Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS. energi (PLTBm) dengan pengolahan proses pemisahan. Selanjutnya subsistem

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN PERALATAN DENGAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah

renewable energy and technology solutions

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Populasi Ternak di Indonesia (000 ekor) * Angka sementara Sumber: BPS (2009) (Diolah)

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

PROPOSAL. PEMUSNAHAN SAMPAH - PEMBANGKIT LISTRIK KAPASITAS 20 mw. Waste to Energy Commercial Aplications

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. ENERGI DAN JENISNYA LATIHAN SOAL BAB 11

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

4 m 3 atau 4000 liter Masukan bahan kering perhari. 6Kg Volume digester yang terisi kotoran. 1,4 m 3 Volume Kebutuhan digester total

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

STUDI PEMANFAATAN BIOGAS SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK 10 KW KELOMPOK TANI MEKARSARI DESA

SNTMUT ISBN:

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH DENGAN TEKNOLOGI DRY ANAEROBIC CONVERTION

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

ANALISIS MESIN PENGGERAK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN BAHAN BAKAR BIOGAS. Tulus Subagyo 1

MODIFIKASI GENERATOR LISTRIK (GENSET) MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOGAS UNTUK PENERANGAN LAMPU JALAN. Oleh: Pungut *) dan Dominggos**)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BESAR SUBSIDI UNTUK DISTRIBUSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 SEBESAR Rp.224,21/kWh

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

Transkripsi:

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman 83 89 ISSN: 2085 1227 Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Andik Yulianto 1, Agung Nugroho Adi 2, dan Hervian Lanang Priyambodo 3 1,3 Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia, Jl Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta 2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Islam Indonesia, Jl Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta email: andik_y@ftsp.uii.ac.id 1, nugroho@fti.uii.ac.id 2, gue_lanang@yahoo.co.id 3 Abstrak Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob. Dengan kandungan utama berupa gas metana, biogas mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif. Pemanfaatan biogas sebagai sumber energi dapat dilakukan secara langsung, dengan membakar biogas tersebut, atau secara tidak langsung dengan mengubahnya menjadi bentuk energi lain seperti listrik. Sebagian warga Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman selama ini telah memanfaatkan biogas secara langsung. Studi terdahulu pada lokasi yang sama (Yulianto dan Purnomo, 2009) menunjukkan potensi biogas yang dapat dihasilkan oleh 54 ekor sapi di dusun tersebut adalah 362,88 m 3 /hari. Studi lanjutan ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan biogas di dusun tersebut dengan mengonversi terlebih dahulu menjadi energi listrik. Kajian dilakukan pula pada estimasi pembangkitan daya, jenis mesin penggerak, dan analisa ekonomi. Dari volume biogas yang diproduksi per hari diperkirakan energi ini setara dengan listrik sebesar 18,75 kw. Sedangkan dari analisa teknis dan ekonomis, mesin penggerak pembangkit listrik berbahan bakar biogas skala rumah tangga yang cocok dikembangkan di Dusun Kaliurang Timur adalah menggunakan mesin diesel dengan estimasi pembangkitan daya sebesar 3kW dan waktu operasional 12 jam/hari. Kondisi ini layak secara ekonomi layak dengan BC ratio 1,76 serta simple pay back 1,9 tahun. Kata kunci: biogas, energi listrik, konversi, mesin penggerak, 1. Pendahuluan Salah satu bahan bakar alternatif yang saat ini sedang dikembangkan adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses anaerobik dimana molekul karbon kompleks yang terkandung di dalam bahan organik didegradasi menjadi molekul dengan struktur yang lebih sederhana termasuk didalamnya CH4 dan CO2 (Omer, 2007). Tujuan dari pemanfaatan biogas adalah mencari sumber energi lain selain minyak tanah dan kayu bakar (Simamora, et al, 2006). Untuk kasus di Indonesia sebagian besar pemanfaatan biogas hanya terbatas pada kegiatan untuk memasak dan memanaskan, padahal biogas mengandung bahan utama CH4 yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar dalam pembangkit energi listrik karena mempunyai nilai kalor yang cukup besar yaitu sebesar 23.880 Btu/lbm. Hasil produksi biogas Dusun Kaliurang Timur yang merupakan potret umum kampung di wilayah utara Yogyakarta, dimana sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor peternakan sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik.

84 Andik Yulianto, Agung Nugroho Adi & Hervian Lanang Priyambodo Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Sehingga, pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar pembangkit energi lisrtik dalam skala rumah tangga dapat dijadikan solusi bagi permasalah krisis energi khususnya energi listrik, dimana rasio kelistrikan pada tahun 2002 hanya sekitar 52% (Widodo, 2007). 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan atau studi pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Langkah analisa data meliputi: a. Identifikasi daerah studi, dalam hal ini Dusun Kaliurang Timur. b. Penentuan potensi biogas di daerah studi yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. c. Analisis ekonomi dan teknik terhadap data yang telah terkumpul untuk menentukan sistem pembangkit listrik tenaga biogas akan yang digunakan. 3. Hasil dan Pembahasan Dari hasil pembahasan serta analisa bebagai macam sumber-sumber energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai pembangkit altenatif energi listrik, yaitu: energi angin, energi panas bumi, energi samudra, energi surya dan biogas didapatkan hasil bahwa dengan mempertimbangkan kemudahan sistem konversi, kemudahan pengoperasian, biaya investasi serta potensi yang dimiliki untuk dikonversi menjadi energi listrik, maka biogas merupakan sumber energi alternatif yang perlu mendapat prioritas dalam pengembangannya dibandingkan sumber energi yang lain (Priyambodo, 2010). Potensi Biogas Dusun Kaliurang Timur memiliki 54 ekor sapi, dimana seekor sapi menghasilkan 28 kg tinja per hari. Sehingga kotoran yang dihasilkan adalah 54 x 28 kg = 1.512 kg. Di dalam 1 kg kotoran sapi terdapat ± 0,24 m³ biogas, sehingga dapat diketahui banyaknya potensi biogas di Dusun Kaliurang Timur adalah:

Volume 2 Nomor 2 Juni 2010 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 85 Potensi biogas = 0,24 m³ x banyaknya kotoran sapi = 0,24 m³ x 1.512 kg = 362,88 m³ biogas Diketahui bahwa 1 m³ biogas dapat membangkitkan tenaga listrik sebesar 1,24 kwh, sehingga untuk 362,88 m³ biogas dapat membangkitkan energi sebesar: Besar energi = banyak biogas x energi yang dibangkitkan per m³ = 362,88 m³ x 1,24 kwh = 449,97 450 kwh =18,75 kw continues Jadi, secara teoritis potensi biogas di Dusun Kaliurang Timur adalah sebesar 362,88 m³ dengan potensi energi listrik yang dapat dibangkitkan sebesar 18,75 kw. Perkiraan Gas Metana Pengujian gas metana dilakukan disalah satu rumah warga yang memiliki reaktor biogas dengan jumlah hewan ternak (sapi) adalah 8 (delapan) ekor. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut (Haripurnomo, 2009): Padatan kering yang diproses (ton) pada awal proses anaerobic = 28 kg 20% 8 ekor sapi = 44,8 kg/hari = 0,045 ton/hari Potensial metana = 200.000 g/ton 0,045 ton/hari = 9000 g/hari 14 hari = 126.000 gr Bahan organik yang terurai oleh mikroorganisme (selama 14 hari) = 61% Produksi metan = 200.000 g/ton 61/65 0,045 ton/hari = 8446 gr Mesin Penggerak Berdasarkan pembahasan serta analisa yang telah dilakukan mesin penggerak yang secara teknis dapat diterapkan di Dusun kaliurang Timur adalah mesin diesel (Priyambodo, 2010). Pemilihan mesin diesel sebagai mesin penggerak didasarkan atas alasan kemudahan pengoperasian, ketersediaan di pasaran serta murahnya biaya investasi jika dibandingkan dengan mesin Stirling dan mesin uap. Gambar 1 adalah skema sistem konversi biogas menjadi energi listrik dengan menggunakan mesin diesel.

86 Andik Yulianto, Agung Nugroho Adi & Hervian Lanang Priyambodo Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Saringan udara Udara Mixer Solar Ruang bakar mesin Biogas Conversion Kit Tabung gas Listrik Gambar 1 adalah skema sistem konversi biogas menjadi energi listrik dengan menggunakan mesin diesel Analisa Ekonomi Perhitungan ekonomi penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) di Dusun Kaliurang Timur dengan pemakaian mesin diesel dan dibandingkan dengan keuntungan listrik yang dihasilkan yang disesuaikan dengan tarif dasar listrik PLN. Perkiraan biaya investasi PLTBG: 1. Instalasi biogas = Rp. 4.000.000 (umur teknis ekonomis 10 tahun) 2. Harga mesin diesel 3kw = Rp. 2.500.000,00 3. Conversion kit + mixer = Rp. 4.800.000,00 4. Total investasi = Rp. 11.300.000,00 Perkiraan biaya operasional 1. Kebutuhan bahan bakar selain biogas per tahun = Rp. 3.888.000,00 2. Perawatan rutin per tahun (0,05 x harga mesin) = Rp. 125.000,00 3. Total biaya operasional = Rp. 4.013.000,00 Untuk perhitung biaya penggunaan listrik setiap bulan yang harus dibayar oleh pelanggan listrik ke PT. PLN (Persero) dihitung berdasarkan catatan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) atau kwh meter dan akan dicantumkan pada Rekening Listrik Pelanggan. Harga listrik berdasarkan Tarif Dasar Listrik (TDL) PLN yang berlaku. Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk golongan R1 (< 2200 VA), 1 kwh = Rp 320,- untuk pemakaian sampai dengan 20 kwh, golongan R2 (2200 VA 6600 VA), 1 kwh = Rp 575,- dan golongan R3 (>2200 VA), 1 kwh = Rp 621, -.

Volume 2 Nomor 2 Juni 2010 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 87 Biaya pemakaian listrik dihitung dengan formula: Biaya listrik Biaya beban Biaya pemakaian = biaya beban + biaya pemakaian = VA (daya kontrak) x TARIF (biaya beban) = (kwhhemat x TARIFbersubsidi) + (kwhlebih x TARIFkeekonomian) Biaya beban besarnya tetap tergtantung dari besarnya kontrak daya tersambung (VA). Sedangkan biaya pemakaian besarnya bervariasi tergantung dari banyaknya listrik yang dipakai per bulan. kwhhemat adalah jumlah kwh yang dikonsumsi hingga batas hemat, yaitu 50% dari jam nyala pemakaian listrik rata-rata nasional x kva daya kontrak. kwhlebih adalah jumlah kwh yang dikonsumsi melebihi batas hemat. TARIFbersubsidi adalah tarif regular sesuai Tarif Dasar Listrik (TDL). TARIFkeekonomian adalah tarif multiguna = Rp 1.380/kWh. Batas hemat kwh untuk setiap pelanggan = batas hemat jam nyala x kvadaya kontrak. Perhitungan tagihan rekening listrik PLN dengan pemakaian 30 kwh selama 12 jam (450 kwh per bulan) dan daya terpasang 1.300 VA adalah sebagai berikut: 1. Tarif biaya beban = Rp 30.100/kVA (sesuai TDL 2004) 2. Tarif biaya pemakaian s.d batas hemat = Rp 445/kWh 3. Tarif biaya pemakaian di atas batas hemat = Rp 1.380/kWh 4. Batas hemat nyala = 58 jam/bulan 5. Batas hemat kwh = 58 jam/bulan x 1.300 VA = 75,4 kwh/bulan 6. Tarif keekonomian = 450 75,5 = 374,5 kw. Perhitungan tagihan: Biaya beban = 1.300 VA x Rp 30,1/VA = Rp 39.130 Biaya kwh bersubsidi = 75,4 kwh x Rp 445/kWh = Rp 33.553 Biaya kwh tarif keekonomian = 374,5 kwh x Rp 1.380/kWh = Rp 516.810 Total tagihan (belum termasuk pajak dan materai) = Rp 589.493 Total tagihan PLN dalam satu tahun = 12 x Rp 589.493 = Rp 7.073.916

88 Andik Yulianto, Agung Nugroho Adi & Hervian Lanang Priyambodo Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Analisa ekonomi pembangkit listrik tenaga biogas dengan mesin penggerak dari mesin diesel untuk Dusun Kalirang Timur adalah: Total investasi = Rp. 11.300.000 Umur teknis ekonomis 10 Tahun Depresiasi = Rp. 11.300.000 / 10 = Rp. 1.130.000 Cash flow = Keuntungan + Depresiasi- biaya operasional = Rp. 7.073.926 + Rp. 1.130.000 Rp. 4.013.000 = Rp. 4.190.926 IRR(Initial Rate of Return) = 37 % BCR (Benefit Cost Ratio ) = 1,76 PB (Pay Back) = 1 tahun 9 bulan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap penambahan biaya Rp 1 akan diperoleh keuntungan Rp 1,76. 4. Kesimpulan a. Potensi biogas yang terdapat di Dusun Kaliurang Timur adalah sebesar 362,88 m³ dengan potensi energi listrik yang dapat dibangkitkan sebesar 18,75 kw. b. Perkiraan gas metana yang dihasilkan oleh reaktor biogas di Dusun Kaliurang Timur adalah sebesar 8.446 gr. c. Secara teknis mesin penggerak generator pada pembangkit listrik tenaga biogas di Dusun Kaliurang Timur lebih baik dengan penggunaan mesin diesel karena dari operasi dan pemeliharaan lebih baik dibanding dengan mesin Stirling dan mesin uap. d. Analisis ekonomi dengan data biaya daya listrik (PLN) sebesar Rp 445/kwh dan waktu operasional 12 jam/hari menunjukkan pemanfaatan biogas untuk generator listrik secara ekonomi layak dengan BC ratio 1,76 serta simple pay back 1,9 tahun.

Volume 2 Nomor 2 Juni 2010 Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 89 5. Saran a. Melihat bahwa biogas memiliki potensi yang cukup besar sebagai bahan bakar pembangkit energi listrik, sudah selayaknya diadakan proyek percontohan. b. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah maupun pihak swasta dengan peternakan sapi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas. c. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan dan pemodifikasian mesin penggerak dengan bahan bakar biogas agar lebih aplikatif untuk skala rumah tangga. Daftar Pustaka Haripurnomo, Kartika. (2009). Evaluasi Instalasi Biogas di Kecamatan Pakem dan Jogja International Hospital (JIH) Yogyakarta. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan UII. Yogyakarta. Omer, AM. (2007). Organic Waste Treatment For Power Production and Energy Supply. Journal of Cell and Animal Biology. Vol 1 No: 2, Oktober 2007 p: 034-047. Priyambodo, Hervian Lanang. (2010). Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan UII. Yoyakarta. Simamora, S., Salundik, SW., dan Surajudin. (2006). Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak dan Gas dari Kotoran Ternak. Agromedia Pustaka. Jakarta. Widodo, TW. (2007). Biogas untuk Generator Listrik Skala Rumah Tangga. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 2 No: 2, 2007.