salah satu pihak. Perjanjian ini juga bisa memuat bagaimana semua urusan keuangan keluarga akan diatur atau ditangani selama perkawinan berlangsung. 4 Isi dari perjanjian perkawinan itu bermacam-macam, tergantung pada kepentingan calon suami isteri terhadap masa depan rumah tangga mereka. Aslakan tidak menyalahi kaidah hukum, agama, dan kesusilaan. Perjanjian perkawinan umumnya mengatur ketentuan bagaimana harta kekayaan mereka akan dibagi jika terjadi perpisahan hubungan antar keduanya, baik karena perceraian atau kematian. Sebenarnya dalam perjanjian perkawinan tidak hanya memuat tentang harta benda saja tetepi bisa saja berkaitan dengan masa depan rumah tangga masingmasing keluarga, misalnya tentang 3 Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan,Hukum Orang dan Keluarga,Surabaya,Airlangga University Press,2000,hal 6 4 Mike Rini,Perlukah Perjanjian Pranikah?,hal 13 1

pengasuhan anak, pendidikan, dan komitmen terhadap tidak adanya kekerasan dalam hubungan perkawinan. 5 Dalam Al Qur an pun perjanjian perkawinan telah dipaparkan misalnya dalam Surat an Nisa ayat 21 dapat dijadikan sebagai rujukan yang mendukung pernyataan tersebut. Yang berbunyi, Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. jelaslah dalam ayat tersebut bahwa hubungan suami isteri telah diikat dengan perjanjian yang kuat.,yang harus dipertanggungjawabkan bersama. Perkawinan merupakan bentuk perjanjian itu sendiri karena ketika pasangan pengantin akan diikat oleh perjanjian yang suci tersebut. Oleh karena ituperjanjian perkawinan akan mengikat hubungan mereka lebih kuat lagi menjadi suatu perbuatan yang tidak dilarang oleh agama. Manfaat dari perjanjian perkawinan adalah : 6 a. Perjanjian perkawinan dibuat untuk melindungi secara hukum harta bawaan masing-masing pihak(suami isteri). Artinya perjajian dapat berfungsi sebagai media hukum untuk menyelesaikan masalah rumah tangga yang terpaksa harus berakir, baik karena perceraian atau pun kematian. b. Perjanjian perkawinan juga berguna untuk mengamankan asset dan kondisi ekonomi keluarga. Ketika hendak membuat perjanjian perkawinan pasangan calon pengantin biasanya memandang bahwa perkawinan itu tidak hanya membentuk keluarga saja, namun ada sisi lain yang harus dimasukkan dalam poin-poin perjanjian. Tujuannya, tidak lain agar kepentingan mereka tetap terjaga. 5 Happy,Ibid,hal 78-79 6 Happy,Ibid,hal 86-87 c. Perjanjian perkawinan juga sangat bermanfaat bagi kepentingan kaum perempuan. Dengan adanya perjanjian perkawinan maka hak-hak dan keadilan kaum perempuoan (isteri) dapat terlindungi. Perjanjian perkawinan dapat dijadikan pegangan agar suami tidak memonopoli harta gono gini dan harta kekayaan pribadi isterinya. Disamping itu perjanjian tersebut dapat menjadi alat perlindungan perempuan dari segala kemungkinan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).(2) Peraturan tentang perjanjian perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan terdapat dalam pasal 29 ayat 1, Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang pihak ketiga tersebut tersangkut. Dalam ketentuan ini tidak disebutkan jelas batasan bahwa perjanjian perkawinan itu mengenai hal apa, misalnya menyangkut harta gono gini atau masalahmasalah laiinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian perkawinan dalam UU perkawinan menyangkut banyak hal. 7 KUH Perdata hanya membatasi ketentuan perjanjian perkawinan pada persatuan harta kekayaan suami isteri, sedangkan UU Perkawinan tidak hanya mengatur masalah harta benda itu saja, namun juga mengatur hal-hal yang perlu diperjanjiakan, asalkan tidak menyalahi kaidah yang 7 Djaja S Meliala,Perkembangan Hukum Perdata Tentang Orang dan HUkum Keluarga,Bandung:Nuansa Aulia,2006,hal 67 2

berlaku dalam agama, kesusilaan, dana nilai-nilai moral aturan adat istiadat yang berlaku di Indonesia. Ketentuan umum juga diatur dalam KHI pasal 47 ayat 1 menyebutkan Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua calon mempelai dapat membuat perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat nikah mengenai kedudukan harta dalam perkawinan. Ayat 2 mengatur tentang bentuk perjanjian yang dimaksud yaitu perjanjian tersebut dalam ayat 1 dapat meliputi pencampuran harta pribadi dan pemisahan harta pencaharian masing-masing sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan hukum Islam. Berdasarkan hal tersebut maka perjanjian perkawinan mencakup dua hal yaitu percampuran harta pribadi (gono gini) dan pemisahan harta pencaharian (tidak ada harta gono gini). 8 Sedangkan syarat perjanjian perkawinan diatur dalam KUHPerdata pasal 147 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa perjanjian perkawinan harus dibuat dengan akta notaris sebelum perkawinan berlangsung, dan akan menjadi batal jika tidak dibuat secara demikian. Perjanjian itu akan mulai berlaku pada saat perkawinan dilangsungkan, tidak boleh ditentukan saat lain untuk itu. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka syarat perjanjian perkawinan adalah sebagai berikut; 9 1. Dibuat Akta Notaris Dalam proses pembuatan perjanjian perkawinan harus didaftarkan dan dicatatkan secara sah melaluikantor notaris yang telah ditetapkan agar kelak ada akta perjanjian yang dapat dipergunakan 8 Subekti,Ringkasan tentang Hukum keluarga dan waris,internusa,1990,hal 9 9 Mike Rini,Op.Cid sebagai dasar hukum. Dengan adanya pencatatan ini, maka akan diperolehkepastian tentang kapan tanggal pembuatan perjanjian perkawinan. Sehingga dapat dihindari kemungkinan adanya tanggal pembuatan akta palsu. 2. Dibuat sebelum perkawinan Perjanjian perkawinan( perjanjian pra nikah) dibuat sebelum pasangan calon pengantin itu menikah. Jika perjanjian perkawinan dibuat setelah menikah maka status hukumnya sudah tidak jelas lagi.dimaksudkan agar dibuatnya perjanjian perkawinan itu sebelum menikah karena menetukan kejelasan isi perjanjian perkawinan itu sehingga dapat diterapkan pada pasangan dalam menjalani rumah tangganya. Sedangkan untuk isi perjanjian perkawinan tergantung kepada pihak-pihak yang membuatnya asal saja tidak melanggar hukum dan menyalahi norma-norma yang berlaku. isteri nantinya. Misalnya saja isteri tetap bekerja diluar rumah, atau besarnya kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi suaminya Tidak melakukan kekerasan dalam rumah tangga, dan semuanya ada konsekuensi bagi dalam perjanjian perkawinan apabila suami tidak mematuhi isi perjanjian tersebut. Tetapi biasanya yang sering terjadi dalam perjanjian perkawinan antara lain: 10 1. Tentang pemisahan harta kekayaan. Harta gono gini adalah harta yang diperoleh setelah/ dalam perkawinan.kalau harta sebelumnya sewaktu masih sendiri itu adalah harta bawaan masingmasing.misalnya saja kemungkinan ingin cerai, ingin 10 Ibid,hal 20 3

memisahkan harta, dalam perjanjian pra nikah bisa dicapai kesepakatan tidak adanya pencampuran harta pendapatan ataupun assetaset selama pernikahan itu berlangsung, atau dalam perceraian. 2. Tentang pemisahan utang Bisa saja dalam perjanjian perkawinan dapat dimuat dalam dicantumkan adanya masalah utahng akan tetap menjadi tanggungan dari pihak yang membawa atau mengadakan utang itu. Utang yang dimaksud adalah utang yang terjadi sebelum perkawinan, selama masa perkawinan,setelah perceraian atau pun kematian. Di dalam ketentuan pasal 139-143 KUHPerdata, diatur mengenai hal-hal yang tidak dapat dimuat dalam perjanjian perkawinan,yaitu: 11 1. Tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. 2. Tidak boleh melanggar kekuasaan suami sebagai kepala didalam perkawinan. 3. Tidak boleh melanggar hak kekuasaan orang tua. 4. Tidak boleh melanggar hak yang diberikan Undangundang kepada suami atau isteri yang hidup terlama. 5. Tidak boleh melanggar haksuami di dalam statusnya sebagai kepala persatuan. 6. Tidak boleh melepaskan haknya atas hak mutlak atas warisan dari keturunannya dan mengatur pembagian warisan dari utang yang lebih besar daripada bagian keuntungannya. 7. Tidak boleh diperjanjikan bahwa sesuatu pihak harus membayar sebagian utang yang lebih besr daripada bagian keuntungannya 8. Tidak boleh diperjanjikan dengan kata-kata umum, bahwa ikatan perkawinan mereka akan diatur oleh UU luar negeri, adat kebiasaan atau peraturan daerah.. Apabila perjanjian perkawinan telah dibuat dan disepakati oleh para pihak,maka bila terjadi pelanggaran atas perjanjian perkawinan tersebut memberi hak kepada isteri untuk meminta pembatalan nikah atau mengajukannya sebagai alas an gugatan perceraian ke pengadilan Agama (pasal 51 KHI). 12 D. P enutup 1. Kesimpulan a. Bahwa perjanjian perkawinan dalam budaya masyarakat masih dianggap sebagai hal yang tabu, karena perjanjian pra nikah biasanya hanya mempermasalahkan harta yang tidak ingin dikuasai oleh salah satu pihak, sehingga timbul watak yang egois dan materialistis yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat. b. Perjanjian perkawinan juga sudah diatur dalam KUHPerdata, UU No. 1 tahun 1974, dan Kompilasi Hukum Islam, hanya dalam masyarakat awam pemahamannya kurang jelas, karena yang biasanya membuat perjanjian pra nikah tersebut hanyalah masyarakat tertentu saja seperti kalangan artis, pengusaha,pejabat. 11 P.N.H.Simanjuntak,Pokok-pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta:Djambatan,2005,hal 44 12 Abdurrahman,Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,Jakarta: CV Akademika pressindo,cet. Kelima,2007,hal 124-125 4

c. Perjanjian perkawinan diperlukan untuk mempermudah dalam perhitungan harta bersama apabila kemungkinan terjadi perceraian. 2. Saran a. Perjanijan perkawinan janganlah dipandang dari sudut negatif, tetapi ini sebagai tindakan preventif apabila dikemudian hari timbul perselisihan penyebab perceraian. b. Perlunya sosialisasi terhadap masyarakat untuk mengubah cara pandang dalam menanggapi manfaat dari perjanjian perkawinan E. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman,Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,CV. Akademika pressindo, Jakarta,2007 Djaja S meliala, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Orang dan Hukum Keluarga,Nuansa Aulia,Bandung,2006 Happy Susanto, Pembagian Harta Gono Gini Saat Terjadi Perceraian, jakarta: Visimedia 2008 Mike Rini, Perlukah Perjanjian Pra Nikah? Danareksa.com Soetojo Prawirohamidjojo dan marthalena Pohan,Hukum Orang dan Keluarga, Airlangga University Press, Surabaya,2000 Subekti, Ringkasan tentang Hukum Keluarga dan waris, Intermasa,1990 KUH Perdata Kompilasi Hukum Islam Onny Medaline, Perjanjian Kawin Dalam Persfektif Hukum Nasional,Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 5408,UNPAD Prof.Dr.H. Muchsin,SH, Perjanjian Perkawinan Dalam Perspektif Hukum Nasional, Varia Peradilan no. 273, Agustus, 2008 5