I Gusti Ayu Trisna Windiani, Soetjiningsih Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS Sanglah Denpasar

dokumen-dokumen yang mirip
Kesehatan anak amat penting karena anak

BAB I PENDAHULUAN. percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik. 1

Hubungan Mengikuti Kelompok Bermain dan Perkembangan Anak

PERBANDINGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 0-3 TAHUN DI PANTI ASUHAN DAN KELUARGA

Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Anak memiliki ciri khas yaitu selalu tumbuh

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

Gangguan perkembangan dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. kejadian anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam perkembangannya dapat berkembang normal atau mengalami

Jurnal Ilmu Kesehatan Anak

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kesehatan Anak (bagian tumbuh kembang. anak)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah salah satu ciri khas pada. anak yang pasti terjadi, dimulai dari masa konsepsi

Masalah perkembangan anak cenderung

HUBUNGAN POLA MENONTON TELEVISI DENGAN KETERLAMBATAN BICARA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Is There Any Specific Measurement to Monitor Growth and Development in Infant Born with Small for Gestational Age

Kualitas anak masa kini merupakan penentu

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

BAB III METODE PENELITIAN. Jarang. Sering. kalangan ekonomi rendah di Kota Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ADAPTIF DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NONFORMAL LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

3 BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

PENGARUH STIMULASI BERBASIS MEDIA INTERAKTIF TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2-3 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL

Pengaruh Perkembangan Bahasa Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 1-3 Tahun

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Satuan PAUD Sejenis di wilayah Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

Fiva A Kadi, Herry Garna, Eddy Fadlyana Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pola Keterlambatan Perkembangan Balita di daerah Pedesaan dan Perkotaan Bandung, serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Kekurangan gizi khususnya kekurangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). SDM yang baik dapat diperoleh dengan mengoptimalkan. <3 tahun atau 0-35 bulan atau belum mengalami ulang tahun

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kembang. Semarang. : Penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada. bulan April-Mei 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. Padang Sari, Puskesmas Pudak Payung, dan RSUP Dr Kariadi Semarang.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PASIEN YANG BEROBAT DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT, KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

I. Pendahuluan Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

Manfaat Intervensi Dini Anak Usia 6 12 Bulan dengan Kecurigaan Penyimpangan Perkembangan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana kedokteran. Diajukan Oleh: ROHMILIA KUSUMA J

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bayi usia 9 bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Personil Penelitian. Nama : Kristina Ambarita. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak. 1. DR. dr. Oke Rina R, M.Ked(Ped), Sp.

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGANKETERLAMBATAN BICARA DAN BAHASA PADA ANAKDI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR

PENGARUH RIWAYAT KEJANG DEMAM TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA RUMPIN KABUPATEN BOGOR

Lampiran 1. Data Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.

Kata kunci :pengetahuan orang tua perkembangan bahasa anak prasekolah

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan

AKSEPTABILITAS PELAYANAN RESIDENSIAL KEFARMASIAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II TANPA KOMPLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan anak. Penelitian ini dilakukan di SMP N 5 Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol,

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. 14

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN BATITA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS

KATA PENGANTAR. rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul. Kembang Anak di Kota Denpasar Tahun 2017 tepat pada waktunya.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mencangkup keilmuan Biokimia, Geriatri, Neurosains.

Transkripsi:

Artikel Asli Penilaian CAT (cognitive adaptive test)/clams (clinical linguistic & auditory milestone scale) pada Anak di Tempat Penitipan Anak Werdhi Kumara I Denpasar I Gusti Ayu Trisna Windiani, Soetjiningsih Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS Sanglah Denpasar Latar belakang. Gangguan perkembangan dan perilaku didapatkan pada 12%-16% anak di Amerika Serikat. Sedangkan gangguan komunikasi dan kognitif didapatkan 8% dari gangguan perkembangan. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah terjadinya gangguan perkembangan. Tujuan. Menentukan prevalensi anak yang mungkin memiliki gangguan kognitif dan bahasa di TPA Werdhi Kumara I Denpasar dengan menggunakan tes skrining perkembangan cognitif adaptive test (CAT)/clinical linguistic & auditory milestone scale (CLAMS). Metode. Desain penelitian deskriptif potong lintang dilakukan di TPA Werdhi Kumara I Denpasar. Data diperoleh melalui kuesioner dan dari hasil pemeriksaan CAT/CLAMS pada bulan September 29. Hasil. Empat puluh sembilan anak ikut dalam dalam penelitian. Empat puluh satu (83,7%) anak memiliki hasil skrining normal, 7 (14,3%) anak didapatkan hasil skrining suspek, dan 1 (2,%) anak didapatkan dengan keterbelakangan mental. Kedua orangtua subyek yang bekerja di luar rumah 46 (93,9%) orang, dan 32 subyek (65,3%) memiliki 1-2 saudara kandung. Kesimpulan. Didapatkan 14,3% anak di TPA Werdi Kumara I Denpasar menunjukkan gangguan kognitif dan bahasa melalui pemeriksaan CAT/CLAMS, diperlukan penilaian lebih lanjut untuk diagnosis dan tata laksana selanjutnya. Sari Pediatri 21;12(4):228-32. Kata kunci: Cognitif adaptive test (CAT), clinical linguistic & auditory milestone scale (CLAMS), skrining, anak Gangguan perkembangan dan perilaku merupakan masalah yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari. Sekitar 12%- 16% anak di Amerika Serikat diperkirakan Alamat korespondensi: Dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, Sp.A, Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Sanglah, Jln. Pulau Nias Denpasar Bali. Telepon/Fax. 361-24438. E-mail: trisnawindianidr@yahoo.co.id mengalami gangguan perkembangan dan perilaku, 1 serta 8% gangguan komunikasi dan gangguan kognitif yang merupakan bagian dari gangguan perkembangan. 2 Perkembangan kognitif terdiri dari bahasa dan visualmotor. Bahasa merupakan salah satu indikator perkembangan keseluruhan dari kemampuan kognitif anak. Keterlambatan perkembangan bahasa dapat mempengaruhi berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari seperti kehidupan personal sosial, kesulitan 228 Sari Pediatri, Vol. 12, No. 4, Desember 21

belajar, bahkan hambatan saat terjun dalam dunia pekerjaan kelak. 3 Identifikasi dan intervensi secara dini dapat mencegah terjadinya gangguan fungsi kognitif. 1,3,4 Identifikasi dini merupakan suatu fungsi integral dari pelayanan kesehatan dasar dan merupakan tanggung jawab dari semua bagian profesional pelayanan kesehatan anak. Setiap dokter anak diharapkan memiliki kemampuan melaksanakan dan menginterprestasikan alat skrining yang reliable dan valid. 1,4 Capute scales merupakan alat skrining yang dapat menilai secara akurat aspek perkembangan utama termasuk komponen bahasa dan visual-motor. Keberhasilan capute scales dalam pengukuran secara cepat dan mudah dari aspek perkembangan akan membantu menegakkan diagnosis banding dari sebagian besar kategori utama gangguan perkembangan pada masa bayi dan kanak sejak dini sehingga dapat segera dilakukan intervensi dini untuk memberikan hasil yang terbaik. 3 Tujuan penelitian untuk mengetahui prevalensi gangguan kognitif dan bahasa pada anak di wilayah Kodya Denpasar. Metode Penelitian observasional potong lintang telah dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan hasil pemeriksaan cognitif adaptive test (CAT)/ clinical linguistic & auditory milestone scale (CLAMS) yang diisi dan dites oleh peneliti. Penelitian dilaksanakan di tempat penitipan anak Werdhi Kumara I Denpasar pada bulan September 29. Populasi terjangkau adalah semua anak usia kurang dari atau sama dengan 36 bulan di Denpasar pada bulan September 29, dan subyek penelitian adalah anak yang berasal dari populasi tersebut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Anak tidak diikutsertakan apabila orang tua/ wali anak menolak ikut penelitian. Subyek penelitian diambil secara consecutive sampling sampai jumlah subyek terpenuhi. Penelitian telah disetujui oleh Komite Penelitian dan Pengembangan RSUP Sanglah/ FK UNUD Denpasar. Besar subyek dihitung dengan menggunakan rumus: 5 n= Z 2 PQ/d 2 dengan proporsi penyakit (P) 15%, tingkat kemaknaan ( ),5, dan tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (d) 1%. Maka didapatkan besar subyek minimal yang diperlukan 48 orang anak. Definisi operasional variabel yang dipergunakan dalam penelitian adalah usia kronologis yaitu usia anak sebenarnya (dalam bulan) saat dilakukan tes, usia ekuivalen adalah usia (dalam bulan) saat seorang anak berfungsi sesuai dengan perkembangan yang diuji, developmental quotient (DQ) adalah skor yang menggambarkan proporsi perkembangan yang normal anak pada usia tersebut. DQ dihitung dengan membagi usia ekuivalen anak dengan usia kronologis anak dan dinyatakan dalam persentase. Interpretasi tes tersebut yaitu normal bila interpretasi DQ pada kemampuan bahasa dan visual-motor >85%. Suspek bila interpretasi DQ pada satu atau kedua aspek (bahasa dan visualmotor) 75%-85%. Retardasi mental bila interpretasi DQ pada kedua aspek (bahasa dan visual-motor) <75%. Gangguan komunikasi yaitu interpretasi DQ jika aspek bahasa terlambat tetapi visual-motor >85%. 3 Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data yang didapatkan dari kuesioner yang dibagikan kepada orangtua/wali anak di TPA Werdhi Kumara I Denpasar pada bulan September 29. Orangtua yang bersedia dan telah mendatangani informed consent. Identitas dan data anak yang diperlukan dalam penelitian dicatat sesuai dengan formulir yang telah disiapkan. Kemudian dilakukan tes skrining dengan menggunakan capute scales. Data yang terkumpul diproses dengan sistem komputer, dan disajikan dalam bentuk naratif dan tabel. Hasil Empat puluh sembilan anak diikutsertakan dalam penelitian. Empat puluh satu anak (83,7%) mempunyai hasil skrining CAT/CLAMS yang normal, 7 anak (14,3%) didapatkan dengan suspek, dan 1 anak (2,%) memiliki hasil retardasi mental. Karakteristik dasar subyek penelitian tertera pada Tabel 1. Kedua orangtua yang bekerja di luar rumah 46 (93,9%) subyek penelitian, dan kami juga menemukan 32 (65,3%) memiliki 1-2 saudara kandung. Hasil skrining CAT/CLAMS berdasarkan jenis kelamin dengan hasil suspek dan retardasi mental didapatkan jumlah yang sama antara laki-laki dan perempuan, lebih banyak pada anak pertama, dan yang mempunyai 1-2 saudara. Proporsi subyek dengan hasil suspek dan retardasi mental pada kelompok tingkat pendidikan ayah dan ibu sarjana hampir sama dengan proporsi subyek dengan hasil suspek dan retardasi mental pada kelompok tingkat pendidikan ayah dan ibu lainnya. Ayah dan ibu yang bekerja di sektor Sari Pediatri, Vol. 12, No. 4, Desember 21 229

Tabel 1. Karakteristik dasar subyek penelitian Karakteristik Penilaian capute scale Normal (n=41) Suspek (n=7) Retardasi mental (n=1) Jenis kelamin, n (%) Laki-laki Perempuan 23 (46,9) 18 (36,7) 1 (2,) Urutan kelahiran anak, n (%) Pertama Kedua Ketiga Keempat atau selanjutnya Jumlah saudara, n (%) Tidak mempunyai 1-2 3 Pendidikan ayah, n (%) Tamat SMA Sarjana Pendidikan ibu, n (%) Tamat sekolah dasar Tamat SMP Tamat SMA Sarjana Pekerjaan ayah, n (%) Pegawai Negeri Swasta Pekerjaan ibu, n (%) Ibu rumah tangga Pegawai negeri Swasta Ayah dan ibu keduanya bekerja, n (%) Ya Tidak Pengasuh anak, n (%) Ibu/Ayah Anggota keluarga lain Pembantu/pengasuh anak 17 (34,7) 19 (38,8) 1 (2,) 14 (28,6) 25 (51,) 15 (3,6) 26 (53,) 1 (2,) 13 (26,5) 25 (51,) 7 (14,3) 34 (69,4) 9 (18,4) 29 (59,2) 38 (77,6) 33 (67,3) 5 (1,2) 5 (1,2) 1 (2,) 6 (12,2) 5 (1,2) 5 (1,2) 5 (1,2) 5 (1,2) 7 (14,3) 1 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) swasta didapatkan hasil suspek dan retardasi mental yang lebih banyak dibandingkan dengan bidang pekerjaan lain. Suspek dan retardasi mental juga lebih banyak didapatkan pada kondisi kedua orangtua yang bekerja dibandingkan dengan yang tidak bekerja, juga didapatkan pada yang pengasuhnya ibu/ayah dibandingkan dengan pengasuh anak lainnya. Pada Tabel 2 tampak bahwa pada usia kehamilan ibu yang 37 minggu lebih banyak didapatkan suspek dan retardasi mental dibandingkan dengan usia kehamilan <37 minggu. Pada kelompok berat badan lahir <25 gram didapatkan hasil skrining suspek dan retardasi mental lebih banyak dibandingkan dengan subyek dengan berat badan lahir 25 gram. Kelompok dengan asfiksia memiliki hasil skrining, suspek, dan retardasi mental lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengalami asfiksia. Untuk lama rawat di rumah sakit didapatkan hasil suspek/retardasi mental yang lebih banyak pada anak dengan lama rawat 1-3 hari dibanding lama rawat 23 Sari Pediatri, Vol. 12, No. 4, Desember 21

Tabel 2. Karakteristik faktor risiko penelitian Karakteristik Usia kehamilan ibu (minggu), n (%) <37 37 Berat badan (gram), n (%) <15 15 - <25 25 Asfiksia, n % Ya Tidak Lama rawat di rumah sakit, hari, n (%) 1 3 4 7 >7 Penyakit, n (%) Ikterus Kejang Distres napas Diare Tidak sakit Normal (n=41) 14 (286) 27 (55,1) 1 (2,) 38 (77,6) 1 (2,) 4 (81,6) 39 (79,6) 1 (2,) 12 (24,5) 23 (46,9) Suspek (n=7) 5 (1,2) 5 (1,2) 1 (2,) 1 (2,) Retardasi mental (n=1) 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) 1 (2,) lainnya. Untuk riwayat penyakit yang diderita anak, anak yang tidak sakit didapatkan kecenderungan lebih banyak dengan hasil supek/retardasi mental dibanding anak dengan riwayat sakit tertentu. Pembahasan Status perkembangan normal 83,7% yang didapatkan pada penelitian kami serupa dengan hasil dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Hertanto dkk, 6 dengan menggunakan alat skrining yang sama (CAT/CLAMS) mendapatkan hasil perkembangan normal pada 84% subjek. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di TPA yang sama di Denpasar dengan alat skrining Denver II juga mendapatkan hasil yang serupa yaitu status perkembangan normal 86,1%. 7 Hasil suspek 14,3% juga tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan di Jakarta terhadap dua TPA yang mendapatkan suspek keterlambatan 17%. 8 Pada penelitian ini didapatkan laki-laki memiliki kecenderungan sama besar untuk mempunyai status perkembangan yang tidak normal dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan penelitian Hertanto dkk 6 yang mendapatkan laki-laki yang lebih besar memiliki status perkembangan tidak normal. Meskipun terdapat teori yang menyebutkan anak laki-laki cenderung lebih sering sakit sehingga memungkinkan terjadinya suatu gangguan perkembangan, walaupun keterangan tersebut belum dapat dibuktikan. 9 Anak yang mengalami gangguan perkembangan lebih banyak didapatkan pada anak pertama, penelitian Hertanto dkk 6 mendapatkan kecenderungan yang sama antara anak pertama dan bukan. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa urutan anak ini tidak berbeda berhubungan dengan status perkembangan anak. Tingkat pendidikan yang tinggi ayah dan ibu memiliki kecenderungan lebih besar untuk anak mengalami gangguan perkembangan pada penelitian kami, hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan rendah orangtua berhubungan dengan risiko anak yang mengalami gangguan perkembangan. 1 Tingkat pendidikan orangtua yang tinggi berhubungan dengan semakin mudahnya orangtua mendapatkan informasi untuk perkembangan anaknya, menambah pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan stimulasi untuk perkembangan anaknya. 11,12 Hasil Sari Pediatri, Vol. 12, No. 4, Desember 21 231

yang berbeda kemungkinan disebabkan oleh subjek pada penelitian ini yang sebagian besar orangtuanya berpendidikan sarjana atau pendidikan tinggi. Kedua orangtua bekerja (93,9%) memiliki kecenderungan anak mengalami gangguan perkembangan yang lebih besar dibanding yang tidak bekerja. Pada ayah dan ibu yang bekerja di sektor swasta juga didapatkan gangguan perkembangan yang lebih banyak dibanding sektor lain. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa anak dengan ibu yang bekerja memiliki kecenderungan lebih tinggi menderita gangguan perkembangan. 13 Hal ini mungkin disebabkan oleh karena pada keadaan kedua orang tua yang bekerja di sektor swasta relatif lebih lama. Perhatian keluarga menjadi berkurang sehingga stimulasi yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak menjadi relatif berkurang, meskipun dari sisi pendapatan keluarga akan lebih memadai dalam menunjang tumbuh kembang anak. Demikian pula apabila jumlah anak lebih dari dua perhatian orangtua akan terbagi. Kelemahan dari penelitian ini yaitu desain deskriptif tidak dapat menggambarkan hubungan antar variabel yang diteliti dengan status perkembangan anak. Maka diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih sesuai untuk mendapatkan hubungan variabel-variabel tersebut. Disimpulkan bahwa 14,3% anak di TPA Werdi Kumara I Denpasar menunjukkan gangguan kognitif dan bahasa melalui pemeriksaan CAT/CLAMS yang masih memerlukan penilaian lebih lanjut untuk diagnosis dan tata laksana selanjutnya. Daftar pustaka 1. American Academy of Pediatrics. Committee on Children With Disabilities. Developmental surveillance and screening of infants and young children. Pediatrics. 21;18:192-6. 2. Scheffler F, Vogel D, Astern R, Burgess J, Conneally RT, Salerno K. Screening for communication and cognitive disorders in infants and toddlers. Diunduh dari: http:// www.medscape.com/viewarticle/568339_2. Diakses tanggal 18 Oktober 21. 3. Accardo PJ, Capute AJ. The capute scales: cognitive adaptive test/clinical linguistic & auditory milestone scale (CAT/CLAMS). Baltimore: Paul. H. Brookes Publishing Co; 25. 4. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995. h. 1-31. 5. Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J, Lwanga SK. 199. Adequacy of sample size in health studies. Genewa: World Health Organization; 199. 6. Hertanto M, Shihab N, Ririmasse MP, Ihsan N, Rachmasari M, Wijaya MT, dkk. Penilaian perkembangan anak usia -36 bulan menggunakan metode Capute Scales. Sari Pediatr 29;11:13-5. 7. Hartawan INB, Windiani IGAT, Soetjiningsih. Karakteristik tumbuh kembang anak di tempat penitipan anak Werdhi Kumara 1, Kodya Denpasar. Sari Pediatr 28;1:134-8. 8. Widyastuti SB, Soedjatmiko, Firmansyah A. Growth and development profile of children in two day care centers in Jakarta. Paediatr Indones. 25;45:275-9. 9. Sinto R, Oktaria S, Astuti SL, Mirdhatillah S, Sekartini R, Wawolumaya C. Penapisan perkembangan anak usia 6 bulan 3 tahun dengan uji tapis perkembangan Denver II. Sari Pediatri 28;9:348-53. 1. Isaranurug S, Nanthamongkolchai S, Kaewsiri D. Factors influencing development of children aged one to under six years old. J Med Assoc Thai. 25;88:86-9. 11. Andayani P, Soetjiningsih. Role of mother s perceptions on their child development on early detection of developmental deviation. Paediatr Indones 21;41:264-7. 12. Fadlyana E, Alisjahbana A, Nelwan I, Noor M, Selly, Sofiatin Y. Pola keterlambatan perkembangan balita di daerah pedesaan dan perkotaan Bandung, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sari Pediatri. 23;4:168-75. 13. Sitaresmi MN, Ismail D, Wahab A. Risk factors of developmental delay: a community-based study. Paediatr Indones. 28;48:161-5. 232 Sari Pediatri, Vol. 12, No. 4, Desember 21