CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Factors Influencing Contractor Performance in Indonesia: A Study of Non Value-Adding Activities

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI MENGENAI CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir bagi pihak pengguna jasa konstruksi (Formoso et al, 2002).

PENDAHULUAN. merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu :

STUDI MENGENAI CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH KABUPATEN BADUNG. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta

EVALUASI WASTE PADA PROYEK GEDUNG DI WILAYAH SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI WASTE DAN IMPLEMENTASI LEAN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA TARUNA POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG)

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI

PENERAPAN PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBELIAN MATERIAL KONSTRUKSI

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

TINGKAT KEPENTINGAN FAKTOR FAKTOR PRODUKTIVITAS PEKERJA BERDASARKAN TINGKAT PENGARUH DAN TINGKAT FREKUENSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 41 responden,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan

KAJIAN POLA REWORK PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN FINISHING PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka akan memuat teori dan hasil penelitian penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang sudah didapat mengenai pemahaman dan

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis penelitian ini terhadap faktor-faktor penyebab, jenis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ialah rework tidak dapat sepenuhnya dihindari dari dunia konstruksi.

STUDI FAKTOR-FAKTOR UTAMA PENYEBAB PEMBOROSAN MATERIAL (MATERIAL WASTE) PADA PROYEK REHABILITASI JARINGAN IRIGASI PROVINSI ACEH

STUDI MENGENAI CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURAKARTA. Oleh : TRI RATNASARI NPM. :

STRATEGI PENETAPAN HARGA PROYEK OLEH KONTRAKTOR YOGYAKARTA

ANALISIS PERBANDINGAN FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI JATENG DAN DIY

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manager dan Tukang/ Pekerja Proyek yang berkedudukan sebagai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi melibatkan banyak peserta (multiparties) untuk

STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pekerjaan proyek konstruksi, waktu (time) adalah salah satu

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyelesaian proyek secara umum sebagai berikut : 2. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan metode mean ( ratarata

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

STUDI FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK, DAN MITIGASI RISIKO KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing. bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. agar waktu pengerjaan tidak meleset dari yang sudah direncanakan.

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan yang ada. Meskipun rework tidak dapat sepenuhnya dihindari dari

Estimasi Biaya Penawaran Kontraktor Kecil: Praktek dan Kebutuhan Implementasi dalam Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab VI Kesimpulan dan Saran

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal.

STUDI MENGENAI MODEL ESTIMASI DURASI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian akhir dari penulisan tugas akhir ini, maka dalam bab

PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR RISIKO DALAM REKRUTMEN TENAGA KERJA YANG MEMPENGARUHI BIAYA TENAGA KERJA PADA PROYEK DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tersebut anatara lain manpower, material, machines, method, money.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era sekarang ini, keberhasilan suatu negara bisa diukur dari tingkat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

ANALISIS KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hunna Watson, dan Peter Davis dalam makalah Rework in Civil Infrastructure

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

ANALISIS KINERJA WAKTU PROYEK SEKOLAH X DENGAN METODE PERFORMANCE INTENSITY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Kabupaten Aceh Utara Propinsi Aceh) Bakhtiar A 1)

Transkripsi:

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 CONSTRUCTION WASTE PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Peter F. Kaming, Ferianto Raharjo, Hario Wejoseno,, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Email: kaming@mail.uajy.ac.id ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai pemborosan (waste). Waste dalam proyek konstruksi dapat berupa physical construction waste dan nonvalue-adding activity. Pada kenyataannya waste terjadi pada seluruh pelaksanaan proyek konstruksi (Alwi et al., 00). Tujuan dari studi ini adalah melakukan identifikasi waste yang terjadi pada proyek konstruksi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif dengan data proyek konstruksi yang sedang atau sudah dikerjakan di DIY. Lebih lanjut, studi ini mencari frekuensi dan efek/dampak waste, tingkat bobot waste, serta faktor penyebab waste dengan melakukan penyebaran kuesioner. Dari hasil analisis bobot (weight index) waste menunjukkan bahwa menunggu material merupakan waste dengan tingkat bobot tertinggi pada pelaksanaan proyek konstruksi di DIY diikuti oleh keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, penghamburan material/bahan mentah, dan pekerja lambat/tidakefektif. Selanjutnya dari hasil analisis mean faktor penyebab waste, perubahan desain merupakan faktor penyebab waste yang paling sering terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi di DIY, diikuti oleh spesifikasi yang tidak jelas, pengambilan keputusan yang lambat, dan keterlambatan material tiba di lokasi. Kata kunci: waste, non-value adding activities, proyek konstruksi, Yogyakarta. PENDAHULUAN Kegiatan proyek konstruksi merupakan suatu proses yang panjang,dimana dalam pelaksanaannya banyak dijumpai masalah dan kendala (Ervianto, 00). Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah ketidakefisienan dan pemborosan (waste) dalam pelaksanaankonstruksinya. Pada kenyataannya construction waste terjadi pada seluruh industri konstruksi (Alwi et al., 00).Menurut Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan (Alarcon,; Alwi, ; Koskela, ; Robinson, ; Lee et al., ; Phengand Hui,, Alwi dkk. 00), waste pada proyek konstruksi tidak hanya berfokus pada pemborosan material di lokasi proyek, tetapi jugaberhubungan dengan sejumlah aktifitas lain seperti tahapan kerja yangtidak dibutuhkan, repair dan rework, keterlambatan jadwal, penanganan material yang buruk, pemilihan metoda konstruksi, waktu tunggu, perlatan, pergerakan pekerja, dan kurangnya keamanan. Penelitian yang dilakukan Alwi dkk (00) mengenai permasalahan ketidakefisienan di Indonesia disimpulkan bahwa ketidakefisienan yang sering terjadi di Indonesia antara lain keterlambatan jadwal, perbaikan pada pekerjaan finishing, kerusakan material di lokasi,menunggu ketersediaan dan perbaikan peralatan. Beberapa ketidakefisienan tersebut disebabkan antara lain oleh terlalu banyaknya perubahan rancangan, rendahnya keahlian tenaga kerja, lambat dalam pengambilan keputusan, koordinasi yang tidak baik antar pihak yangterlibat, lemahnya perencanaan dan pengendalian, keterlambatan material, dan metoda kerja yang tidak tepat. Menurut Alwi et al. (00), saat ini pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi hanya mendefinisikan waste atau sebagai pemborosan fisik (material), sehingga diperlukan pemahaman yang lebihbaik tentang konsep dari waste dan kemampuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis waste yang terjadi beserta penyebabnya. DIY (DIY) sebagai daerah wisata, budaya,dan pendidikan, tentunya juga tidak terlepas dari kebutuhan akan pembangunan struktur dan infrastruktur sebagai jawaban dari meningkatnya jumlah penduduk dan pendatang. Dan dalam pelaksanaannya, proyek-proyek konstruksi yang ada di DIY (DIY) sendiri tentunya juga tidak terlepas dari permasalahan pemborosan (waste) dalam pelaksanaan konstruksinya. Apabila waste dalam proyek konstruksi dan faktor-faktor penyebabnya dapat diidentifikasi maka waste (pemborosan) yang terjadi MK -

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 selama berlangsungnya proyek konstruksi dapat dikurangi, sehingga tujuan dari sebuah proyek konstruksi, yaitu kesuksesan yang memenuhi kriteria waktu (jadwal), biaya (anggaran), dan juga mutu (kualitas) dapat tercapai dengan Baik. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:. Bentuk waste atau pemborosan apa saja yang sering terjadi pada proyek konstruksi di DIY?. Waste apa yang memiliki efek/dampak tertinggi terhadap pelaksanaan proyek konstruksi?. Waste mana yang dianggap paling penting oleh responden?. Apa faktor-faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya waste atau pemborosan pada proyek konstruksi di DIY? Penelitian ini bertujuan untuk:)mengidentifikasi bentuk waste atau pomborosan yang sering terjadi pada proyek konstruksi di DIY; ) mengidentifikasi waste yang paling mempengaruhi kinerja atau pelaksanaan proyek konstruksi di DIY; ). Mengidentifikasi waste dengan tingkat bobot tertinggi pada proyek konstruksi di DIY; dan )mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya waste atau pemborosan pada proyek konstruksi di DIY.. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Waste (Pemborosan) Waste yang diidentifikasi adalah non value-adding activities/ketidakproduktifan pada proyek konstruksi dan juga pemborosan fisik yang terjadi pada lokasi proyek konstruksi material (direct waste), tenaga kerja, dll. Waste dalam bidang konstruksi dapat diartikan sebagai kehilangan atau kerugian berbagai sumber daya, yaitu material, waktu, dan modal/materi, yang diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan yang membutuhkan biaya secara langsung maupun tidak langsung tetapi tidak menambah nilai kepada produk akhir bagi pihak pengguna jasa konstruksi, Formoso, dkk. (00). Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan (Alarcon, ; Alwi,; Koskela, ; Robinson, ; Lee et al., ; Pheng and Hui,, Alwi et al., 00) menyebutkan bahwa kategori waste yang utama dalam bidang konstruksi adalah reworks/repairs, rusak/cacat, pemborosan material, keterlambatan, menunggu, alokasi material yang buruk, penanganan material yang tidak perlu, pergerakan atau perpindahan yang tidak perlu, ketidaktepatan dalam pemilihan metode kerja, dan manajemen peralatan. Waste yang terjadi pada proyek konstruksi akan mempengaruhi tingkat produktifitas pelaksanaan proyek (Alwi dkk, 00). Oleh Borcherding dkk. (), disebutkan bahwa menurunnya produktifitas pada proyek konstruksi dapat disebabkan oleh lima kategori waktu tidak produktif (unproduktive time), yaitu : waiting/idle, travelling, working slowly,doing ineffective work, dan doing rework. Secara umum menurut Alarcon (), Koskela (), dan Lovedkk. (), waste didefinisikan sebagai semua aktifitas yangmemerlukan biaya, secara langsung maupun tidak langsung, danmemerlukan waktu, sumber daya atau membutuhkan persediaan yangtidak memberikan nilai tambah pada produk akhir.waste dapat juga digambarkan sebagai segala aktifitas manusiayang menyerap sumber daya dalam jumlah tertentu tetapi tidakmenghasilkan nilai tambah, seperti kesalahan yang membutuhkanpembetulan, hasil produksi yang tidak diinginkan oleh pengguna, prosesatau pengolahan yang tidak perlu, pergerakan tenaga kerja yang tidakberguna dan menunggu hasil akhir dari kegiatankegiatan sebelumnya(womack and Jones, ).Ohno () dalam bukunya Toyota Production System: BeyondLarge Scale Production mengklasifikasi pemborosan (waste) dalam kategori. Menurut Alwi dkk. (00), construction waste dapat berupa NonValue-Adding Activity dan Physical Construction Waste dan terjadi padaseluruh industri konstruksi terlepas dari:). ukuran organisasi proyek; ). besar dan durasi kontrak; ). jenis bangunan; dan ). keadaan bangunan (pembangunan bangunan Construction Waste dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitutenaga kerja, material, dan peralatan/mechinery. Dalam penelitiannyamengenai waste Alwi dkk, (00) membagi waste dalam lima kelompokyaitu pekerjaan perbaikan (repair), waktu tunggu, material, sumber dayamanusia, dan pelaksanaan/operations. MK -

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 Non Value-Adding Activities Alwi dkk. (00) melakukan studi mengenai non value adding activities pada perusahaan konstruksi di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui non value adding activities yang terjadi pada perusahaan konstruksi di Indonesia. Hasil studi Alwi dkk.menunjukkan bahwa perbaikan pekerjaan, keterlambatan jadwal, dan menunggu material adalah bentuk pemborosan yang sering terjadi. Dan perubahan desain, skill tenaga kerja yang rendah, dan pengambilan keputusan yang lambat sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakefisienan dan pemborosan dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi di Indonesia. Alwi melakukan studi mengenai non value adding activities pada proyek konstruksi di Australia. Dalam studi ini digunakan kuesioner yang terdiri dari variabel yang berhubungan dengan nonvalue-adding activities, yang kemudian dibagi menjadi klasifikasi, waste ( variabel) dan faktor penyebab terjadinya waste ( variabel). Hasilnya menunjukkan bahwa menunggu perintah/instruksi merupakan variable yang paling penting. Dan dokumentasi site yang buruk, cuaca, gambar yang tidak jelas, desain yang buruk, perubahan desain, revisi dandistribusi gambar yang lambat, dan spesifikasi yang tidak jelas sebagai faktor yang menyebabkan non value-adding activities. Penelitian ini menganjurkan bahwa diperlukan investigasi lebih lanjut terhadap munculnya non value-adding activities untuk meningkatkan peforma proyek dan kepuasan konsumen. Kemudian Alwi melakukan perbandingan mengenai Non Value-Adding Activities pada proyek konstruksi di Indonesia dan Australia.. METODE PENELITIAN Data diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner. Responden adalah para praktisi dri kalangan yang langsung terlibat di proyek konstruksi. Kuesioner dan daftar pertanyaan diadopsi dari Alwi dkk. (00) yang terdiri dari tiga sup bahasan pertanyaan, yaitu: ). Data Umum Responden, terdiri dari pertanyaan mengenai pertanyaan mengenai data diri responden secara umum, dan tanggapan responden mengenai waste pada proyek konstruksi. ). Frekuensi terjadinya waste dan pengaruh dari waste yang terjadi terhadap pelaksanaan proyek, yang terdiri dari lima kategori, yaitu:pekerjaan Perbaikan, Waktu Tunggu, Material, Sumber Daya Manusia, dan Operasional/Pelaksanaan. ). Faktor penyebab terjadinya waste, yang terdiri dari enam kategori:manusia, Manajemen, Desain dan Dokumentasi, Material,Pelaksanaan, Faktor Eksternal Setelah seluruh data yang diperoleh melalui kuisioner terkumpul,kemudian dilakukan analisis data. Analisis data ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mencari frekuensi waste serta efek/pengaruh dariwaste yang terjadi terhadap kelangsungan proyek berdasarkan mutu,biaya, dan waktu yang telah direncanakan, dan faktor-faktor penyebab terjadinya waste pada proyek konstruksi yang sering terjadi berdasarkan urutan rangking. Sedangkan untuk menunjukkan data umum dari responden digunakan analisis prosentase. Perpaduan antara frekuensi dan pengaruh/dampak dari sebuah resiko akan menghasilkan sebuah nilai bobot dari resiko tersebut. Untuk mengetahui tingkat kepentingan dapat digunakan rumus berikut (Zhi,00):Tingkat Bobot (Weight Index) = Frekuensi x Dampak. HASIL DAN DISKUSI Umum Data dalam penelitian mengenai Construction Waste pada proyek konstruksi di DIY ini diperoleh dengan caramenyebarkan kuesioner secara langsung terhadap orang-orang yang pernah atau sedang melaksanakan proyek konstruksi di DIY. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi kantor-kantor kontraktor dan juga proyek konstruksi yang berlokasi di DIY. Dari total 0 eksemplar kuesioner yang disebar ke kontraktor, jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak eksemplar kuesioner yang berasal dari kontraktor. Frekuensi dan Efek/Dampak Waste Dari hasil analisis data responden diperoleh frekuensi dan prosentase dari masing-masing variabel jawaban yang diberikan oleh responden. Data responden yang diperoleh meliputi usia responden,tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jabatan, frekuensi pemborosan,dan pendapat responden mengenai pengaruh waste terhadap pelaksanan proyek MK -

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 konstruksi berdasarkan mutu, waktu, dan juga biaya yang telah direncanakan.mayoritas Responden berdasarkan usia adalah 0-0 tahun.(,%), sedangkan untuk usia <0 tahun dan>0 tahun frekuensinya relatif kecil. Tabel. Analisis Frekuensi Waste Pada Proyek Konstruksi di DIY No. Waste Mean A B C D E Pekerjaan Perbaikan Pada Pekerjaan Pondasi Pada Pekerjaan Kolom/Balok Pada Pekerjaan M/E Pada Pekerjaan Finishing Waktu Tunggu Menunggu instruksi Menunggu material Menunggu perbaikan alat-alat Menunggu datangnya alat di lokasi Menunggu tenaga kerja Material Penghamburan material/bahan mentah Material tidak sesuai dengan spesifikasi Kehilangan material di lokasi Penumpukan material di lokasi Sering terjadi pemindahan material di lokasi Kerusakan material di lokasi Sumber Daya Manusia Mutu pengawasan rendah Pekerja Lambat/Tidak Efektif Tenaga kerja menganggur Pelaksanaan Terjadi kecelakaan kerja Peralatan sering rusak Peralatan tidak bisa diandalkan Keterlambatan Pelaksanaan pekerjaan,,,,,0,,,,,,,0,,,,0,,0,,00,,,,,,, SD,00 0,,0,00,,00 0,0, 0, 0, 0,,0,0 0,0,00 0,,0 0,,,0,0,00, 0,,0,0,0 Tinjauan Per Aspek Rank Umum 0 0 Dari Tabel, hasil analisis frekuensi ini dapat disimpulkan bahwa waste dengan tingkat kejadian tertinggi di DIY antaralain adalah Menunggu Material (mean,), Penghamburan Material/Bahan Mentah (mean,), Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan (mean,), Menunggu Instruksi (mean,), dan Pekerja Lambat/ Tidak Efektif (mean,).dari Tabel.., jika ditinjau secara kelompok, kelompok waste Material memiliki mean kelompok tetinggi sebesar,0, diikuti oleh kelompok waste Waktu Tunggu (mean,). Dari Tabel. terlihat bahwa waste yang yang memiliki efek/dampak yang tinggi pada pelaksanaan proyek konstruksi di DIY adalah Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan (mean,,), Pekerja Bekerja Tidak Efektif/Lambat (mean,), Menunggu Material (mean,), Penghamburan Material/BahanMentah (mean,0), dan Mutu Pengawasan Rendah (mean,).jika ditinjau secara kelompok, kelompok waste Pekerjaan Perbaikan memiliki mean kelompok tetinggi sebesar,0, diikuti oleh kelompok waste Waktu Tunggu dan Sumber Daya Manusia. MK -

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 Tabel. Analisis Efek/Dampak Waste Pada Proyek Konstruksi di DIY No. Waste Mean SD A Pekerjaan Perbaikan Pada Pekerjaan Pondasi Pada Pekerjaan Kolom/Balok Pada Pekerjaan M/E Pada Pekerjaan Finishing B Waktu Tunggu Menunggu instruksi Menunggu material Menunggu perbaikan alat-alat Menunggu datangnya alat di lokasi Menunggu tenaga kerja C Material Penghamburan material/bahan mentah Material tidak sesuai dengan spesifikasi Kehilangan material di lokasi Penumpukan material di lokasi Sering terjadi pemindahan material di lokasi Kerusakan material di lokasi D Sumber Daya Manusia Mutu pengawasan rendah Pekerja Lambat/Tidak Efektif Tenaga kerja menganggur E Pelaksanaan Terjadi kecelakaan kerja Peralatan sering rusak Peralatan tidak bisa diandalkan Keterlambatan Pelaksanaan pekerjaan Sumber: Wejoseno (0),0,0,,,0,0,,,00,,0,,0,,0,,,0,0,,,,,,,, 0, 0,0 0, 0,,0 0,0,0 0, 0, 0,,0 0,00 0, 0, 0, 0, 0,0, 0, 0, 0, 0,0,0 0, 0, 0, 0, Rank Tinjauan Per Aspek 0 0 Umum Nilai frekuensi dan dampak/efek waste yang telah dibahas padasub bab sebelumnya dapat dianalisis lebih lanjut dengan menggabungkankedua nilai dari frekuensi dan dampak/efek tersebut. Perkalian nilai ratarata (mean) dari frekuensi dan dampak/efek akan menghasilkan suatunilai yang menunjukkan tingkat bobot (weight index) dari masing-masing waste seperti yang ditampilkan pada Tabel.. Nilai mean dari tiapkelompok waste diperoleh dengan cara mencari rata-rata dari nilai meandari tiap waste yang ada pada kelompok waste tersebut. Selanjutnya akandiperoleh ranking dari tiap waste dan kelompok waste berdasarkan tingkatbobotnya dengan mengurutkan mean dari masing-masing waste dankelompok waste tersebut. Dari lima kelompok waste yang ada, Waktu Tunggu dan SumberDaya Manusia merupakan kelompok waste yang memiliki tingkat bobottertinggi, sedangkan jika ditinjau dari tiap waste yang ada, MenungguMaterial, Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, PenghamburanMaterial/Bahan Mentah, dan Pekerja Lambat/ Tidak Efektif memilikitingkat bobot yang tertinggi.dari beberapa waste yang memiliki tingkat bobot yang tinggi diatas, sebagian besar merupakan bentuk non value adding activities yangterjadi pada proyek konstruksi. Hal ini tentunya akan berpengaruhterhadap tingkat produktifitas dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi.oleh Alwi dkk. (00) juga dijelaskan bahwa beberapa waste salingberhubungan dengan waste lainnya, misalnya menunggu material dapat Dari lima kelompok waste yang ada, Waktu Tunggu dan SumberDaya Manusia merupakan kelompok waste yang memiliki tingkat bobottertinggi, sedangkan jika ditinjau dari tiap waste yang ada, MenungguMaterial, Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, PenghamburanMaterial/Bahan Mentah, dan Pekerja Lambat/ Tidak Efektif memilikitingkat bobot yang tertinggi.dari beberapa waste yang memiliki tingkat bobot yang tinggi diatas, sebagian besar merupakan bentuk non value adding activities yang terjadi pada proyek konstruksi. Hal ini tentunya akan berpengaruhterhadap tingkat produktifitas dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi.oleh Alwi dkk. (00) juga dijelaskan bahwa beberapa waste salingberhubungan dengan waste lainnya, misalnya menunggu material dapat menyebabkan tenaga kerja menganggur dan keterlambatan pelaksanaanpekerjaan, selain itu apabila peralatan sering rusak juga dapatmenyebabkan terjadinya waktu tunggu datangnya alat karena alattersebut perlu diperbaiki/diganti, dan sebagainya. MK - 0

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 Tabel Tingkat Bobot Waste di Proyek Konstruksi DIY. No. Waste A Pekerjaan Perbaikan Pada Pekerjaan Pondasi Pada Pekerjaan Kolom/Balok Pada Pekerjaan M/E Pada Pekerjaan Finishing B Waktu Tunggu Menunggu instruksi Menunggu material Menunggu perbaikan alat-alat Menunggu datangnya alat di lokasi Menunggu tenaga kerja C Material Penghamburan material/bahan mentah Material tidak sesuai dengan spesifikasi Kehilangan material di lokasi Penumpukan material di lokasi Sering terjadi pemindahan material di lokasi Kerusakan material di lokasi D Sumber Daya Manusia Mutu pengawasan rendah Pekerja Lambat/Tidak Efektif Tenaga kerja menganggur E Pelaksanaan Terjadi kecelakaan kerja Peralatan sering rusak Peralatan tidak bisa diandalkan Keterlambatan Pelaksanaan pekerjaan Sumber: Wejoseno (0) Frekuensi Efek/Dampak Mean Rank Mean Rank Mean Rank,,0,,,0,,,, 0,,,,0,0,,,,,,,,0,,,,0,,0,,00,,,,,,, 0 0,0,,,00,,0,,0,,0,,,0,0,,,,,,,,, 0 0,, 0,,,,,,,0,,0,,,,,0 0,0,,,,,, 0 Tingkat Bobot Waste Dari hasil analisis tingkat bobot (weight index), Menunggu Material merupakan waste dengan tingkat bobot paling tinggi. Secara frekuensi, Menunggu Material adalah waste dengan tingkat kejadian paling tinggi (mean,), sedangkan jika dilihat berdasarkan efek/dampak yang ditimbulkan waste ini merupakan waste dengan efek/dampak tertinggi ketiga (mean,). Pada penelitian sebelumnya oleh Alwi dkk, (00) disebutkan bahwa menunggu material ini tidak hanya berupa waktu tunggu pengiriman material dari luar proyek ke lokasi proyek, namun juga termasuk waktu tunggu pemindahan material dari tempat penyimpananmaterial di lokasi ke tempat pelaksanaan pekerjaan. Dijelaskan juga bahwa secara umum penyebab sering terjadinya waktu tunggu material ini disebabkan karena oleh manajemen material yang buruk. Material yang tidak tersedia tepat waktu saat dibutuhkan akan mengganggu pelaksanaan suatu pekerjaan. Sehingga pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak dapat berlangsung sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Pada urutan selanjutnya, Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan merupakan waste dengan tingkat bobot tertinggi kedua. Menurutresponden, Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan memilikiefek/dampak yang paling besar terhadap pelaksanaan suatu proyekkonstruksioleh Alwi dkk. (00), dijelaskan bahwa keterlambatan pelaksanaanpekerjaan dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya karenaperencanaan dan penjadwalan pengiriman material yang buruk, cuaca,peralatan, perubahan desain, serta pengambilan keputusan yang lambat, skill tenaga kerja yang rendah dan dapat juga disebabkan oleh wastelainnya seperti menunggu material, peralatan rusak, dan lain-lain.dalam peneletian yang dilakukan oleh Alwi dkk. (00) di Indonesia,disebutkan bahwa Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan merupakansalah satu faktor penting yang mempengaruhi produktifitas daripelaksanaan proyek konstruksi. Selanjutnya dijelaskan bahwaketerlambatan yang terjadi di dalam proyek biasanya berpengaruhterhadap biaya dan jadwal penyelesaian proyek. Keterlambatanpelaksanaan suatu pekerjaan/aktifitas dapat juga menyebabkanketerlambatan pada pelaksanaan pekerjaan/aktifitas lainnya. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktifitas dari pelaksanaan proyek konstruksi. Berdasarkan frekuensinya, Penghamburan Material/ Bahan Mentah merupakan waste dengan tingkat kejadian tertinggi kedua (mean,0),sedangkan berdasarkan efek/dampak merupakan waste dengan efek/dampak tertinggi keempat.penghamburan material/ bahan mentah yang terjadi dalam pelaksanaan proyek sendiri tentunya akan MK -

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 menyebabkan adanya sisa material atau bahan mentah yang tidak dapat dipergunakan. Penghamburan material/ bahan mentah sendiri sudah tentu akan berakibat pada biaya pelaksanaan proyek itu sendiri. Material sebagaisalah satu komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, sehingga secara tidak langsung memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan proyek khususnya dalam komponen biaya (Intan dkk, 00). Tabel. Analisis Faktor Penyebab Pemborosan Pada ProyekKonstruksi di DIY A B No Faktor Penyebab Waste Mean SD SDM Kurangnya skill tenaga kerja Pendistribusian tenaga kerja yang buruk Pengawasan yang terlambat Kurangnya Mandor Kemampuan subkontraktor yang rendah Pengawas yang tidak berpengalaman Manajemen Perencanaan dan penjadwalan yang buruk Informasi yang kurang jelas mengenai ketentuan dan persyaratan Koordinasi yang buruk diantara pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek Pengambilan keputusan yang lambat C Desain/Dokumentasi Spesifikasi yang tidak jelas Gambar kerja yang tidak jelas Revisi dan distribusi gambar yang lambat Perubahan desain Desain yang buruk Ketidak lengkapan dokumen Kontrak D Material Kualitas material yang buruk Keterlambatan material tiba di Lokasi Penanganan material yang buruk di lokasi Buruknya penjadwalan pengiriman material ke lokasi Material yang tidak sesuai / tidak Tepat Penyimpanan material yang buruk E Pelaksanaan/Operasional Waktu lembur yang berlebihan Metode konstruksi yang tidak tepat / tidak sesuai Kekurangan alat Pemilihan peralatan yang buruk / tidak efektif Peralatan yang kuno/ketinggalan Jaman Layout lokasi proyek yang buruk F Ekternal Kondisi Lokasi Cuaca Kerusakan/kehilangan oleh pihak lain Sumber: Wejoseno (0),,,,,,0,,,,,,,,0,,,,0,,,,,0,,,,0,00,,0,,0,0,,,,,0,,,0,0,,,,00,000,0,,,0,,,0,0,0,,,,,0, 0,0,,,,,0,,,0,0,0 0, Tinjauan Per Aspek Rank Umum 0 0 0 Faktor Penyebab Waste Tabel. menunjuk besarnya nilai mean dan standar deviasi masing-masing faktor waste, yang kemudian diikuti urutan/ranking tiap faktor waste. Jika dilihat berdasarkan kelompok faktor waste yang ada, Desain dan Dokumentasi merupakan kelompok faktor waste dengan mean kelompok tertinggi (,), diikuti oleh kelompok faktor Manajemen.Dilihat dari faktor waste yang ada, Perubahan Desain, Spesifikasi yangtidak Jelas, Pengambilan Keputusan yang Lambat, dan Keterlambatan Material Tiba di Lokasi merupakan faktor penyebab waste denganfrekuensi kejadian tertinggi. Menurut responden faktor penyebab waste yang paling tinggi frekuensi terjadinya adalah Perubahan Desain. Dalam pelaksanaanproyek konstruksi kesalahan atau perubahan terhadap desain awalterkadang tidak dapat dihindarkan walaupun proses perencanaan danperancangan telah dilakukan secara matang. Biasanya perubahan desainbukan disebabkan oleh kesalahan kontraktor, tetapi pada kenyataannyadampak adanya perubahan desain itu akan tetap MK -

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 dirasakan olehkontraktor (Alwi dkk, 00). Selanjutnya dijelaskan bahwa perubahandesain dapat disebabkan oleh kesalahan perhitungan dan perencanaanoleh perencana, atau penyesuaian karena permasalahan material. Disamping itu,owner atau pihak pengguna jasa terkadang juga memutuskanuntuk melakukan perubahan pula sesuai dengan kebutuhan yang baruterpikirkan kemudian. Adanya perubahan desain tentunya akan berpengaruh terhadap waktu dan biaya pelaksanaan proyek. Pada urutan kedua faktor penyebab waste yang sering terjadiadalah Spesifikasi Yang Tidak Jelas. Menurut Martono (00),spesifikasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan suatu proyek, yaitu sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Spesifikasi memuatsemua aturan administrasi, syarat teknis, alat/bahan, dan metodepelaksanaan secara lengkap. Dalam pelaksanaan proyek konstruksispesifikasi termasuk salah satu dokumen yang sangat penting, jikaspesifikasi tidak jelas atau terdapat kekeliruan maka akan mengganggusuatu pelaksanaan pekerjaan. Faktor penyebab waste berada di urutan selanjutnya adalah Pengambilan Keputusan yang Lambat. Pengambilan keputusan secarauniversal dapat diartikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternatif.pengertian ini mencakup baik dalam pembuatan pilihan (choice making)maupun pemecahan masalah (problem solving). Masalah yang seringmuncul dengan tuntutan harus segera dituntaskan dalam waktu sesingkatmungkin tentu tidak dikehendaki, tapi hal ini sering terjadi padapelaksanaan proyek konstruksi. Persoalan yang muncul adalah bahwadalam mengambil keputusan yang tepat dibutuhkan informasi dan analisisyang tepat, selain itu juga perlu melalui diskusi dengan banyak pihak. Daripenelitan Alwi, dkk (00), menurut pandangan kontraktor lambatnya pengambilan keputusan ini akan menyebabkan terjadi keterlambatan jadwal pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek.. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan responden yang berasal darikontraktor yang sedang atau telah menangani proyek konstruksi didiy, diperoleh beberapa kesimpulan. Waste yang frekuensi kejadiannya tinggi di DIY adalah ) Menunggu Material, ) Penghamburan Material/BahanMentah, dan ) Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, sedangkan jika ditinjau menurut kelompok, Material merupakan kelompok wastedengan mean kelompok tertinggi (,0), diikuti oleh Waktu Tunggu dengan mean kelompok,. Waste yang memiliki pengaruh/dampak yang tinggi terhadapproses pelaksanaan proyek konstruksi di DIY adalah ) Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, ) Pekerja Bekerja TidakEfektif, ) Menunggu Material, Dari hasil analisis tingkat bobot (weight index) masing-masingvariabel waste (Tabel.) diperoleh waste yang memiliki frekuensi terjadidan efek/dampak yang tinggi pada pelaksanaan proyek konstruksi di DIY. Hasil ini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia (Alwi dkk, 00), dimana lima waste yang memiliki weight index.proyek konstruksi di DIY termasuk dalam enam waste yang memiliki weight index tertinggi pada penelitian sebelumnya.) Perubahan desain menjadi faktor penyebab waste yang frekuesikejadiannya paling tinggi diikuti oleh ) Spesifikasi tidak jelas, dan ) Pengambilan keputusan yang lambat. Jika ditinjau berdasarkan kelompoknya, Desain dan Dokumentasi merupakan kelompok faktorpenyebab waste dengan mean kelompok tertinggi (,). Saran Meskipun waste tidak dapat sepenuhnya dihindari dalampeleksanaan sebuah proyek konstruksi, usaha-usaha untuk mengurangi atau mengeliminasi terjadinya waste terutama pada waste yang sering terjadi harus dilakukan mengingat dampak yang diakibatkan terhadap pelaksanaan proyek konstruksi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalampelaksanaan proyek konstruksi dalam usaha mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh waste yang terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi.penelitian ini hanya mempelajari waste berdasarkan pendapatresponden melalui pengisian kuesioner, agar penelitian ini lebih akurat dimasa mendatang, hendaknya peneliti selanjutnya dapat melalukanpenelitian dengan studi kasus di lapangan serta menambah variabelwaste dan faktor penyebab waste yang terjadi pada proyek konstruksi. MK -

Institut Teknologi Nasional - Bandung, - Oktober 0 DAFTAR PUSTAKA Alwi, S., Hampson, K.D., dan Mohamed, S.A., 00, Factors Influencing Contractor Performance in Indonesia: A Study of Non Value-Adding Activities., International Conference on Advancement in Design, Construction, Construction Management and Maintenance of Building Structure, Bali. Alwi, S., Hampson, K.D., dan Mohamed, S.A., 00, Waste In Indoneisan Construction Projects, : st International Conference of CIB W0 -Creating a sustainable Construction Industry in Developing Countries, Afrika Selatan. Alwi, S., Hampson, K.D., dan Mohamed, S.A., 00, Non Value-Adding Activities in Australia Construction Projects, International Conference on Advancement in Design, Construction, Construction Management and Maintenance of Building Structure, Bali. Alwi, S., Hampson, K.D., dan Mohamed, S.A., 00, Non Value-Adding Activitie: A Compartive Study of Indonesian and Australiaan Construction Projects, : 0th of International Group of Lean Construction Conference, Gramado, Brazil. Andi, Winata, S. Dan Hendarlim,Y. 00 Faktor Faktor Penyebab Rework pada Pkerjaan Konstruksi, Civil Engineering Dimension, Vol. No pp -. Ervianto, W.I., 00, Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), Penerbit Andi, Yogyakarta. Linggasari, M.I.D., (00) Pengaruh Total Quality Management (TQM) untuk Mengurangi Waste pada Proyek Konstruksi, TA, JTS, FT.,UNTAR. Messah, Y.A. 0, Kajian Hubungan Waste Material Konstruksi dan Organisasi Proyek Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil, Vol.no. FST, Undana, Kupang. Muktian, Yulianur, A., dan Fatimah, E., 0, Studi Faktor- faktor Utama Penyebab Pemborosan Material (Material Waste) Pada Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Provinsi Aceh, diakses Maret 0. Purnatha, I P G J., 0 Studi Mengenai Construction Waste pada Proyek Konstruksi di Daerah Kabupaten Badung, TA. TS, UAJY Ratnasari, T. 0, Studi Mengenai Construction Waste Pada Proyek Konstruksi Di Surakarta, S Tugas Akhir, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UAJY. Wejoseno, H. 0, Studi Mengenai Construction Waste pada Proyek Konstruksi di DIY, S Tugas Akhir, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UAJY. Rahmawati, F dan Hayati, D.W. 0,Analisa Sisa Material Konstruksi Dan Penanganannya Pada Proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, Konteks, Jurusan Teknik Sipil, ITS. Trisiana, A., Wiguna, I. P.A. dan Rahmawati, F. 0, Analisis Faktor Risiko Waste Pada Proyek Konstruksi Gedung Di Kota Jember, Tesis, MTS ITS. MK -