1 POKOK-POKOK PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA No. 6/15/PBI/2004, No. 7/29/PBI/2005, DAN No. 7/49/PBI/2005 MENJADI dan TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING 23 Oktober 2008
Perubahan Ketentuan Giro Wajib Minimum 2 Perubahan dilatar belakangi oleh gejolak ekonomi dan keuangan global yg semakin berpotensi mengurangi kecukupan likuiditas valuta asing dan rupiah perbankan. Untuk mengantisipasi hal dimaksud (pre-emptive action), Bank Indonesia menempuh kebijakan pelonggaran likuiditas untuk memberikan fleksibilitas kepada perbankan dalam mengelola likuiditasnya shg tidak tjd keketatan likuiditas spt yg dialami banyak negara lain dan meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas sistem perbankan, yaitu a.l. melalui penurunan giro wajib minimum (GWM) : GWM Rupiah diturunkan dari efektif sebesar 9,01% menjadi 7,5% Penyederhanaan GWM Rupiah menjadi GWM utama dan GWM sekunder GWM valas diturunkan dari 3% menjadi 1%. Kebijakan ini akan berpotensi menambah likuiditas perbankan dalam Rupiah sekitar Rp50,0 triliun dan dalam valas sebesar US$721 juta. Pemenuhan GWM sekunder diberikan masa transisi 1 tahun (paling lambat 24 Oktober 2009), guna memberi ruang bagi perbankan untuk melakukan penyesuaian terkait dgn aturan tsb sehingga tidak memberikan tekanan di pasar uang.
Pemenuhan Giro Wajib Minimum (1) 3 Pemenuhan GWM Rp terdiri dari: 5% GWM utama, ditambah besaran DPK (0-3%) level LDR (0-5%) Dari total DPK dalam Rupiah Berlaku untuk semua bank umum. Pemenuhan GWM Valas sebesar 3% dari total DPK Valas. Berlaku untuk bank umum devisa. Pemenuhan GWM Rp mjd sebesar 7,5% yg terdiri dr: 5% GWM utama 2,5% GWM sekunder Dari total DPK dlm Rupiah Berlaku untuk semua bank umum. Pemenuhan GWM Valas mjd sebesar 1% dari total DPK Valas. Berlaku untuk bank umum devisa. Penyederhanaan perhitungan. Equal treatment. Menambah likuiditas perbankan.
Pemenuhan Giro Wajib Minimum (2) 4 Pemenuhan GWM Rp hanya menggunakan saldo giro bank di Bank Indonesia. Pemenuhan GWM Valas menggunakan rekening giro valas bank pada Bank Indonesia. Pemenuhan GWM Rp menjadi: 5% GWM utama dipenuhi dgn saldo giro bank di Bank Indonesia 2,5% GWM sekunder dipenuhi dgn SBI dan atau SUN dan atau excess reserve. Pemenuhan GWM Valas menggunakan rekening giro valas bank pada Bank Indonesia. GWM Rp memperhitungkan surat berharga (SBI dan SUN) yg dimiliki bank. Pemenuhan GWM sekunder diberikan masa transisi selama 1 tahun atau paling lambat 24 Oktober 2009. Dasar perhitungan DPK untuk pemenuhan GWM tidak mengalami perubahan.
Jasa Giro 5 Bank mendapat jasa giro atas bagian GWM yang dikaitkan dengan besaran DPK dan level LDR (bank dengan GWM efektif > 5%). GWM Valas tidak mendapatkan jasa giro. Bank tidak mendapatkan jasa giro. GWM Valas tidak mendapatkan jasa giro. Baik ketentuan lama ataupun baru tidak memberikan jasa giro bagi pemenuhan 5% GWM.
Pengenaan Sanksi 6 GWM Rupiah: Kekurangan GWM Rupiah x 125% x suku bunga JIBOR x hari kerja --------------------------------------------------- 360 x 100 GWM Valas: 0.04% x Kekurangan GWM Valas x Jumlah Hari Kerja GWM Rupiah: Kekurangan GWM Rupiah x 125% x suku bunga JIBOR x hari kerja --------------------------------------------------- 360 x 100 Sanksi dikecualikan bagi bank yg mendapat insentif kelonggaran d/r konsolidasi GWM Valas: 0.04% x Kekurangan GWM Valas x Jumlah Hari Kerja Sanksi pelanggaran GWM Utama dlm Rp efektif sejak 24 Oktober 2008. Sanksi pelanggaran GWM Sekunder dlm Rp efektif sejak 24 Oktober 2009. Sanksi pelanggaran GWM Valas efektif sejak 13 Oktober 2008. Pengecualian sanksi bg bank yg melakukan merger/konsolidasi adalah 1% dr kewajiban yang ditetapkan dalam ketentuan GWM.