Animal Agriculture Journal 3(1): 24-33, April 2014 On Line at :

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

VII. ANALISIS PENDAPATAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2016,

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

Analisa ekonomi usaha peternakan broiler yang menggunakan dua tipe kandang berbeda

VII. ANALISIS FINANSIAL

BAB III MATERI METODE. Analisis pendapatan pada usaha peternakan kambing diperlukan untuk

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis Profitabilitas Usahatani Jambu Biji Getas Merah di Kabupaten Kendal. Biaya Produksi.

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU PT.DJARUM DI KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG JURNAL PENELITIAN

Rinto., dkk. Analisis Komputasi Pendapatan...

D Praditia, W. Sarengat dan M. Handayani* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan PertanianUniversitas Diponegoro Semarang

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENDAPATAN USAHA AYAM BROILER DI KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

Analisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: profit, R/C ratio, Brean Even Point.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

Analisis pola kemitraan usaha peternakan ayam pedaging sistem closed house di Plandaan Kabupaten Jombang

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang akan dianalisis berhubungan dengan

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK ITIK PEDAGING BERDASARKAN SKALA USAHA YANG BERBEDA DI DESA SIPODECENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

ANALISIS PRODUKSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KABUPATEN SLEMAN PRODUCTION ANALYSIS OF BROILER FARM IN SLEMAN DISTRICT

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Perbandingan Pendapatan Sistem Kemitraan Peternakan Ayam Broiler di Kota Pekanbaru. ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER) PETERNAK PLASMA POLA KEMITRAAN DI PT. REZA PERKASA UNIT BUDIDAYA MADIUN

Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan (Studi Kasus : Pt. Alam Terang Mandiri, Tapanuli Selatan)

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

RENTABILITAS USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM PROBIOTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah tangga petani di Kecamatan Bandungan sebagian besar bergantung

Analisis Kelayakan Investasi Kandang Tertutup pada Peternak Ayam Broiler Plasma PT Gema Usaha Ternak, Yogyakarta

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS PROFITABILITAS PENGEMBANGAN USAHA TERNAK ITIK DI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

Pengaruh Biaya Penyusutan Aset Tetap terhadap Laba pada PT. Bank Sulselbar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

AGUS PRANOTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TERNAK ITIK PEDAGING (Studi Kasus Pada Usaha Itik Milik Kelompok Masawang di Desa Talikuran Kecamatan Remboken)

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Kata Kunci : Usaha Ternak, Pola Mandiri dan Makloon, Ayam Ras Pedagin

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2013, VOL. 13, NO. 2

ABSTRAK. Kata Kunci: Pola saluran pemasaran; marjin pemasaran; efisiensi pemasaran ABSTRACT

Pedaging di Kabupaten Majalengka

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER POLA KEEMITRAAN DI KECAMATAN GUNUNGPATI DAN MIJEN KOTA SEMARANG SKRIPSI

ANALISIS PROFITABILITAS TERHADAP PENGEMBALIAN ASET USAHA AYAM PETELUR (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu)

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

Transkripsi:

On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHA DAN PROFITABILITAS PETERNAKAN AYAM BROILER POLA KEMITRAAN PADA BERBAGAI PERUSAHAAN INTI DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG A. P. Kusuma, H. Setiyawan dan T. Ekowati* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Semarang *fp@undip.ac.id ABSTRAK Perbedaan harga kontrak setiap perusahaan inti diduga mempengaruhi pendapatan dan profitabilitas para peternak plasma ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis 1) Biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan usaha peternakan ayam broiler; 2) Profitabilitas, feed conversion ratio (FCR), dan feed cost per gain (FC/G); serta 3) Perbandingan nilai pendapatan, profitabilitas, feed conversion ratio, dan feed cost per gain. Metode penelitian ini adalah metode studi kasus. Penentuan sampel dilakukan menggunakan metode sensus. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan sekunder. Data dianalisis dengan uji F (serentak) dan One Way Anova menggunakan SPSS 16 for windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Pendapatan dinyatakan berbeda dikarenakan adanya perbedaan dari harga bibit, pakan, vitamin, obat, dan kimia (VOK), bonus prestasi, dan bonus harga pasar; 2). Profitabilitas dinyatakan menguntungkan kecuali PT. Mustika (4,50%) karena persentase profitabilitas di atas persentase suku bunga deposito Bank BRI sebesar 6,25%; 3). Para peternak plasma dari perusahaan inti PT. Mustika memiliki FCR tertinggi, yaitu 1,79, PT. Malindo memiliki FC/G tertinggi, yaitu 11.747,41, dan PT. Ganesa memiliki FCR dan FC/G yang terendah, 1,76 dan 11.431,94; dan 4). Hasil uji hipotesis menyatakan ada perbedaan antara pendapatan, profitabilitas, FCR, dan FC/G pada tingkat signifikansi α = 0,05 dan para peternak plasma dari PT. CIS mempunyai pendapatan yang paling baik serta PT. Ganesa mempunyai profitabilitas, FCR, dan FC/G yang paling baik. Kata kunci : ayam broiler; biaya produksi; penerimaan; pendapatan; profitabilitas ABSTRACT The price difference of each company's core contract is expected to affect revenues and profitability of broiler breeders plasma. This study aims to identify and analyze 1) Production costs, revenues, and operating revenues broiler farm partnership; 2) Profitability, feed conversion ratio (FCR), and feed cost per gain (FC/G); and 3) Comparison of revenues, profitability, feed conversion ratio, and feed cost per gain. This research method was the case study method. Determination of the sample was performed using census method. The data collection consists of primary and secondary data. Data were analyzed with the test F (simultaneous) and One Way ANOVA using SPSS 16 for windows. The results showed that 1). Income expressed differently because of differences in the price of seed, feed, vitamins, drugs, and chemicals (VOK), performance bonuses, and bonus market price; 2) The profitability expressed profitable except PT. Mustika (4.50%) because percentage of profitability over the percentage of BRI deposit rate of 6.25 %; 3) Plasma farmers of the core

companies of PT. Mustika has the highest FCR, PT. Malindo has FC/G high, and PT. Ganesha has the FCR and FC/G the lowest; and 4). The results of testing the hypothesis stating no difference between revenue, profitability, FCR, and FC/G at a significance level α = 0.05 and plasma farmers of PT. CIS has the most revenue as well as PT. Ganesha has profitability, FCR, and FC/G is best. Key words : broiler s; production costs; revenue; income; profitability PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam broiler yang banyak dilakukan di Semarang berlokasi di Kecamatan Gunungpati. Peternakan di daerah tersebut usaha ayam broiler banyak menggunakan sistem kemitraan (inti-plasma). Ayam broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain hasil budidaya teknologi yang mempunyai karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan cepat, konversi pakan baik, dan dapat dipotong pada usia relatif muda (Zulfanita et al, 2011). Usaha peternakan di Kecamatan Gunungpati dapat dikatakan terkendala adanya lahan yang terbatas atau sewa lahan yang cukup mahal, ekonomi keluarga dalam skala pemeliharaan peternakan ayam broiler, dan hubungan antara peternak dengan perusahaan kemitraan. Usaha ternak ayam broiler akan berhasil apabila memenuhi beberapa persyaratan yang terdiri dari pemilihan bibit/doc, pemberian pakan dan air minum, kandang, serta pencegahan penyakit (Rasyaf, 2002). Adanya berbagai kendala tersebut dipastikan akan mempengaruhi pendapatan usaha setiap peternak yang menjadi kekhawatiran peternak akan hasil yang didapat menjadi menurun bahkan merugi. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin menganalisis pendapatan usaha dan profitabilitas peternakan ayam broiler pola kemitraan pada setiap perusahaan inti yang terdapat di Kecamatan Gunungpati. Hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan nantinya dapat menjadi pedoman bagi para peternak dan perusahaan inti yang menyelenggarakan hubungan usaha kemitraan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1). Mengetahui biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan, 2). Mengetahui profitabilitas, Feed Conversion, dan Feed Cost Per Gain, dan 3). Mengetahui perbandingan nilai pendapatan, profitabilitas, Feed Conversion, dan Feed Cost Per Gain usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan pada berbagai perusahaan inti di Kecamatan Gunungpati. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Juli 2013 pada peternakan ayam broiler pola kemitraan di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Pertimbangan peneliti memilih 25

Kecamatan Gunungpati sebagai tempat penelitian karena daerah ini usaha peternakan ayam broiler banyak dilakukan dengan sistem kemitraan dengan berbagai perusahaan, seperti PT. Ganesa, PT. CIS, PT. Intan, PT. Malindo, dan PT. Mustika serta peternak mempunyai populasi kepemilikan ternak yang bervariasi untuk setiap peternak. Metode Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan metode pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dan wawancara secara langsung dengan peternak dengan berpedoman dari daftar pertanyaan yang sudah disiapkan (kuesioner). Data primer meliputi identitas peternak, biayabiaya yang digunakan untuk usaha, dan pendapatan selama satu periode, serta profitabilitas, feed conversion, dan feed cost per gain. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti dinas peternakan, kantor kecamatan, kantor keluruhan, dll. Data sekunder yang diambil meliputi populasi peternak ayam broiler, topografi, klimatologi, dan monografi wilayah setempat. Semua data yang telah diperoleh selanjutnya akan dilakukan editing dan tabulasi data sesuai dengan variabel masing-masing, kemudian dilakukan pengukuran atau perhitungan variabel. Variabel yang termasuk dalam perhitungan adalah biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan usaha peternak; kedua profitabilitas usaha, dan ketiga feed conversion dan feed cost per gain. Pengukuran ataupun perhitungan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : Perhitungan pertama : 1. Biaya produksi 2. Penerimaan 3. Pendapatan Pendapatan (π) = TR TC Keterangan : π = Pendapatan usaha peternak (Rp) Total Revenue (TR) = Total penerimaan usaha peternak (Rp) Total Cost (TC) = Total biaya produksi usaha peternak (Rp) Pq = Harga /kg bobot hidup ayam broiler (Rp) Q = Produksi ayam broiler (kg) Total Variable Cost (TVC) = Total biaya variabel (Rp) Total Fixed Cost (TFC) = Total biaya tetap (Rp) 26

Perhitungan kedua : Perhitungan ketiga : Feed Conversion Ratio = Feed Cost Per Gain = Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan secara statistik untuk membuktikan dugaan, yaitu Ada perbedaan pendapatan, profitabilitas, feed conversion ratio, dan feed cost per gain pada usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan di berbagai perusahaan inti di Kecamatan Gunungpati akan dilakukan dua uji, yaitu uji f (Serentak) dengan tingkat kesalahan (level error) 5% untuk mengetahui perbedaan dan uji klasifikasi satu arah (One Way Anova) untuk mengetahui perbedaan dari tingkat rendah sampai yang paling tinggi. Perhitungan uji f dan one way anova akan diolah dengan menggunakan bantuan dari program SPSS 16 for windows. Asumsi yang harus dipegang bahwa pendapatan usaha, profitabilitas, feed conversion ratio, dan feed cost per gain parameternya mengikuti sebaran normal. Biaya Produksi HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan total biaya produksi yang dibutuhkan atau biaya yang harus dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler 2012 dapat dilihat pada Tabel 1. No Tabel 1. Jumlah Biaya Produksi Peternakan Ayam Broiler Tahun 2012 Keterangan 1 Biaya tetap Penyusutan Perusahaan Inti Ganesa CIS Intan Malindo Mustika.................. (Rp Ribuan)................. 11.495 11.160 16.992 11.880 13.230 bangunan Penyusutan 4.074 3.996 7.560 4.428 5.400 peralatan Upah tenaga kerja 4.800 10.300 4.200 9.200 6.818 Upah sewa lahan 1.440 400 1.200 1.120 618 27

Total biaya tetap 21.396 35.252 21.708 28.950 23.006 2 Biaya tidak tetap Bibit ayam 210.900 364.000 246.000 260.000 207.500 Pakan 611.921 1.310.837 739.032 925.274 690.063 VOK 6.398 11.853 6.886 8.448 6.403 Sekam 2.491 4.648 2.803 3.315 2.465 Gula 705 1.427 784 966 754 Pemanas 3.971 7.311 4.312 5.227 4.110 Listrik 1.955 3.340 1.835 2.830 1.834 Retribusi 180 344 200 239 177 Total biaya variabel 838.522 1.703.761 1.001.853 1.206.299 913.308 Total biaya produksi 859.918 1.739.013 1.023.561 1.235.249 936.314 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa ada perbedaan sangat tinggi pada pengeluaran biaya produksi antara para peternak plasma dari PT. Ganesa dan PT. CIS. Perbedaan peneluaran biaya produksi tersebut dikarenakan adanya perebedaan harga bibit DOC, harga pakan, harga VOK, dan penggunaan biaya lain selama pemeliharaan sesuai skala usaha. Hal ini sesuai dengan pendapat Halim (2000), bahwa berdasarkan dari strukturnya, biaya produksi dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah suatu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan perusahaan. Biaya tidak tetap adalah suatu biaya yang selalu berubah secara proporsional (sebanding) dengan perbandingan volume kegiatan perusahaan. Menurut pendapat Rasyaf (2002), bahwa biaya tidak tetap yang dikeluarkan berkaitan dengan pemeliharaan ayam antara lain biaya pembelian DOC, pakan, pemeliharaan, dan kesehatan. Penerimaan Perhitungan total penerimaan yang diperoleh pada usaha peternakan ayam broiler 2012 dapat dilihat pada Tabel 2. No Tabel 2. Jumlah Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler Tahun 2012 Keterangan Perusahaan Inti Ganesa CIS Intan Malindo Mustika................... (Rp Ribuan)................... 1. Penjualan ayam 958.304 1.809.370 1.058.173 1.277.367 943.351 2. Kotoran 296 560 328 400 301 3. Karung 2.144 4.037 2.386 6.433 4.229 4. Subsisdi prestasi 6.182 11.787 6.871 8.241 6.145 5. Subsidi harga pasar 26.006 53.077 30.223 34.620 27.661 28

Total Penerimaan 993.031 1.879.018 1.098.090 1.327.193 981.787 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa ada perbedaan sangat tinggi pada jumlah penerimaan antara para peternak plasma dari PT. Mustika dan PT. CIS. Jumlah penerimaan yang berbeda antara para peternak plasma dari setiap perusahaan inti disebabkan adanya jumlah penjualan ayam yang diusahakan berbeda dengan kesepakatan harga kontrak yang berbeda pula, jumlah kotoran yang dihasilkan, jumlah karung sisa pakan, dan penerimaan bonus dari setiap perusahaan inti. Hal ini sesuai pendapat Rasyaf (2002), bahwa penerimaan merupakan perkalian antara total hasil produksi dengan harga. Besar kecilnya uang yang diterima dari penjualan tergantung pada total hasil peternakan dan harga pasar. Menurut pendapat Mulyadi (2000), menambahkan penerimaan adalah nilai produk yang dihasilkan dari suatu usaha. Semakin besar usaha produksi yang dihasilkan maka semakin besar pula penerimaannya. Pendapatan dan Rasio Profitabilitas Perhitungan total pendapatan yang diperoleh dan rasio profitabilitas pada usaha peternakan ayam broiler 2012 dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Rata-Rata Penerimaan, Biaya Produksi, dan Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Broiler Tahun 2012 No. Perusahaan Inti Penerimaan Biaya Produksi Pendapatan.................. Rp.................. 1. Ganesa 993.031.041 859.918.631 133.112.410 2. CIS 1.879.018.814 1.739.013.570 140.005.243 3. Intan 1.098.090.577 1.023.561.545 74.529.032 4. Malindo 1.327.193.748 1.235.249.665 91.944.083 5. Mustika 981.787.219 936.314.776 45.472.440 Berdasarkan Tabel 3 dan 4 dapat dilihat bahwa ada perbedaan rata-rata jumlah pendapatan yang sangat tinggi setiap tahun antara para peternakan plasma dari PT. Mustika dan PT. CIS sebelum dan setelah pajak. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan pendapatan yang diperoleh para peternak plasma dari berbagai perusahaan inti dikarenakan adanya perbedaan jumlah penerimaan dengan biaya produksi yang dipengaruhi oleh harga DOC, pakan, dan VOK serta harga kontrak penjualan hasil panen dan bonus yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prawirokusumo (1990), bahwa pendapatan merupakan selisih total penerimaan dengan total pengeluaran, pendapatan ini merupakan bagian dari penerimaan dan 29

dapat dianggap sebagai bunga seluruh aktiva yang digunakan dalam usaha. Menurut pendapat Rasyaf (1995), bahwa pendapatan adalah sejumlah uang yang diperoleh setelah semua biaya variabel termasuk biaya tetap operasional tertutupi. Berdasarkan Tabel 4 dari perhitungan rumus rasio profitabilitas maka dapat dikatakan bahwa profitabilitas pada para peternak plasma dari PT. Mustika mempunyai profitabilitas yang paling rendah dan profitabilitas yang paling tinggi dimiliki oleh para peternak plasma dari PT. Ganesa. Berdasarkan suku bunga deposito bank BRI selama 1 tahun, yaitu sebesar 6,25% maka dapat dikatakan bahwa profitabilitas para peternak plasma dari setiap perusahaan inti menguntungkan kecuali PT. Mustika karena persentase profitabilitas harus diatas persentase suku bunga deposito bank. Hal ini sesuai pendapat Husnan (2001), bahwa profitabilitas adalah kemampuan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan suatu keuntungan (profit) bagi perusahaan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Menurut pendapat Kasmir (2008), menambahkan rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Tabel 4. Rata-Rata Pendapatan dan Profitabilitas Usaha Peternakan Ayam Broiler Tahun 2012 No. Perusahaan Pajak Pendapatan Pendapatan Inti Penghasilan Bersih Profitabilitas... Rp...... %....... Rp....... %... 1. Ganesa 133.112.410 25% 113.584.308 13,21% 2. CIS 140.005.243 25% 118.753.932 6,83% 3. Intan 74.529.032 15% 67.099.677 6,56% 4. Malindo 91.944.083 15% 81.902.471 6,63% 5. Mustika 45.472.440 10% 42.175.196 4,50% Feed Conversion Ratio dan Feed Cost Per Gain Perhitungan Feed Conversion Ratio dan Feed Cost Per Gain pada usaha peternakan ayam broiler 2012 dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa FCR yang paling besar dimiliki oleh para peternak plasma dari PT. Mustika sedangkan FCR yang paling kecil dimiliki PT. Ganesa. Hal ini menunjukkan bahwa para peternak plasma dari PT. Mustika lebih boros dalam memelihara ternak karena lebih banyak membutuhkan pakan sebesar 1,79 untuk menghasilkan 1 kg bobot badan ayam. Faktor yang menyebabkan besar kecilnya FCR, yaitu faktor lingkungan, kondisi 30

ayam, dan kualitas pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2005), bahwa faktor yang mempengaruhi besarnya konversi pakan adalah daya cerna, kualitas pakan, dan bobot badan. Menurut pendapat Suharno (2002), bahwa standar konversi pakan untuk ayam broiler adalah 1,9 yang artinya untuk mendapatkan ayam dengan bobot badan hidup 1 kg diperlukan pakan sejumlah 1,9 kg. Tabel 5. Feed Conversion Ratio dan Feed Cost Per Gain Usaha Peternakan Ayam Broiler Tahun 2012 No. FC/G Perusahaan Inti FCR (Rp) 1. Ganesa 1,76 11.431,94 2. CIS 1,77 11.517,19 3. Intan 1,78 11.589,44 4. Malindo 1,78 11.747,41 5. Mustika 1,79 11.582,12 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat pula bahwa FC/G yang paling besar dimiliki oleh para peternak plasma dari PT. Malindo sedangkan FC/G yang paling kecil dimiliki oleh para peternak plasma dari PT. Ganesa. Hal ini menunjukkan bahwa para peternak plasma dari PT. Malindo lebih mahal dalam memelihara ternak karena lebih banyak membutuhkan biaya pakan sebesar Rp 11.747,41 untuk menghasilkan 1 kg bobot badan ayam. Faktor yang menyebabkan besar kecilnya pakan adalah harga pakan, efisiensi pakan, dan kondisi ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002), bahwa nilai feed cost per gain (FC/G) dihitung berdasarkan biaya pakan pada saat pemeliharaan berlangsung dan pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Hasil Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis untuk pembuktian dugaan hipotesa pada usaha peternakan ayam broiler 2012 dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 4 parameter ukur yang diujikan ada satu yang tidak homogen, yaitu FCR karena tingkat signifikansi α 0,046 < 0,05. Hal ini disebabkan adanya perbedaan FCR dari setiap perusahaan yang sangat jauh berbeda dan sangat bervariasi. Semua parameter dilihat dari uji F dan anova dapat dikatakan mempunyai perbedaan varians yang nyata antara setiap perusahaan karena dari keempat parameter mempunyai tingkat signifikansi α < 0,05. Hal ini karena adanya perbedaan harga-harga yang ditentukan dari setiap perusahaan inti yang dinaungi. Terakhir parameter ukur dapat dilihat dengan uji 31

Duncan bahwa setiap parameter ukur yang mempunyai tingkatan paling baik dari setiap parameter, yaitu para peternak dari perusahaan inti PT. CIS mempunyai pendapatan yang paling tinggi dan para peternak dari perusahaan inti PT. Ganesa mempunyai profitabilitas, FCR, dan FC/G yang paling baik dibanding para peternak dari perusahaan inti yang lain karena semakin besar profitabilitas yang dimiliki maka akan semakin menguntungkan dan semakin kecil FCR dan FC/G yang dimiliki maka akan semakin baik dan efisien. Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Homogen, Uji F, Anova, dan Uji Lanjut Duncan menggunakan SPSS 16 for Windows No. Parameter Homogen F dan Anova Duncan..... α.......... α..... 1. Pendapatan 0,148 0,030 CIS 2. Profitabilitas 0,074 0,000 Ganesa 3. FCR 0,046 0,000 Ganesa 4. FC/G 0,050 0,000 Ganesa SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) Pendapatan para peternak plasma berbeda karena adanya harga bibit, pakan, VOK, bonus prestasi, dan bonus harga pasar yang berbeda dari setiap perusahaan inti; 2) Profitabilitas para peternak plasma menguntungkan kecuali PT. Mustika (4,50%) karena persentase profitabilitas di atas persentase suku bunga deposito bank BRI sebesar 6,25% pada periode 1 tahun; 3) FCR dan FC/G para peternak plasma dari setiap perusahaan inti berbeda dan para peternak plasma dari perusahaan inti PT. Mustika memiliki FCR tertinggi, yaitu 1,79, PT. Malindo memiliki FC/G tertinggi, yaitu Rp 11.747,41, dan PT. Ganesa memiliki FCR dan FC/G yang terendah, yaitu 1,76 dan Rp 10. 431,94; dan 4) Hasil uji hipotesis menyatakan ada perbedaan antara pendapatan, profitabilitas, FCR, dan FC/G pada semuanya mempunyai tingkat signifikansi α = 0,05 dan para peternak yang mempunyai persentase paling baik di setiap parameter ukur adalah PT. CIS mempunyai pendapatan yang paling baik dan PT. Ganesa mempunyai profitabilitas, FCR, dan FC/G yang paling baik. Berdasarkan dari hasil penelitian maka peneliti ingin mengajukan beberapa saran, antara lain 1) Perusahaan inti : perubahan berbentuk apapun yang terjadi dalam kesepakatan perjanjian kontrak harus selalu diberitahukan kepada para peternak plasma dan perusahaan 32

inti bersama para peternak plasma harus selalu melakukan evaluasi usaha sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan usaha untuk mengoptimalkan/meningkatkan keuntungan bersama-sama. 2) Peternak plasma : peternak plasma harus selalu melakukan pembukuan hasil usaha dalam setiap periode pemeliharaan agar perusahaan inti tahu perkembangan usaha yang dijalankan dan peternak plasma harus meningkatkan daya kerja mereka sehingga usaha tersebut bisa memiliki hasil yang lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta. Halim, A. 2000. Dasar-Dasar Akuntasi Biaya. Edisi IV. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio. Edisi Tiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Aditya Media. Yogyakarta. Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usaha Tani. Edisi II. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rasyaf, M. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Edisi Revisi. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Siregar, A. P. 2005. Tehnik Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Merdie Group, Jakarta. Suharno, B. 2002. Agribisnis Ayam Ras. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. 33