BAB II KAJIAN TEORETIS. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu. Permainan bola basket di

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memasukkan bolabasket (keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAHAN AJAR. 1. Judul : PERMAINAN BOLA BASKET. 2. Penyusun : Drs, Syahrizal. 3. Tujuan :

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu dimana bola basket dimainkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fakultas untuk para mahasiswa prefesiaonal di YMCA (young Men s

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Permainan ini sangat sangat popular

Ketrampilan Dasar Bolabasket Mata kuliah ini membahas tentang sejarah dan organisasi bolabasket, teknik dasar permainan bolabasket, pertahanan, dan pe

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

A. TEKNIK DASAR SEPAK BOLA (LANJUTAN)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Bola basket dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN ANTARA LAY UP SHOOT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan tuntutan yang semakin dipersulit

BAB II KAJIAN TEORITIS. maka ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang permainan bola basket.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi bangsa Indonesia dibidang olahraga saat ini belum dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memasukkan bola kedalam keranjang lawan (Wissel 1994:2). Bola basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dunia dan menjadi permainan di era modern. Setiap regu untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT

TINGKAT KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 JEPON BLORA JAWA TENGAH E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (menembak), passing (mengumpan), dan dribble (menggiring bola). Dari semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

PENGARUH LATIHAN JUMP SHOOT

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Teknik menembak dalam olahraga Bolabasket merupakan salah satu teknik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan ARIF PRASETIYO

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1977: 217) dalam Arif Haryanto (2004: 8).

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hakikat Kecakapan Bermain Bolabasket. Menurut peraturan PERBASI (2001:1), bolabasket ialah permainan

EFEKTIVITAS LAY UP SHOOT

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai posisi yang sangat strategis yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandu Gunawan, 2013

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL JUMP SHOOT BOLABASKET

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk

Kemampuan One Hand Set Shoot Dengan Jump Shoot Terhadap Efektifitas Mencetak Skor Dalam Permainan Bola Basket di SMA N 1 Pengasih Kulon Progo

TINGKAT KETERAMPILAN LAY UP SHOOT PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA N 1 IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori

DRAFT 2 MARET 2016 BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

TINGKAT KEMAMPUAN LAY UP SHOOT PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMK LEONARDO KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan, mata pelajaran ini

( Studi Deskriptif pada Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Universitas Siliwangi Tahun Ajaran 2014/2015 ) NANANG KUSNADI 1) IMAN RUBIANA 2)

Journal of Sport Sciences and Fitness

Unnes Journal of Sport Sciences

Peningkatan Hasil Belajar Lay Up Shoot Melalui Penerapan Variasi Pembelajaran Siswa SMA Darul Ilmi Murni Medan

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: KARTONO NIM P

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sosial.permainan basket banyak mengandung unsur seni. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

SIAPA YANG BERMAIN DAN DIMANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dea Oktaviani,2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

Transkripsi:

5 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 HAKIKAT BOLA BASKET Bola basket merupakan cabang olahraga beregu. Permainan bola basket di mainkan oleh dua regu yang terdiri atas lima pemain untuk masing-masing team. dengan tujuan untuk mencetak angka sebanyak-banyaknya. Seperti dijelaskan dalam peraturan permainan yaitu sebagai berikut: Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari lima pemain, setiap regu berusaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang lawan yang mencegah regu lawan memasukkan bola atau mencetak angka. Tata cara dalam permainan ini yaitu bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digilingkan atau dipantulkan (driblle) ke segala arah sesuai dengan peraturan (Perbasi, 1994). Menurut Wissel (2000 : 2) mengatakan bola dapat diberikan dengan passing (operan) dengan tangan atau mendriblenya (Banting, pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan. Teknik dasar mencakup gerakan kaki (footwork), menembak (shooting), operan (passing) dan menangkap, Drible, rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola dan bertahan. Permainan bola basket dapat di mainkan oleh berbagai tingkat, golongan dan lapisan yang memiliki berbagai derajat tingkat kemampuan. Bola basket dalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari 5 (lima) orang pemain, tiap-tiap regu berusaha memasukan bola kedalam keranjang regu lawan dan berusaha mencegah regu lawan memasukan

6 bola atau mencetak angka.(perbasi, 2000 : 15). Permainan bola basket juga diajarkan pada siswa SMA melalui proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Dengan standar kompetensi mempelajari teknik dasar permainan dan olahraga berdasarkan konsep dan nilai-nilai yang tergantung didalamnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam materi pendidikan jasmani gerak dasar permainan bola basket untuk anak sekolah lanjutan tingkat kedua dibagi menjadi gerak dasar tanpa bola antaralainbergerak kedepan,kebelakang, kesamping kiri dan kanan, meloncat dan melompat. Dan gerak dasar dengan bola meliputi gerak dasar memasukan bola atau shooting dan lay up, gerak dasar menagkap bola rebound dan juga gerak dasar berputar dengan satu kaki pivot (perbasi, 2000 : 15). Dalam gerak dasar dengan bola, menembak atau shooting adalah keahlian yang sangat penting disamping teknik dasar seperti operan, dribbling, bertahan.sebab dengan melakukan tembakan akan memperoleh peluang besar membuat angka, terlebih tembakan jarak dekat atau dengan mendekat sedekat mungkin dengan ring yang dilakukan dengan tembakan lay-up. (Wissel, 1996). Untuk dapat bermain dalam bola basket maka siswa tersebut menguasai teknik-teknik dasar dalam olahraga bola basket. Teknik dasar tersebut di antaranya adalah mengumpan, dribble, tembakan dan rebound (Ahmadi N, 2007 : 13). Dari keempat teknik dasar tersebut diatas mungkin tidak ada aspek lain dalam permainan bola basket yang sangat berkembang kecuali menembak dibandingkan dengan keterampilan lain. Hal ini terbukti dengan meningkatnya persentase kempuan menembak dari tahun ke tahun. Tim-tim yang menjadi juara selalu

7 ditandai dengan tingginya persentase kemampuan menembak, baik persentase secara individu maupun secara tim, Nabil Tadros (2000:17), seorang Direktur teknik dari klub NBA Toronto Raptors (yang merupakan the most improve team NBA 2000) mengatakan : shooting is the most important skill in basket ball and definitely the most fun for all. Dengan demikian diketahui betapa sangat pentingnya kemampuan menembak dalam olahraga basket. Olifer (2007 : 16) dalam bukunya Dasar-dasar Bola Basket membagi jenis menembak dalam bola basket menjadi 2 (dua) yaitu : a.) Tembakan dalam yang juga disebut dengan tembakan lay-up., b. ) Tembakan luar yang terdiri dari jump shoot, free throw, set shoot. Dari kedua jenis tembakan diatas tembakan dalam paling banyak memberikan kontribusi terciptanya angka pada suatu tim adalah tembakan lay-up. Hal ini dikarenakan seorang pemain bisa memasukan bola kedalam ring dengan tanpa adanya jarak yang membatasi antara tangan atlet dan keranjang (basket). Berbeda dengan tembakan luar, pada tembakan luar atlet memsukan bola melalui jarak tertentu baik pada daerah defense lawan atau dalam area three point maupun diluar daerah three point.

8 2.1.1 Teknik dasar permainan bola basket Cara memegang bola basket adalah sikap tangan membentuk mangkok besar. Bola berada di antara kedua telapak tangan. Telapak tangan melekat di samping bola agak ke belakang, jari-jari terentang melekat pada bola. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan. Badan sedikit condong ke depan dan lutut rileks. Dalam menangkap bola harus diperhatikan agar bola berada dalam penguasaan. Bola dijemput telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan rileks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola. Menangkap bola ( catching ball ) terdiri dari dua macam cara yaitu menangkap bola di atas kepala dan menangkap boka di depan dada. Mengoper atau melempar bola terdiri atas tiga cara yaitu melempar bola dari atas kepala ( over head pass ), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai ( bounce pass ). Menggiring bola ( dribbling ball ) adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya yaitu dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua

9 cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan. Pivot atau memoros adalah suatu usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat.seorang pemain basket melakukan shooting dengan dua tangan. Shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih poin. Dalam melakukan shooting ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan shooting dengan dua tangan serta shooting dengan satu tangan. Lay-up adalah usaha memasukkan bola ke ring atau keranjang basket dengan dua langkah dan meloncat agar dapat meraih poin. Lay-up disebut juga dengan tembakan melayang. 2.2 Hakikat Lay Up Shoot Lay up shoot adalah teknik dalam permainan bola basket yang digunakan pada jarak yang dekat dengan basket setelah memotong atau mendorong ( cut or drive ). Seperti yang di ungkapkan Wissel (1994 : 46) The lay up shot used near the basket after a cut or drive. Dalam situasi persaingan, jenis tembakan lay up shoot sebaiknya dilakukan dengan tangan kanan maupun kiri. Adapun langkah dalam melakukan lay up shoot dengan tangan kanan maupun kiri menurut Prusak

10 ( 2007 : 72 ) adalah sebagai berikut : Lay up tangan kanan: Lompat dengan tumpuan kaki kiri, angkat lutut kaki kanan dan tangan kanan, kemudian tembakan bola tinggi tinggi dan pelan pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan pantul Lay up tangan kiri: Lompat dengan tumpuan kaki kanan, angkat lutut kaki kiri dan tangan kiri, kemudian tembakan bola tinggi tinggi dan pelan pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan pantul. Ditambah lagi menurut Kosasih (2008 : 50 ) lompatan yang tinggi dibuat dengan jejakan kaki terakhir sebelum melompat, jadi usahakan lompatan kita mendekati ring..lay up shot dapat dilakukan dengan 2 (dua) hitungan kaki ataupun dengan 1 (satu) hitungan kaki. Untuk melompat tinggi dalam lay up pemain harus mempunyai kecepatan setelah tiga sampai empat langkah ketika memotong atau mendorong bola, selain itu pemain juga harus mengontrol kecepatan. Selanjutnya, langkahkan kaki dengan berlawanan ( bergantian ). Langkah sebelum melakukan lay up shoot sebaiknya dilakukan dengan langkah yang pendek, jadi pemain dapat dengan cepat membuka dan menekuk lututnya untuk dapat mengubah momentum pergerakan dari bergerak maju menjadi naik. Kemudian pemain mengangkat lutut pada saat menembak dan memposisikan bola agar lurus keatas ketika pemain melompat, lalu membawa bola di antara telinga dan bahu. Setelah itu, arahkan lengan, pergelangan tangan, dan jari lurus ke basket pada sudut antara 45º hingga 60º lalu lepaskan bola menggunakan jari telunjuk dengan sentuhan yang halus. Seperti pernyataan yang diungkapkan Wissel ( 1994 : 47 ) Direct your arm, wrist, and fingers straight to the basket at an angle between 45 degrees and 60 degrees and release the ball off your index finger with a soft touch. Kemudian

11 pertahankan keseimbangan tangan pada bola hingga bola dilepaskan. Dilanjutkan dengan mempertahankan lengan atas dan meluruskan sikut. Setelah itu, jari telunjuk pemain lurus pada sasaran dan lecutkan tangan pada saat menembak dengan menghadap ke bawah. Ada beberapa poin yang penting untuk diketahui agar keterampilan gerak lay up shoot dapat dikuasai dengan mudah, seperti yang dikemukakan oleh Wissel (1994: 47) dalam buku basketball steps to success yang menyebutkan bahwa kunci sukses untuk memperoleh teknik lay up yang baik terdapat tiga tahapan, yaitu tahap persiapan ( preparation phase ), eksekusi ( execution phase ), dan ( follow through ). Tahap Persiapan ( preparation phase ) 1.See target (lihat sasaran ) 2.Short step ( langkah pendek ) 3.Dip knee ( membengkokan lutut ) 4. Shoulders relaxed ( rilekskan bahu ) 5.Nonshooting hand under ball ( tangan yang tidak menembak berada di bawah bola ) 6.Shooting hand behind ball ( tangan yang akan menembak berada di belakang bola ) 7.Elbow in ( siku masuk ) 8.Ball between ear and shoulder ( posisi bola berada di antara telinga dan bahu )

12 Tahap Eksekusi (execution phase) 1. Lift shooting knee ( angkat sikut pada saat menembak ) 2. Jump (melompat) 3. Extend leg, back, shoulders ( panjangkan kaki, punggung, bahu ) 4. Extend elbow ( panjangkan siku ) 5. Flex wrist and fingers forward (lenturkan pergelangan tangan dan majukan jari) 6. Release off index finger ( lepaskan jari telunjuk ) 7. Balance hand on ball until release ( seimbangkan bola pada tangan hingga bola dilepaskan ) 8. Even rhythym ( iramanya tetap ) Tahap Pendaratan (follow through) 1. See targe ( melihat sasaran ) 2. Land in balance ( mendarat dengan seimbang ) 3. Knees flexed ( melenturkan lutut ) 4. Hands up ( tangan naik) 2.3 Hakikat Pelatihan Pelatihan adalah kegiatan belajar dan praktek untuk sesuatu tujuan baik, dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan (continuously and never end) manusia, dan fitrahnya. Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and

13 behavior by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai. Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Menurut Robbins, Stephen P, (2001:282), Training meant formal training that s planned in advanced and has a structured format. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang terstruktur. Menurut Bernardin dan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improve employee performance on a currently held job or one related to it. This usually means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training should involve a learning experience, be a planned organizational activity, and be designed in response to identified needs. Jadi pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan

14 keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhankebutuhan yang teridentifikasi. Menurut Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy (2001:259), training is usually conducted when employees have a skill deficit or when an organization changes a system and employees need to learn new skill. Ini berarti bahwa pelatihan biasanya dilaksanakan pada saat para pekerja memiliki keahlian yang kurang atau pada saat suatu organisasi mengubah suatu system dan para perlu belajar tentang keahlian baru. Menurut DeCenzo dan Robin (1999:227), Training is a learning experience in that it seeks a relatively permanent change in an individual that will improve the ability to perform on the job. Ini berarti bahwa pelatihan adalah suatu pengalaman pembelajaran didalam mencari perubahan permanen secara relatif pada suatu individu yang akan memperbaiki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya itu. 2.3.1 Tujuan Pelatihan Tujuan umum pelatihan sebagai berikut: (1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, (2) untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan (3) untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen

15 (pimpinan). Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005) terdiri dari : 1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur. 2) Para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai(profesional) 3) Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai. 4) Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Dalam pengembangan program pelatihan, agar pelatihan dapat bermanfaat dan mendatangkan keuntungan diperlukan tahapan atau langkah-langkah yang sistematik. Secara umum ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi. Atau dengan istilah lain ada fase perencanaan pelatihan, fase pelaksanaan pelatihan dan fase pasca pelatihan. Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi : (1) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / need assesment; (2) menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; (3) menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya; (4) menetapkan metode pelatihan; (5) mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan (6) mengimplementasikan dan mengevaluasi.

16 2.4 Hakikat Plyometrics Pertama kali dimunculkan pada tahun 1975 oleh Fred Wilt salah seorang pelatih warga Amerika. Istilah plyometrics adalah sebuah kombinasi kata yang berasal dari bahsa latin, yaitu plyo dan metrics yang memiliki arti peningkatan yang dapat di ukur (Chu,1992). Bompa menyatakan bahwa latihan plyometric sudah ada dalam jangka waktu yang lama. Hal ini kita ketahui dengan pasti bahwa semua anak anak di dunia pernah mealkuakn lompat tali atau lompat scoth bentuk bentuk permainan yang lainnya seperti pliometrik. Latihan pliometrik adalah salah satu latihan yang pavorit di lakukan oleh pelatih saat ini, terutama pada cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan daya ledak otot tungkai atau otot lengan. Sejarah latihan ini di mulai pada tahun 1960 Yuri Veroshanki pelatih atletik asal Russia menggunakan metode latihan pliometrik kepada atlet lompatnya dan mengalami kesuksesan yang luar biasa di pertandingan. Pliometrik mulai menjadi perhatian selama sejak 1970 ketika Olimpiade Munich, Jerman Barat. Negara Russia dengan Valery Borzov menang pada nomor lari 100 meter dengan catatan waktu 10.00 detik dan menang dinomor sprint lari 200 meter. Kesuksesan tersebut karena kontribusi dari penggunaaan metode latihan pliometrik, yang pada akhirnya Yuri Veroshanki di panggil bapak penelitian pliometrik (Godfrey,2006. Diunduh tanggal 3 maret 2013) Terminologi.

17 CONTOH GERAKAN PLYOMETRIC WITH MULTIPLE JUMP (http://www.performbetter.com/ Diunduh tanggal 3 maret 2013) 2.5 Kerangka Berpikir Untuk dapat bermain bola basket dengan baik, maka seorang pemain harus menguasai teknik dasar permainan bolabasket dengan baik dan benar. Teknik dasar tersebut diantaranya passing, dribbling, shooting, pivot. Untuk dapat melakukan teknik menembak, yaitu lay up dengan terampil, dibutuhkan latihan teknik dengan benar dan didukung kondisis fisik yang baik pula. Seorang pemain bola basket tanpa didukung dengan kemampuan fisik yang baik, kemungkinan keterampilan yang dimiliki tidak akan berkembang dengan pesat. Adapun kemampuan fisik yang sangat bersumbangan terhadap kemampuan lay up antara

18 lain kekuatan otot lengan, tinggi badan, dan power tungkai. Power tungkai dalam permainan bola basket sangat diperlukan untuk melompat dan meloncat. 2.6 Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Terdapat pengaruh latihan plyometrik dengan multiple jump terhadap kemampuan melakukan lay up shoot pada permainan bola basket siswa SMA N 2 Limboto.