BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

Artik Estuari D2D307004

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekenomian saat ini, persaingan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin banyak perusahaan sekuritas yang tumbuh di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Perbandingan dividen yang di berikan ke pemegang saham dan laba

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor yang membeli suatu saham di pasar modal dan. mengorbankan konsumsinya pada masa kini mempunyai harapan agar supaya

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas Menurut Sutrisno (2009:16), Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. Menurut Irham Fahmi (2006-56), Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menjaga stabilitas finansialnya untuk selalu berada dalam kondisi yang stabil dan profit. Menurut Mahmud M. Hanafi (2001:30), Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Analisis Profitabilitas Menurut S. Munawir (2004:33), Analisis Profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 10

11 Analisis ini mengukur kinerja secara keseluruhan, yaitu perusahaan dan efisiensi dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan kekayaan. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu Return On Equity (ROE), Return On Total Asset (ROA), dan Return On Investment (ROI). Perbedaan antara Return On Equity (ROE), Return On Total Asset (ROA), dan Return On Investment (ROI) adalah sebagai berikut : Return On Total Asset (ROA) adalah dimana rasio ini merupakan perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata aktiva (average asset), dimana persentase rasio ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut : Return On Total Asset : Laba sebelum pajak x 100% Total Aktiva Return On Investment (ROI) merupakan rasio perbandingan antara pendapatan bersih (earning before interest & tax) dengan total aktiva (total asset). Return On Total Asset (ROA), dan Return On Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan, namun disini perbedaan antara Return On Investment (ROI) dan Return On Total Asset (ROA) adalah dimana Return On Total Asset (ROA) dipergunakan untuk menghitung kemampuan dari rata-rata asset perusahaan dalam mencapai keuntungan, sementara Return On Investment (ROI) dipergunakan untuk menghitung kemampuan seluruh

12 asset perusahaan dalam pencapaian keuntungan serta untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam dalam tingkat kemampuan investasi. Return On Equity (ROE) merupakan pengukuran kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Return On Equity (ROE) juga merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham, dimana persentase rasio ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut : Return On Equity (ROE) = Laba Setelah Pajak x 100% Modal Sendiri Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dibedakan antara Return On Total Asset (ROA), dan Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan menghasilkan laba dengan mempergunakan asset dari perusahaan sementara Return On Equity (ROE) merupakan modal dimiliki oleh pemegang saham atau pemilik saham. Investor yang potensial akan menganalisis dan dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan (profit) karena mereka mengharapkan dividen dan harga pasar dari sahamnya. 2.1.1.2 Alasan memilih Return On Equity (ROE) Alasan memilih Return On Equity (ROE), karena rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan khususnya bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE,

13 semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dan bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. 2.1.2 Dividen 2.1.2.1 Pengertian Dividen Menurut Tangkilisan dan Hessel (2003:227) menyatakan bahwa: Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity). Menurut Agus Sartono (2001:281) juga menyatakan bahwa: Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Menurut John J.Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey (2008:221) Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa

14 mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Dividen tunai (cash dividend) merupakan dividen yang dibayar oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya (dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividend) merupakan dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham, yang diperhitungkan untuk setiap lembarnya. Perusahaan pada umumnya akan berusaha untuk membagikan dividen secara teratur kepada pemegang saham. Kenaikan/penurunan nilai nominal dividen dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Menurut dividen signalling theory, Kebijakan dividen memberikan gambaran kinerja keuangan dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Kenaikan pembagian dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas perusahaan memberikan sinyal positif bagi pemegang saham karena memberikan gambaran yang baik mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang serta memberikan gambaran akan kemampuan perusahaan untuk dapat memberikan dividen dengan tingkat yang sama dimasa yang akan datang Kenaikan pembagian dividen yang tidak disertai dengan kenaikan profitabilitas perusahaan memberikan sinyal negatif bagi pemegang saham. Perusahaan dianggap tidak mampu melakukan reinvestasi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang.

15 Penurunan dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas perusahaan memberikan sinyal positif bagi investor. Perusahaan diperkirakan masih akan terus bertumbuh dan value pemegang saham diperkirakan masih terus berkembang dimasa yang akan datang. Penurunan dividen yang disertai dengan penurunan profitabilitas perusahaan memberikan sinyal negatif bagi investor karena perusahaan diperkirakan memiliki kinerja yang buruk dan tidak memilki prospek lagi di masa yang akan datang. Kenaikan pembagian dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas perusahaan memberikan sinyal positif bagi pemegang saham karena memberikan gambaran yang baik mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang serta memberikan gambaran akan kemampuan perusahaan untuk dapat memberikan dividen dengan tingkat yang sama dimasa yang akan datang 2.1.2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi dividen Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham menurut Sutrisno (2009:267) antara lain:

16 1. Posisi Solvabilitas Perusahaan Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur modalnya. 2. Posisi Likuiditas Perusahaan Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. 3. Kebutuhan untuk melunasi hutang Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera dibayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan, sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu, dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau dengan me-roll over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividen payout ratio.

17 4. Rencana perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba ditahan. Dengan demikian, semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividen payout rationya. 5. Kesempatan investasi Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. 6. Stabilitas pendapatan Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

18 7. Pengawasan terhadap rencana perluasan Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. 2.1.3 Return Saham 2.1.3.1 Pengertian Return Saham Menurut Abdul Halim (2003:30) Return adalah imbalan yang diperoleh dari investasi. Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return ). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (1996 : 300), return saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-ı. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham maka semakin tinggi return saham yang dihasilkan.

19 2.1.3.2 Jenis jenis return saham Dalam manajemen investasi perlu dibedakan antara Return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang (Return ekspektasi), dan return yang telah terjadi (Return realisasi). Pernyataan mengenai kedua return yaitu (Return ekspektasi), dan return yang telah terjadi (Return realisasi) dinyatakan oleh Jogiyanto Hartono (2008 :195) yaitu: Return realisasi (realized return)merupakan return yang telah terjadi. Return ini dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi juga berguna dalam penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko yang akan datang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh para investor di masa yang akan datang. Dari teori definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis return terdiri dari: 1. Realisasi Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan penghitungannya menggunakan data histori perusahaan yang berguna untuk mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi atau disebut juga return historis berguna juga untuk menentukan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa yang akan datang.

20 2. Ekspektasi Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini lebih penting dibandingkan return historis (realisasi)karena return ini yang diharapkan oleh semua investor di masa yang akan datang. Rt= ( P t- P t-ı) P t-ı Keterangan : Rt = Return saham pada periode ke t Pt = Harga saham periode pengamatan P t-ı= Harga saham sebelum periode pengamatan 2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian 2.1.4.1 Hubungan Profitabilitas (ROE) dengan Return Saham ROE yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk berkembang lebih baik. Jika perusahaan memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward berupa Price Earning Ratio yang tinggi. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi plowback ratio, maka semakin tinggi pertumbuhan, meskipun tidak selalu plowback ratio yang mengakibatkan Price Earning Ratio yang tinggi. Plowback ratio yang tinggi hanya akan meningkatkan Price Earning Ratio jika investasi yang dibiayai memberikan return saham yang

21 lebih besar dari market capitalization rate. Tetapi jika Return On Equitynya justru lebih rendah, maka akan menurunkan Price Earning Ratio dan return saham juga kan rendah. Agus Sartono (2001:87) 2.1.4.2 Hubungan Dividen Tunai dengan Return Saham Secara rata-rata pemegang saham menuntut penyesuaian hasil pengembalian (return) yang lebih tinggi terhadap risiko bagi perusahaan yang membayar dividen yang lebih besar. J. Fred Weston&Thomas E. Copeland (1997:161). 2.1.4.3 Hubungan Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai dengan Return Saham Rasio profitabilitas (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Apabila terjadi kenaikan dalam rasio ini, berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Dan, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham suatu perusahaan, sehingga akan meningkatkan return saham yang akan dibagikan kepada para investornya. Veithzal Rivai,Andria Permata,dan Ferry N. Idroes (2007:721). 2.1.5 Jurnal / Penelitian Terdahulu 1) Penelitian Sunarto (Tahun 2001) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel penelitian

22 yang digunakan adalah kelompok perusahaan manufaktur dengan kategori perusahaan yang sahamnya selalu aktif diperdagangkan di BEJ selama periode pengamatan (31 Desember 1998 sampai dengan 2000). Jumlah sampel yang diperoleh berdasarkan kategori tersebut berjumlah 92 saham perusahaan. Data sekunder diperoleh dari JSX Statistic dari beberapa publikasi (1998-2000). Teknik regresi berganda (multiple regression) digunakan untuk teknik analisis ini dengan uji hipotesis t-test dan F-test pada level of significance 5% (α=0.05). Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode 1998/2000 dan1999/2000. Keterbatasan hasil penelitian ini terletak pada jumlah sampel yang digunakan dimana sampel hanya terbatas pada sektor manufaktur dengan periode pengamatan tahunan (berdasar laporan akhir tahun perusahaan). 2 ) Penelitian Riki Martusa (Tahun 2007) Penelitian ini mengangkat isu mengenai pengaruh dividend yield dan price earning ratio terhadap return saham dengan investment opportunity set sebagai variabel moderating. Penelitian ini merupakan pengujian empiris untuk mencari apakah dividend yield dan price earning ratio berpengaruh terhadap return saham dengan investment opportunity set sebagai variabel moderating bagi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa dividend an laba ditahan telah merefleksikan penggunaan dividend yield dan price earning ratio oleh para pelaku di pasar modal (Extel 1994 dan Barker 1999). Oleh karena itu, maka perbedaan relevansi nilai yang dicari

23 didasarkan pada model penilaian yang digunakan oleh Ohlson (1995) dengan menghubungkan harga pasar per lembar saham (P) dengan nilai buku per lembar saham (BV), laba ditahan per lembar saham (RE), dan dividen per lembar saham (DV). 3) Penelitian I.G.K.A ULUPUI (Tahun 2005) Penelitian ini berjudul Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan temuan empiris tentang variabel akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan rasio keuangan pada tingkat individual terhadap return saham perusahaanperusahaan yang masuk kategori industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1999-2005. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham (Sunarto, 2001) 2 Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (IG.K.A Rasio profitabilitas(roa) dan (ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham pada perusahaan dalam sektor manufaktur selama periode pengamatan 1998-2000. Rasio likuiditas (current ratio), rasio leverage (DER), rasio aktivitas(total Asset Turn Over), Meneliti pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham Meneliti pengaruh rasio profitabilitas terhadap return saham Tempat, waktu penelitian dan rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini hanya ROE. Tempat, waktu penelitian dan rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian

24 ULUPUI:2005) 3 Pengaruh Dividen Yield dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating (Riki Martusa:2007) dan rasio profitabilitas (ROA) signifikan mempengaruhi return saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ selam periode pengamatan 1999-2000. Investment Opportunity Set secara statistik tidak mempengaruhi hubungan antara dividen yield dan price earning ratio terhadap return saham Meneliti pengaruh pembagian dividen terhadap return saham hanya rasio profitabilitas dan rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini hanya ROE Tempat, waktu penelitian dan penelitian ini dilakukan kepada beberapa objek penelitian. 2.2 Kerangka Pemikiran Kenaikan pembagian dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas perusahaan memberikan sinyal positif bagi pemegang saham karena memberikan gambaran yang baik mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang serta memberikan gambaran akan kemampuan perusahaan untuk dapat memberikan dividen dengan tingkat yang sama dimasa yang akan datang. Jika adanya reaksi harga saham yang diakibatkan dari suatu pengumuman, maka bisa diartikan bahwa pengumuman tersebut mengandung informasi. Pengumuman pembayaran dividen dikatakan mengandung informasi apabila memberikan return yang signifikan kepada pasar. Tetapi sebaliknya, apabila pengumuman pembayaran dividen tidak memberikan abnormal return yang tidak signifikan maka itu tidak mengandung informasi. Para investor umumnya

25 menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga menguragi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen. Investor mencari perusahaan yang memiliki profitabilitas, sehingga diharapkan dapat membagikan dividen yang tinggi pula, karena tingginya return saham perusahaan tersebut yang dibagikan kepada para investornya.peningkatan atau penurunan dividen akan berpengaruh terhadap return saham, karena peningkatan atau penurunan pembayaran dividen sering ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen akan prospek perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, hal ini mungkin ditafsirkan sebagai harapan manajemen akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

26 Investor Investasi Saham Analisis Fundamental Dividen Tunai Laporan Keuangan Profitabilitas (ROE) Return Saham Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Berdasarkan skema kerangka pemikiran di atas, menunjukkan bahwa profitabilitas dan dividen tunai merupakan hal penting dan faktor yang mempengaruhi return saham. Jika tingkat profitabilitas tinggi, maka dividen tunai yang akan dibagikan akan tinggi dan akan mengakibatkan return saham meningkat. Untuk dapat menguraikan lebih jelas, penulis akan menyajikan dalam paradigma penelitian :

27 Tingkat Profitabilitas ROE (X1) Lukman Dendawijaya Agus Sartono (2001:87) (2005 :119) Veithzal Rivai,Andria Permata,dan Ferry N. Idroes (2007:721). Return Saham Closing Price (Y) Abdul Halim (2003:30) Dividen Dividen Tunai (X2) Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:304) J.Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey (2008:221) Gambar 2.2 Paradigma Penelitian 2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis mencoba merumuskan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya sebagai berikut : Profitabilitas dan Dividen Tunai berpengaruh positif secara parsial dan simultan terhadap Return Saham pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.