BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan 32% Papua 30% dan sebagian kecil ada di Sulawesi, Halmahera

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

Iklim Perubahan iklim

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. Lahan gambut di dunia mencapai luas 400 juta ha. Sekitar350 juta ha dari

No baik hayati berupa tumbuhan, satwa liar serta jasad renik maupun non-hayati berupa tanah dan bebatuan, air, udara, serta iklim yang saling

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tanah Gambut

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki sangat melimpah. Sumber daya alam tersebut meliputi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

I. PENDAHULUAN. air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Biomassa dan Karbon Biomassa Atas Permukaan di Kebun Panai Jaya, PTPN IV Tahun 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

D4 Penggunaan 2013 Wetlands Supplement to the 2006 IPCC Guidelines untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Indonesia.

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

Rehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

BAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB 1 PENDAHULUAN. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk pada saat

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan lingkungan luar (Baker,1979). Di dalam hutan terdapat flora

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kota sebagai pusat pemukiman, industri dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

Pengelolaan lahan gambut

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM

PENGEMBANGAN DAN KONSERVASI LAHAN GAMBUT

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lahan gambut terluas di antara negara tropis, yaitu sekitar 21 juta ha atau 10.8% dari luas daratan Indonesia. Lahan rawa gambut sebagian besar terdapat di empat pulau besar yaitu di Sumatera 35%, Kalimantan 32% Papua 30% dan sebagian kecil ada di Sulawesi, Halmahera dan Seram 3% (Radjagukguk, 1992; 1995). Lahan gambut memiliki beberapa fungsi strategis, seperti fungsi hidrologis, sebagai penambat (sequester) karbon dan biodiversitas yang penting untuk kenyamanan lingkungan dan kehidupan satwa (Bellamy, 1995). Lahan gambut tergolong lahan marginal dan fragile dengan produktivitas biasanya rendah dan sangat mudah mengalami kerusakan. Konservasi dan optimalisasi pemanfaatan lahan rawa gambut sesuai dengan karakteristiknya memerlukan informasi mengenai tipe, karakteristik, dan penyebarannya (Widjaja, 1992). Seiring maraknya kasus kebakaran pada lahan gambut di Sumatera, umumnya terjadi karena pemanasan global selama musim kering yang terimbas oleh periode iklim panas atau dikenal sebagai El Nino-Southern Oscilation (ENSO). Kebakaran hutan pada lahan gambut selama musim kering dapat disebabkan atau dipicu oleh kejadian alamiah dan kegiatan atau kecerobohan manusia (Abdullah et al., 2002). Faktor manusia yang dapat memicu terjadinya kebakaran meliputi pembukaan lahan dalam rangka pengembangan pertanian dalam skala besar, persiapan lahan oleh petani, dan

kegiatan rekreasi seperti perkemahan, piknik dan perburuan. Menurut pengalaman di Sumatera, kegiatan pembukaan dan persiapan lahan baik oleh perusahaan maupun masyarakat merupakan penyebab utama terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut. Pembukaan dan persiapan lahan oleh petani dengan cara membakar merupakan cara yang murah dan cepat terutama bagi tanah yang berkesuburan rendah. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa cara ini cukup membantu memperbaiki kesuburan tanah dengan meningkatkan kandungan unsur hara dan mengurangi kemasaman tanah (Diemont, et al., 2002). Kebakaran hutan yang terjadi di lahan gambut menyebabkan lepasnya cadangan karbon dalam tanah gambut dan masuk ke atmosfer. Karbon yang dilepaskan dalam bentuk CO2 dan CH4, merupakan gas rumah kaca penyebab terjadinya pemanasan global, yang berdampak pada perubahan iklim yang terjadi saat ini, seperti peningkatan suhu permukaan bumi, mencairnya es di kutub dan perubahan lainnya. Tidak hanya itu, pembukaan lahan gambut untuk kegiatan pertanian maupun perkebunan juga sangat perperan dalam proses kehilangan karbon. Proses oksidasi dan reduksi akibat adanya aktivitas pertanian dan perkebunan terbukti akan menghilangkan karbon dalam tanah gambut (Agus, 2009). Dari pembicaraan tentang dampak kebakaran akibat pembukaan lahan pada lahan gambut, akan mempengaruhi ekosistem dalam tanah gambut berupa akar tumbuhan dan flora serta fauna tanah, sehubungan dengan produksi enzim, CO2, dan beraneka zat organik, kehidupan dalam tanah

bertanggung jawab atas terjadinya banyak alih ragam fisik dan kimia. Sifat dan tampakan tanah mengimplikasikan kegiatan hayati ialah perbandingan C/N, kandungan bahan organik atau kandungan biomassa tiap satuan luas/volume tanah, tingkat perombakan bahan organik, pembentukan krotovina, dan permintaan oksigen (Fauzi, 2008). Perbandingan C/N berguna sebagai penanda kemudahan perombakan bahan organik dan kegiatan jasad renik tanah. Kebanyakan energi yang diperlukan untuk mempertahankan populasi tanah berfungsi dan mendukung kelangsungan proses tanah yang begitu banyak berasal dari konversi karbon organik menjadi karbon dioksida. Akan tetapi apabila perbandingan C/N terlalu lebar, berarti ketersediaan C sebagai sumber energi berlebihan menurut perbandingannya dengan ketersediaan N bagi pembentukan protein mikroba, kegiatan jasad renik akan terhambat (Tejoyuwono, 1998). Hubungan antara karbon dan nitrogen di dalam tanah sangat penting. Hubungan ini dinyatakan dengan istilah C/N di dalam lapisan olah tanah C/N berkisar antara 8 : 1 sampai 15 : 1 dan nilai rata-ratanya sekitar 10 12. Nisbah karbon dan nitrogen (C/N) mempunyai arti penting misalnya apakah terjadi kompetisi antara jasad renik dan tanaman terhadap kebutuhan unsur hara nitrogen. Selanjutnya C/N berguna untuk mengetahui tingkat pelapukan dan kecepatan penguraian bahan organik serta ketersediaanya unsur hara nitrogen di dalam tanah (Bachtiar, 2006). Rasio Karbon-Nitrogen (C/N) merupakan cara untuk menunjukkan gambaran Nitrogen relatif. Rasio C/N dari bahan organik merupakan petunjuk

kemungkinan kekurangan nitrogen dan persaingan diantara mikroba-mikroba dan tanaman tingkat tinggi dalam penggunaan nitrogen tersedia dalam tanah (Foth, 1991). Sampai saat ini penelitian tentang analisia kandungan unsur hara karbon organik dan nitrogen (C/N) pada tanah gambut bekas kebakaran dan tanah gambut di hutan sekunder di Provinsi Jambi belum pernah dilakukan. Padahal penelitian tersebut penting artinya untuk mengetahui karakteristik hutan rawa gambut secara alami. Untuk itu pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah seberapa besar perbandingan kandungan unsur hara karbon organik dengan nitrogen (C/N) pada tanah gambut di Muaro Jambi (bekas kebakaran) dan tanah gambut di Tanjung Jabung Barat (hutan sekunder) di Provinsi Jambi berdasarkan perbedaan sejarah kebakarannya. 1.2 Perumusan Masalah Kebakaran hutan yang terjadi pada lahan gambut di Provinsi Jambi akibat kegiatan pembukaan lahan dengan cara bakar, menyebabkan dampak yang akan mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah gambut. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian kimia tanah gambut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebakaran terhadap kandungan unsur hara yang terdapat di dalam tanah gambut. Salah satu hal yang dapat diteliti adalah Nisbah C/N pada tanah gambut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebakaran terhadap tingkat kesuburan tanah gambut. 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh kebakaran terhadap kandungan Nisbah C/N pada tanah gambut di Muaro Jambi (bekas kebakaran) dan tanah gambut di Tanjung Jabung Barat (hutan sekunder) di Provinsi Jambi. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat berupa pengetahuan tentang karakteristik hutan rawa gambut secara alami dari pengaruh kebakaran terhadap adanya kandungan Nisbah C/N pada tanah gambut di Muaro Jambi (bekas kebakaran) dan tanah gambut di Tanjung Jabung Barat (hutan sekunder) di Provinsi Jambi.