Bab 1. Pendahuluan. Menurut Wikipedia the Free Encyclopedia (2011) sastra di Jepang dibagi menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
Sinopsis. Novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami ini menceritakan perjalanan tiga

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Jepang tercatat mulai ada sejak zaman Jodai, di mana saat

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Bab 1. Pendahuluan. sebuah karya sastra. Begitu juga dengan negara Jepang, lahirnya kesusastraan

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

Bab 4. Simpulan dan saran. bahwa tokoh yang bernama Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 2011:54). Analisis psikologi terhadap karya sastra, terutama fiksi dan drama

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

Bab 5. Ringkasan. Pada bab ini, penulis akan memberikan ringkasan dari beberapa bab yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai. Sebuah karya sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. baik itu masalah pribadi maupun masalah umum. Masalah pribadi adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat dua jenis karya sastra yaitu karya sastra lisan (kosho bungaku)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. komunikasi di antara mereka. Biasanya perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang terkenal akan budayanya yang masih kental dalam kehidupan masyarakatnya. Selain kebudayannya, Jepang terkenal dengan karya sastranya. Menurut Wikipedia the Free Encyclopedia (2011) sastra di Jepang dibagi menjadi lima periode, yaitu sastra kuno, sastra klasik, sastra pertengahan, sastra modern dan sastra kontemporer. Dalam sejarah kesusastraan Jepang, sastra jepang juga dimulai dengan sastra lisan, yang kemudian dialihkan menjadi sastra tulisan. Naskah tertua dalam sastra jepang yang sekarang masih diketahui adalah kojiki dan nihonshoki atau nihongi yang berasal dari awal abad ke 8 masehi. Kesusastraan Jepang mengalami dua gelombang pengaruh asing yang sangat besar. Gelombang yang pertama adalah pengaruh cina yang yang dimulai pada abad ke 4 masehi dan berlangsung selama ratusan tahun. Gelombang yang kedua terjadi pada abad ke 19 dan masih berlangsung sampai sekarang, yaitu masuknya pengaruh barat terhadap kesusastraan jepang. Dalam kesusastraan Jepang, pengaruh tersebut muncul sekitar 20 tahun setelah kaisar Meiji naik tahta pada tahun 1868. Sejak saat itulah muncul karya-karya sastra yang baru. Suatu karya sastra pada dasarnya adalah alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra biasa tercipta dari pemikiran, ide, refleksi, pengalaman dan rekaman budaya pengarang terhadap suatu hal yang terjadi dalam dirinya sendiri dan masyarakat. Karya sastra diciptakan oleh seorang pengarang untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengarang adalah anggota masyarakat yang terikat dengan status sosial tertentu.

Menurut Damono (2000:5) sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium (alat). Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri sebagai suatu kenyataan sosial. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang di uangkapkan oleh Damono (1984:1) yang menyatakan bahwa sastra adalah lembaga sosial karena sastra menampilkan gambaran kehidupan. Dalam dunia sastra terdapat istilah sosiologi sastra. Sosiologi sastra menurut beberapa penulis sering disebut sebagai pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Menurut Ratna (2003:1) sosiologi sastra adalah pendekatan sastra dengan mengembangkan segi-segi kemasyarakatan yang ada dalam masyarakat sastra. Segi kemasyarakatan yang berhubungan dengan masyarakat, baik penciptanya, masyarakat yang diceritakan dalam karya sastra itu dan pembacanya. Dalam kesusastraan, sastra dibagi menjadi 2, yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat, sedangkan puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya sastra puisi adalah puisi, pantun dan syair. Sedangkan contoh karya sastra prosa adalah cerita atau cerpen, drama dan novel. Menurut Nurgiantoro (2005:9-10) novel merupakan bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Dalam perkembangannya, novel juga dianggap bersinonim dengan fiksi. Secara etimologis, novel berasal dari bahasa Itali novella dan dalam bahasa Jerman disebut novelle yang secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan juga sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah

Indonesia novelet yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar karena daya komunikasinya yang luas terhadap masyarakat. Di Jepang novel merupakan salah satu karya sastra yang banyak dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Jepang. Dalam bahasa Jepang novel disebut shosetsu. Pengertian shosetsu menurut Kawabara Takeo dalam Pujiono (2002:3) adalah novel yang menggambarkan kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat yang lebih menitikberatkan kepada tokoh manusia (peran) di dalam karangannya daripada kejadiannya. Jepang mempunyai sastrawan-sastrawan yang terkenal. Misalnya Moori Oogai, Kawabata Yasunari, Akutagawa Ryunosuke dan lain-lain. Para sastrawan tersebut menghasilkan karya sastra yang bagus dan terkenal. Setiap penulis atau sastrawan mempunyai gaya sendiri-sendiri dalam penulisannya. Misalnya Kawabata Yasunari, Kawabata terkenal dengan gaya bahasa yang liris dan puitis. Dia juga terkenal sebagai penulis cerita pendek dan novel. Selain Kawabata Yasunari yang terkenal dengan karya sastranya, ada juga penulis yang bernama Ryu Murakami. Ryu Murakami adalah salah satu novelis Jepang yang karyanya sangat terkenal di Amerika dan Eropa. Ryu murakami lahir pada tanggal 19 Februari 1952 di Sasebo, Nagasaki Jepang dengan nama Ryunosuke Murakami. Dia terkenal dengan karya-karyanya yang bisa digolongkan sebagai karya sastra Jepang kontemporer. Ryu Murakami lahir dan besar di Sasebo, dia sekolah dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai tingkat menengah atas (SMA) disana. Pada waktu SMA, dia membentuk grup band rock yang bernama Coelacanth dan menjadi drummer grup band tersebut. Setelah itu dia keluar dari grup bandnya dan bergabung dengan klub

Rugby, kemudian karena dia merasa lelah dengan mengikuti klub Rugby dia akhirnya bergabung dengan koran sekolah. Pada waktu kelas 3 SMA, Ryu Murakami dan teman-temannya di hukum selama 3 bulan dan ditempatkan dibawah tahanan rumah. Pada saat itulah dia bertemu dengan budaya Hippi yang sangat mempengaruhinya. Ryu Murakami lulus SMA pada tahun 1970, kemudian pada saat itu dia kembali membuat grup band rock dan menghasilkan film-film indie 8-milimeter. Setelah itu Ryu Murakami pergi ke Tokyo dan bersekolah di sekolah seni yang bernama Silscreen Departement in Gendaishichosha School of Art, namun pada pertengahan tahun dia keluar dari sekolahan tersebut. Pada bulan Oktober tahun 1972, dia pindah ke Fussa dekat pangkalan tentara AS dan diterima sebagai mahasiswa di Musashino Art University. Karya pertama Ryu Murakami adalah novel pendek yang berjudul Almost Transparet Blue atau yang dalam bahasa Jepangnya adalah Kagirinaku Tomei ni Chikai Buruu. Novel tersebut di tulis pada saat Ryu Murakami masih menjadi mahasiswa. Novel yang di kenal dengan sebutan novel Blue ini menceritakan tentang pergaulan bebas dan penggunaan narkoba dikalangan para pemuda Jepang. Novel ini banyak mendapatkan kritikan dari berbagai pengamat, namun karena novel ini Ryu Murakami diakui sebagai kritis gaya baru sastra dan mendapatkan Akutagawa Prize. Pada waktu itu novel Blue ini menjadi Best Seller. Pada tahun 1980, Ryu Murakami menulis novel lagi yang berjudul Coin Locker Babies dan menerima 3rd Noma Liberal Arts. Setelah itu dia menulis karya otobiografis 69. Pada tahun 1987 dia kembali menulis Ai to Genzou no Fascism yang bercerita tentang perjuangan reformasi Jepang. Kemudian karyanya pada tahun 1988 adalah Topaz yang berccerita tentang radikal remaja. Cerita Ryu Murakami dalam The World in Five Minutes From Now pada tahun 1994 yang ditulis sebagai titik

pandang dalam versi dunia paralel dari Jepang. Kemudian dia mendapat nominasi dari 30th Tanizaki Junichiro Prize. Pada tahun 1996 dia melanjutkan kembali otobiogafinya 69, dan merilis Ryu Murakami Movie dan Novel Collection. Pada tahun 2000 Ryu Murakami menulis lagi novel yang berjudul Kyousei Musi yang bercerita tentang hikikomori muda yang terpesona oleh perang dan memenangkan 36th Tanizaki Zunichiro Prize. Pada tahun yang sama pula dia menulis Kibou no Kuni yang bercerita tentang siswa SMP yang kehilangan keinginan untuk terlibat dalam kehidupan masyarakat Jepang yang normal dan menciptakan masyarakat baru melalui internet. Novel Ryu Murakami yang berjudul Audition sudah diadaptasi menjadi sebuah film oleh Takahasi Miike. Ryu Murakami juga berperan sebagai penulis dan sutradara dari berbagai novelnya yang dibuat menjadi film. Contohnya novel Almost Transparet Blue yang di buat dari novel menjadi film. Pada tahun 1998 Ryu Murakami kembali menulis cerita horor gaya psycho dengan judul In The Miso Soup dengan memenangkan Yomiuri Literature Prize. Novel In The Miso Soup karangan Ryu Murakami adalah menceritakan gambaran masyarakat Jepang yang penuh dengan dilema. Novel ini juga penuh dengan ketegangan dan teror mental. Dalam novel ini Ryu Murakami menciptakan suasana suram dan kelam yang begitu kental dalam segala hal. Dari lingkungan, sikap sinis dan pesimis karakter, kondisi psikologi tokoh-tokohnya, sikap sosial masyarakat dan etos kerja orang Jepang. Dalam novel ini menceritakan seorang pemuda Jepang yang bernama Kenji yang bekerja sebagai freelance guide. Kenji menjadi seorang guide selama tiga malam berturut-turut di akhir tahun barunya untuk menemani seorang turis dari Amerika yang bernama Frank. Kenji diminta oleh Frank untuk memandunya menyusuri kehidupan malam di Tokyo. Kenji telah melewati ratusan malam dalam pekerjaanya.

Namun, dia tidak pernah menemukan tamu seperti Frank. Sejak pertama kali bertemu dengan Frank, Kenji sudah merasakan bahwa Frank bukanlah sebagaimana turis asing yang biasa dihadapinya. Frank adalah pria misterius dengan banyak keganjilan. Frank tidak seperti sosok yang digambarkannya lewat telephon, yaitu berkulit putih, gendut dan mirip Ed Harris. Frank adalah pria aneh dengan kulit seperti buatan pabrik, atau kulit yang mengalami luka bakar. Meski dia mengaku kalau usianya 35 tahun, tetapi tidak ada kerutan sama sekali di wajahnya. Pipi Frank seperti silikon yang dipakai untuk menyelam, dingin. Postur tubuh Frank pendek, lebih pendek dari kenji. Tapi tubuh Frank bagaikan terbuat dari logam, dingin dan keras. Tenaganya pun luar biasa, dia bagaikan monster atau robot. Kenji tidak pernah tahu siapa Frank, menginap di hotel mana, warga negara mana. Yang Kenji yakini bahwa nama asli kliennya itu bukan Frank. Kenji tahu bahwa Frank berbohong tentang identitas dan masa lalunya. Tingkah lakunya Frank yang aneh dan menakutkan sangat berbeda dengan klien-klien Kenji sebelumnya. Frank membuat Kenji paranoid, karena Frank ternyata bisa menghipnotis orang. Terbesit rasa curiga dan seram setelah Kenji bergaul dengan Frank. Sebelumnya Kenji mendengar dari media bahwa ada seorang gadis SMA mati dibunuh dengan sadis di kawasan lokalisasi seks di Jepang yaitu di daerah Kabuki-cho. Setelah mengetahui berita tersebut, Kenji langsung berpikiran bahwa Frank adalah pelaku pembunuhan tersebut. Selama tiga hari berturut-turut bersama Frank dan mengantarkan dia mennyusuri kehidupan malam di Kabuki-cho, pikiran Kenji terus disibukan dengan perasan curiga. Dan akhirnya pada suatu malam, Kenji menyaksikan suatu kejadian yang menyeramkan. Kenji melihat Frank membunuh orang-orang yang ada di Pub Omiai

dengan sadis. Pada saat membunuh ekspresi dan wajah Frank biasa saja seperti tidak sedang melakukan kejahatan atau pembunuhan. Melihat fenomena tersebut maka penulis melihat adanya gangguan psikilogis, yaitu gangguan disosiatif yang dialami oleh tokoh Frank. Penulis tertarik untuk meneliti gangguan disosiatif tersebut dengan melihat dari ilmu psikologi. Kemudian hal apa saja yang menyebabkan gangguan disosiatif itu terjadi, gejala-gejala dari gangguan disosiatif tersebut dan gangguan disosiatif apa yang dialami oleh tokoh Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu murakami. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam penelitian ini penulis akan meneliti mengenai gangguan disosiatif dalam novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Adapun ruang lingkup permasalahan yang yang penulis batasi yaitu hanya membahas mengenai gangguan disosiatif khususnya gangguan depersonalisasi dan gangguan identitas disosiatif yang dialami tokoh Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami. 1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya gangguan disosiatif yang dialami oleh tokoh Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami. Manfaat penelitian ini adalah agar dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai gangguan disosiatif dilihat dari ilmu psikologi yang dialami oleh tokoh Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami.

1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dan studi kepustakaan (Library Research). Menurut Nazir (2003:71) metode deskriptif analitis merupakan penggambaran atau pelukisan secara otomatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Menurut Zed (2004:1) studi kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Metode kepustakaan dibagi menjadi dua jenis, yaitu riset lapangan dan riset kepustakaan. Riset lapangan adalah penulisan pustaka sebagai langkah awal untuk mempersiapkan kerangka penilitian atau proposal guna memperoleh informasi penelitian sejenis, memperdalam kajian teoritis atau mempertajam metodologi. Sedangkan riset kepustakaan adalah penulusuran kepustakaan yang membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan. 1.6 Sistematika Penulisan Bab satu, yaitu pendahuluan. Dalam bab satu ini berisi tentang latar belakang pemilihan tema, kemudian terdapat pula rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan serta terdapat pula metode penelitian yang di gunakan. Bab dua, yaitu landasan teori. Dalam bab ini berisi teori-teori yang di gunakan penulis untuk menganalisis data.

Bab tiga, yaitu analisis data. Dalam bab ini berisi analisis dari data-data yang sudah ada dengan korpus data mengenai gangguan disosiatif yang di alami tokoh yang bernama Frank. Bab empat, yaitu simpulan. Dalam bab ini selain terdapat simpulan dan isi skripsi yang menjelaskan hasil penelitian dan saran untuk para pembaca. Bab lima, yaitu ringkasan. Dalam ringkasan, isi skripsi akan diulang kembali dari bab satu sampai dengan bab empat secara singkat dan padat.