Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKANAN, TEMPERATUR DIE PADA PROSES SQUEEZE CASTING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PISTON BERBASIS MATERIAL BEKAS

Pengaruh Tekanan dan Temperatur Die Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Komersial Lokal

ANALISA SIFAT MEKANIS PISTON BEKAS HASIL PROSES TEMPA

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN PADA PENGECORAN SQUEEZE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALMINIUM DAUR ULANG (Al 6,4%Si 1,93%Fe)

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

PENGEMBANGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU KAMPAS REM KENDARAAN BERMOTOR BERBAHAN ALUMUINUM DAUR ULANG

STUDI PEMBUATAN PROTOTIPE MATERIAL PISTON BERBASIS PISTON BEKAS DENGAN PENYISIPAN ST 60 DAN BESI COR SERTA PENAMBAHAN ADC 12

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

Analisis Parameter Proses Pengecoran Squeeze Terhadap Cacat Porositas Produk Flens Motor Sungai

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

ISSN hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA

PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN HASIL PENGECORAN PADA MATERIAL ALUMINIUM DAUR ULANG

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1 Sistem Saluran

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN CORAN PADUAN Al-Mg-Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

Kekuatan Tarik Dan Porositas Silinder Al-Mg-Si Hasil Die Casting Dengan Variasi Tekanan

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

ADC 12 SEBAGAI MATERIAL SEPATU REM MENGGUNAKAN PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING DENGAN VARIASI TEMPERATUR PENUANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

METODOLOGI. Langkah-langkah Penelitian

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

Pencegahan Terjadinya Retak Panas pada Proses Pengecoran Squeeze Benda Tipis Al-Si

Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR

BAB IV HASIL PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA.319-T6 AKIBAT PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AGING PADA PROSES PRECIPITATION HARDENING

Transkripsi:

Pengaruh Tekanan, Temperatur Die Pada Proses Squeeze Casting Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Pada Material Piston Berbasis Material Piston Bekas Fuad Abdillah Dosen PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Squeeze casting sering juga disebut dengan liquid metal forging, merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu proses dimana logam cair didinginkan di dalam cetakan tertutup sambil diberi tekanan luar yang biasanya berasal dari tenaga hidrolik. Terjadinya kontak antara logam cair dengan punch dan die pada saat penekanan memungkinkan terjadinya perpindahan panas yang cukup cepat. Ini akan menghasilkan struktur mikro yang lebih homogen serta perbaikan sifat mekanik. Material yang digunakan untuk pengujian ini dan sekaligus sebagai pembanding diambil dari produk piston Dhaihatsu dengan komposisi. 10.7 wt% Si, 0,981 wt% Cu, 2,29 wt% Ni, 1,15 wt% Mg, 0.46 wt% Fe, 0.041 wt% Mn,2,29 wt% Ni, 0.007 wt% Pb, 0.016 wt% Sn, 0.0162 wt% Ca dan selebihnya Al. Material dilebur pada 750 o C, benda uji dibuat dengan menggunakan teknik squeeze casting dengan jalan memvariasikan tekanan, temperature dan artificial Aging. Selanjutnya benda uji dikarakterisasi berupa kekerasan, porositas dan struktur mikro. Pada pengujian yang dilakukan, laju pendinginan material akibat pengaruh tekanan dan temperatur die sangat signifikan pengaruhnya terhadap perbaikan sifat benda uji. Dari hasil pengamatan, proses ini mampu menurunkan porositas sampai 83,00 % dan memperbaiki kekerasan sebesar 5.42 % setelah dilakukan perlakukan panas T6. Tekanan serta temperatur die optimal didapatkan pada 70 100 MPa dan 400 450 0 C. Kata kunci: pengecoran squeeze, struktur mikro, kekerasan 1. Pendahuluan Pengecoran squeeze, yang juga dikenal dengan istilah penempaan logam cair, merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu proses dimana logam cair didinginkan di dalam cetakan tertutup sambil diberi tekanan luar yang biasanya berasal dari tenaga hidrolik. Tekanan yang diberikan serta kontak langsung antara logam cair dengan dinding cetakan akan menyebabkan terjadi perpindahan panas secara cepat yang memungkinkan untuk menghasilkan produk cor dengan porositas rendah serta memiliki ukuran butir yang halus dengan sifat mekanik yang mendekati produk tempa umumnya Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 91

Penelitian pertama mengenai pengaruh tekanan terhadap perilaku logam cair (Al- Si)selama proses pendinginan dilakukan oleh Welter pada tahun 1931. Sejak itu tidak ada lagi penelitian yang mengenai squeeze casting hingga tahun 1960, yaitu penelitian mengenai sifat struktur paduan aluminium A356 setelah dilakukan Squeeze casting dengan berbagai kondisi pengecoran [2].Yue et al.[2], mengelompokkan pengecoran squeeze menjadi dua kelompok berdasarkan mekanisme pengisian logam cair ke dalam die, yaitu: direct squeeze casting (DSC) dan indirectsqueeze casting (ISC). Penelitian ini menggunakan proses direct squeeze casting(dsc). 2. Prosedur Penelitian 2.1 Material Bahan paduan untuk pembuatan benda uji diambil dari produk piston bekas Dhaihatsu. Piston tersebut dipotong menjadi beberapa bagian dimana sebagian untuk karakteristik awal dan sebagian yang lain untuk pembuatan ingot. Ingot ini akan menjadi bahan baku untuk pembuatan prototipe (benda uji) dengan proses DSC. 2.2 Pembuatan Ingot Pembuatan ingot bertujuan untuk memudahkan membuat benda uji dan mengontrol volume cairan logam yang merupakan salah satu parameter proses pengecoran squeeze.adapun prosedur pembuatan ingot sebagai berikut: Pemanasan awal dapur induksi (furnace) pada temperatur 100 o C. Menimbang potongan piston masing-masing seberat 5 gram, lalu dimasukkan ke dalam cawan tuang. Memasukkan cawan tuang ke dalam furnace,dan temperatur diatur 750 o C. Setelah temperatur mencapai 750 o C, mengaduk cairan logam dengan kawat nikelin, dan ditahan selama lebih kurang tiga puluh menit. Selanjutnya mendinginkan ingot pada temperatur ruang. 2.3 Pembuatan Benda Uji Untuk mewakili bentuk piston, benda uji dibuat berbentuk cup, Prosedur pembuatan benda uji sebagai berikut: Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 92

1.Persiapan material piston bekas sebelum dilebur dibersihkan dengan menggunakan larutan pembersih, dipoles dengan lembar abrasif untuk menghilangkan oksidasi permukaan dan kerak hasil pembakaran pada ruang bakar 2.Membuat ingot dengan menghancurkan piston bekas menjadi kecil-kecil untuk dijadikan ingot. Terlebih dahulu menimbang potongan piston bekas menjadi masingmasing 5 gram kemudian berlanjut pada pemanasan pada furnace. 3. Pemanasan awal furnace pada temperatur 100 0 C, Pembuatan benda uji memerlukan 2 furnace, satu untuk memanaskan die dan punch, yang lain untuk meleburkan ingot. 4. Meleburkan ingot pada temperatur 750 o C, dan ditahan selama 30 menit kemudian mengaduk dengan menggunakan kawat nikelin. 5. Memanaskan die dan punch yang telah diolesi dengan colloidal graphite pada temperatur 350 O C,400 0 C,500 o C dan ditahan selama 15 menit.. 6. Menuangkan logam cair ke dalam die pada temperatur 700 o C, lalu punch dimasukan dan langsung dipindahkan ke peralatan press 7. Melakukan penekan sampai 70,80,100,120 Mpa dengan durasi penekanan 75 detik. 8. Mengeluarkan benda uji dari die. 9. Membersihkan die dan punch untuk pembuatan benda uji selanjutnya. 10.Perlakuan panas (heat treatment) dilaksanakan Setelah bahan uji yaitu piston sudah selesai semua dari beberapa variasi tempertur dan tekanan baru dilakukan proses heat treatmen dengan beberapa modifikasi berikut ini : a. Dipanaskan pada temperatur 503 K (230 o C) selama 7 jam, diquench dengan udara. b. Dipanaskan pada temperatur 773 K (500 o C) selama 9 jam, diquench dengan air dan dilakukan tempering pada temperatur 473 K (200 o C) diquench dengan udara. 3. Pembahasan 3.1 Kekerasan Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan benda uji pada tekanan konstan menurun dengan semakin tingginya temperatur die. Kekerasan maksimum sebesar 115 kg/mm 2 terjadi pada temperatur 450 o C dengan tekanan 70 MPa (as cast). Kenyataan ini Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 93

menunjukkan bahwa perubahan temperatur die sangat signifikan pengaruhnya terhadap kekerasan produk hasil direct squeeze casting. Hal ini mungkin disebabkan pada temperatur die 450 o C pembekuan terjadi dengan laju pendinginan yang lebih besar. Selain karena penerapan tekanan, peningkatan kekerasan dan kekuatan produk juga disebabkan perbaikan struktur mikro. Efek ini sama dengan meningkatnya laju pendinginan akibat meningkatnya laju perpindahan panas antar muka material dengan cetakan. Gambar2. Pengaruh Temperatur Die dan Tekanan Terhadap Kekerasan Penerapan perlakuan panas dan artificial aging (T6) terhadap benda uji dengan tekanan 70 MPa, mengalami kenaikan kekerasan hingga 134 kg/mm 2 pada temperatur die 450 o C. Jika dibandingkan dengan kekerasan rata-rata piston komersial lainnya, sebesar 127 kg/mm 2, penerapan perlakuan panas mengalami kenaikan kekerasan sebesar 5,29%. Sedangkan benda uji pada 70 MPa dengan temperatur die 500 0 C setelah dilakukan perlakuan panas (T6) terjadi kenaikan kekerasan sebesar 26,92%.Pada temperatur die 500 0 C, kekerasan maksimum terjadi pada tekanan 100 MPa serta kekerasan minimum terjadi pada tekanan 70 MPa. Berdasarkan gambar 3, kekerasan pada tekanan konstan 130 MPa lebih rendah dibandingkan dengan tekanan yang lain. Hal ini cukup mendukung argumen yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya bahwa koefisien perpindahan panas mencapai nilai maksimum pada tekanan 100 MPa [2]. Namun demikian,fenomena Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 94

ini hanya terjadi pada temperatur die 500 0 C. Sementara itu, pada temperatur die 400 O C dan 450 0 C tidak terjadi, hal ini mungkin disebabkan peningkatan laju pendinginan material pada tekanan 100 MPa, tidak sebanding dengan peningkatan laju pendinginan pada tekanan 70 MPa. 3.2 Struktur Mikro Berdasarkan jumlah kandungan Si pada material piston Dhaihatsu sebesar 12,62 % menunjukkan bahwa paduan masih berada pada kondisi aluminium silikon eutektik. Hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik (gambar 3) memperlihatkan bahwa struktur hypoeutektik terdiri dari dendrit aluminium primer yang dikelilingi oleh campuran eutektik aluminium silikon. Gambar 3. Microstruktur dan porositas dari produk piston berbasis piston bekas Gambar 4. Benda uji hasil direct squeeze Casting pada tekanan 70 MPa Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 95

Karena pada uji komposisi terlihat adanya unsur Ca sebesar 0,006 %, merupakan unsur yang berfungsi sebagai penghalus butir hypoeutektik. Adanya unsur penghalus butir seperti Ca pada paduan eutektik Al-Si, akan menyebabkan struktur eutektik bergeser ke kanan sehingga struktur tersebut berubah menjadi hypoeutektik [6]. Ada dugaan bahwa munculnya pertumbuhan dendrit akibat laju pendinginan yang rendah saat solidifikasi.perubahan temperatur die sangat signifikan pengaruhnya terhadap perubahan ukuran dari fasa silikon primer (gambar 4). Pada temperatur die 400 0 C terlihat fasa silikon lebih kecil dibandingkan dengan fasa silikon hasil proses dengan temperatur die 450 0 C dan 500 0 C Gambar 4. Pengaruh temperaturbdan beban penekanan terhadap ukuran fasa silikon primer secara visual dengan mikroskop optik pada suhu 350 o C dan tekanan 70 Mpa. Gambar 5. Pengaruh temperaturdan beban penekanan terhadap ukuran fasa silikon primer secara visual dengan mikroskop optik pada suhu 400 o C dan tekanan 80 Mpa. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 96

Gambar 6. Pengaruh temperaturdan beban penekanan terhadap ukuran fasa silikon primer secara visual dengan mikroskop optik pada suhu 450 o C dan tekanan 80 Mpa Ukuran dari fasa silikon primer membesar dengan naiknya temperatur die dimana ukuran fasa paling besar didapatkan pada temperatur die 500 0 C. Penerapan tekanan sampai 120 Mpa pada temperatur die 450 dan 500 0 C tidak berpengaruh terhadap perbaikan ukuran fasa silikon. Fenomena ini jelas sekali bahwa dengan meningkatnya laju pendinginan, pertumbuhan fasa silikon primer terhalang akibat terbentuknya kristal aluminium yang membungkus kristal silikon sehingga menghasilkan distribusi yang relatif lebih merata terhadap pertumbuhan matrik. 3.3 Porositas Hasil pengamatan dengan mikroskop optik memperlihatkan bahwa pada piston Dhaihatsu ditemukan adanya shrinkage porosity. Sedangkan benda uji hasil DSC tidak memperlihatkan adanya shrinkage porosity.penerapan tekanan selama solidifikasi pada squeeze casting mengakibatkan tekanan hidrogen akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan tekanan luar sehingga pembentukan nukliasi gelembung gas tidak terjadi dan hidrogen terjebak atau larut dalam cairan logam serta dipaksa keluar lewat ventilasi die. Pengaruh temperatur die terhadap prosentase porositas tidak terlalu signifikan meskipun terlihat adanya kecenderungan naik seperti pada temperatur 450 o C dan 500 o C. Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 97

4. Kesimpulan Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil produk squeeze casting terutama sifat kekerasan mengalami peningkatan sebesar 5,30 % setelah dilakukan perlakuan panas dengan T6 2. Kekerasan produk (benda uji) hasil direct squeeze casting (DSC) sangat dipengaruhi oleh penyetelan (setting) kombinasi tekanan dan temperatur die. Tekanan yang optimal pada proses ini diantara 70 100 MPa, dan temperatur die antara 450 0 C. 3. Laju pendinginan sangat signifikan pengaruhnya terhadap perbaikan struktur mikro. Secara visual, hasil struktur mikro optimal didapatkan pada penerapan tekanan sebesar 70 MPa dengan temperatur die 450 0 C 4. Metode Direct squeeze casting secara signifikan dapat pengurangi cacat porositas yaitu sebesar 85,00 % DAFTAR PUSTAKA 1. Budinski., 2001, Engineering Materials Properties and Selection, PHI New Delhi, pp. 517 536. 2. Cole, G S., and Sherman, A. M., 1995, Light weight materials for automotive applications, Material Characterization, 35 (1) pp. 3 9. 3. Durrant, G., Gallerneault, M., Cantor, B.,1996, Squeeze cast aluminum reinforced with mild steel inserts J Mater Science, 31 pp. 589 602. 4. Haque, M. M., et al., 2001, study on wear properties of aluminum silicon piston alloy, J Material processing technology, 118 pp. 69 73. 5. Kim, W. J., et al 2005, Corrosion performance of plasma sprayed Cast Iron coatings on Aluminum alloy for automotive component, Surface coating and Technology, 200 pp 1162-67. 6. Noorsy. [2007], impor Aluminium akan melonjak, Sinar Harapan, 5542... 7. Smith, F. William. 1995. Material Science and engineering. (second edition). New York: Mc Graw- Hill inc. 8. Surdia, Tata & Saito, Shinroku. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik. (edisi kedua). Jakarta: Pradnya Paramita. 9. Viala,V. C., Peronnet. M., Bosselet F., Bouix, J., 2002, Interface chemistry in aluminum alloy with iron base inserts, Composites, Part A, 33, pp. 1417 1420 10. Vaillant,P., Petitet, J. P.,1995, Interactions under hydrostatic pressure of mild steel with liquid aluminum alloys,.jmater Science 30 pp 4659 4668 Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 98

11. Wang,Y.,et al, 2005, Scuffing resistance of coated piston skirts run against cylinder bores, Wear 259, pp. 1041 1047 Gardan. Vol. 1 No.1, Juli 2012 99