BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam adalah suatu dunia yang berbeda terpisah dari dirinya sendiri dan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam adalah suatu dunia yang berbeda terpisah dari dirinya sendiri dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. menikmati dan melestarikan hasil pembangunan. disebabkan oleh beberapa kendala yaitu:

Etika Lingkungan dan Politik Lingkungan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. baik produktivitasnya serta memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Kegiatan

ETIKA DAN LINGKUNGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR GAMBAR... INTISARI...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tambang. Eksplorasi berlebihan tersebut memacu terjadinya kerusakan

ETIKA LINGKUNGAN. Dosen: Dr. Tien Aminatun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Etika dan Filsafat Lingkungan Hidup Lokakarya Peradilan dalam Penanganan Hukum Keanekaragaman Hayati. A.Sonny Keraf Jakarta, 12 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah lingkungan semakin lama semakin besar, meluas dan serius,

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Lingkungan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dengan baik agar dapat menjadi sumber penghidupan bagi manusia

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

PARADIGMA DAN PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN

Baca artikel ini,diskusikan kemudian buat rangkuman.

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SMK SE-KABUPATEN CIAMIS TP. 2013/2014

Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang memberikan pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan nasional di Indonesia ini menyebabkan. adanya suatu peningkatan pembangunan dalam segala bidang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ada, dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga membuat

Matakuliah : CB142 Tahun : 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ETIKA LINGKUNGAN (Kuliah V)

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015

ETIKA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Oleh : Abdul Mukti, NIM , Fakultas Pertanian Unpar. Abstract

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri-industri di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan merupakan komponen utama bagi kelangsungan hidup

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

I. PENDAHULUAN. berdampingan dengan alam. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhankebutuhan. Menurut Khaldun dalam Rahmad K.

2014 PERANAN INDUSTRI GULA RAJAWALI II JATITUJUH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

Lampiran 1 Daftar Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri

BAB I PENDAHULUAN. teknologi seefisien mungkin sehingga terkadang mengabaikan aspek-aspek

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

PENDAHULUAN. beradaptasi dengan salinitas dan pasang-surut air laut. Ekosistem ini memiliki. Ekosistem mangrove menjadi penting karena fungsinya untuk

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak

PEMBINAAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA BAGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Menurut isi dari Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Perindustrian, Industri adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu

Sustainable Development Lingkungan Hidup dan Pembangunan. SEPNB Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia 2015

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan penyakit menular. Manakala perusahaan berdiri di lingkungan

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup sangat tergantung pada lingkungan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya

BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

Modul Lima: ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

BAB IV PERBANDINGAN PANDANGAN ANTARA ISLAM DAN KRISTEN TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Nama:Rendra Styawan NIM: PENCEMARAN LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 5. PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUPLatihan Soal 5.2

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

PENDAHULUAN. listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perusahaan dari kegiatan operasi, misalnya limbah, global warming,

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dibarengi juga dengan kebutuhan untuk setiap saat. menyempurnakan dan mengembangkan data statistik yang ada.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Indonesia Tahun Dalam Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara agraris, kini Indonesia mulai

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kerusakan dan bencana yang ditimbulkan oleh perilaku manusia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan Agama Katolik

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) muncul sebagai respons terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara khususnya di Indonesia. Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan

BAB X. PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN BERBASIS EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BE ETHICAL AT WORK. Part 9

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Permasalahan Alam adalah suatu dunia yang berbeda terpisah dari dirinya sendiri dan dapat dipelajari dengan cara yang berjarak dan ilmiah. Keberadaannya mendahului sejarah manusia, lingkungan bersifat historis secara mendasar, tidak dapat dimengerti secara ilmiah dan bagian dari dunia kehidupan bermakna seperti diri kita sendiri. Segala penyimpangan muncul dari etika jika lingkungan tidak dipahami sebagai dasar tindakan manusia yang sudah dibentuk duluan, malah sebagai suatu dunia yang dihuni oleh manusia (Robin Attfield, 2010:6). Ancaman tentang kerusakan lingkungan hidup semakin lama semakin besar, meluas dan serius. Persoalannya bukan hanya bersifat isu lokal atau translokal, namun juga regional, nasional, transnasional dan global. Dampak lingkungannya tidak hanya berkait pada satu atau dua segi saja, namun terkait sesuai sifat lingkungan yang memiliki multi mata rantai relasi dan saling mempengaruhi secara subsistem. Jika satu aspek dari lingkungan terkena masalah, maka berbagai aspek lainnya akan mengalami dampak atau berakibat pula. Isu lingkungan hidup pada mulanya adalah masalah alami yaitu peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari proses alamiah (natural). Proses natural ini terjadi tanpa menimbulkan akibat yang berarti bagi tata lingkungan itu sendiri dan dapat pulih kemudian secara alami atau disebut homeostasi (Siahaan, 2004:1). 1

Permasalahan tentang kerusakan lingkungan tidak lagi timbul sebagai isu yang semata bersifat alamiah, karena manusia menjadi faktor penyebab yang signifikan secara variabel bagi peristiwa lingkungan. Fakta bahwa masalah lingkungan lahir dan berkembang, karena faktor manusia jauh lebih besar dan rumit (complicated) dibandingkan faktor alam itu sendiri. Manusia dengan berbagai dimensi terutama faktor mobilitas pertumbuhannya, akal pikiran dengan segala perkembangan aspek kebudayaan, karakter dan pandangan manusia adalah faktor yang lebih penting, kaitannya dengan masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup saat ini seperti pencemaran, kerusakan sumber daya alam, penyusutan cadangan hutan, musnahnya berbagi spesies hayati, erosi, banjir, bahkan jenis penyakit yang berkembang terakhir, diyakini merupakan gejala negatif yang dominan bersumber dari faktor manusia itu sendiri. Naess berpendapat bahwa krisis lingkungan hidup dewasa ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam semesta secara fundamental dan radikal. Manusia membutuhkan sebuah pola atau gaya hidup baru yang tidak hanya menyangkut kepentingan atau kebutuhan perorangan, namun juga budaya masyarakat secara keseluruhan (Naess, 1993:17). Permasalahan lingkungan alam yang melibatkan peranserta manusia sebagai pengguna alam adalah hal penting. Manusia adalah bagian integral dengan alam. Manusia dengan dunia alam, menurut Barker (1995:28-29), saling mengimplementasikan dan saling mengandung. Permasalahan hubungan manusia dengan alam dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori Ekosentrisme. Teori ini merupakan kelanjutan dari teori Etika Lingkungan Hidup Biosentrisme yang keduanya mendobrak cara pandang Antroposentrisme dan membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. 2

Ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas lingkungan, baik yang hidup maupun yang tidak. Makhluk hidup dan benda-benda abiotis saling terkait satu sama lain. Kewajiban dan tanggung jawab moral tidak dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas lingkungan hidup (Keraf, 2010:93). Salah satu versi teori Ekosentrisme ini adalah teori Etika Lingkungan Hidup yang sekarang ini populer sebagai Deep Ecology. Pada dasarnya Deep Ecology adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia bukan sebagai pusat dari alam, melainkan hanya bagian dari alam. Semua unsur alam dan manusia mempunyai kedudukan yang sama di dalam lingkungan hidup. Nilai-nilai moral bukan hanya berlaku bagi komunitas manusia, namun juga komunitas sekelompok anggota lingkungan hidup (Keraf, 2010:93). Pusat perhatian Deep Ecology meliputi dua hal yaitu: a. Tentang manusia dengan kepentingannya. Manusia bukan hanya memenuhi kepentingannya saja, namun juga kepentingan seluruh komunitas lingkungan hidup untuk kepentingan jangka panjang. b. Deep Ecology diterjemahkan dalam aksi yang nyata dan konkret. Aksi atau gerakan ini berusaha untuk mengubah paradigma secara revolusioner yaitu perubahan cara pandang, nilai dan gaya hidup manusia yang antroposentris (Keraf,2010:93). Aksi gerakan ini diterjemahkan oleh Naess ke dalam platform aksi dan beberapa prinsip sebagai pedoman gerakan Deep Ecology. Permasalahan menarik dalam penelitian ini adalah isu soal etika lingkungan hidup dalam sudut pandang pendekatan Ekosentrisme yang sedang dihadapi oleh Pabrik Gula (PG) Madukismo di kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktivitas pembuangan limbah PG Madukismo selama ini berpotensi bahaya yang ditimbulkan dari proses pembuatan gula terhadap ancaman lingkungan di sekitar pabrik tersebut. Pabrik gula ini merupakan satu-satunya di wilayah DIY yang 3

mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan nasional, khususnya gula pasir. Aktivitas pabrik itu berdampak positif dan negatif terhadap masyarakat sekitarnya. Dampak positifnya berupa kegiatan ekonomi, lapangan kerja baik langsung dalam pabrik atau di luar pabrik, sehingga mampu menekan jumlah pengangguran, fasilitas berupa air, listrik dan bantuan untuk proyek RPK3 (Rencana Proyek Kebersihan, Ketertiban dan Keindahan). Semua kegiatan tersebut sebagai bentuk CSR perusahaan terhadap masyarakat di sekitar lokasi (www.publikasi.umy.ac.id). Proses produksi PG Madukismo menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan berupa sisa perasan tebu untuk bahan bakar pabrik dan limbah blotong untuk bahan baku pupuk. Sedangkan limbah cair berupa air limbah yang berasal dari proses pencucian dan pemasakan menghasilkan efek asam atau alkali dengan kandungan garam cukup tinggi. Limbah cair ini pun dibuang dan disalurkan ke areal lahan pertanian. Efek negatif limbah cair ini sering dianggap sebagai polutan berbahaya dan mencemari lingkungan karena bau dan warna hitam kecoklatan. Sebenarnya limbah cair ini mengandung unsur hara yang berguna (N, P, K, Ca, Mg dan sebagainya), yang dapat membantu memelihara kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman baik tebu, padi maupun tanaman lainnya (www.digilib.ui.ac.id). Pendekatan teori Ekosentrisme sangat efektif dalam mengamati lingkungan secara luas, terutama tentang masalah pencemaran limbah pabrik gula. Aktivitas pembuangan limbah industri pabrik adalah bagian dari kasus pencemaran lingkungan yang bersumber dari perilaku manusia itu sendiri. Berbagai kasus pencemaran dan kerusakan di alam dapat dilihat pada keadaan air laut, hutan, atmosfer, air, tanah, yang bersumber pada perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, 4

tidak peduli dan hanya mementingkan diri sendiri. Manusia adalah penyebab utama dari kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup (Keraf, 2002:7). Dampak dari kasus pencemaran limbah industri PG Madukismo yang secara normatif ditinjau dari sudut pandang etika moral merupakan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Melaksanakan tanggung jawab sosial, secara normatif merupakan kewajiban moral bagi suatu perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan itu juga meliputi tanggung jawab moral perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya. Ketika perusahaan sebagai komunitas baru melakukan intervensi terhadap masyarakat lokal, sudah menjadi keharusan untuk melakukan adaptasi dan memberikan kontribusi, karena keberadaannya telah memberikan dampak positif maupun negatif (Rahmatullah,2011:13). Semua perusahaan pasti terdapat pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait erat dengan tanggung jawab sosial (CSR). Saat ini, CSR sudah menjadi faktor utama sesuai dengan harapan para stakeholder yang secara terus-menerus menuntut perusahaan untuk bertanggung jawab tidak hanya terkait masalah keuangan, namun juga terhadap masalah sosial, etika dan lingkungan (http://training-kita.com/stakeholder-and-social-resposibility). Penelitian terhadap CSR PG Madukismo bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar pabrik, ditinjau dari perspektif Ekosentrisme. Platform aksi dan prinsip-prinsip dalam gerakan Ekosentrisme sebagai dasar analisis untuk permasalahan hubungan makhluk hidup, masyarakat dan benda-benda abiotis lainnya dengan pengelolaan limbah industri PG Madukismo. Kemajuan di dalam dunia usaha PG Madukismo saat ini tidak hanya dinilai sebagai sebuah entitas bisnis dengan orientasi hanya untuk mencari laba atau keuntungan sebesar-besarnya saja (profit oriented). Namun juga harus menilai CSR perusahaan terhadap pelestarian lingkungan di 5

sekitarnya, terutama aktivitas limbah industri yang berdampak langsung terhadap polusi udara, tanah dan air di kawasan pabrik maupun di luar lingkungan pabrik. 2. Rumusan Masalah a. Bagaimana perencanaan kebijakan PG. Madukismo terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya? b. Apa konsep pemikiran Ekosentrisme dalam menghadapi kasus lingkungan hidup khususnya di PG Madukismo? c. Apa tanggung jawab sosial PG Madukismo terhadap kelestarian lingkungan di sekitarnya ditinjau dari perspektif Ekosentrisme? 6