MAKALAH. Profesi Keguruan. Disusun Oleh : Kelompok III

dokumen-dokumen yang mirip
KODE ETIK GURU INDONESIA

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Kode Etik Guru Indonesia

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5

KODE ETIK GURU INDONESIA. Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd.

PERATURAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH AL-FALAHIYYAH Nomor : b / MAF / HK-2 / I / 14

BAB V ORGANISASI PROFESI DAN KODE ETIK GURU. organisasi, organisasi profesi guru, dan kode etik guru.

Bagian Satu Pengertian, tujuan, dan Fungsi Pasal 1 (1) Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

KOMPETENSI GURU DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

Kode Etik Guru. Disadur dari: Keputusan Kongres XXI PGRI Nomor: VI/Kongres/XXI/PGRI/2013. Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu memahami kode etik guru

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB. Setelah memahami apa upaya yang dapat dilakukan baik oleh guru. sendiri, oleh sekolah maupun oleh pemerintah agar para guru di

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

KODE ETIK PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

BUKU KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BAPPEDA KABUPATEN BOYOLALI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 3. Kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya

KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013. Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER. By: Novianty Elizabeth.SH.M.Pd

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BUKU KODE ETIK DOSEN

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

Oleh: Dr. En d a n g Poer w a n t i, M.Pd.

KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

Bismillahirrahmanirrahiim Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Yogyakarta, setelah:

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

DEFINISI DI ATAS MELIPUTI ASPEK

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

MENJADI GURU PROFESIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

MAKALAH Profesi Keguruan () Disusun Oleh : Fikri Yanto 10 310 458 Syaifal Mandiri 10 314 231 Adriansyah Adam 10 311 390 Jegeraldo Ticoalu 10 312 520 Purnamasari Durubatu 10 310 598 Aliny Tarore 10 312 714 Kelas : G UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2012 0

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-nya kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang apa saja yang harus dimiliki oleh seorang guru professional. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca. Terimakasih Penulis i 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. RUMUSAN MASALAH... 2 BAB II PEMBAHASAN... 3 A. KOMPETENSI GURU... 3 B. ETIKA PROFESI GURU... 5 BAB III PENUTUP... 11 Kesimpulan... 11 DAFTAR PUSTAKA... 12 SOAL LATIHAN... 13 ii 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsipprinsip professional. Mereka harus (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, (3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. Di samping itu, mereka juga harus (4) mematuhi kode etik profesi, (5) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, (8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya, dan (9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum (sumber UU tentang Guru dan Dosen). Bila kita mencermati prinsip-prinsip professional di atas, kondisi kerja pada dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki titik lemah pada hal-hal berikut : 1) Kualifikasi dan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan bidang tugas. Di lapangan banyak di antara guru mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang dimilikinya. 2) Tidak memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas. Guru professional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan social. Oleh karena itu, seorang guru selain terampil mengajar, juga harus memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. 3) Penghasilan tidak ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. Sementara ini guru yang berprestasi dan yang tidak berprestasi mendapatkan penghasilan yang sama. Memang benar sekarang terdapat program sertifikasi. Namun, program tersebut tidak memberikan peluang kepada seluruh guru. Sertifikasi hanya dapat diikuti oleh guru-guru yang ditunjuk kepala sekolah yang notabene akan berpotensi subjektif. 4) Kurangnya kesempatan untuk mengembangkan profesi secara berkelnjutan. Banyak yang terjebak pada rutinitas. Pihak berwenang pun tidak mendorong guru kea rah pengembangan kompetensi diri atau karier. Hal itu terindentifikasi dengan minimnya kesempatan beasiswa yang diberikan kepada guru dan tidak adanya 13

program pencerdasan guru, misalnya dengan adanya tunjangan buku, referensi, pelatihan berkala, dsb. Profesionaisme dala pendidikan perlu dimaknai he does his job well. Artinya, guru haruslah orang yang memiliki insting pendidik, paling tidak mengerti dan memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara mendalam menimal satu bidang keilmuan. Guru harus memiliki sikap integritas professional. Dengan integritas barulah, sang guru menjadi teladan atau role model. Menyadari banyaknya guru yang belum memenuhi kriteria professional, guru dan penanggung jawab pendidikan harus mengambvil langkah. Hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya (1) penyelenggaran pelatihan. Dasar profesionalisme adalah kompetensi. Sementara itu pengembangan kompetensi mutlak harus berkelanjutan. Caranya, tiada lain dengan pelatihan. (2) Pembinaan perilaku kerja.studi-studi sosiology sejak zaman Max Weber di awal abad ke-20 dan penelitian-penelitian manajemen duapuluh tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia.terutama perilaku kerja. (3) Penciptaan waktu luang.waktu luang sudah lama menjadi sebuah bagian p[roses pembudayaan.salah satu tujuan pendidikan klasik adalah m,enjadikan manusia makin menjadi Penganggur terhormat,dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas dan kepribadian. (4) Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu membangun manusia muda dengan penuh percaya diri,guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup. B. RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini, penulis akan membahas beberapa masalah yang berkaitan dengan kompetensi guru dalam meningkatkan professional guru yaitu Bagaiman upaya peningkatan kompetensi guru dalam dunia pendidikan? 24

BAB II PEMBAHASAN A. KOMPETENSI GURU Kompetensi dapat dilihat dalam dua makna yang saling memaknai, yaitu kompetensi sebagai suatu kemampuan atau kecakapan dan kompetensi sebagai suatu kewenangan. Kemampuan dan atau kecakpan (professional) yang dimiliki akan menjadi dasar bagi seorang untuk memiliki kewenangan dalam mengambil suatu kompetensi. Para ahli seperti Roe, R. A (2001) memberikan beberapa batasan mengenai kompetensi, yaitu kompetensi sebagai suatu kecakapan yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas, kewajiban atau perannya. Kompetensi itu merupakan integrasi dari berupa pengethuan, keterampilan, nilainilai dan sikap personal seseorang.kompetensi dibangun dari pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan melalui suatu pengalaman kerja yaitu belajar sambil bekerja. Elemen-elemen penting dari suatu adalah kompetensi adalah (1) pengetahuan yang melandasi kompetensi, (2) keterampilan melaksanakan tugas, (3) nilai-nilai dan sikap profesional, dan (4) pengalaman dalam tugas. Seorang guru yang mendidik peserta didiknya harus memiliki kompetensi. Kompetensi yang harus dimiliki diantaranya adalah : 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang memuat landasan-landasan ilmiah akademik mengenai pemahaman peserta didik, perancangan, pelaksanaan, evaluasi, pembelajaran, dan pengembangan peserta didik. Indikator penting dari seorang guru memiliki kompetensi pedagogik adalah sebagai berikut : a. Menguasai karakteristik peseerta didik dari aspek fisik, moral, sosial kultural, emosional dan intelektual b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Menguasai kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. d. Terampil melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik. e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mrndidik. f. Memfasilitasi pengembangan potensi pesereta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g. Berkomunikasi secara efektif.empatik dan santun dengan pesrta didik. h. Tetampil melakukan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 35

2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah Kemampuan kepribadian yang mantap,berahlak mulia, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi pesereta didik. Seorang dikatakan memiliki kompetensi kepribadian bila menunjukan kemampuan: a. Bertindak sesuai dengan norma agama,hukum.sosil,dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,berahlak mulia,dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,stabil,dewasa,arif dan berwibawa. d. Menunjukan etos kerja,tanggung jawab yang tinggi,rasa bangga menjadi guru.dan rasa percaya diri. e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru f. Menampilkan kematangan emosianal dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan kerjanya. g. Menerima saran dan perbaikan dari lingkungan kerjanya, h. Memiliki memauan dan kemampuan untuk menolong teman sejawat dalam lingkungan kerjanya. i. Membangun hubungan yang baik dengan teman sejawat,orang tua peserta didik dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan di sekolah. j. Mengadakan hubungan yang saling menhargai dan menghormati diantara kesejawatan pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya. 3. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan SNP. Guru yang memiliki kompetensi profesional mempunyai kemampuan untuk : a. Menguasai materi,struktur,konsep dan pola pikir keilmuan yan g mendukung mata pelajaran yang diampu. b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pengembangan yang diampu. c. Mengembangan materi pembalajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, 46

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan pengembangan diri. 4. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik,sesama guru,tenaga pendidikan.orang tua/wali,dan masyarakat sekitar. Sebagai tolak ukur yang dicapai dalam kompetensi sosial adalah kemampuan untuk : a. Bersikap inklusif,bertindak objektif, serta tidak diskriminatif. b. Berkomunikasi secara efektif,empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wali dan mayarakat. c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Repulbil Indonesia Yang memiliki keragaman sosial budaya. d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain. B. ETIKA PROFESI GURU Kode etik Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orang tua/wali siswa. sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Peran guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif dan produktif sebagai aset nasional dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia Sebagai pedoman bersikap dan perilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik purta-puteri bangsa. 57

Pasal 6 (1) Hubungan guru dengan peserta didik : a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas didik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan menevaluasi proses dan hasil pembelajaran. b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami,menghayati dan mengamalkan hakhak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat. c. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran. d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk proses pendidikan. e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai linhkungan belajar yang efektif dan efisien bagi pesrta didik f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghidarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan. g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik. h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk mambantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya,termasuk kemampuannya untuk berkarya. i. Guru menjunjung tinggi harga diri,integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didiknya. j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan pesereta didiknya secara adil. k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hakhak peserta didiknya. l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya. m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses mengajar,menimbulkan gangguan kesehatan,dan keamanan. n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan,hukum,kesehatan,dan kemanusiaan. 68

o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindak profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,kebudayaan,moral,dan agama. p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionak dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntunhan pribadi. (2) Habungan Guru Dengan Orang tua/wali Siswa a. Guru berusaha membangun hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan orang tua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan. b. Guru memberikan informasi kepada orang tua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan peserta didik. c. Guru merasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan orang tua/walinya. d. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan. e. Guru berkomunikasi secara baik dengan orang tua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya. f. Guru menjunjung tinggi hak orang tua/wali siswa untukberkonsultasi dengannya berkaitan denganm kesejahteraan,kemajuan,dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan. g. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orang tua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi, (3) Hubungan Guru Dengan Masyarakat a. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis,efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. b. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. c. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. d. Guru bekerja secara arif denganb masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat profesinya. e. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatakan peserta didik. f. Guru memberikan pandangan profesional,memjunjung tinggi nilai-nilai agama,hukum,moral,dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat. g. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat. 79

h. Guru tidak boleh menampilkan diri secara eksklusif dalam kehidupan masyarakat. (4) Hubungan Guru Dengan Sekolah a. Guru meningkatkan dan memelihara kinerja,prestasi dan reputasi sekolah. b. Guru memotifasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses pendidikan c. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif. d. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan di luar sekolah. e. Guru menghormati rekan sejawat. f. Guru saling membimbing antar sesama rekan sejawat. g. Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional. h. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntunan profesionalitasnya. i. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-pendapat profesional terkait dengan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran, j. Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral dan kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat. k. Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat untuk meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional pendidikan dan pembelajaran, l. Guru mengoreksi tindakan-tindaka n sejawat yang menyimpanh dari kaidah-kaidah agama,moral,kemanusiaan,dan martabat profesionalnya. m. Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataa-pernyataan keliru berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat. n. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan oendapat yang akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya. o. Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar sejawat siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, p. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi reka sejawat kecualu untuk pertimbanganpertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum. q. Guru tidak dap[at menciptaka kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat. 10 8

(5) Hubungan Guru Dengan Profesi. a. Guru mrnjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi. b. Guru berusaha mengembangkan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang studi yang diajarkan. c. Guru terus-menerus meningkatkan kompetensinya. d. Guru mnjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugastugas profesinya dan bertanggungjawab atas konsekuensinya. e. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk,tanggungjawab,inisiatif individual.dan inegritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya. f. Guru tidak boleg melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan martabat profesionalnya. g. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian pujian yang dapat mempengaruhu keputusan atau tindakan-tindakan profesionalnya. h. Guru tidak dapat mengeluarkan pendapat dengan menksud menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru dibidang pendidikan dan pembelajaran. (6) Hubungan Guru Dengan Organisasi Profesinya : a. Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam melaksanakan progran-program organisasi bagi kepentingan pendidikan. b. Guru mementapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan. c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat. d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsikuensinya. e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab,anisiatif individual,dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya. f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensi organisasi profesinya. g. Guru tidak dapat mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya. 911

h. Guru tidak dapat menyataka keluar dari keanggotaan sebagai oraganisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Hubungan Guru Dengan Pemerintah. a. Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pendidikan sebagaimana di tetapkan dalam UUD 1945.UU Tentang Ssistem Ppendidikan Nnasional,UU Tentang Gguru dan Ddosen.dan ketentuan perundang-undangan lainnya. b. Guru membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan berbudaya c. Guru berusaha menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan berbegara berdasarkan pancadila dan UUD 1945. d. Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran. e. Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian negara. 10 12

BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru professional, seorang guru harus : 1. Mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi profesionalisme. 2. Menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pendidikan. 3. Mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar. 4. Berjiwa sabar dan bisa dijadikan tauladan bagi anak didiknya baik dalam berkata maupun bersikap. 5. Memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan suasana sekolah yang kondusif. 6. Mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia pendidikan 7. Mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum. 8. Berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertnggung jawab. Demikian tulisan yang sangat sederhana ini, mudah-mudahan bisa memberikan sumbangan pemikiran inovasi demi mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri tentunya. 11 13

DAFTAR PUSTAKA Koncara, L. Eka. Komptensi Guru Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru. http://www.koncara.co.cc UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta Saiful Adi. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru http://saifuladi.wordpress.com/2007/01/06 Bahan Ajar Mata Kuliah Profesi Keguruan Semester IV 12 14

SOAL LATIHAN 1. Kompetensi sebagai suatu kecakapan yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas, kewajiban dan perannya. Definisi kompetensi tersebut dikemukakan oleh... a. Howard Vollmer b. Roe.R.A c. Donald L Mills d. UU No 14 Tahun 2005 2. Yang merupakan element-element penting dari suatu kompetensi adalah a. Pengetahuan yang melandasi kompetensi b. Keterampilan melaksanakan tugas c. Nilai-nilai dan sikap personal dan pengalaman d. Semua benar 3. Yang merupakan kemampuan utama dari suatu kompetensi adalah.. a. Profesi,profesional,profesionalisme b. Pengetahuan,skill dan kecakapan c. Kepribadian.pedagogik dan sosial d. Jujur,berahlak mulia, dan teladan 4. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral,sosial,kultural,emosional dan intelektual merupakan ciri dari kompetensi... a. Pedagogik b. Kepribadian c. Profesional d. Sosial 5. Memiliki kepribadian yang mantap,berahlak mulia,arif,dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik merupakan ciri dari kompetensi.. a. Pedagogik b. Sosial c. Kepribadian d. Profesional 6. Yang merupakan ciri-ciampilkan dari dalam kompetensi sosial adalah.. a. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,stabil,dewasa,arif,dan berwibawa b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik c. Bersikap inklusif,bertindak objektif, serta tidak diskriminatif 13 15

d. Menguasai materi.struktur,konsep,dan pola pikirkeilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 16