Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mengurutkan Bilangan Melalui Metode Bermain Pada Siswa Kelas I di SD Inpres 1 Slametharjo

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PERTUMBUHAN TUMBUHAN MELALUI METODE EKSPERIMEN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KOKAP

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS IIIA SDI ULIL ALBAB KEBUMEN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

ARIE WANGI CHANDRA NPM.

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SISWA KELAS II Oleh:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mata pelajaran matematika di MI adalah kurangnya pengetahuan bagi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Sutiah Surel:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Meningkatkan Kemampuan Berhitung dengan Alat Peraga Kelereng bagi Siswa Kelas II SD N Pungai Tahun Ajaran 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MIND MIND DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEDUNGWINANGUN

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENGGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Pendahuluan. Nurlaili et al., Penerapan teori belajar Bruner dan metode Discovery...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB (QUESTIONS ANSWER) PADA SISWA KELAS VI SDN 26 SUNGAI LIMAU

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-20 MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 PREMULUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MELALUI METODE PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN 16 PASAMAN

ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

Idawati Mahanurani 1, Toto Bara Setiawan 2, Ervin Oktavianingtyas 3

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Transkripsi:

Penggunaan Kartu Berwarna Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo Kecamatan Moilong Siti Khoiriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah siswa kurang memahami konsep bilangan bulat, sehingga prestasi hasil belajarnya rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo dengan cara penggunaan kartu berwarna untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hitung bilangan bulat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kartu berwarna dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bilangan bulat. sehingga hal tersebut juga berdampak pada meningkatnya kemampuan berhitung bilangan bulat siswa kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo kecamatan Moilong Kabupaten Banggai. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif, Hasil Belajar ABSTRACT The problem in this study was the less student comprehendtion about integer concept, so that achievement result poor of learning. The purpose of this research is to improve the ability acount the integer at student of class IV SD Inpres 2 Slametharjo and to describe of way of use chromatic card to increase the understanding of student to items acount the integer. The research method applied in this study was classroom action research refers to the model of Kemmis and Mc. Taggart which consists of four components, namely: 1) planning, 2) implementation of the action, 3) observation, 4) reflection. and executed in two cycle. One cycle executed in two times meeting. Pursuant to inferential research result that use of chromatic card can improve the understanding of student to integer concept. The mentioned also affect the increasing of ability count the integer of student of class of IV SD Inpres 2 Slametharjo of subdistrict Moilong of Regency Banggai. Keywords: Study Media, Cooperative learning, Result of Learning. 1

I. PENDAHULUAN Mata pelajaran matematika perlu diberikan pada semua siswa melalui proses pembelajaran mulai dari Sekolah Dasar, untuk membekali siswa dengan Kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Hal tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, dan tidak pasti. Keberhasilan siswa dapat ditentukan dari beberapa faktor antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor yang timbul dari dalam diri siswa, antara lain kemauan, rasa takut, tingkat intelektual dan sebagainya. Sedang faktor eksternal dapat berupa sikap guru, pendekatan pengajaran, metode, alat peraga, dan sumbersumber lain. Kesemuanya itu akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran matematika. Di sisi lain pentingnya media/alat peraga dalam pembelajaran matematika telah diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan dan para ahli pendidikan. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri antara lain: Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret, Belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan operasi pada masalah yang kompleks, serta mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu, dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir membalik. Begitu juga dengan media pembelajaran, agar materi pembelajaran matematika yang bersifat abstrak dapat dibuat konkrit sehingga siswa lebih mudah memahami materi Menurut Pujiati (2004) yang menyarikan pada Bruner bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut, yaitu: anactive (kongkrit), econik (semi kongkrit), dan simbolic (abstrak). Tahap 2

anactive, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau obyek yang kongkret. Tahap econik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar. Tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbol. (Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Pujiati, 2004) Berdasarkan hasil observasi dan informasi yang diberikan oleh guru di SD Inpres 2 Slametharjo, khususnya kelas IV terdapat permasalahan yang dihadapi oleh siswa yaitu rendahnya nilai ulangan harian matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Permasalahan tersebut merupakan indikator bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan guru kurang berhasil. Salah satu penyebabnya adalah kemampuan siswa dalam memahami materi masih rendah. Siswa belum memahami konsep bilangan bulat dan aturan dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tersebut. Kurangnya pemahaman siswa tersebut disebabkan karena guru tidak menggunakan media atau alat bantu pembelajaran yang tepat sehingga siswa kurang memahami dalam menjumlah dan mengurang bilangan bulat, sehingga dampaknya hasil belajar siswa pun rendah. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul penelitian. Penggunaan kartu berwarna untuk meningkatkan pemahaman siswa pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo. Media secara harfiah memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut Association For education and Communication Technologi (AECH), media ialah segala bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan menurut Education Association media merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi utama dari media pembelajaran. Sudjana (1991) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, yaitu: Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, 3

Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru, Media pengajaran salam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran, Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa, Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru, Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang desainnya mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Sd Inpres 2 Slametharjo, kecamatan Moilong, kabupaten Banggai. pada mata pelajaran matematika dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan dalam satu siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2014. Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes yang diberikan kepada siswa.untuk melengkapi data kuantitatif digunakan data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara dan catatan lapangan. Sumber data diperoleh dari seluruh komponen yang meliputi Guru dan siswa di kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: tes, observasi, catatan lapangan dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4

Bentuk tes tertulis atau essay tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa apakah telah mencapai target ketuntasan. Tindakan pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa telah memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siswa dikatakan paham apabila telah memenuhi indikator keberhasilan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Indikator pembelajaran pada siklus I yaitu siswa dapat Melakukan penjumlahan bilangan positif dengan negatif, dan indikator pembelajaran pada siklus II yaitu siswa mampu melakukan pengurangan bilangan positif dengan bilangan negatif. Keberhasilan tindakan yang dilakukan juga dilihat dari aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berwarna. Aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dinilai dalam lembar observasi dan dinyatakan berhasil apabila berada dalam kategori baik atau sangat baik. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu (1) hasil pra tindakan, dan (2) hasil pelaksanaan tindakan. Kegiatan pada pra tindakan yaitu peneliti memberikan tes awal kepada siswa yang diikuti oleh 20 orang siswa. Pada kegiatan pada pra tindakan ini peneliti memberikan tes awal kepada siswa yang diikuti oleh 20 orang siswa. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang materi prasyarat dari operasi hitung bilangan bulat. Materi yang diberikan pada tes awal yaitu pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat. Berdasarkan hasil analisis tes awal, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa belum dapat menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif. hal ini terjadi karena siswa belum memahami konsep bilangan bulat itu sendiri. namun beberapa siswa sudah dapat memahami konsep bilangan bulat serta dapat menyelesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Kegiatan pada pertemuan pertama, yaitu peneliti memberikan materi penjumlahan bilangan bulat, sedangkan pada pertemuan kedua peneliti materi pengurangan bilangan bulat. Tujuan pembelajaran pada siklus I yaitu siswa diharapkan dapat Menjumlahkan 5

bilangan positif dengan bilangan negatif dengan benar. Tujuan pembelajaran pada siklus II yaitu siswa diharapkan dapat Mengurangkan bilangan positif dengan bilangan negatif dengan benar. Hasil Penelitian Siklus I Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah penjumlahan bilangan bulat dengan indikator menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi setelah dianalisis maka diperoleh nilai rata-rata 58,93% dengan kategori kurang. Hasil ini menunjukan bahwa aktifitas siswa belum mencapai indikator pencapaian, sehingga masih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk hasil observasi terhadap aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru setelah dianalisis maka diperoleh persentase rata-rata sebesar 73,52% atau berada dalam kategori cukup. Hasil refleksi pada pertemuan pertama ini menunjukan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi penjumlahan bilangan bulat sudah mulai meningkat. Terbukti dari nilai hasil tes (lampiran 10a) menunjukan bahwa dari 20 siswa yang yang memperoleh nilai >65 sebanyak 7 siswa dan yang mendapat nilai 60 sebanyak 7 orang siswa, sedangkan yang mendapat nilai <60 sebanyak 6 orang siswa. Sehingga dapat dihitung rata-rata kelasnya adalah 60. Berdasarkan usulan penelitian yang telah disetujui bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa atau minimal sebanyak 17 siswa dari 20 siswa mendapat nilai 65 dan rata-rata kelas mencapai 75. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 7 siswa dari 20 siswa atau 35% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata kelas yang mencapai 60 menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu berwarna yang dilaksanakan sudah meningkat walaupun belum berhasil. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah pengurangan bilangan bulat. Dengan indikator mengurangkan dua bilangan bulat positif atau 6

dua bilangan negatif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi setelah dianalisis maka diperoleh nilai rata-rata 64,28% dengan kategori cukup. Hasil ini menunjukan bahwa aktifitas siswa belum mencapai indikator pencapaian yang berada pada kategori baik. Untuk hasil observasi terhadap aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru setelah dianalisis maka diperoleh persentase rata-rata sebesar 76,47% atau berada dalam kategori baik. Hasil ini menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan menggunakan media kartu berwarna sudah mengalami peningkatan aktifitas, namun perlu diperbaiki lagi. Data-data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses tindakan, diketahui bahwa pada pertemuan pertama dengan materi penjumlahan bilangan bulat. menunjukan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi penjumlahan bilangan bulat sudah mulai meningkat. Terbukti dari nilai hasil tes menunjukan bahwa siswa yang memperoleh dan pada pertemuan kedua dengan materi pengurangan bilangan bulat. Telah menunjukan peningkatan prestasi baik walaupun dikatakan belum berhasil. Hasil refleksi pada pertemuan kedua ini menunjukan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi pengurangan bilangan bulat sudah mulai meningkat. Terbukti dari nilai hasil tes (lampiran 10b) menunjukan bahwa dari 20 siswa yang yang memperoleh nilai >65 sebanyak 11 siswa dan yang mendapat nilai 60 sebanyak 3 orang siswa, sedangkan yang mendapat nilai <60 sebanyak 6 orang siswa. Sehingga dapat dihitung rata-rata kelasnya adalah 67. Berdasarkan usulan penelitian yang telah disetujui bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa atau minimal sebanyak 17 siswa dari 20 siswa mendapat nilai 65 dan rata-rata kelas mencapai 75. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 11 siswa dari 20 siswa atau 55% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata kelas yang mencapai 67 menunjukan 7

bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu berwarna yang dilaksanakan sudah meningkat walaupun belum berhasil. Hasil Penelitian Siklus II Pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah penjumlahan bilangan bulat dengan indikator menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah pengurangan bilangan bulat. Dengan indikator mengurangkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi setelah dianalisis maka diperoleh nilai rata-rata 83,92% dengan kategori baik. Hasil ini menunjukan bahwa aktifitas siswa sudah mencapai indikator pencapaian yang berada pada kategori baik. Untuk hasil observasi terhadap aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru setelah dianalisis maka diperoleh persentase rata-rata sebesar 88,23% atau berada dalam kategori sangat baik. Hasil ini menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan menggunakan media kartu berwarna telah mencapai indikator pencapaian yaitu berada pada kategori baik. Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses tindakan, diketahui bahwa pada pertemuan pertama dengan materi penjumlahan bilangan bulat. Menunjukan peningkatan prestasi lebih baik dan dapat dikatakan pelaksanaan siklus II ini telah berhasil. Hasil refleksi pada siklus II pertemuan pertama ini menunjukan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi penjumlahan bilangan bulat sudah mulai meningkat. Terbukti dari nilai hasil tes (lampiran 17) menunjukan bahwa dari 20 siswa yang yang memperoleh nilai >65 sebanyak 13 siswa dan yang mendapat 8

nilai 60 sebanyak 5 orang siswa, sedangkan yang mendapat nilai <60 sebanyak 2 orang siswa. Sehingga dapat dihitung rata-rata kelasnya adalah 73. Berdasarkan usulan penelitian yang telah disetujui bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa atau minimal sebanyak 17 siswa dari 20 siswa mendapat nilai 65 dan rata-rata kelas mencapai 75. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 13 siswa dari 20 siswa atau 73% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata kelas yang mencapai 73 menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu berwarna yang dilaksanakan sudah berhasil. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah pengurangan bilangan bulat. Dengan indikator mengurangkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi setelah dianalisis maka diperoleh nilai rata-rata 87,5% dengan kategori sangat baik. Hasil ini menunjukan bahwa aktifitas siswa sudah mencapai indikator pencapaian yang berada pada kategori sangat baik. Untuk hasil observasi terhadap aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru setelah dianalisis maka diperoleh persentase rata-rata sebesar 91,17% atau berada dalam kategori sangat baik. Hasil ini menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan menggunakan media kartu berwarna telah mencapai indikator pencapaian yaitu berada pada kategori baik. Hasil refleksi pada pertemuan kedua ini menunjukan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi pengurangan bilangan bulat sudah mulai meningkat. Terbukti dari nilai hasil tes (lampiran 18) menunjukan bahwa dari 20 siswa yang yang memperoleh nilai >65 sebanyak 17 siswa dan yang mendapat nilai 60 sebanyak 3 orang siswa. Sehingga dapat dihitung rata-rata kelasnya adalah 79 Berdasarkan usulan penelitian yang telah disetujui bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa atau minimal sebanyak 17 siswa 9

dari 20 siswa mendapat nilai 65 dan rata-rata kelas mencapai 75. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 17 siswa dari 20 siswa atau 85% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata kelas yang mencapai 79 menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu berwarna yang dilaksanakan sudah berhasil. Pembahasan Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada dapat dilihat adanya peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran, serta perkembangan prestasi belajar siswa kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo, kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai. Dari semua aktivitas yang dilaksanakan baik aktivitas guru, aktivitas siswa, analisis hasil belajar siswa, dari siklus I ke siklus II tampak terjadi peningkatan yang cukup baik. Siswa juga lebih aktif dalam proses pembelajaran sebab guru melatih untuk melakukan diskusi kelompok. Lugren (1994). Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh persentase sebesar 58,93% pada pertemuan pertama dan 64,28% pada pertemuan kedua. Walaupun terlihat peningkatan aktivitas siswa namun hasilnya masih dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa kurang bertanya tentang materi yang belum dipahami dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Misalnya siswa masih bercerita dengan teman sebangku saat guru/peneliti menjelaskan materi. Serta siswa kurang aktif bekerja dalam kelompoknya. Akan tetapi, beberapa siswa sangat terlihat antusias mengikuti aktivitas kegiatan belajar mengajar. Dari hasil pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru/peneliti pada siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 73,52% pada pertemuan pertama dan 76,47% pada pertemuan kedua. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru/peneliti menggunakan LKS. Penggunaan LKS dalam pembelajaran sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan kerangka keilmuannya, sehingga melalui LKS siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dari hasil menemukan sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa keberadaan LKS dalam proses pembelajaran tetap diperlukan terutama karena tujuan pembelajaran 10

sebenarnya adalah membangun kerangka keilmuan dari diri siswa itu sendiri. Kusnandar (2007) Hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 35% pada pertemuan pertama dan 55% pada pertemuan kedua. Persentase ini masih sangat rendah dan masih sangat perlu ditingkatkan. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk tindakan siklus II harus lebih ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal atau mencapai indikator yang telah ditetapkan. Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus II diperoleh persentase sebesar 83,92% pada pertemuan pertama dan 87,5% pada pertemuan kedua. Atau dalam kategori sangat baik. Hal ini berarti bahwa siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan sudah dapat diminimalisir. Begitu juga dengan aktivitas guru, diperoleh persentase rata-rata sebesar 88,23% pada pertemuan pertama dan 91,17% pada pertemuan kedua dan hasil tersebut masuk dalam pencapaian indikator yang sangat baik. Dari hasil tersebut diperoleh gambaran bahwa penggunaan media kartu berwarna untuk menyelesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudjana (1991) dalam salah satu rumuskan fungsi media pengajaran yaitu Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Nilai hasil tes evaluasi siklus II juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pertemuan pertama diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 65% dan 85% pada pertemuan kedua. Hasil yang diperoleh pada siklus II jauh lebih baik dari pada hasil siklus I. Peningkatan ini terjadi karena kekurangankekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan pemahaman siswa kelas IV Sd Inpres 2 Slametharjo, kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai, pada mata pelajaran Matematika, materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan 11

menggunakan media kartu berwarna. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa baik perorangan maupun secara klasikal pada tiap siklus. IV. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu berwarna dapat meningkatkan pemahaman siswa di kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo. Sehingga hal tersebut juga berdampak pada meningkatnya kemampuan berhitung bilangan bulat. Hal tersebut ditunjukan oleh data-data berikut: 1. Pada siklus I penggunaan media kartu berwarna dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan nilai ratarata siswa dari 60% pada pertemuan pertama dan 67% pada pertemuan kedua. Namun belum tuntas KKM 2. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat yaitu dari 73% pada pertemuan pertama menjadi 79% pada pertemuan kedua. Dan telah memenuhi ketuntasan KKM yang telah ditentukan. 3. Ketuntasan klasikal siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I mencapai 35% pada pertemuan pertama dan 50% pada pertemuan kedua. Kemudian pada siklus II, dari 65% pada pertemuan pertama menjadi 85% pada pertemuan kedua. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: Sekolah hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai macam media. Media Matematika khususnya dan media mata pelajaran lain pada umumnya. Dengan hal tersebut diharapkan akan lebih meningkatkan pemahaman konsep-konsep Matematika secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pemberdayaan penggunaan media dalam proses pembelajaran Matematika. Guru hendaknya mempersiapkan secara matang segala hal yang mendukung proses 12

pembelajaran Matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat positif dan negatif. Hal tersebut sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berhitung siswa kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo. Serta siswa hendaknya memanfaatkan media kartu berwarna dalam mengerjakan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam pembelajaran. Serta aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran matematika menggunakan media kartu berwarna dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dapat digunakan sebagai salah satu alternatif upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Untuk penelitian-penelitian berikutnya, dapat dikembangkan kembali penggunaan media baik dari segi jenis maupun bentuknya agar jauh lebih baik dan menarik, dengan tetap memperhatikan komponen-komponen dalam pembelajaran kooperatif. Sehingga siswa jauh lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, dan pada akhirnya prestasi belajar siswa yang diperoleh dapat lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar, 2009. Proses belajar mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Kusnandar, 2007. Strategi belajara mengajar, Bandung: CV Maulana Lugren, 1994. My Changing Perpection Of Matematics. The mathematis Teacher. Miles dan Huberman. 1983. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia: UI Pers Pujiati, 2004. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Jogjakarta: PPPG JOGJAKARTA. Sudjana, N 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru 13