PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Iklim Mikro Tanaman Jagung (Zea Mays. L) pada Sistem Tanam Sisip

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG SEMI (BABY CORN)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

Volume 11 Nomor 2 September 2014

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 12, No. 2, Oktober 2013 PENGARUH JUMLAH BENIH PER LUBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

JURNAL SAINS AGRO

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN KOMPOS ALANG-ALANG

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

RESPONS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea Mays L.) TERHADAP BEBERAPA PENGATURAN TANAM JAGUNG PADA SISTEM TANAM TUMPANGSARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 13, No. 2, Oktober 2014

PENGARUH JARAK TANAM DAN TAKARAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata L. Wilczek)

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PRODUKTIVITAS JAGUNG HIBRIDA P-21 (Zea mays L.)

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

PENGARUH LAMA PENGGUNAAN MULSA DAN PUPUK KANDANG PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) VARIETAS POTRE KONENG

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

CH BULANAN. Gambar 3. Curah hujan bulanan selama percobaan lapang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PENGARUH PUPUK FECONIC DAN PEMANGKASAN BATANG TERHADAP PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) SEMI

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil diatas disimpulkan bahwa: Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam

Pertumbuhan dan Hasil Dua Klon Ubijalar dalam Tumpang Sari dengan Jagung. Growth and Yield of Two Sweetpotato Clones in Intercropping with Maize

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. BAHAN DAN METODE

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 18, No.3, Nov. 2011:

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH CEKAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN H A R Y A T I

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA PERBEDAAN TINGKATAN KANDUNGAN AIR

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

PENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tumbuh serta pengaruh berbagai waktu penyisipan sebelum panen pada berbagai varietas guna mendapatkan laju pertumbuhan yang optimal. Penelitian lapangan dilaksanakan di Kebun Percontohan (Exfarm) Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin pada bulan Mei hingga November 2005. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 2 faktor perlakuan. Petak utama adalah Varietas Jagung (V), yaitu Lamuru (V1), Pioner (V2), Sukmaraga (V3). Anak Petak adalah Waktu Penyisipan (S), yaitu Saat Panen (S0), 1 Minggu Sebelum Panen (S1), 2 Minggu Sebelum Panen (S2), dan 3 Minggu Sebelum Panen (S3), sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Lamuru memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Waktu penyisipan saat panen efektif untuk mendapatkan cahaya yang optimal pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Terdapat interaksi antara varietas Lamuru dan waktu penyisipan saat panen terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kata Kunci : Sistem pertanaman sisipan, pertumbuhan, jagung. PENDAHULUAN Tanaman jagung (Zea mays. L) saat ini menjadi salah satu komoditas yang strategis. Kebutuhan jagung domestik berkisar 11.074.442 ton, angka ini masih lebih besar dibandingkan dengan produksi nasional yang hanya mencapai 10.886.442 ton dengan produkivitas 3,24 ton ha -1. Impor jagung Indonesia mencapai 188 ribu ton sedangkan ekspornya hanya 11 ribu ton. Terjadinya impor dan ekspor pada tahun yang sama disebabkan tidak meratanya waktu panen (Anonim, 2004). Sistem pertanaman sisipan merupakan sistem pertanaman yang dapat memberi pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman yang diusahakan. Pengaruh positif yang dapat diperoleh yaitu intensitas penggunaan lahan/produktivitas lahan meningkat dengan bertambahnya jumlah populasi, mencegah terjadinya erosi dan kehilangan unsur hara, dan meningkatkan pendapatan petani, sedangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan adalah dapat terjadi interaksi intra-spesies maupun inter-spesies. Penggunaan varietas unggul terutama varietas yang dapat menekan seminimal mungkin pengaruh akibat interaksi intra-spesies maupun inter-spesies merupakan langkah intensifikasi untuk tetap mempertahankan serta meningkatkan produksi tanaman jagung dengan model penanaman sisipan terutama varietas yang dapat mengoptimalkan penggunaan cahaya. Berdasarkan informasi tersebut diatas maka diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam mengenai dinamika pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada sistem pertanaman sisipan. 254

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu penyisipan yang efektif sebelum panen untuk mendapatkan cahaya yang optimal untuk pertumbuhan tanaman jagung, menentukan varietas yang dapat menyesuaikan laju pertumbuhan dengan intensitas cahaya terhadap berbagai waktu penyisipan. BAHAN DAN METODE Lokasi penelitian yang dipilih untuk penelitian yaitu di Kebun Percobaan (Experimental Farm) Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar. Kegiatan penelitian ini berlangsung pada bulan Mei November 2005. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, tugalan kayu, dan sprayer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Jagung varietas Lamuru, Pioner, Sukmaraga, pupuk Urea, TSP, KCl, pupuk kandang ayam dan pestisida untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 2 faktor perlakuan. Petak utama adalah Varietas Jagung (V), yaitu Lamuru (v 1 ), Pioner (v 2 ), Sukmaraga (v 3 ). Anak Petak adalah waktu Penyisipan (S), yaitu Saat Panen (s 0 ), 1 Minggu Sebelum Panen (s 1 ), 2 Minggu Sebelum Panen (s 2 ), dan 3 Minggu Sebelum Panen (s 3 ), sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan sebagai berikut : v 1 s 0 v 2 s 0 v 3 s 0 v 1 s 1 v 2 s 1 v 3 s 1 v 1 s 2 v 2 s 2 v 3 s 2 v 1 s 3 v 2 s 3 v 3 s 3 Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh 36 unit petak percobaan. Ukuran petak : 3 m 4 m = 12 m 2 = 120.000 cm. Jarak Tanam : 100 cm 25 cm = 2.500cm 2 Jumlah Populasi : 120.000/2.500 = 48/petak Jumlah Sampel : 48 10% = 5 tanaman sample/petak Komponen pengamatan meliputi aspek pertumbuhan (tinggi tanaman dan umur berbunga tanaman)dan komponen hasil (bobot tongkol dan bobot biji per ha) HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 menunjukkan bahwa penanaman 3 minggu sebelum panen (s 3 ) menghasilkan rata-rata tanaman jagung tertinggi pada umur 2, 4 dan 6 MST dan berbeda nyata dengan waktu penyisipan saat panen (s 0 ), 2 minggu (s 2 ) dan 3 minggu sebelum panen (s 3 ). Sedangkan penanaman 1 minggu sebelum panen menghasilkan rata-rata tanaman jagung tertinggi pada umur 10 dan 12 MST tetapi tidak berbeda dengan waktu penyisipan 2 dan 3 minggu sebelum panen. 255

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) jagung pada umur 2 10 MST Waktu Penyisipan (Minggu sebelum panen) Umur Varietas 2 MST Lamuru (v 1 ) 26,15 33,18 32,13 47,23 Pioner (v 2 ) 23,07 41,77 39,31 46,92 Sukmaraga (v 3 ) 27,00 30,30 34,02 4 Rata-rata 25,41 c 35,09 b 35,15 b 45,61 a NP BNT 0,05 8,1492 4 MST Lamuru (v 1 ) 55,48 56,58 55,53 70,63 Pioner (v 2 ) 41,80 60,39 58,07 65,65 Sukmaraga (v 3 ) 52,03 55,33 59,05 67,70 Rata-rata 49,77 b 57,44 b 57,55 b 67,99 a NP BNT 0,05 8,4386 6 MST Lamuru (v 1 ) 100,42 101,73 100,68 115,78 Pioner (v 2 ) 80,85 99,38 97,12 104,70 Sukmaraga (v 3 ) 92,98 96,78 100,00 108,32 Rata-rata 91,42 b 99,30 b 99,27 b 109,60 a NP BNT 0,05 8,3819 NP BNT 0,05 8 MST Lamuru (v 1 ) 119,82 a x 120,80 a y 120,08 a x 138,52 a x 19,8496 Pioner (v 2 ) 108,18 c x 154,70 a x 130,48 b x 123,17 b x Sukmaraga (v 3 ) 101,74 b x 143,89 a xy 131,76 a x 128,71 a x NP BNT 0,05 29,1939 10 MST Lamuru (v 1 ) 150,50 185,00 167,83 159,42 Pioner (v 2 ) 123,10 165,50 157,33 143,75 Sukmaraga (v 3 ) 127,83 175,92 149,92 167,33 Rata-rata 133,81 c 175,47 a 158,36 ab 156,83 b NP BNT 0,05 17,4630 12 MST Lamuru (v 1 ) 172,27 176,58 172,53 190,97 Pioner (v 2 ) 153,70 173,89 176,00 168,69 Sukmaraga (v 3 ) 149,99 192,14 180,01 176,96 Rata-rata 158,65 b 180,87 a 176,18 a 178,87 a NP BNT 0,05 11,4152 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT α=0,05 256

Umur Berbunga 50% Tabel 2. Rata-rata umur tanaman jagung saat berbunga 50% (hari) Perlakuan Waktu Penyisipan (Minggu Sebelum Panen) Lamuru (v 1 ) 55,33 81,33 76,00 67,33 Pioner (v 2 ) 5 77,33 69,33 60,33 Sukmaraga (v 3 ) 56,33 76,33 69,33 62,00 Rata-rata 55,11 a 78,33 d 71,56 c 63,22 b NP BNT 0,05 2,2023 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT α=0,05 Tabel 2 menunjukkan bahwa penanaman saat panen menghasilkan rata-rata umur berbunga 50% tercepat (55,11 hari) dan berbeda nyata dengan waktu penyisipan 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu sebelum panen. Umur berbunga 50% yang lebih cepat (55,11 hari) dicapai oleh tanaman jagung yang disisipkan pada saat panen dibandingkan tanaman yang disisipkan 1, 2 dan 3 minggu sebelum panen disebabkan oleh cahaya yang leluasa masuk ke dalam pertanaman jagung yang ditanam (disisipkan) pada saat panen secara langsung menyebabkan pembungaan tanaman menjadi lebih cepat (Tabel 6) dan didukung oleh karena optimalnya proses pada awal pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman yang lebih cepat memungkinkannya untuk memasuki tahapan-tahapan perkembangan lebih lanjut. Lakitan (1996), menyatakan bahwa perubahan tunas apikal atau aksilar dari vegetatif menjadi tunas bunga merupakan hasil dari aktivitas hormonal yang berlangsung pada tanaman tersebut yang umumnya dirangsang oleh kondisi lingkungan tertentu misalnya suhu dan perubahan panjang hari (lama penyinaran). Kepekaan tanaman terhadap rangsangan faktor luar terus bertambah dengan bertambahnya umur tanaman. Tanaman jagung termasuk tanaman hari pendek yang pembungaannya digalakkan oleh panjang hari yang lebih pendek dari panjang hari maksimum kritis (dibawah 10 jam) dan biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu dan cahaya (Salisbury dan Ross, 1995; Gardner et al., 1991); Goldsworthy dan Fisher, 1992 dan Tadjang et al., 1992). 257

Bobot Tongkol Per Petak dan Per Hektar Tabel 3 menunjukkan bahwa penanaman saat panen menghasilkan rata-rata bobot tongkol tanaman jagung per petak (4,78 kg) dan per hektar (2,39 ton) terberat dan berbeda nyata dengan waktu penyisipan 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu sebelum panen. Tabel 3. Rata-rata bobot tongkol tanaman jagung per petak (kg) dan hektar (ton). Perlakuan Lamuru (v 1 ) Pioner (v 2 ) Sukmaraga (v 3 ) Rata-rata NP BNT (0,05) Waktu Penyisipan (Minggu Sebelum Panen) 4,67 (2,33) 4,33 (2,17) 5,33 () 4,78 a (2,39 a ) 0,6393 (0,3197) 3,00 c (1,67 c ) 4,00 (2,00) bc (1,83 bc ) 4,33 (2,17) 4,00 (2,00) 4,00 b (2,00 b ) Keterangan :- Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT α=0,05 - Angka angka yang berada dalam tanda kurung adalah hasil konversi ton per hektar dari kg per petak Bobot tongkol tanaman jagung yang lebih berat secara individu akan meningkatkan bobot tanaman jagung dalam satu petak (4,78 kg) sehingga hasil konversi kedalam luasan hektar (2,39 ton) akan lebih tinggi pula (Tabel 9). Intensitas cahaya yang kurang pada tanaman jagung yang ternaungi oleh tanaman-tanaman yang ditanam lebih awal (waktu sisip 1,2 dan 3 minggu sebelum panen) akan berpengaruh terhadap perkembangan tongkol. Menurut Edmades dan Daynard, 1979; Tollenar, 1977 dalam Fernando et al., (2000), menyatakan lingkungan yang kurang mendukung pada periode pembungaan dapat menyebabkan terhentinya perkembangan tongkol. Selanjutnya Tollenar, 1977 dalam Goldsworthy dan Fisher (1992), pertumbuhan tongkol dapat berhenti selama pembungaan kalau jumlah penyinaran yang diterima kecil. Bobot Biji Per Petak dan Per Hektar Tabel 3 menunjukkan bahwa penanaman saat panen menghasilkan rata-rata bobot biji tanaman jagung per petak (3,78 kg) dan per hektar (1,89 ton) terberat dan berbeda nyata dengan waktu penyisipan 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu sebelum panen. 258

Tabel 3. Rata-Rata bobot biji tanaman jagung per petak (kg) dan hektar (ton) Perlakuan Lamuru (v 1 ) Pioner (v 2 ) Sukmaraga (v 3 ) Keterangan Rata-rata NP BNT (0,05) Waktu Penyisipan (Minggu Sebelum Panen) 4,33 (2,17) 3,78 a (1,89) 0,5718 (0,2859) 2,00 (1,00) 2,44 b (1,22) 3,00 2,33 (1,17) b 3,00 3,00 b :- Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT α=0,05 - Angka angka yang berada dalam tanda kurung adalah hasil konversi ton per hektar dari kg per petak Bobot biji tanaman yang tinggi (696,67 g) dari tanaman jagung dengan waktu penyisipan saat panen (Tabel 10) akibat pengaruh intersepsi cahaya ke dalam tanaman yang lebih bebas tanpa atau dengan hambatan yang relatif kecil (naungan) menyebabkan laju fotosintesis yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan tingginya intersepsi radiasi surya yang diterima tanaman jagung tersebut (42, 41 kal.cm -2.detik -1 ) seperti yang disajikan pada Tabel 13. Tanaman jagung mempunyai laju fotosintesis yang tinggi dan tidak jenuh cahaya untuk fotosintesis sekalipun dalam cahaya matahari penuh (Goldswothy dan Fisher, 1992), karena itu semakin tinggi intensitas penyinaran semakin tinggi laju produksi bahan kering dan daya hasil tanaman. Intensitas cahaya yang rendah akan mengurangi fotosintesis daun, bahan kering, jumlah biji, jumlah akar dan besar batang jagung. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Varietas Lamuru memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung pada kondisi intensitas cahaya yang berbeda-beda. Waktu penyisipan yang efektif untuk mendapatkan cahaya yang optimal pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung adalah pada saat panen. Interaksi antara varietas Lamuru dan waktu penyisipan saat panen pada beberapa parameter merupakan interaksi yang ideal bagi laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. 259

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.. 2004. Data Tahunan Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Pusat Data dan Informasi Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.. 2005. Pola Tanam. Warintek Bantul (warung informasi dan teknologi):: hhtp;//warintek.go.id. Dibangun dan dikelola oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik. Pemerintah Kabupaten Bantul. Dahlan, M., Slamet. 1992. Pemuliaan Tanaman Jagung. dalam Prosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I. (Penyunting : Kasno, Dahlan da Hasnan). Perhimpunan Pemuliaan Tanaman Indonesia, Komisariat Daerah Jawa Timur. Fernando H. A., S. A. Uhart, and M. I. Frugone. 1993. Intercepted Radiation at Flowering and Kernel Number In Maize: Shade Vesus Plant Density Effect. Crop Scl, 33: 482 485.., M. E. Otegui and C. Vega. 2000. Intercepted Radiation at Flowering and Kernel Number In Maize. Agron.J.92: 92 97. Fitter, A.H., and R. K. M Hay. 1998. Enviromental Physiology of Plant. Departement of Biologi, Universitas pf York. England (Terjemahan Sri Andini dan Purbayanti, 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Goldsworthy, P.R., dan N.M Fisher. 1992. The Physiology Of Tropical Field Crops (Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik, Terjemahan Tohari). Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Harjadi, S, S. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. Jumin, HB., 1994. Dasar-Dasar Agronomi. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta. Mitchell, R. L. 1970. Crop Growth and Culture. Iowa State University Press. Nasir, A.A. 2001. Iklim dan Produksi Tanaman. Pelatihan Dosen-Dosen Perguruan Tinggi Se- Indonesia Bagian Timur dalam Bidang Agroklimatologi. Bogor. Rukmana R., 1997. Bertanam Jagung. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Saenong, S., 1975. Teknologi Benih Jagung. Hal 163-184 dalam Jagung. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Sitompul, S.M. dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Gadjah Mada University Press. Suprapto. 1996. Bertanam Jagung. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Sutidjo, D. 1986. Pengantar Sistem Produksi tanaman Agronomi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Tadjang, L. H., D. Lossen., S. Mandung., A. Yassi., A. D. Humaerah., an J.P. Manurung. 1992. Dasar-Dasar Klimatologi. Agroklimatologi. Jurusan Budidaya Tanaman. Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin. Makassar Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 260