BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang memberi wewenang (principle) yaitu pemilik atau pemegang saham dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang variabel kepemilikan manajerial, leverage, kebijakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Keagenan (Agency Teory)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

DAFTAR PUSTAKA. Arthur, J Keown, et al Prinsip-prinsip dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta. Penerbit Indeks.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB 1 dikarenakan tidak adanya pengawasan (monitoring) yang ketat terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB I PENDAHULUAN. struktur kepemilikannya memiliki hak untuk memilih dewan komisaris UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. pula pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan bagi investor dan kreditur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan empat rujukan dari penelitian terdahulu, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Pearce and Robinson,2013 : 38). Teori keagenan mengansumsikan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan pemilik seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan suatu gaji.

BAB I PENDAHULUAN. Dua komponen akrual yang utama yaitu discretionary accrual dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Eropa atau

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (principal) yang mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa

ISNI WIYATMI B

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

Verawaty*, Citra Indah Merina, Irra Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

BAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958 dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pada dasarnya tujuan semua perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dapat tumbuh secara terus menerus (going concern) dan dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013) dengan judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. saham (Brigham dan Gapenski 1996). Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan merupakan versi game theory yang memodelkan proses kontrak antara

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. yang menjelaskan hubungan kerjasama antara principal(pemilik perusahaan)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Prinsip utama dari teori keagenan adalah adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principle) yaitu pemilik atau pemegang saham dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama (Elqorni, 2009 dalam Primasari, 2011). Masalah keagenan muncul karena terdapat konflik perbedaan pendapat (kepentingan) antara pemilik (principle) dengan manajemen (agent) (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan merupakan suatu hubungan dimana pemilik perusahaan (principle) mempercayakan pengelolaan perusahaan oleh orang lain yaitu manajer (agent) sesuai dengan kepentingan pemilik (principle) dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada manajer (agent). Manajer dalam menjalankan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengelola perusahaan sebagaimana diamanahkan oleh pemilik (principle) yaitu meningkatkan kemakmuran prinsipal melalui peningkatan nilai perusahaan, sebagai imbalannya manajer (agent) akan mendapatkan gaji, bonus atau kompensasi lainnya.

16 Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang perusahaan, lebih mengetahui informasi internal, dan mengetahui prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding dengan pemilik atau pemegang saham, oleh karena itu manajer berkewajiban memberikan informasi atau sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik (Ujiyantho dan Pramuka, 2007 dalam Primasari, 2011). Tetapi informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi tersebut dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi. Kenyataannya dalam menjalankan kewajibannya pihak manajer (agent) mempunyai tujuan lain yaitu mementingkan kepentingan mereka sendiri, memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, sehingga pada akhirnya menimbulkan konflik keagenan, yaitu konflik kepentingan antara manajemen (agent) dengan pemilik atau pemegang saham (principle) (Haruman, 2007). 2.2 Struktur Kepemilikan Perusahaan Teori Keagenan (Agency Theory) berkaitan dengan masalah principal-agent dalam pemisahan kepemilikan dan kontrol dalam perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) mendefiniskan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak melalui satu atau lebih pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik dengan mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. Struktur kepemilikan merupakan berbagai macam pola dan bentuk dari kepemilikan suatu perusahaan atau persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham internal

17 dan pemegang saham eksternal (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut Haruman (2007) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam struktur kepemilikan yaitu sebagai berikut : a) Kepemilkan sebagian kecil saham perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan semata. b) Kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang saham mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan. c) Identitas pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan. d) Maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan. Struktur kepemilikan dalam suatu perusahaan terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kepemilikan publik. 2.2.1 Struktur Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial sangat bermanfaat dimana manajer juga ikut ambil bagian dalam kepemilikan saham perusahaan. Manajer kemudian akan berusaha lebih baik untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga manajer dapat menikmati sebagian keuntungan yang menjadi bagiannya tersebut. Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Diyah dan Erman, 2009). Adanya kepemilikan manajemen dalam

18 sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajerial yang meningkat. Kepemilikan oleh manajerial yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan. Shliefer dan Vishny, 1988 (dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Menurut Jensen dan Meckling (1976), ketika kepemilikan saham oleh manajemen rendah maka ada kecenderungan akan terjadinya perilaku oportunistik manajer yang meningkat akan juga. Adanya kepemilikan manajerial terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara agent dan principle diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham. Proporsi saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga semakin besar proporsi kepemilikan oleh manajerial maka manajemen akan lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang sebenarnya adalah dirinya sendiri (Faqih, 2008 dalam Primasari, 2011 ). 2.2.2 Struktur Kepemilikan Institusional Menurut Tarjo (2008) dalam Adriani (2011), kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain.

19 Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran bagi pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Adanya kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung keberadaan manajemen (Kartikawati, 2009 dalam Primasari, 2011). Selain itu dengan adanya peningkatan kepemilikan institusional menyebabkan kinerja manajerial diawasi secara optimal dan terhindar dari perilaku oportunistik. Distribusi saham antara pemegang saham dari luar seperti institusional investor juga dapat mengurangi agency cost. 2.2.3 Struktur Kepemilikan Publik Untuk mencapai tujuan utama suatu perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaannya, diperlukan pendanaan yang dapat diperoleh baik melalui pendanaan internal maupun pendanaan eksternal. Sumber pendanaan eksternal yang dimaksud di atas dapat diperoleh antara lain melalui saham dari masyarakat (publik). Untuk menggerakkan ekonomi secara riil tidak bisa hanya dari konsumsi, secara fundamental diperlukan investasi. Salah satunya adalah investasi di pasar modal.

20 Berdasarkan fakta, pasar modal Indonesia digerakkan oleh investor dengan jumlah terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia belum berakar (Nur aeni 2010). Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap pengembangan pasar modal, dengan tujuan untuk membangun pasar modal kita yang efisien dan berdaya saing kuat. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan meningkatkan proporsi kepemilikan saham oleh masyarakat (publik). Penyertaan saham oleh masyarakat mencerminkan adanya harapan dari masyarakat bahwa pihak manajemen perusahaan akan mengelola saham tersebut dengan sebaikbaiknya dan dibuktikan dengan tingkat laba dan kinerja perusahaan yang baik. Menurut Rosma (2007) dalam Nur aeni (2010) kepemilikan publik menunjukkan besarnya private information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui olehmanajer, seperti standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan perencanaan bonus, dan sebagainya. Jensen (1976) menyatakan bahwa publik mempunyai peran penting dalam menciptakan well-functioning government system karena mereka memiliki financial interest dan bertindak independen dalam menilai manajemen. Semakin besar persentase saham yang ditawarkan kepada publik, maka semakin besar pula internal yang harus diungkapkan kepada publik sehingga kemungkinan dapat mengurangi intensitas terjadinya manajemen laba.

21 2.3 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas tersebut dapat diukur menggunakan Return On Equity (ROE) dengan menggunakan rumus profitabilitas dibagi dengan total modal. Menurut Bringham dan Houston (2009), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. Profitabilitas perusahaan yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik dalam pandangan para investor yang selanjutnya akan direspon oleh para investor sebagai sinyal positif dari perusahaan dan akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Pada intinya profitabilitas suatu perusahaan merupakan gambaran yang mengukur seberapa

22 mampu perusahaan menghasilkan laba dari proses operasional yang telah dilaksanakan untuk menjamin kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang. 2.4 Harga Saham Menurut Sartono (2001:70), harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Harga saham adalah harga yang terbentuk saat penjualan saham di pasar bursa. Harga saham menjadi salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Penelitian ini menetapkan price to book value sebagai proksi harga saham perusahaan. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya terhadap prospek perusahaan di masa mendatang. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Secara umum price to book value adalah perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigham dan Gapenski,2006). Adapun yang dimaksud dengan nilai buku per saham atau book value per share adalah perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang beredar (shares outstanding) (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). Berdasarkan pengertian di atas, price to book value dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga pasar

23 saham dengan nilai buku saham. Price to book value juga menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan berada pada posisi overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). 2.5 Hubungan Struktur Kepemilikan Manajerial dengan Profitabilitas Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen. Adanya kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena mereka juga memiliki perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan antara principle dengan agent, karena dengan adanya kepemilikan manajerial, manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan dengan pemegang saham. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka manajemen akan cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri (Wahyudi dan Pawesti, 2006). Peningkatkan kepemilikan saham manajerial akan mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula

24 menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah (Mirawati, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Karena semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan memotivasi manajemen agar berusaha meningkatkan kinerja dan profitabilitas atau keuntungan perusahaan untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Penelitian Hermalin dan Weisbach (1991) dalam Wiranata dan Nugrahanti (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2.6 Hubungan Struktur Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas dengan Harga Saham Berdasarkan konsep teori keagenan, kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka manajemen akan cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham. Peningkatan kepemilikan saham oleh manajemen dapat mengurangi masalah keagenan sekaligus dapat meningkatkan profitabilitas serta harga saham perusahaan. Keinginan investor untuk membeli saham suatu perusahaan muncul ketika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan dapat tercemin dari profit yang dihasilkan perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba

25 perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan harga saham perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Sofyaningsih, 2011). Artinya bahwa kepemilikan manajerial dipercaya mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan dan dapat menaikkan harga saham perusahaan kedepannya. 2.7. PenelitianTerdahulu Tabel 2.1 PenelitianTerdahulu Judul Identitas Peneliti Alat Analisis Hasil Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan Sri Sofyaningsih, Pancawati Hardiningsih, 2011 Variabel kepemilikan manajerial terbukti mempengaruhi nilai perusahaan (PBV). Analisis Pengaruh Inseder Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan E.S. Paranita, 2007 Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan (PBV). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Sujoko dan Ugy. Soebiantoro, 2007 Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

26 Judul Identitas Peneliti Alat Analisis Hasil Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Y.A.Wiranata dan Nugrahanti, 2013. Kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan ukuran perusahaan tidak terbukti berpengaruh terhadap profitabilitas. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan : Dengan keputusan keuangan sebagai Variabel intervening. Untung Wahyudi dan Hartini P. Pawestri, 2006 Path Analysis Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. Kepemilikan Manajerial : Kebijakan Hutang, Kinerja, dan Nilai Perusahaan. Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan, 2007 Nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial lebih baik dibanding dengan rata-rata nilai perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Pengaruh Coorporate Governance dan struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan Anindhita Ira Sabrina, 2010 Tidak terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property dan Realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Mirawati, 2013 Secara simultan, variabel struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

27 Judul Identitas Peneliti Alat Analisis Hasil Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Sruktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Sri Hermuningsih, 2013 Profitabilitas, growth opportunity, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Pengaruh Coorporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Ika Surya Martsila dan Wahyu Meiranto, 2013. Kepemilikan manajerial (MOWN) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA, ROE, dan Tobins Q Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening Ria Nofrita, 2013. Path Analysis Profitabilitas dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham (PBV).