Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

dokumen-dokumen yang mirip
MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

ANALISA KUALITAS MATERIAL BEBERAPA PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL BAB I PENDAHULUAN

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

MAKALAH PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)

BAB III PEMELIHARAAN DAN PENGOPRASIAN GENERATOR PADA KERETA API

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri dari dua jenis yaitu spark

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET

PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Kata Kunci:Generator, genset, off-grid. 1. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

Teknik Dasar Motor Diesel

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

Mesin Diesel. Mesin Diesel

PENGENALAN PERUSAHAAN & PRODUCT M. A. N

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rifki Galang Hadi Permana, 2014

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

1. Proteksi Generator

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno Hatta mempunyai tugas pokok menyediakan pelayanan

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. hasil yang diperoleh semakin baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Spark Ignition Engine

Transkripsi:

Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan Ggl. Mesin Diesel termasuk mesin kalor yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga gerak. Tenaga panas diperoleh dari proses pembakaran solar dengan bantuan oksigen dari udara. Gas hasil pembakaran itu dipergunakan untuk menggerakkan torak secara gerak translasi.

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar pada poros engkol. Demikian juga sebaliknya gerak rantai dari poros engkol dan rotor disambung secara kopling. Dengan adanya rotor yang diputra oleh mesin diesel, sedangkan kepada gulungan rotor diberikan arus listrik searahm, maka pada pihak stator terbangkit out put tegangan : bolak balik. Untuk mendapatkan putaran yang stabil diperlukan sistem Governor ( pengaturan putaran ) dan VR ( Voltage Regulator).

2.. Diesel sebagai Pengerak Mula A. Syarat-syarat untuk mendapatkan diesel sebagai penggerak mula yang baik diperlukan : Bahannya dari logam yang berkualitas baik Sistem pengaturan bahan bakar dan bahan bakarnya sendiri (solar) harus baik dari tangki utama, tangki harian dalam pompa injeksi ( injection pump) sampai masuk dalam pembakaran silinder. Sistem pelumasan, jenis oli, seluruh sistem pelumasan silinder harus tepat dan baik Sistem pendinginan yang baik yaitu pendinginan dengan udara maupun dengan air.

Sistem penyaluran udara yang baik, udara yang dipergunakan pembakaran bahan bakar dalam silinder harus dalam perbandingan yang tepat Generator dan perlengkapannya termasuk pengatur tegangan dan frekuensi harus baik Panel-panel yang berisi rangkaian kontrol, baik untuk kontrol diesel maupun Generator selalu bekerja normal. Sistem starter harus baik agar mesin selalu siap untuk beroperasi apabila hendak dioperasikan Perawatan dan pemeliharaan yang baik dan teratur akan menjadikan tercapainya tujuan pemeliharaan tersebut.

B. Penyaluran Bahan Bakar

Keterangan Gambar Tangki bahan bakar utama Pompa pengisi bahan bakar Tangki bahan bakar harian Saringan permulaan ( precleaner-filter ) Pompa tekanan rendah pengatur bahan bakar Saringan bahan bakar Pompa bahan bakar tekanan tinggi ( fuel injection pump) Penyemprot bahan bakar ( injector ) Pipa saluran kelebihan bahan bakar

a. Cara Kerja Sistem Penyaluran bahan bakar Bahan bakar dari tangki utama (1) dialirkan oleh pompa (2) ketangki harian (3) dari tangki harian karena gaya berat bahan bakar sendiri ( isapan dari pompa), bahan bakar mengalir melalui filter permulaan (4) diteruskan kesaringan (6). Bahan bakar melalui asrinan (6) kemudian dialirkan kepompa tekanan tinggi (7) dan diteruskan ke penyemprot ( injector) bahan bakar (8). Bahan Bakar yang berlebihan dari penyemprot dikembalikan ke tangki harian melalui saluran (9).

b. Fungsi saringan Saringan bahan bakar diperlukan untuk menyaring kotoran kedalam pompa tekanan rendah. Pompa tekanan tinggi dan penyemprot bahan bakar. Kotoran ini dapat mengakibatkan kerusakan penyumbatan pada pompa, penyemprot dan saluran bahan bakar. Fungsi dari pompa tekanan rendah ( penyalur) diperlukan untuk mengalirkan mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi, agar bahan bakar selalu memenuhi pompa tekanan tinggi.

4. System Pelumasan Untuk memahami bahwa kecepatan gerak dan panas mempunyai hubungan yang erat, maka gesekan antara permukaan benda yang saling bergerak akan mengakibatkan timbulnya panas. Begitu pula yang terjadi pada genset, dimana didalam genset terjadi pengubahan tenaga mekanis (gerak) menjadi energi listrik.

Pelumasan adalah suatu system pemeliharaan/ perawatan terhadap perangkat mesin yang selalu menampilkan masalaha-masalah gerak, gesekan dan panas yang ketiga proses tersebut paling erat berhubungan dan memegang peranan penting dalam masalah kestabilan mesin.

Minyak pelumas harus mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut : Tahan terhadap panas Bersih dari zat-zt kimi yang dapat mengakibatkan korosi pada bagian-bagian mesin Licin Tidak mengakibatkan keausan ( yang disebabkan oleh pencemaran kimiawi sehingga menimbulkan koroasi yang berakibat keausan Tidak banyak membebani mesin Untuk daerah tropis yang mempunyai suhu lebih dari 20 C keatas, pemakaian jenis minyak pelumas dengan kode SAE- 30 merupakan suatu persyaratan teknis, minyak pelumas selaian kode tersebut diatas tidak dibenarkan.