KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. perekonomian di Desa Gandrungmanis adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB III PAPARAN DATA DAN BEBERAPA ARGUMEN. A. Pendeskripsian Tradisi Menikah pada Desa Wedi Gedangan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dari Kecamatan Berbah, 24 km dari Kantor Kabupaten Sleman, dan 8 km dari

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

KEADAAN UMUM DESA PENDOWOHARJO. A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan

KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. astronomi ibukota Kecamatan Sewon terletak pada 7 O Bujur Timur dan. : Kecamatan Bantul dan Kecamatan Jetis

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM. Bungur). Pembentukan desa dipimpin oleh tokoh adat setempat yaitu Bapak

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Makarti merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Kecamatan Pandak

NO KATALOG :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. KEADAAN UMUM DAERAH

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

Transkripsi:

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Data monografi Desa Gandrungmanis (Tahun 2016, Semester 1) menunjukkan keadaan alam, keadaan penduduk, dan keadaan sarana perekonomian di Desa Gandrungmanis adalah sebagai berikut : A. Keadaan Alam 1. Letak Geografis Desa Gandrungmanis merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap yang terdiri dari, Desa Bulusari, Desa Cinangsi, Desa Cisumur, Desa Gandrungmangu, Desa Gintungreja, Desa Karanganyar, Desa Karanggintung, Desa Kertajaya, Desa Layansari, Desa Muktisari, Desa Rungkang, Desa Sidaurip, dan Desa Wringinharjo. Jarak Desa Gandrungmanis dari Pusat Pemerintahan Kecamatan adalah 0,5 Km, jarak dari Pusat Pemerintahan Kota/Ibukota Kabupaten adalah 53 Km, dana jarak dari Ibukota Provinsi adalah 400 Km. Adapun batas-batas wilayah Desa Gandrungmanis sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebela Barat Sebelah Timur : Desa Gandrungmangu : Desa Layansari : Desa Bulusari : Desa Bantarsari 36

37 Luas wilayah Desa Gandrungmanis adalah 576,769 Ha. Jumlah penduduk yang ada di Desa Gandrungmanis sebanyak 8.316 jiwa dengan 2.097 kepala keluarga. 2. Keadaan Topografi Desa Gandrungmanis memiliki keadaan topografi dataran rendah dengan ketinggian 10-15 m diatas permukaan air laut. Keadaan topografi tersebut dimanfaatkan pada sektor pertanian, yaitu berupa sawah, ladang dan perkebunan. Lahan yang digunakan untuk pemukiman dan sektor lain jauh lebih rendah. Maka dari itu lahan yang digunakan untuk sektor pertanian cukup besar. 3. Jenis Tanah Jenis tanah yang ada di Desa Gandrungmanis termasuk ke dalam jenis tanah alluvial. Jenis tanah alluvial adalah jenis tanah yang terbentuk karena endapan yang biasa terjadi di daerah dataran rendah. Daerah endapan terjadi di sungai, danau, yang berada di dataran rendah, ataupu cekungan yang memungkinkan terjadinya endapan. Tanah jenis alluvial memiliki manfaat untuk lahan pemukiman dan lahan pertanian. B. Keadaan Penduduk 1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Penduduk Desa Gandrungmanis berjumlah 8.316 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.097. Penduduk Desa Gandrungmanis terdiri dari 4.058 penduduk laki-laki dan 4.258 penduduk perempuan. Adapun jumlah

38 penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Gandrungmanis dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Gandrungmanis Tahun 2016 Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Laki-laki 4.058 48,88 Perempuan 4.258 51,12 Jumlah 8.316 100,00 Sumber : Monografi Desa Gandrungmanis Tahun 2016 Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Persentase penduduk perempuan 51,12% dan penduduk laki-laki 48,88%. Dengan melihat keadaan penduduk menurut jenis kelamin, Desa Gandrungmanis mempunyai perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan cukup berimbang. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui sex ratio disuatu wilayah, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dengan rumus: Jumlah Penduduk Laki-laki Sex Ratio = Jumlah Penduduk Perempuan 4.058 = x 100 4.258 = 95,3 x 100 Hal ini berarti setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 94 orang penduduk laki-laki. Dalam hal ini maka jumlah perempuan memang lebih banyak dibandingkan laki-laki. Perbandingan tersebut akan berdampak pada ketersediaan tenaga kerja laki-laki terutama tenaga kerja di bidang pertanian. Pembagian pekerjaan dalam bidang pertanian lebih banyak dikerjakan oleh laki-laki karena

39 dianggap memiliki tenaga lebih besar. Peran perempuan juga penting karena perempuan identik dengan ketelitian yang lebih baik dibanding laki-laki. Apabila angka sex ratio jauh di bawah 100, dapat menimbulkan berbagai masalah, karena ini berarti di wilayah tersebut kekurangan penduduk laki-laki akibatnya antara lain kekurangan tenaga kerja laki-laki untuk melaksanakan pembangunan, atau masalah lain yang berhubungan dengan perkawinan. Hal ini dapat terjadi apabila suatu daerah banyak penduduk laki-laki meninggalkan daerah atau kematian banyak terjadi pada penduduk laki-laki. (Mantra dalam Dewandini, 2010). 2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seseorang. Tingkat pendidikan dapat digunakan untuk melihat kemampuan seseorang, misalnya saja dalam menyerap berbagai pengetahuan. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi merupakan sumberdaya yang potensial, dan akan lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir dan dapat mengarahkan seseorang dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih menguntungkan bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan. Pada tabel 6 menunjukan bahwa penduduk Desa Gandrungmanis sebagian besar berada pada tingkat pendidikan SMA / Sederajat (30,26%). Jumlah penduduk Desa Gandrungmangu yang mengenyam pendidikan tingkat atas atau lebih dari program pemerintah wajib belajar sembilan tahun menurut tabel 7 dapat dikatakan cukup tinggi. Jumlah penduduk Desa Gandrungmanis pada tingkat

40 pendidikan SMP / Sederajat yang sesuai anjuran pemerintah wajib belajar sembilan tahun yaitu 24,19%, terbesar kedua setelah pada tingkat pendidikan SMA / Sederajat. Keadaan penduduk menurut tingat pendidikan di Desa Gadrungmanis dapat dilihat dari tabel 6 berikut: Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Gandrungmanis Tahun 2016 No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Orang (Jiwa) Persentase (%) 1 Belum Sekolah 1.251 15,61 2 SD /Sederajat 1.701 21,22 3 SMP / Sederajat 1.939 24,19 4 SMA / Sederajat 2.425 30,26 5 Akademi / D1-D3 384 4,79 6 Perguruan Tinggi / Sedrajat 315 3,93 Jumlah 8.015 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Gandrungmanis Tahun 2016 Dengan hal tersebut maka Penduduk Desa Gandrungmanis memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi cara berfikir masyarakat dalam menghadapi suatu masalah. Tingkat pendidikan yang tinggi juga akan mempengaruhi tingkat keterbukaan dan penerimaan hal-hal baru. 3. Keadaan Penduduk Menurut Umur Jumlah penduduk di Desa Gandrungmanis dapat dikelompokkan menurut kelompok umur. Jumlah penduduk di Desa Gandrungmanis menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 8:

41 Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Desa Gandrungmanis Tahun 2016 Jumlah Penduduk Umur (Tahun) No Orang (Jiwa) Persentase (%) 1 0 14 2.374 28,46 2 15 64 5.754 68,98 3 65 213 2,56 Jumlah 8.341 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Gandrungmanis Tahun 2016 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat digunakan untuk menghitung Angka Beban Tanggungan (ABT). Berdasar Tabel 8 dapat dilihat besarnya jumlah penduduk di Desa Gandrungmanis tergolong dalam usia produktif (15-64 tahun) adalah sebesar 5.754 (68,98 5) dari keseluruhan jumlah penduduk. Penduduk yang tergolong dalam usia non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun) adalah sebesar 2.374 jiwa (28,46%) dan 213 jiwa (2,56%). Berdasar data jumlah penduduk usia produktif dan non produktif dapat dihitung ABTnya yaitu perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk usia produktif, dengan rumus sebagai berikut: Jumlah Penduduk Usia Non Produktif ABT = Jumlah Penduduk Usia Produktif 2.374+213 = x 100 5.754 = 44,96 x 100 Dari perhitungan diatas diperoleh nilai ABT sebesar 44,96 artinya setiap 100 orang penduduk Desa Gandrungmanis berusia produktif menanggung 45 penduduk yang tidak produktif. ABT dikatakan tinggi apabila ABT lebih atau samadengan 50, sedangkan ABT dikatakan rendah apabila kurang dari 50.

42 Menurut Mantra dalam Dewandini (2010), tingginya ABT merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif atau sudah tidak produktif. 4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk di Desa Gandrungmanis bermacam-macam atau bersifat heterogen. Penduduk Desa Gandrungmanis bekerja di berbagai sektor untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Desa Gandrungmanis dapat dilihat pada tabel 9. Sumber : Data Monografi Desa Gandrungmanis Tahun 2016 Bedasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Gandrungmanis memiliki beragam mata pencaharian. Mata pencaharian paling banyak adalah sebagai petani yaitu sebanyak 31,15% (1.169 orang). Mata pencaharian terbesar kedua penduduk Desa Gandrngmanis adalah wirasawasta/pedagang yaitu sebanyak 22,57% (847 orang). Tabel 9. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Gandrungmanis Tahun 2016 No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Orang (Jiwa) Persentase (%) 1 Petani 1.169 31,15 2 Buruh Tani 540 14,39 3 Tukang 471 12,55 4 PNS, TNI, POLRI 111 2,96 5 Buruh / Swasta 547 14,57 6 Wiraswasta / Pedagang 847 22,57 7 Pengrajin 26 0,69 8 Pekerja Seni 5 0,13 9 Pensiunan 37 0,99 Jumlah 3.753 100,00

43 Salah satu hal yang mempengaruhi tingginya angka penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani yaitu luasnya lahan pertanian yang ada di Desa Gandrungmanis. Hal ini berarti mata pencaharian dibidang pertanian masih diminati untuk memenuhi kebutuhan. 5. Keadaan Sarana Perekonomian Keadaan perekonomian penduduk dapat dilihat dari ketersediaan prasarana perekonomian di suatu wilayah. Prasarana perekonomian yang memadai dapat menunjang kegiatan ekonomi masyarakat. Hal ini dapat memudahkan masyarakat dalam menjalankan kehidupannya. Adapun keadaan prasarana perekonomian di Desa Gandrungmanis dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Sarana Perekonomian di Desa Gandrungmanis Lembaga Ekonomi Jumlah Industri 5 Kios 23 Pasar 1 Swalayan / Supermarket 7 Koperasi Simpan Pinjam 1 Usaha Ekonomi Desa 1 Sumber : Data Monografi Desa Gandrungmanis Tahun 2016 Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang terdapat di Desa Gandrungmanis cukup lengkap. Terdapat koperasi, pasar, toko, warung kelontong, industri, dan swalayan. Sarana perekonomian yang terbanyak adalah kios yaitu sebanyak 23. Adanya kios ini memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan memenuhi kebutuhan dan juga sebagai sarana pemasaran. Selanjutnya sarana perekonomian yang lain terbanyak adalah swalayan/supermarket sebanyak 7 buah.

44 6. Profil Gapoktan Sri Rejeki Gapoktan Sri Rejeki terletak di Desa Gandrungmanis Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap. Gapoktan ini berdiri tanggal 17 Maret 2004. Prestasi yang dimiliki oleh Gapoktan ini yakni peringkat ke-2 Gapoktan terbaik se-kabupaten Cilacap, namun bila dilihat secara administrasinya Gapoktan Sri Rejeki paling baik. a. Visi dan Misi Visi : Mewujudkan peningkatan produksi pertanian dengan budidaya yang ramah lingkungan menuju kemakmuran Pengertianya adalah kita berbudidaya pertanian khususnya padi dengan menekan biaya produksi yang kecil/memanfaatkan alam ditunjang dengan sumber daya manusia yang handal sehingga menghasilkan produk yang banyak, sehat maka terciptalah kemakmuran. Misi : 1. Menyelenggarakan gapoktan yang efisien, efektif, bersih dan demokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada petani. 2. Memberdayakan petani agar dapat meningkatkan kemakmuran. 3. Menjembatani kepentingan masyarakat petani Desa Gandrungmanis dengan kepentingan pemerintah. 4. Menyediakan akses informasi dan teknologi pertanian kepada petani dan masyarakat.

45 b. Sasaran Sasaran Gapoktan antara lain : 1. Para petani yang bergabung dalam kelompok tani yang ada di Desa Gandrungmanis dan tergabung dalam Gapoktan Sri Rejeki. 2. Meningkatkan kemampuan kelompok tani, memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani. 3. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup para anggota kelompok tani. 4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan, bulanan maupun musiman. c. Kegiatan Utama Gapoktan Sri Rejeki 1. Usaha tani tanaman pangan. 2. Penyediaan sarana produksi 3. Pengelolaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Agribisnis. d. Struktur pengurus Gapoktan Sri Rejeki Sejak dibentuk pada tahun 2004, kepengurusan Gapoktan Sr Rejeki baru mengalami pergantia kepengurusan 1 kali. Susunan kepengurusan Gapoktan Sri Rejeki sebagai berikut : 1. Pelindung/penasehat : 1. Anwar 2. H. Muslih 2. Ketua : Faozi 3. Sekretaris : Muhammad Suparno

46 4. Bendahara : Sumitro 5. Unit Usaha : Lin Sururoh - Unit Usaha Tani : Hasan Basr - Unit Keuangan Mikro : Masduku Baehaki Fungsi Masing-Masing Unit Gapoktan Sri Rejeki 1. Unit usaha tani Agar kegiatan usahatani petani dapat berlangsung dengan baik, Gapoktan diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai berikut: a. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi usahatani yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam lainnya. b. Menyusun rencana definitif Gapoktan dan melaksanakan kegiatan atas dasar pertimbangan efisiensi. c. Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usahatani kelompoktani sesuai dengan rencana kegiatan Gapoktan. d. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan Gapoktan, sebagai bahan rencana kegiataan yang akan datang. e. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan. f. Mengelola administrasi secara baik. g. Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan Gapoktan.

47 h. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/ lembaga terkait. 2. Unit usaha keuangan mikro Agar kegiatan usaha keuangan mikro dapat berlangsung dengan baik, Gapoktan diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai berikut: a. Menumbuhkembangkan kreativitas dan prakarsa anggota Gapoktan untuk memanfaatkan setiap informasi dan akses permodalan yang tersedia. b. Meningkatkan kemampuan anggota Gapoktan untuk dapat mengelola keuangan mikro secara komersial. c. Mengembangkan kemampuan untuk menggali sumber-sumber usaha yang mampu meningkatkan permodalan. d. Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal usaha.