MANIPULASI ORGAN GOLGI TENDON UNTUK MENGURANGI TINGKAT SPASTISITAS OTOT-OTOT PENGGERAK LENGAN PASCA STROKE INFARK

dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah transisi epidemiologi, dimana masih tingginya jumlah kejadian

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics) 2010, orang dengan serangan stroke berulang (NCHS, 2010).

INTERVENSI ULTRA SOUND

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

PENINGKATAN KECEPATAN JALAN DAN KESEIMBANGAN USIA LANJUT MENGGUNAKAN MODEL AQUATIC EXERCISE DAN LAND EXERCISE THERAPY

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan.

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

ABSTRAK. I Wayan Suadnya Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu/quasy eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan aktivitas fisik seseorang. Penurunan aktivitas fisik dan

Dwi Rosella Komalasari 1, Ali Ahyar Ridha 2

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN KONTRAKSI ISOMETRIK VOLUNTER DENGAN ATAU TANPA ELECTRICAL MUSCLE STIMULATION PADA KEKUATAN KONTRAKSI OTOT LENGAN BAWAH

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LATIHAN STATIC STRETCHING DAN LATIHAN RECIPROCAL INHIBITION UNTUK PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

PENGARUH PENAMBAHAN TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF PADA TERAPI LATIHAN TERHADAP PENURUNAN NYERI POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk mengatasi keluhan pada post stroke non haemoragik

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

ABSTRAK. PENGARUH MANISAN DAGING BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt.) TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN PADA LAKI-LAKI DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

STUDI PERBANDINGAN BERBAGAI MACAM METODE LATIHAN PEREGANGAN DALAM MENINGKATKAN KELENTUKAN

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

PENGARUH EDUKASI CERAMAH BOOKLET DAN METODE PENDAMPINGAN TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA PASIEN KANKER DITINJAU DARI DUKUNGAN KELUARGA TESIS

PENGARUH DURASI STATIC STRETCHING OTOT HAMSTRING TERHADAP PENINGKATAN EKSTENSI SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA DI POSYANDU SERANGAN DESA BLULUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

PENGARUH PEMBERIAN ISCHEMIC COMPRESSION DAN STRETCHING TERHADAP PENURUNAN NYERI SINDROMA MIOFASIAL UPPER TRAPEZIUS PADA PENJAHIT WANITA

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO2MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

PENGARUH AROMATERAPI DALAM RUANG SNOEZELEN TERHADAP KONTROL SPASTISITAS ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI DI YAYASAN SAYAP IBU YOGYAKARTA

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

PENGARUH STRETCHING DAN STRENGTHENING CORE MUSCLE TERHADAP PENURUNAN DYSMENORRHEA PRIMER

PENGURANGAN NYERI MENGGUNAKAN LATIHAN OTOT QUADRICEPS DAN TENS DENGAN LATIHAN OTOT QUADRICEPS DAN FISIOTAPING PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPING PADA TERAPI LOW BACK PAIN MYOGENIC TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL DI RSU ADE MUHAMMAD DJOEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

SKRIPSI AUTO STRETCHING

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN ROM AKTIF ASISTIF SPRING GRIP TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK

Kata kunci: pendidikan kesehatan, ROM, motivasi, keluarga, stroke.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) PASCA CEDERA BAHU TERHADAP PERBAIKAN RANGE OF MOTION (ROM) E-JOURNAL

Ni Made Sulasih RSUP Sanglah Denpasar, Juni 2012 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

PENGARUH PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

PENGARUH LOMPAT TALI (ROPE JUMP) TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DI SDN LOSARI 153 SURAKARTA

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

MANIPULASI ORGAN GOLGI TENDON UNTUK MENGURANGI TINGKAT SPASTISITAS OTOT-OTOT PENGGERAK LENGAN PASCA STROKE INFARK Muhammad Mudatsir Syatibi, Suhardi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi Abstract: Manipulation, GTO, Spasticity. Stroke is a syndrome which is attacked rapidly and happening more than 24 hours and causing cerebral function problem. Stroke make someone get daily activity problem because of the spasticity. One of treatment to decrease the spasticity is Golgi Tendon Organ (GTO) manipulation which can reduce muscle s tones that higher than normal. The aim of the study: is to knowing the effect of GTO manipulation in decreasing arm muscle spasticity for non haemorhagic stroke. Method: is two groups pre and post test design. Location and time research: is in Physical Therapy Unit of Dr. Moewardi Hospital Surakarta. Research Subject: are all of stroke patients in Dr. Moewardi Hospital who turned into inclusion and exclusion criteria, n=15 subject in I group and n= 14 subjects in II group. Analyze: Hipotesis test with non parametric test are Wilcoxon test dan Mann Whitnet test. Conclusion: (1) GTO manipulation can decrease arm muscle spasticity for right non haemorhagic stroke (p=0,000), (2) GTO manipulation can decrease arm muscle spasticity for left non haemorhagic stroke (p=0,001), and (3) no different effect of GTO manipulation to decrease arm muscle spasticity for non haemorhagic stroke between right and left side (p=0,353). Keyword: Manipulation, GTO, Spasticity Abstrak: Manipulasi, GTO, Spastisitas. Stroke adalah sindrom yang menyerang dengan cepat dan terjadi lebih dari 24 jam dan menyebabkan masalah fungsi otak. Stroke membuat seseorang mendapatkan masalah aktivitas sehari-hari karena kelenturan tersebut. Salah satu pengobatan untuk menurunkan spastisitas adalah Golgi Tendon Organ (GTO) manipulasi yang dapat mengurangi nada otot yang lebih tinggi dari normal. Tujuan dari penelitian ini: adalah untuk mengetahui pengaruh manipulasi GTO dalam menurunkan lengan kelenturan otot untuk stroke non haemorhagic. Metode: dua kelompok pra dan pasca uji desain. Lokasi dan waktu penelitian: dalam Physical Therapy Unit Dr. Moewardi Rumah Sakit Surakarta. Subyek penelitian: semua pasien stroke di Rumah Sakit Dr. Moewardi yang berubah menjadi kriteria inklusi dan eksklusi, n = 15 subjek dalam I kelompok dan n = 14 subyek dalam kelompok II. Menganalisis: Uji Hipotesis dengan uji non parametrik adalah uji Wilcoxon tes Dan Mann Whitnet. Kesimpulan: (1) manipulasi GTO dapat menurunkan lengan kelenturan otot untuk benar stroke yang haemorhagic non (p = 0,000), (2) manipulasi GTO dapat menurunkan lengan kelenturan otot untuk meninggalkan stroke yang haemorhagic non (p = 0,001), dan (3) tidak berbeda pengaruh manipulasi GTO untuk mengurangi kelenturan otot lengan untuk stroke non haemorhagic antara kanan dan kiri (p = 0.353) 15

16 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 1, No 1,Mei 2016, hlm 01-74 Kata Kunci : Manipulasi, GTO, Spastisitas PENDAHULUAN Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia, terdapat Klasifikasi stroke menurut Ginsberg adalah: (1) non hemoragik yang disebabkan oleh emboli dan atau trombus; dan (2) hemoragik yang disebabkan atau didahului adanya hipertensi kronis. Menurut Sukarno dkk. (1987) hampir dua pertiga penderita stroke yang hidup (survive) menyandang disabilitas hemiparesis karena adanya kontraksi involunter tonus otot berupa spastisitas otot pada sisi tubuh yang lemah sampai 18 bulan atau lebih, dan selama itulah penderita hemiparesis akan bergantung terhadap orang lain dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS) untuk memenuhi kebutuhan dasar sebagai mahluk hidup. Setiap proses pergerakan tidak lepas dari peranan muscle spindle dan GTO yang merupakan Proprioceptor daya regang otot (Robergs & Keteyian, 2003). Golgi Tendon Organ (GTO) adalah receptor regang yang terletak di dalam tendon otot, tepat di luar perlekatannya pada serabut otot tersebut. Refleks GTO terjadi akibat tegangan otot yang berlebihan, dimana sinyal dari GTO merambat ke spinal cord yang menyebabkan terjadinya hambatan respon (negative feed-back) terhadap kontraksi otot yang terjadi sehingga dapat mencegah terjadinya sobekan otot sebagai akibat tegangan yang berlebihan. GTO juga bekerja sama dengan muscle spindle untuk mengontrol seluruh kontraksi otot dalam pergerakan tubuh. sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun, dan sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan. Selama dekade terakhir telah terjadi Sinyal dari golgi tendon organ dihantarkan ke medula spinalis untuk menimbulkan efek inhibisi dari golgi tendon organ yang menyebabkan relaksasi seluruh otot secara tiba-tiba ketika terjadi kontraksi atau regangan yang kuat pada suatu tendon. Keadaan ini menyebabkan suatu refleks seketika yang menghambat kontraksi otot sehingga tegangan dengan cepat berkurang (Robergs & Keteyian, 2003). Berdasarkan efek inhibisi dari golgi tendon organ yang menyebabkan relaksasi seluruh otot yang teregang, peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan tujuan mengurangi tingkat spastisitas otot-otot penggerak lengan pasien pasca stroke infark melalui teknik manipulasi GTO. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain two groups pre and post test design. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Fisioterapi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Muwardi Surakarta dan dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Mei 2015. Subjek penelitian adalah semua pasien dengan diagnosis stroke infark yang berobat ke Unit Fisioterapi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Muwardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi : (1) spastik hemiparese akibat stroke infark, (2) hemiparese unilateral, (3) tidak memiliki komplikasi penyakit metabolik dan organ dalam, (4) usia 40

Muhammad Mudatsir, Manipulasi Organ Golgi Tendon 17-75 tahun, dan (5) bersedia menjadi sampel penelitian. Kriteria eksklusi : (1) hemiparese bilateral, (2) hemiparese bukan akibat stroke, (3) memiliki faktor risiko stroke ulang yang sedang - tinggi, (4) memiliki komplikasi penyakit selain stroke dan sedang memiliki penyakit kulit atau infektif, (5) menggunakan saturasi oksigen, (6) tidak mampu melakukan komunikasi verbal, dan (7) tidak memenuhi jumlah latihan yang ditentukan. Adapun kriteria drop out adalah : (1) tidak mengikuti latihan lebih dari 3 kali, dan (2) tidak hadir saat evaluasi. Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah blanko pemeriksaan dasar dan pengukuran spastisitas dengan skala asworth. Subjek penelitian baik pada kelompok I maupun II diberikan intervensi yang sama yaitu manipulasi organ golgi tendon yang dilakukan 8x secara berturut - turut. Setelah data dikumpulkan baik pre test maupun post test, dianalisis menggunakan bantuan software SPSS. Skala data pengukurannya adalah numerik dengan jenis penelitian komparatif. Data pada penelitian ini merupakan data berpasangan 2 kelompok. Subjek pada penelitian ini kurang dari 30, maka diasumsikan bahwa data berdistribusi tidak normal, maka untuk uji hipotesis mengunakan uji beda. Untuk uji beda dalam kelompok digunakan Wilcoxon test dan untuk uji beda antar kelompok baik untuk data awal maupun data akhir, digunakan Mann-Whitney test. HASIL PENELITIAN Karakteristik subjek berdasarkan usia pada kelompok I yaitu, rentang usia 36-0 tahun dengan rerata 54,13 tahun, sedangkan kelompok II memiliki rentang usia antara 39-75 Tabel 1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia Kel n Usia Mi Ma SD Mean I 15 36 70 11,45 54,13 II 14 39 75 9,801 57,29 Karakteristik subjek berdasar-kan tingkat pendidikan pada kelompok I terdapat 4 subjek lulusan SD, 7 subjek lulusan SMA, dan 4 subjek lulusan PT. Sedangkan pada kelompok II terdapat 4 subjek lulusan SD, 5 subjek lulusan SMA, dan 5 subjek lulusan PT. Tabel 2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan n Ke l I 15 4 (26, 67) II 14 4 (28, 57) Tingkat Pendidikan SD (%) SMP SMA (%) - 7 (46, 67) - 5 (35, 71) PT (%) 4 (26,6 7) 5 (35,7 1) Karakteristik subjek berdasarkan lama menderita stroke kelompok I yaitu antara 1-36 bulan dengan rerata 10,47 bulan, sedangkan lama menderita stroke subjek pada kelompok II yaitu antara 2-48 bulan dengan rerata 11,29 bulan. Tabel 3 Karakteristik Subjek Berdasarkan Lama Menderita Stroke Kel n Lama Menderita Stroke (bulan) Mi Ma SD. Mean I 15 1 36 10,113 10,47 II 14 2 48 12,994 11,29 Pada kelompok I, pengukuran spastisitas sebelum dan setelah intervensi diperoleh hasil : (1) 5 subjek dengan nilai asworth 4 menjadi 2, (2) 7 subjek dengan nilai asworth 3 menjadi

18 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 1, No 1,Mei 2016, hlm 01-74 2, dan (3) 3 subjek dengan nilai asworth 3 menjadi 1. Tabel 4 Keadaan Subjek Sebelum- Setelah Kelompok I Sebelum Setelah Frek 4 2 5 3 2 7 3 1 3 Pada kelompok II, pengukuran spastisitas sebelum dan setelah intervensi diperoleh hasil : (1) 5 subjek dengan niali asworth 4 menjadi 2, (2) 4 subjek dengan nilai asworth 3 menjadi 2, dan (3) 5 subjek dengan nilai asworth 3 menjadi 1. Tabel 5 Keadaan Subjek Sebelum- Setelah Kelompok II Sebelum Setelah Frek 4 2 5 3 2 4 3 1 5 Uji homogenitas data pre test kelompok I dan II dengan uji Mann Whitney diperoleh nilai p = 0,895, berarti dapat dimaknai bahwa kondisi spastisitas awal/sebelum intervensi pada kedua kelompok adalah identik. Tabel 6 Hasil Uji Beda Mann Whitney Nilai Spastisitas Pre Kelompok I dengan Kelompok II Nilai Asworth Pre p Keterangan 0,895 Tidak ada perbedaan secara bermakna Uji hipotesis I, uji beda nilai asworth sebelum dan setelah intervensi pada kelompok I menggunakan uji Wilcoxon diperileh nilai p = 0,000 yang berarti bahwa pemberian manipulasi organ golgi tendon dapat menurunkan spastisitas pada subjek kelompok I. Tabel 7 Hasil Uji Wilcoxon Nilai Spastisitas Sebelum dan Setelah pada Kelompok I Nilai Asworth Setelah - Sebelum p Keterangan 0,000 Ada pengaruh intervensi terhadap penuruan spastisitas secara bermakna. Uji hipotesis II, uji beda nilai asworth sebelum dan setelah intervensi pada kelompok II menggunakan uji Wilcoxon diperileh nilai p = 0,001 yang berarti bahwa pemberian manipulasi organ golgi tendon dapat menurunkan spastisitas pada subjek kelompok II Tabel 8 Hasil Uji Wilcoxon Nilai Spastisitas Sebelum dan Setelah pada Kelompok II Nilai Asworth Setelah - Sebelum p Keterangan 0,001 Ada pengaruh intervensi terhadap penuruan spastisitas secara bermakna. Uji hipotesis III, hasil uji beda nilai asworth setelah intervensi pada kelompok I dan kelompok II, menggunakan uji Mann Whitney diperoleh nilai p = 0,353 yang berarti tidak ada perbedaan secara bermakna antara rerata nilai asworth pasien pasca stroke sisi kanan dengan rerata nilai asworth pasien pasca stroke sisi kiri. Tabel 9 Hasil Uji Beda Mann Whitney Nilai Spastisitas Post Kelompok I dengan Kelompok II Nilai Asworth Pre p Keterangan 0,895 Tidak ada perbedaan secara bermakna PEMBAHASAN Berdasarkan data pada tabel 5.10 dan 5.11, diketahui bahwa ada

Muhammad Mudatsir, Manipulasi Organ Golgi Tendon 19 perbedaan yang bermakna rerata nilai asworth antara sebelum dan setelah intervensi (p value < 0,05) pada masing-masing kelompok. Sedangkan dari tabel 5.12 dapat diketahui bahwa setelah diberikan intervensi 8 kali, rerata nilai asworth pada kelompok I dan kelompok II tidak ada perbedaan yang bermakna. Hal ini berarti manipulasi organ golgi tendon memberikan pengaruh yang sama (menurunkan tingkat spastisitas) baik pada pasien pasca stroke dengan hemiparese kanan maupun pasien pasca stroke dengan hemiparese kiri. Penurunan spastisitas yang terjadi pada otot-otot penggerak lengan pada subjek kelompok I maupun kelompok II setelah diberikan intervensi manipulasi organ golgi tendon, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sharman (2006) yang menyatakan bahwa manipulasi GTO menghasilkan efek autogenic inhibition yang dapat mengurangi eksitabilitas otot yang berkontraksi atau otot karena adanya peningkatan input inhibitory dari GTO pada otot yang sama. GTO dapat menghambat heteronomyous motorneuron pool sehingga menjadi homonymuous motorneuron pool dimana dapat membatasi periode otot untuk menegang sehingga terjadi rileksasi general pada otot dan terjadinya penurunan spastisitas. Pada saat diberikan manipulasi, signal dari organ golgi tendon dihantarkan ke medula spinalis untuk menyebabkan efek refleks pada otot yang bersangkutan. Efek refleks dimaksud adalah efek inhibisi yang terjadi pada waktu regangan yang kuat pada suatu tendon. Keadaan ini menyebabkan suatu refleks seketika yang menghambat kontraksi otot sehingga tegangan dengan cepat berkurang. Efek inhibisi dari organ golgi tendon menyebabkan rileksasi seluruh otot secara tiba-tiba (Robergs & Keteyian, 2003). Menurunnya derajat spastisitas otot-otot penggerak lengan pada pasien pasca stroke dapat dipertahankan melalui aktifitas fisik dan latihan yang terstruktur dan berdampak positif dapat membantu mempertahankan kekuatan, enduren/daya tahan dan kemampuan fungsional (Skelton, 2001). Tidak ada perbedaan pengaruh manipulasi golgi tendon organ terhadap penurunan spastisitas otot-otot penggerak lengan pada pasien pasca stroke dengan hemiparese kanan dengan pasien pasca stroke dengan hemiparese kiri. Tidak ada perbedaan pengaruh tersebut dikarenakan bahwa pelaksanaan intervensi yang berupa manipulasi organ golgi tendon ini dilakukan pada titik pertemuan antara otot dan tendon pada segmen tubuh yang dipersarafi oleh bagian otak yang terkena (mengalami kerusakan), sehingga tidak dipengaruhi oleh areaarea spesial di otak seperti area brocca yang merupakan pusat pengaturan kemampuan bicara/verbal dan hanya ada di bagian otak sisi kiri. Selain itu dalam pelaksanaannya, pasien dalam keadaan pasif, sehingga tidak dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi verbal pasien. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah : (1) manipulasi organ golgi tendon dapat menurunkan spastisitas pada pasien pasca stroke infark dengan hemiparesis sisi kanan (p=0,000), (2) manipulasi organ golgi tendon dapat menurunkan spastisitas pada pasien pasca stroke infark dengan hemiparesis

20 Jurnal Keterapian Fisik, Volume 1, No 1,Mei 2016, hlm 01-74 sisi kiri (p=0,001), dan (3) tidak ada perbedaan pengaruh pemberian manipulasi organ golgi tendon terhadap penurunan tingkat spastisitas otot-otot penggerak lengan pasien pasca stroke infark sebelah kanan dengan sebelah kiri (p=0,353). Penulis menyarankan bagi teman sejawat, bahwa manipulasi organ golgi tendon (GTO) dapat dipilih sebagai salah satu modalitas alternatif dalam upaya menurunkan tingkat spastisitas pada pasien pasca stroke, baik yang mengalami hemiparese kanan maupun hemiparese kiri. DAFTAR RUJUKAN Guyton C Arthur, Mel, 1987, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Garisson, Susan J. 1995. Dasar-dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Terjemahan. Jakarta : Hipokrates. Robergs, R.A. & Keteyian,S.J. (2003). Fundamentals of Exercise Physiology fo Fitness, Performance, and Health (2nd ed). New York: Mc Graw Hill Sharman M. J.,(2006). Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Stretching Mechanisms and Clinical Implications. Sports Med 2006; 36 (11): 929-939 Skelton, Dawn A, 2001; Effects of Physical Activity on Postural Stability, Journal Age and Aging, Vol. 30-S4, Hal. 33 39