BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semenjak kemunculnya pada tahun Walaupun perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kejadian krisis ekonomi pada tahun 1998, mengakibatkan banyak

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. yang dilarang oleh agama. (Sahara, 2007) dalam Ariyanti (2011)

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Pemasaran seharusnya. yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumen (customer value) yang nantinya akan membentuk sikap konsumen. yang baik pada produk atau jasa layanan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Pada situasi persaingan perbankan, bank-bank membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, secara mengglobal persaingan dalam industri perbankan cukup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan era globalisasi, perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

BAB I PENDAHULUAN. Rajagrafindo Persada, 2009, hlm.9. http/ pada 1 November 2014, 09.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Melakukan investasi yang halal 1. Investasi yang halal dan haram. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, 2. Memakai perangkat bunga

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Dengan demikian strategi

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mengharamkan bunga bank yang didalamnya terdapat unsur unsur riba kantor di tahun 2012 menjadi di tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN NASABAH DALAM MENABUNG DI BANK SYARI AH. (Study Kasus Pada Bank BRI Syariah Cabang Gubeng Surabaya) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini juga menunjukkan bahwa perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi mengenal

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan bisnis dan profit mereka (Arlan Rully, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Undang-Undang Perbankan yang berlaku yaitu UU No. 12 Tahun 1967,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di era globalisasi baik untuk perusahaan yang di pasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan saat ini sangat pesat dengan disertai adanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

KUESIONER TERTUTUP. (Vindie Riztya Lubis, SST)

BAB I PENDAHULUAN. halangan bagi setiap informasi. Konsekuensinya, setiap usaha yang dilahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis jasa saat ini salah satunya adalah perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

Oleh : Warseno K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Teuku Aliansyah, dkk, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung kemajuan di bidang-bidang lainnya, seperti bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As-Sunnah. dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strateginya, perusahaan akan mengalami suatu kegagalan apabila

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar bagi setiap pelaku bisnis. Melihat dari semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini masyarakat selalu mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas saat ini, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat. Terdapat berbagai tantangan dan peluang yang terdapat di pasar, terutama pasar domestik. Dalam mengantisipasi hal tersebut, perusahaan dituntut bekerja strategis dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk dapat diterima pasar. Dengan kondisi tersebut, disamping untuk kemajuan perusahaan, strategi pemasaran harus lebih berorientasi kepada pelanggan. Dengan demikian strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus memahami dan memenuhi baik perilaku maupun kebutuhan pelanggan untuk mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53). Kepuasan pelanggan sangat diperhatikan oleh perusahaan karena akan berdampak pada kinerja penjualan. Pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang, dan mereka akan memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik tentang produk itu (Rangkuti, 2002:81). Perilaku konsumen seperti ini merupakan hasil respon positif dari psikologi seseorang yang menghargai produk tersebut karena telah memberikan kepuasan yang sesuai dengan harapannya (Wirawan, 1991:32). Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan (Tjiptono, 2004:42).

Dalam pemasaran saat ini tengah tumbuh konsep yang mengedepankan nilai-nilai spiritual, dimana diferensiasi produk yang dilakukan terhadap identitas merek, dan integritas merek sudah menunjukkan nilai-nilai spiritual dalam pemasarannya. Nilai-nilai yang ditanamkan tersebut bukan hanya bertujuan kepada profit semata, melainkan bertujuan untuk menghasilkan respon positif dari para konsumen dengan memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan (Kartajaya, 2009:6). Terutama yang terjadi di Indonesia yang mayoritas Masyarakatnya beragama Islam, perusahaanperusahaan mulai bersaing dalam menerapkan nilai-nilai berdasarkan agama pada produknya masing-masing, menerapkan produk halal yang berlabel MUI. Hal ini memancing respon positif dari Masyarakat dimana 91% konsumen Muslim lebih memilih produk yang mempunyai label halal MUI daripada produk yang tidak ada label halalnya (Haryanto, 2007:41). Selain itu, konsep yang menggunakan nilai spiritual ataupun nilai-nilai agama terutama agama Islam juga diterapkan dalam persaingan di dunia perbankan. Sebagaimana yang terjadi pada perbankan nasional, yang mengenal sistem perbankan syariah yang mengandung nilai-nilai spiritual (agama Islam) disamping perbankan konvensional yang telah ada sebelumnya. Perbankan syariah yang menerapkan konsep agama Islam ini juga disambut respon positif dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perbankan syariah yang terus berkembang pesat, diawali pada tahun 1999 yang hanya terdiri dari 2 Bank Umum Syariah, kemudian bertambah menjadi 6 Bank Umum Syariah pada tahun 2009, sampai berjumlah 12 Bank Umum Syariah dan 22 Unit Usaha Syariah di tahun

2015 (produk-banksyariah.blogspot.com). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank Syariah Tahun 1999 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2015 BUS 2 6 3 3 3 3 5 6 12 UUS - 8 15 19 20 25 27 25 22 Sumber : (cintasyariah.wordpress.com). Keterangan : BUS= Bank Umum Syariah UUS= Unit Usaha Syariah Bank Islam atau biasa disebut Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadits (Muhammad, 2005:7). Perbankan syari'ah saat ini telah menjadi bagian penting dari perekonomian Indonesia. Dilihat dari potensi populasi umat Islam yang besar, karakteristik konsumen yang relijius, dan juga fatwa haram bunga bank dari MUI tahun 2003 menunjukkan bahwa perbankan syari'ah berpeluang untuk dapat berkembang dengan baik. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari'ah, maka pengembangan perbankan syari'ah telah memiliki landasan hukum yang memadai. Bank syari'ah memiliki tantangan yang besar untuk dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan nasabah. Seperti yang diberitakan Republika bahwa penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Manajemen (PPM) menela'ah perilaku konsumen bank syari'ah dan konvensional diidentifikasikan ada dua faktor yang mempengaruhi migrasi nasabah, yaitu kualitas layanan dan

return (infoanda.com). Berdasarkan penelitian tersebut terlihat bahwa masih terdapat ketidakpuasan dirasakan nasabah sehingga tidak ada loyalitas yang mengakibatkan terjadinya migrasi ke bank lain. Segala upaya akan dilakukan bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Namun, hal itu belum cukup bagi nasabah apabila nilai manfaat yang diterima tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Nasabah akan memperhitungkan usaha atau biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan manfaat yang diterima. Dengan kata lain nasabah akan memberikan respon yang positif terhadap pelayanan yang memberikan rasa puas jika nilai yang diperoleh sesuai atau melebihi harapan nasabah. Begitu juga sebaliknya, ketidakpuasan dirasakan nasabah jika nilai yang diperoleh kurang dari yang diharapkan sehingga mengahasilkan respon negatif dari nasabah itu sendiri. Dalam dunia bisnis perbankan, respon nasabah merupakan satu hal yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha perbankan. Nasabah yang tidak puas tentu tidak akan mengulangi lagi memilih jasa perbankan yang sama, apalagi didukung dengan banyaknya pilihan jasa perbankan lain (pesaing), sehingga membuat nasabah memiliki banyak perbandingan untuk memilih bank mana yang lebih sesuai dengan selera dan keinginannya (Kartajaya, 2009:11). Perekonomian dan perbankan Islam selama lebih dari dua puluh tahun berhasil mengembangkan dasar teori dan sistem ekonomi Islam (Musytaq, 2006:7). Banyak hal yang telah dilakukan berkaitan dengan kepentingan ini pada sebagian besar negara Muslim. Sistem ekonomi Islam dan penerapannya baik di

tingkat nasional maupun internasional didasarkan pada apa yang tertulis dalam Al-Qur'an. Terdapat pula asumsi bahwa tidak semua Negara saat ini atau nantinya, siap untuk mengganti ekonomi Islam secara total. Sistem ekonomi Islam yang ideal saat ini hanya dalam pemikiran kelompok perguruan tinggi atau bersifat teori, sehingga perlu disosialisasikan tentang sistem ekonomi Islam yang ideal kepada masyarakat Muslim. Bank syari'ah yang produk dan operasionalnya berlandaskan syari'ah, masih menyimpan keraguan pada sebagian masyarakat mengenai ke-syari'ahannya. Terkadang terlihat adanya kesenjangan antara teori dengan prakteknya. Hal tersebut sangat wajar, apalagi perbankan syari'ah ini masih dalam fase pertumbuhan yang relatif belum lama bila dibandingkan dengan perbankan konvensional, sehingga memerlukan banyak perbaikan dan inovasi. Namun demikian, bukan berarti akibat berbagai kekurangan tersebut bank syari'ah menjadi tidak syari'ah. Justru sebaliknya, bank syari'ah semakin terpacu untuk meningkatkan kinerjanya (republika.co.id). Yang membedakan antara bank syari'ah dengan bank konvensional adalah atribut-atribut khusus yang melekat pada bank syari'ah, seperti tidak ada unsur riba, sistem bagi hasil, tidak ada unsur judi, untuk investasi yang halal, dan melakukan aktivitas sesuai syari'ah. Salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan jasa bank syariah adalah tidak adanya bunga atau riba (Sudarsono, 2007:32), yang mana sistem non-bunga yang diterapakan pada pelayanan perbankan syariah merupakan penerapan dari syariah Islam yang mengharamkan bunga (riba).

Terlepas dari riba yang mempunyai unsur agama, sistem non-bunga ini tetap memberikan nilai tambah bagi produk-produk perbankan syariah yang dapat memancing respon positif dari masyarakat untuk memilih menjadi nasabah perbankan syariah. Berdasarkan survei dari Markplus Insight untuk mengukur indeks loyalitas nasabah dalam Indonesian Bank Loyalty Indeks 2013 (IBLI 2013) dengan responden sebanyak 3.200 orang di enam kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Medan, dan Makassar sebagai basis survei, dan penghitungan indeks loyalitas dilakukan terhadap produk tabungan bank konvensional, kartu kredit dan produk tabungan bank syariah serta produk tabungan bank pembangunan daerah, menunjukkan bahwa pada tahun 2013 secara industri tren loyalitas nasabah tabungan bank konvensional mengalami penurunan terus menerus dari tiga tahun sebelumnya. Begitu pula pada nasabah kartu kredit juga terlihat pola penurunan dari indeks loyalitasnya. Berbeda dengan kedua produk tersebut, tabungan syariah menunjukkan pola yang cenderung meningkat disertai pula dengan dimensi relationship dan partnership yang juga meningkat dari tahun sebelumnya (infobanknews.com). Fenomena ini mengindikasikan bahwa respon nasabah tabungan syariah cenderung dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dibanding dengan hal yang bersifat transaksional. Salah satu bank syariah yang ikut berkontribusi bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia adalah bank Syariah Mandiri. Bank syariah Mandiri merupakan tindak lanjut dari pengembangan perbankan syariah dari kelompok usaha Bank Mandiri sebagai respon atas diberlakukannya UU No.10

tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Skep No. 1/24/KEP.GBI/1999 telah memberikan izin perubahan kegiatan usaha bank umum Mandiri menjadi bank berprinsip syariah, terhitung mulai tanggal 1 Nopember 1999. (www.syariahmandiri.co.id). Terdapat berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh Bank Syariah Mandiri untuk dapat memuaskan nasabahnya. PT Bank Syariah Mandiri memiliki 854 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia (www.syariahmandiri.co.id). Didukung dengan jaringan 921 ATM Syariah Mandiri dan 11.885 ATM Mandiri, ditambah 60.992 ATM Bersama, serta fasilitas phonebanking 24 jam BSM Call di 14040 atau (021) 2953 4040, serta SMS Banking dan BSM Internet Banking www.syariahmandiri.co.id untuk kebutuhan transaksi perbankan dengan puluhan fitur. Dengan produk simpanan yang ditawarkan antara lain Tabungan BSM, BSM Tab. Berencana, BSM Tab. Simpatik, BSM Tab. Investa Cendekia, BSM Tab. Dollar, BSM Tab. Qurban, BSM Tab. Pensiun, dan BSM Tabunganku. Produk pembiayaannya pada kredit modal kerja yang terdiri dari Musyarakah, Pembiayaan Dana Berputar, Mudharabah, dan Pembiayaan Resi Gudang. Serta produk pembiayaan pada kredit investasi yang terdiri dari Mudharabah, dan Musyarakah. (www.syariahmadiri.co.id) Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul "Analisis Respon Masyarakat Terhadap Penerapan Nilai-Nilai Islam pada Pelayanan Bank Syariah Mandiri Cabang Medan"

1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah nilai-nilai Islam telah diterapkan pada produk-produk Bank Syari'ah Mandiri cabang Medan dimata masyarakat (nasabah)? 2. Bagaimanakah respon masyarakat (nasabah) terhadap penerapan nilai-nilai Islam pada produk-produk Bank Syariah Mandiri cabang Medan? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan penerapan nilai-nilai Islam pada produk-produk Bank Syariah Mandiri cabang Medan. 2. Menjelaskan positif atau negatif-nya respon dari masyarakat (nasabah) berdasarkan tingkat kepuasan terhadap produk-produk Islami Bank Syari'ah Mandiri cabang Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi perbankan syari'ah, diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan evaluasi bagi perkembangan perbankan syariah dalam menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang menyangkut topik yang sama. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam melakukan penelitian serta sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata I di Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

4. Bagi mahasiswa, temuan yang akan didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan di bidang teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan perkembangan dunia perbankan syari'ah di Indonesia. 5. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang perbankan syari'ah terutama dalam penerapan nilai-nilai Islam yang terdapat pada pelayanan perbankan syari'ah.