O 3, 4SiO H O), Nama montmorilonite ini

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. + yang besar pada antar

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5. Sifat Mekanis Nano Komposit Bentonit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN BENTONIT ALAM SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA KOMPOSIT POLIPROPILENA UNTUK BAHAN TEKNIK TESIS. Oleh: ENDANG MARFIDA PUTRI /FIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 Sifat mekanis Campuran Termoplastik HDPE /Nano Partikel ASP(ASP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2. Sifat mekanis Campuran Termoplastik HDPE /Nano Partikel ABKS(ABKS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Batu apung adalah salah satu jenis material yang berasal dari muntahan lahar

BAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Berbagai Tipe Tanah Lempung pada Karakteristik Komposit Kanji Alifa Zietyn Nawangratri 1, Khairuddin 2, Candra Purnawan 3

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan ban pada kendaraan. Dengan meningkatnya hasil karet indonesia,maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universita Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

BAB I PENDAHULUAN. pada gigi yang umumnya berakibat pada kehilangan gigi dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Komposisi Montmorillonite pada Pembuatan Polipropilen- Nanokomposit terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasannya

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK BERPORI MENGGUNAKAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISASI MORFOLOGI CLAY DENGAN FILLER KULIT KAKAO

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN. Bab I. Pendahuluan I-1

ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin mixer peralatan yang sangat penting yang digunakan pada proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PREPARASI BENTONIT ALAM MENJADI NANO PARTIKEL SEBAGAI FILLER PADA TERMOPLASTIK HDPE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

4 Hasil dan pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

Peningkatan Kualitas Biopolimer (Poly Lactid Acid) dengan Penambahan Filler Bentonit

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Kata kunci : Unsaturated polyester, clay, serat glas, komposit hibrid dan kekuatan tarik

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL GENTENG SEBAGAI FILLER TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KETAHANAN BAKAR MATERIAL KOMPOSIT POLYESTER RESIN.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pembuatan polimer komposit harus dipilih material yang memiliki sifat lebih baik dibandingkan kelas lainnya yang sejenis. Polipropilena merupakan jenis polimer yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya kemudahan dalam proses produksi, kekuatan tarik yang tinggi, tahan terhadap zat kimia, dan harga produk murah. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dengan rekayasa material, salah satunya pada pembuatan komposit. Pembuatan polimer komposit dilakukan dengan memadukan dua material yang berbeda sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik dari material tersebut. Bentonit merupakan sumber daya alam yang berlimpah di indonesia tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Salah satu dari sumber bentonit alam yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara di daerah Kecamatan Pahae Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Bentonit atau clay adalah istilah yang digunakan untuk sejenis lempung yang Mengandung Mineral montmorillonite. Bentonit sebagai meneral lempung yang terdiri dari 85% montmorilonite dan mempunyai rumus kimia (AL 2 O 3, 4SiO H O), Nama montmorilonite ini 2 2 berasal dari lempung plastis yang di temukan di Montmorilonite, prancis pada tahun 1947 (Labaik, 2006). Struktur Montmoroloni adalah Mx(Al 4 xmgx)si 8 O 2 0(OH). Montmorilonite terdiri dari tiga unit lapisan tetrahedral (mengandung ion slika) mengapit satu lapisan oktahedral (mengadung ion besi dan magnesium). Struktur utama monmorilonite selalu bermuatan negatif walaupun pada lapisan oktahedral ada kelebihan muatan positif yang akan di kompensisasi oleh kekurangan muatan posit pada lapisan tetredral. 1

Bahan pengisi (Filler) yang berasal dari bentonit dalam nanokomposit atau polimer untuk perbaikan dan meningkatkan sifat-sifat fisik bahan, bahan pengisi (filler) sering digunakan dalam pembuatan komposit seperti plastik namun penggunaan plastik memiliki beberapa masalah diantaranya, plastik sulit terdegradasi ketika tidak digunakan lagi, karena itu perlu temukan alternatif bahan yang akan digunakan sebagai Filler yaitu bentonit. Untuk meningkatkan suatu sifat yang di inginkan dalam polimer termoplastik, seperti : Kekuatan (strength), kekakuan (stiffness) dan juga ketahanan terhadap api (fire retardent), polimer sering ditambakan dengan bahanbahan pengisi (Filler). Bahan yang sering ditambakan ke dalam polimer adalah bahan yang mampu menyatu secara homogen kedalam matriksnya dan yang paling sering ditambahkan adalah talc, mika, kapur, bentonit dan lain-lain, berhubungan dengan sifat homogen diatas, polimer yang berasal dari bahan organik dengan pengisinya (filler) yang berasal dari bahan anorganik tidak mampu menjadi homogen, disebabkan oleh perbedanya energi permukaan dari kedua bahan tersebut, untuk menyelesaikan masalah diatas, maka filler dapat memodifikasi dengan bahan organik seperti alky ammonium. Filler yang umum berasal dari mineral tanah liat seperti montmollironite merupakan komponen utama dari bentonit. Secara umum penambahan bentonit ke dalam polimer sangat tergantung dari kekuatan interaksi antara filler dengan polimer dan akan menghasilkan salah satu dari tiga sifat nanokomposit, seperti: intercalated, nanokomposit, flokulated nanocomposite dan axfloliated nonocomposit. Sifat fisik yang paling utama dari bentonit adalah daya serap, derajat plastisasi, daya pembersih, daya pengembang, derajat pengganti ion, warna, derajat kecerahan dan ukuran butiran dari bentonit tersebut (Harjanto,2000). Penelitan penelitian sebelumnya secara Fundamental yang melibatkan bentonit sebagai bahan pengisi (filler), secara umum mereka menghasilkan suatu metode baru dalam hal pencampuran polimer seperti yang telah dilakukan.(rihayat,t,2006), Modifikasi Bentonit (Syuhada, dkk. 2009). 2

Agar sifat bahan pengisi kompatibel dengan matrix polimer, ukuran partikel suatu bahan pengisi sangat berpengaruh, dimana ukuran partikel suatu bahan pengisih yang kecil dapat meningkatkan derajat penguatan polimer dibangding dengan ukuran yang lebih besar (Lebance, 2002), demikian juga semakin kecil ukuran partikel semaking tinggi antara bahan pengisih dengan matrix polimer (Khols dan Beaucage,2002), jumlah luas permukaan dapat ditinggkatkan dengan adanya permukaan yang berpori pada permukaan bahan pengisi. Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yakni (Siriwardena et al., 2001) yang menggunakan bahan alam sebagai bahan pengisi secara umum tidak kompatibel dengan bahan polimer,hal ini disebabkan oleh perbedaan kepolaran bahan-bahan tersebut di mana bahan polimer merupakan bahan yang bersifat hidrofobik sedangkan bahan pengisi serat alam adalah bersifat hidrofilik. Oleh kerana itu beberapa langkah telah diambil dalam mengatasi masalah ini antaranya ialah dengan menggunakan zat kompatibiliser, dan melakukan perlakuan terhadap bahan pengisi dengan bahan kimia yang sesuai dan penggunaan (Bukit Nurdin, 2011). Pencampuran dari bahan polimer yang sudah ada adalah laju yang paling cepat serta ekonomis membuat barang baru serta meningkatan sifat-sifat lebih baik serta fleksibilitas dibandingkan pengembangan polimer baru. Bagaimanapun, sebagian besar campuran dan komposit adalah ketidakcocokan campuran oleh karena entalpi pencampuran positif dan entropi pencampuran sangat kecil, yang memimpin ke arah lemah fisik dan sifat mekanis yang berasal dari interaksi kurang baik di antara segmen molekularnya (Tang, 2000). Bedasarkan uraian di atas, penulis akan melanjutkan penelitian menggenai penggunaan bentonit alam sebagai bahan pengisi dengan menggunakan bentonit, pemurnian dengan kalsinasi dengan matrik polopropilena dengan kompatibeliser PP-g-MA. Dengan demikian judul penelitian ini adalah Pemanfaatan Bentonit Alam Sebagai Bahan Pengisi Pada Komposit Polipropilena Untuk Bahan Teknik. 3

1.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana komposisi, morfologi Bentonit alam setelah diaktivasi kimia dan fisika. 2. Bagaimana sifat mekanik komposit Polipropilena dengan filler bentonit yang diaktivasi kimia dan fisika 3. Bagaimana Analisis termal (TGA/DTA) komposit polipropilena dengan filler bentonit yang diaktivasi kimia dan fisika. 1.3 BATASAN MASALAH Untuk membatasi ruang lingkup yang jelas berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Filler yang digunakan adalah bentonit alam aktivasi kimia dan fisika. 2. Kompatibilizer yang digunakan adalah PP-g-MA. 3. Pengujian yang dilakukan adalah analisis mekanik Kekuatan tarik, perpanjangan putus ( Elongation at break), dan analisis termal (TGA/DTA) dan morfologi (SEM ). 1.4 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk menentukan komposisi, morfologi bentonit alam setelah diaktivasi kimia dan fisika. 2. Untuk menentukan sifat mekanik komposit polipropilena dengan filler bentonit alam yang diaktivasi kimia dan fisika. 3. Untuk menentukan analisa termal (TGA/DTA) komposit polipropilena dengan filler bentonit alam yang diaktivasi kimia dan fisika. 4

1.5 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 1. Peningkatan nilai ekonomis bentonit alam modifikasi sebagai filler pada termoplastik 2. Memberikan informasi dasar tentang sifat termal (TGA/DTA), sifat mekanik, Kekuatan tarik, perpanjangan putus (Elongation at break) komposit polipropilena dengan filler bentonit alam aktivasi kimia dan fisika yang dapat digunakan sebagai salah satu material yang memiliki daya termal tinggi pada industri otomotive 5