ABSTRAK GAMBARAN VARIASI HASIL PEMERIKSAAN PAP SMEAR BERDASARKAN BETHESDA SYSTEM PADA PASIEN WANITA DI PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PAP SMEAR ABNORMAL DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN DAN KESIMPULAN HASIL PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2010

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. KATA PENGANTAR...

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KANKER SERVIKS DI KALANGAN SISWI SMA SWASTA X, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERSETUJUAN PEMBIMBING INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 12 DESEMBER Pembimbing, dr. I Nyoman Gede Budiana, Sp.OG (K) NIP

Skrining Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya dan Rumah Sakit Mawadah Mojokerto

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi wanita merupakan hal yang perlu diperhatikan agar suatu

ABSTRAK. Maria Linawati Sihotang, 2013 Pembimbing I : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes Pembimbing II : dr.rimonta F Gunanegara,SpOG

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

1 Universitas Kristen Maranatha

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyakit kanker nomor tiga paling banyak diderita wanita di seluruh dunia.

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

No. Responden: B. Data Khusus Responden

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. Papiloma Virus (HPV) terutama HPV 16 dan 18 (Aziz et al, 2006 ).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga 2030 meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mematikan bagi wanita baik di negara maju maupun negara berkembang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGKAT KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR DAN ADEKUASI HASIL APUSAN PAP SMEAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

ABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB 4 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

GAMBARAN HISTOPATOLOGI TUMOR SERVIKS DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2010.

BAB I PENDAHULUAN. keempat tersering yang terjadi pada wanita, dan secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ABSTRAK GAMBARAN VARIASI HASIL PEMERIKSAAN PAP SMEAR BERDASARKAN BETHESDA SYSTEM PADA PASIEN WANITA DI PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH TAHUN 2015 Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gambaran lesi hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan kriteria Bethesda System. Bahan dan Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada 567 sampel data rekam medis Patologi Anatomi RSUP Sanglah, dengan karakteristik usia 20 tahun, 20-70tahun, dan >70 tahun. Terdiri dari 511 data yang memuaskan untuk dievaluasi dan memberikan gambaran hasil pemeriksaan, dan 56 data tidak memuaskan untuk dievaluasi. Data yang memuaskan untuk dievaluasi, diklasifikasikan berdasarkan kriteria Bethesda System. Hasil : Hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan Bethesda System menunjukkan 465 (91.0%) dengan satu gambaran variasi terdiri dari 367 sampel dengan gambaran Nonneoplastic findings, terdiri dari: atrophy 51 sampel (13.9%), Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair) 230 sampel (62.7%), Reactive cellular changes associated with radiation (chemoradiotherapy) 84 sampel (22.9%), Reactive cellular changes associated with Intra Uterine Device (IUD) 1 sampel (0.3%), dan Glandular Cell Post Hysterectomy 1 sampel (0.3%). 21 sampel dengan gambaran organisms terdiri dari Fungal organisms morphologically consistent with candida spp 2 sampel (9.5%)dan Shift in flora suggestive of bacterial vaginosis 19 sampel (90.5%). 22 sampel dengan gambaran Epithelial Cell Abnormalities terdiri dari ASC-US 14 sampel (63.6 %), LSIL 2 sampel (9.1%), HSIL 1 sampel (4.5%), Atypical (endocervical, Favor neoplastic) 1 sampel (4.5%), dan endocervical adenocarcinoma 4 sampel (18.2%). 42 data dengan gambaran 2 variasi, 8 sampel normal, dan 47 sampel tanpa variasi hasil. Simpulan: Prevalensi gambaran variasi yang terbanyak adalah dari variasi NILM dengan gambaran 230 sampel (59.3%) Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair). Kata kunci : Pap Smear, Bethesda System, Prevalensi gambaran hasil pap smear.

ABSTRACT Variation of Pap Smear Examination Results Based on Bethesda System in Female Patients at Patologi Anatomi Rsup Sanglah in 2015 Objective: This study aim to determine the prevalence of lession by Pap smear examination based on Bethesda System. Materials and Methods: This study is an descriptive method performed on 567 sample from medical records at Patologi Anatomi RSUP Sanglah, aged consist of 20 year, 20-7- year, >70 year. The samples consist of 511 data that satisfactory for evaluations and showed the pap test representation, and 56 data unsatisfactory for evaluations, clasificication based on Bethesda System. Result: Pap smear examination result based on Bethesda System showed 465 (91.0%) with one representation result, consist of 367 samples showed Non-neoplastic findings, the subvariation are : atrophy 51 samples (13.9%), Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair) 230 samples (62.7%), Reactive cellular changes associated with radiation (chemoradiotherapy) 84 samples (22.9%), Reactive cellular changes associated with Intra Uterine Device (IUD) 1 samples (0.3%), and Glandular Cell Post Hysterectomy 1 samples (0.3%). 21 samples showed organisms, subvariation are : Fungal organisms morphologically consistent with candida spp 2 samples (9.5%) and Shift in flora suggestive of bacterial vaginosis 19 samples (90.5%). 22 samples showed Epithelial Cell Abnormalities consist of ASC-US 14 samples (63.6%), LSIL 2 sampel (9.1%), HSIL 1 samples (4.5%), Atypical (Endocervical,Favor neoplastic) 1 samples (4.5%), and endocervical adenocarcinoma 4 samples (18.2%). 42 samples showed two representation result, 8 samples showed normal smear, and 47 samples did not show the pap result. Conclusion: The most Prevalence of overview variation is NILM with 230 (59.3%) samples showed Reactive cellular changes associated with inflammation (include typical repair ) representation. Keywords: Pap Smear, Bethesda System, The prevalence of pas smears examination results.

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY...viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Pnelitian... 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Servik... 6 2.2 Histologi Servik... 6 2.3 Fisiologi Perubahan Metaplasia Servik... 8 2.4 Gambaran Umum Kanker Servik... 9 2.5 Pap Smear... 13 2.6 Variasi Diagnosis Hasil Pap Smear... 17

BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Berpikir... 26 3.2 Kerangka Konsep... 29 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 30 4.2 Subjek Penelitian... 30 4.3 Variabel Penelitian... 30 4.4 Populasi dan Sampel Penelitian... 38 4.5 Instrumen Penelitian... 38 4.6 Cara Pengumpulan Data... 38 4.7 Pengolahan dan Analisis Data... 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Umum Sampel... 41 5.2 Adekuasi Sediaan... 42 5.3 Gambaran Variasi Hasil Pap Smear... 43 5.3.1 Prevalensi Satu Gambaran Hasil Pap Smear... 44 5.3.2 Prevalensi Dua Gambaran Hasil Pap Smear... 48 5.3.3 Hasil Lainnya... 50 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan... 51 6.2 Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA... 54 LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Kegiatan... 57 Lampiran 2. Rancangan Anggaran dan Dana... 58 Lampiran 3. Analisis SPSS... 59 ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Karakteristik Umur Pasien Pap Smear... 41 Tabel 5.2 Gambaran Unsatisfactory for Evaluation Berdasarkan Penyebab... 42 Tabel 5.3 Prevalensi dengan Gambaran Variasi non-neoplastic findings... 45 Tabel 5.4 Prevalensi Gambaran Variasi Organisms... 46 Tabel 5.5 Gambaran Variasi Dua Epithelial Cell Abnormalities... 47 Tabel 5.6 Gambaran Variasi Dua Hasil... 49 iii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Squamocolumnar junction pada Pubertas Awal.... 8 Gambar 2.2 Sel Epitel Endoservik pada masa Pubertas dan Kehamilan... 9 Gambar 2.3 Re-Lokasi dari SCJ endoservik setelah fase menopause... 9 Gambar 2.4 Perjalanan Penyakit Kanker Serviks... 11 Gambar 2.5 Teknik Pap smear... 16 Gambar 2.6 Temuan Sitologi CIN I... 22 Gambar 2.7 Temuan Sitologi CIN II... 23 iv

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Jadwal Kegiatan... 57 Lampiran 2. Rencana Anggaran Dana... 58 Lampiran 3. Analisis SPSS... 59 v

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang mengenai serviks atau mulut rahim. Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang cukup besar dan merupakan penyebab kematian kedua terbesar di seluruh dunia. Menurut International Agency for Research on Cancer, tahun 2008 insiden kanker serviks adalah 493.000, dengan angka kematian sekitar 273.000 dan 85% dari kasus dunia terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (Sri,2005). Pengidap kanker serviks di Indonesia terbanyak kedua setelah Cina. Data kasus di Indonesia, diperkirakan terdapat 40.000 kasus baru kanker serviks setiap tahunnya dan memiliki jumlah penderita penyakit terbanyak di Indonesia. Menurut data kanker berbasis patologi, jumlah penderita kanker serviks mencapai 36% (Atik, 2005). Kematian akibat kanker serviks adalah 7,5% dari semua kematian akibat kanker pada wanita, dan hampir 50% dari kasus baru kanker serviks yang mengalami kematian sebanyak 265.653 pada tahun 2012. Kejadian kanker serviks di Indonesia dari data terbaru 14 Juli 2014, yaitu 20.928 kasus baru didiagnosis setiap tahun dan paling sering terjadi pada umur 15-44 (Ibeanu, 2011). Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual terutama berganti-ganti pasangan. Beberapa faktor risiko lain yang berhubungan dengan tingginya angka insiden kanker serviks meliputi rendahnya pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker serviks, kurangnya sosialisasi, kesadaran pentingnya deteksi dini yang kurang, atau keterlambatan melakukan deteksi dini (American Cancer,2013).

2 Tes pap smear diindikasikan pada usia wanita produktif atau wanita yang mempunyai riwayat melahirkan. Tetapi tidak disarankan untuk wanita yang belum pernah mempunyai riwayat berhubungan seksual, wanita dalam keadaan menstruasi dan minimal 2 hari pra tes telah melakukan hubungan seksual (Bureau,2010). Faktanya, wanita di seluruh dunia terutama di negara berkembang, masih jarang melakukan tes pap smear karena merasa takut hasil tes menunjukkan positif menderita kanker serviks, biaya mahal, merasa malu, atau merasa tidak cukup perlu melakukan tes skrining ( Sri, 2005),( Hyacinth, dkk. 2012). Hasil pap smear yang abnormal tidak selalu mengindikasi kanker serviks yang positif. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan atau kelainan pada sel-sel epitel yang menutupi permukaan serviks. Perubahan yang dapat terjadi baik berupa hasil negatif untuk keganasan, yang meliputi infeksi dari organisme bakteri, fungi, virus, akibat radiasi, pemakain alat kontrasepsi dan lain sebagainya. Perubahan lain yang dapat ditemukan adalah abnormalitas dari sel epitel serviks yang dapat berkembang menjadi keganasan jika tidak diterapi dengan baik. Orang yang terinfeksi HVP, akan berkembang secara gradual mulai dari pra kanker menjadi kanker. Hal ini bisa dideteksi secara dini dengan pap smear yang sampai saat ini terbukti merupakan alat skrining yang efektif untuk menurunkan kanker serviks. Hampir semua karsinoma berkembang dari prekursor perubahan epitel yang disebut CIN ( Cervical Intraepithelial Neoplasia), tetapi tidak semua berkembang menjadi kanker. Umumnya CIN akan bersifat asimptomatik dan terjadi sekitar 5 sampai 15 tahun sebelum berkembang menjadi karsinoma invasif (Agorastos, 2005).

3 Pemeriksaan sitologis dapat mendeteksi CIN sebelum timbul manifestasi klinis yang jelas. Perubahan prekanker dapat bermula dari lesi yang berderajat ringan yang berkembang menjadi lesi berderajat tinggi. Pelaporan pap smear adalah sarana komunikasi antara patolog dan klinisi sehingga harus dapat memberikan informasi yang akurat, informatif dan mempunyai korelasi yang jelas dengan sistem pengelolaan klinis serta sesuai pula dengan perkembangan ilmu. Sistem pelaporan Pap smear telah berkembang dari tahun ke tahun. Para ahli sitologi dan klinisi di bidang ginekologi telah menyadari perlunya sistem pelaporan yang dapat digunakan secara luas dan mempunyai korelasi dengan pengelolaan klinis. Pertemuan berkesinambungan di Bethesda telah melahirkan sistem pelaporan yang disebut sebagai Bethesda System. Sistem ini telah di rekomendasikan oleh WHO untuk diterapkan di seluruh dunia dan digunakan sebagai pengganti sistem pelaporan. Pengelompokkan berdasarkan Bethesda System ini bertujuan untuk mempromosikan komunikasi yang efektif dari hasil temuan sitologi yang relevan, antara temuan laboratorium dan dokter agar pasien mendapat perawatan yang sesuai dengan diagnosis (Bethesda,2004). Menurut hasil penelitian sebelumnya, berdasarkan Bethesda System 2014, prevalensi pap smear di India dengan 4.703 populasi, 3,2% yang terdiri dari 0,52% Aypical Squamous and Glandular Cell Of Undetermined Significance (ASCUS), 0,05% Atypical Squamous Cell can not exlude HSIL (ASC-H), 0,05% Atypical Glandular Cell of Undetermined Significance (AGUS),1,36% LSIL, 0,91% HSIL, dan 0,28% Squamous Cell Carsinoma. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Indonesia, menunjukkan prevalensi pap smear abnormal terdiri dari

4 LSIL, pada populasi di Surabaya dan Mojekerto 1,4% yaitu 1,1% di Puskemas Tanah Kali Kedinding, dan 2% di Rumah Sakit Mawadah, sedangkan untuk HSIL 0% (Mastutik,2015). Sampai saat ini, di Bali, sejauh yang peneliti ketahui belum ada penelitian mengenai data epidemiologi dari kanker serviks serta penelitian tentang variasi hasil pemeriksaan pap smear. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui gambaran umum kejadian kasus kanker serviks dan variasi hasil pemeriksaan pap smear tersebut.

5 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran variasi diagnosis hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan Bethesda System di Patologi Anatomi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tahun 2015? 1.3. Tujuan Untuk mengetahui gambaran variasi diagnosis hasil pemeriksaan pap smear berdasarkan Bethesda System di Patologi Anatomi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tahun 2015. 1.4.Manfaat 1.4.1. Bagi Masyarakat Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya wanita yang berisiko, semakin termotivasi untuk melakukan tes deteksi dini sehingga dapat dilakukan pencegahan sesuai dengan temuan lesi hasil tes. 1.4.2. Bagi Petugas Kesehatan Dengan data gambaran penelitian ini diharapkan petugas kesehatan, khususnya yang bertugas di patologi anatomi untuk lebih giat menggali informasi mengenai gambaran variasi diagnosis hasil pap smear, sehingga dapat menentukan derajat lesi dengan tepat guna penatalaksaan selanjutnya. 1.4.3. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat menambah ilmu mengenai pentingnya pap smear sebagai deteksi dini dan gambaran varian lesi hasil pap smear.