BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelajaran pokok di Sekolah Dasar (SD) pengetahuan dan pemahaman konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa. Bagi seorang guru mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi. Pada hakekatnya

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PAKEM DENGAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DASAR POKOK BAHASAN MEKANIKA

BAB I PENDAHULUAN. mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Sains bukan hanya

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan disarankan pada keinginan guru, akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Model Pembelajaran kooperatif. bersama melalui teknik teknik tertentu. 1

BAB II KAJIAN TEORI. pemahaman tentang sesuatu dapat saja diperoleh dari kata-kata atau dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang ilmu yang diajarkan adalah matematika. Banyak sekali manfaat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setiya, 2011, hlm. 71. Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan tersebut adalah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar. a. Aktivitas Belajar

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai

C022. Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS 2

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

OLEH. : Sriyulyanti Mahadjani. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Pendidikan Ekonomi Perkantoran. : Dra. Hj. Salma Bouwtha, M.

BAB III METODE PENELITIAN. pernapasan hewan melalui metode Bamboo Dancing pada siswa kelas V SDN 019

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Hamdani menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, tetapi juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya. 1 Jamal Ma mur Asmani menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan tindakan strategi guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran aktual yang efektif dan efesien, untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, Hilda Jaba yang dikutip oleh Jamal Ma mur Asmani mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya tujuan pembelajaran. 2 Bambang Warsita menjelaskan strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik 1 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, hlm. 19 2 Jamal Ma mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI), 2011, hlm. 27

mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. 3 Berdasarkan pendapat yang dijelaskan, dapat dikemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar yang ideal. Hasil belajar siswa yang ideal adalah hasil belajar yang mencapai KKM yang ditetapkan sebesar 65. 2. Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju Strategi isu setuju/tidak setuju merupakan strategi yang dapat membantu siswa untuk memahami isu-isu terkini yang berhubungan dengan materi pelajaran. 4 Misalnya undang-undang tentang kendaraan bermotor atau upaya pemerintah dalam pelestarian alam, dalam hal ini siswa diminta menjelaskan apa saja yang telah mereka ketahui tentang isu tersebut. James Bellanca menjelaskan ada beberapa langkah-langkah strategi isu setuju/tidak setuju, yaitu sebagai berikut: 5 a. Perkenalkan siswa pada isu-isu terkini di masyarakat atau negara yang berkaitan dengan sains (misalnya upaya pemerintah dalam pelestarian alam). Minta siswa menjelaskan apa saja yang telah mereka ketahui mengenai isu yang berkembang b. Bentuk kelompok siswa dengan kemampuan berbeda beranggota tiga siswa dengan peran masing-masing (ketua, peninjau, pembaca/pelapor), dan tujuan yang jelas. 3 Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasnya, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2008, hlm. 267-268 4 James Bellanca, Loc.Cit. 5 Ibid.

c. Bagikan tabel setuju/tidak setuju. Menggunakan papan tulis atau OHP, buat daftar pernyataan-pernyataan isu-isu yang memperlihatkan berbagai pendapat berbeda d. Beri siswa waktu untuk memeriksa pendapatnya terhadap setiap pernyataan pada kolom sebelum. e. Diskusikan area-area di mana saja siswa setuju atau tidak setuju. Telusuri dan diskusikan alasan-alasan bagi setiap pendapat yang diberikan. f. Pelajari topik dan minta siswa mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan pernyataan setuju/tidak setuju yang mereka kemukakan. g. Setelah mempelajari topik, bagikan kembali tabel. Minta siswa memeriksa pendapatnya terhadap setiap pernyataan pada kolom sesudah. Diskusikan perubahan pendapat yang dibuat siswa dan telusuri alasanalasan rasional di balik pilihan siswa. 3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju James Bellanca menjelaskan kelebihan strategi isu setuju/tidak setuju adalah sebagai berikut: 6 a. Menciptakan kerjasama dan interaksi diantara siswa b. Menguji pendapat siswa berkaitan isu-isu ilmiah c. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah d. Meningkatkan pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan kelemahan dari strategi isu setuju/tidak setuju adalah sebagai berikut: 7 a. Sulit menentukan tingkat masalah yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan perkembangan siswa. b. Memakan waktu yang lama dan menyita waktu yang dipergunakan untuk jam pelajaran lain. 6 Ibid, hlm. 382 7 Ibid.

c. Membutuhkan lebih banyak lagi sumber belajar tentang isu-isu yang berkembang, seperti surat kabar, internet, dan bukut paket. B. Tinjauan Tentang Hasil belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar tersusun dari kata dasar yakni hasil dan belajar. Kata hasil menunjuk pada produk atau perolehan sebagai akibat dilakukannya sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah sistem. Belajar menunjuk pada sebuah proses yang ditandai dengan adanya interaksi antara komponen-komponen pembelajaran. Sehingga hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh warga belajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. 8 Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah suatu proses dalam diri seseorang yang berusaha memperoleh sesuatu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Perubahan tingkah laku dalam belajar sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa. 9 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan kesanggupan seseorang untuk mendapat perubahan pada dirinya, usaha tersebut melalui belajar. 8 Taman Firdaus, Pembelajaran Aktif (Aspek, Teori dan Implementasi), Yogyakarta: Elmatera (Anggota IKAPI), 2012, hlm. 82 9 Nashar, Peranan Motivasi & Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Press, 2004, hlm. 77

Isjoni Ishaq mengatakan bahwa hasil belajar merupakan penguasaan siswa secara penuh terhadap bahan yang dipelajari. Lebih lanjut beliau mengatakan hasil belajar adalah pemahaman atau penguasaan materi oleh siswa setelah dilaksanakan proses belajar mengajar baik secara kelompok maupun individual antara minimal (75%). 10 Radno Harsanto mengatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan pada subjek belajar yang terjadi karena adanya pengalaman interaksi pembelajar dengan orang lain ataupun dengan lingkungannya. Dalam hal ini, peranan guru adalah membimbing, memimpin, dan fasilitator. Guru memberi bantuan, menentukan arah kegiatan siswa, dan menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menjadi sumber belajar bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 11 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan belajar di sekolah. Hasil belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitif, karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari luar siswa atau faktor 10 Isjoni Ishaq, Mengajar Efektif (Pedoman Praktis Bagi Guru dan Calon Guru, Pekanbaru: Unri Press, 2002, hlm. 46 11 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis (Paradigma Baru Pembelajaran Menuju Kompetensi Siswa, Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI), 2007, hlm. 87

lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama kemampuan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, teknik/metode yang digunakan, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan lain-lain. 12 Teknik dalam pembelajaran yang guru gunakan termasuk pada salah satu faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Mohammad Thobroni menjelaskan bahwa berhasil atau tidaknya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: 13 a. Faktor yang ada pada diri siswa tersebut yang disebut faktor internal atau individual). Faktor individual meliputi hal-hal berikut: 1) Faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau tingkat organ-organ tumbuh manusia. Misalnya, anak usia enam bulan sudah dipaksa untuk belajar. 2) Faktor kecerdasan atau inteligensi. Misalnya, anak umur empat belas tahun ke atas umumnya telah matang untuk belajar ilmu pasti, tetapi pada kenyataannya tidak semua anak-anak tersebut pandai dalam ilmu pasti tersebut. 3) Faktor latihan dan ulangan. Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa berlatih pengalamannya yang telah dimiliki dapat menjadi hilang atau berkurang. 4) Faktor motivasi. Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. 5) Faktor pribadi. Ada orang yang mempunyai sifat keras hati, halus perasaannya, berkemuan keras, tekun, dan sifat sebaliknya. b. Faktor yang ada diluar diri siswa tersebut yang disebut faktor eksternal atau sosial). Faktor sosial meliputi hal-hal berikut: 1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga. 12 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 177-185 13 Mohammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, hlm. 32-34

2) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anak-anak. 3) Faktor guru dan cara mengajarnya. Tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada siswa turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai. 4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. 5) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. 6) Faktor motivasi sosial. Yaitu dapat berasal dari orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar. Berdasarkan pendapat teori yang telah dijelaskan, dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Teknik yang guru gunakan termasuk pada faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam hal ini strategi isu setuju/tidak setuju. C. Hubungan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju dengan Hasil Belajar Siswa Sebagaimana diketahui salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor eksternal yaitu segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa, antara lain faktor guru, dalam ruang lingkupnya guru dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya, salah satunya adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan penerapan strategi isu setuju/tidak setuju. James Bellanca menjelaskan strategi isu setuju/tidak setuju dirancang untuk mengerjakan hal-hal sebagai berikut : 1. Menciptakan kerjasama dan interaksi diantara siswa 2. Menguji pendapat siswa berkaitan isu-isu ilmiah

3. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah 4. Meningkatkan pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 14 Selain itu, James Bellanca menambahkan bahwa kecerdasan yang terlibat dalam strategi isu setuju/tidak setuju adalah verbal/linguistik (bahasa ucapan), visual/spasial (penghilatan), dan interpersonal (interaksi dalam belajar). 15 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa strategi isu setuju/tidak setuju ini mendorong siswa untuk bekerjasama dan interaksi diantara siswa, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Sehingga dengan cara ini diperkirakan bahwa strategi isu setuju/tidak setuju dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains di kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Teluk Dalam Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan. D. Penelitian yang Relevan Setelah membaca dan dilakukan penelusuran dengan penelitian sebelumnya, maka penelitian ini relevan dengan: 1. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zaimarni tahun 2008 yang berjudul Penerapan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Vc Sekolah Dasar Negeri 017 Tampan Kota Pekanbaru pada materi masalah sosial tahun pelajaran 2008/2009. Berdasarkan hasil pelaksanaan ulangan harian I dan ulangan harian II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa. 14 James Bellanca, Loc.Cit. 15 Ibid.

Pada ulangan harian terjadi peningkatan dibandingkan dengan skor dasar. Pada skor dasar rata-rata nilai siswa adalah 59 yang berarti tidak mencapai KKM yatu 63. pada UH I meningkat menajadi 68.9 namun jumlah siswa yang belum mencapai KKM masih banyak, oleh kerena dilaksanakan siklus II. Pada UH II hasil belajar siswa meningkat menjadi 76,70. 16 Persamaan penelitian Zaimarni dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah sama-sama menerapkan strategi isu setuju/tidak setuju. Perbedaannya terletaknya pada variabel Y, variabel Y Zaimarni untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains. 2. Penelitian yang dilakukan Syamsuar pada tahun 2008 dengan judul : Penggunaan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju untuk Meningkatkan Hasil Blajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 006 Kampung Panjang Air Tiris. Dengan kesimpulan bahwa melalui perbaikan proses pelaksanaan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju, hasil belajar siswa mencapai ketuntasan individu maupun ketuntasan kelas dengan nilai rata-rata 86.7. 17 Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah terletak pada tujuan penelitian, penelitian saudara Syamsuar untuk meningkatkan hasil belajar PKn, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains. 16 Zaimarni, Penerapan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Murid Kelas Vc Sekolah Dasar Negeri 017 Tampan Kota Pekanbaru pada materi pokok Masalah Sosial Tahun Pelajaran 2008/2009, Skripsi Pustaka UNRI, 2008 17 Syamsuar, Penggunaan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju untuk Meningkatkan Hasil Blajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 006 Kampung Panjang Air Tiris, Skripsi Pustaka UNRI, 2008

3. Penelitian yang dilakukan Yusparizal pada tahun 2009 dengan judul : Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Dengan Penerapan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 011 Langgini Bangkinang. Dengan kesimpulan bahwa melalui perbaikan proses pelaksanaan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju, motivasi belajar siklus II mencapai skor 163 (dalam kriteria sangat tinggi), dengan rata -rata motivasi belajar siswa untuk indikator motivasi belajar (6 indikator) sebesar 84.9%. 18 Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah terletak pada tujuan penelitian, penelitian saudara Yusparizal untuk meningkatkan motivasi belajar PKn, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains. E. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja a. Indikator Aktivitas Guru Indikator penerapan aktvitas guru melalui strategi isu setuju/tidak setuju dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Guru memperkenalkan pada siswa pada isu-isu terkini di masyarakat atau negara yang berkaitan dengan sains (misalnya upaya pemerintah dalam pelestarian alam). 2) Guru meminta siswa memberikan penjelasan tentang isu yang sedang berkembang yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 18 Yusparizal, Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pkn Dengan Penerapan Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 011 Langgini Bangkinang, Skripsi Pustaka UIN Suska Riau, 2009

3) Guru membentuk kelompok siswa dengan kemampuan berbeda beranggota tiga siswa dengan peran masing-masing, dan tujuan yang jelas. 4) Guru membagikan tabel setuju/tidak setuju yang berisikan daftar pernyataan-pernyataan atau isu-isu yang memperlihatkan berbagai pendapat berbeda 5) Guru memberi siswa waktu untuk memeriksa pendapatnya terhadap setiap pernyataan pada kolom sebelum. 6) Guru meminta siswa mendiskusikan area-area di mana saja siswa setuju atau tidak setuju. Menelusuri dan mendiskusikan alasan-alasan bagi setiap pendapat yang diberikan. 7) Guru meminta siswa mempelajari topik dan meminta siswa mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan pernyataan setuju/tidak setuju yang mereka kemukakan. 8) Guru membagikan kembali tabel setuju/tidak setuju, dan meminta siswa memeriksa pendapatnya terhadap setiap pernyataan pada kolom sesudah. Kemudian mendiskusikan perubahan pendapat yang dibuat siswa dan menelusuri alasan-alasan rasional dibalik pilihan siswa. b. Indikator Aktivitas Siswa Indikator aktivitas siswa dengan penerapan strategi isu setuju/tidak setuju dalam kegiatan pembelajaran sains adalah sebagai berikut:

1) Siswa mencatat isu-isu terkini di masyarakat atau negara yang berkaitan dengan sains (misalnya upaya pemerintah dalam pelestarian alam) yang diberikan guru. 2) Siswa memberikan penjelasan tentang isu yang sedang berkembang yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 3) Siswa membentuk kelompok dengan kemampuan berbeda beranggota tiga siswa dengan peran masing-masing, dan tujuan yang jelas. 4) Siswa menerima tabel setuju/tidak setuju yang berisikan daftar pernyataan-pernyataan isu-isu yang memperlihatkan berbagai pendapat berbeda 5) Siswa membuat pendapatnya terhadap setiap pernyataan pada kolom sebelum. 6) Siswa mendiskusikan area-area di mana saja siswa setuju atau tidak setuju. Menelusuri dan mendiskusikan alasan-alasan bagi setiap pendapat yang diberikan. 7) Siswa mempelajari topik dan mencari fakta-fakta yang berhubungan dengan pernyataan setuju/tidak setuju yang mereka kemukakan. 8) Siswa memeriksa pendapatnya terhadap setiap pernyatan pada kolom sesudah, kemudian mendiskusikan perubahan pendapat yang dibuat siswa dan telusuri alasan-alasan rasional dibalik pilihan siswa 2. Indikator Hasil Belajar Hasil belajar siswa ditentukan dari ketuntasan individu dan ketuntasan secara klasikal. Secara individu siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh

nilai KKM, yaitu 65. Sedangkan secara klasikal siswa dikatakan berhasil apabila ketuntasan siswa mencapai 75%, artinya hampir secara keseluruhan siswa mendapatkan nilai 65. 19 F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: dengan penerapan strategi isu setuju/tidak setuju dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains di kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Teluk Dalam Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan. 2008, hlm. 257 19 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,