BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir perekonomian nasional memang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali. No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut memerlukan dana dalam jumlah yang besar. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 telah menyebabkan perekonomian negara kita mengalami pasang surut. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 kinerja perbankan mengalami masa keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar menanamkan sahamnya di bursa (Retnadi, 2005). Kondisi tersebut didukung dengan stabilitas nilai rupiah dan suku bunga SBI yang cukup rendah. Pada tahun 2005 BI mengeluarkan kebijakan dalam rangka mendukung operasionalisasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang akan diimplementasikan secara penuh pada tahun 2010. Namun pada tahun 2005 kinerja perbankan mengalami penurunan hingga merosotnya nilai rupiah dan ditandai dengan meningkatnya NPL. Adanya krisis keuangan global memberi dampak buruk terhadap kinerja perbankan. Pada tahun 2014 kinerja perbankan mengalami perlambatan, pertumbuhan kredit di Indonesia hingga akhir 2014 hanya di kisaran 15,3% - 16,6%. Angka ini jauh dibawah yang ditargetkan, yakni dikisaran 20,8%. Hal itu menunjukkan potensi risiko kredit yang masih akan terjadi hingga tahun 2015. Pada tahun 2015 pun terjadi perlambatan pertumbuhan kredit dan muncul kesulitan likuiditas perbankan. Dampak krisis keuangan global tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja perbankan secara keseluruhan. 1

Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2000). Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta ataupun perorangan yang menyimpan danadananya. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat memperlancar kegiatan perekonomian di sektor riil. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar arus lalu lintas pembayaran (Booklet Perbankan Indonesia 2014). Sektor perbankan dianggap sebagai roda penggerak perekonomian suatu negara. Melalui kegiatan perkreditan dan jasa lain yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sistem perekonomian. Bank juga mempunyai peran sebagai pelaksana kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan adanya sistem perbankan yang sehat maka akan mendorong perekonomian negara. Sehat atau tidaknya suatu bank tidak terlepas dari kinerja keuangan bank itu sendiri. Kinerja keuangan perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang 2

kompleks, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas kegiatan perusahaan (Meriewaty, 2005). Kinerja keuangan (financial performance) bank merupakan hasil yang dicapai oleh manajemen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh bank diantaranya adalah untuk menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan perbankan tersebut. Dalam hal ini, laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh bank. Laba dapat digunakan sebagai suatu indikator kinerja keuangan. Penyajian informasi laba merupakan fokus kinerja keuangan yang penting. Informasi mengenai laba yang dicapai oleh bank tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan bank yang bersangkutan. Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan merupakan aspek penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan perbankan. Pentingnya laporan keuangan sebagai informasi dalam menilai kinerja keuangan bank, mensyaratkan laporan keuangan harus mencerminkan keadaan bank yang sebenarnya pada kurun waktu tertentu. Laba merupakan faktor yang penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan perbankan. Pertumbuhan laba bank yang baik mencerminkan bahwa kinerja bank juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja keuangan dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai bank, mengindikasikan semakin baik kinerja bank tersebut. Untuk menilai kinerja keuangan bank dapat menggunakan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah maupun swasta serta para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan perbankan. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan 3

umumnya menggunakan beberapa aspek penilaian yaitu capital, assets quality, management, earning, liquidity. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio-rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan perbankan. Dalam peraturan tentang penilaian tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan dari peraturan terdahulu dalam beberapa hal yang bersifat menyempurnakan. Pada peraturan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR tahun 1997 dan Surat Keputusan direksi BI No.30/277/KEP/DIR tahun 1998 analisis CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity) ditetapkan sebagai panduan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Hasil pengukuran berdasarkan rasio tersebut diterapkan untuk menetukan tingkat kesehatan bank, yang dikategorikan sebagai berikut: sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Rasio tersebut dapat digunakan sebagai indikator keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu bank maupun kinerja keuangan yang telah dicapai oleh bank tersebut untuk suatu periode tertentu. Seiring dengan perkembangan dalam dunia perbankan maka diikuti pula dengan meningkatnya risiko yang harus ditanggung oleh bank, maka Bank Indonesia menambahkan faktor penilaian tingkat kesehatan perbankan dengan mengantisipasi risiko yang akan ditanggung oleh bank. Dalam peraturan yang baru tersebut ditambahkan faktor sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk) karena dianggap sangat penting untuk diperhitungkan dalam kehidupan perbankan saat ini. Atas dasar tersebut Bank Indonesia sebagai 4

lembaga yang bertugas mengawasi dan menilai perbankan di Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia N0. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Aspek-aspek yang terdapat dalam analisis tersebut menggunakan rasiorasio keuangan. Rasio-rasio tersebut dapat digunakan untuk menyusun rating bank, untuk memprediksi kebangkrutan bank, untuk menilai tingkat kesehatan bank serta menilai kinerja keuangan perbankan. Analisis CAMEL yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat atau mungkin tidak sehat (Kasmir, 2000). Apabila kondisi bank dalam keadaan sehat, maka perlu dipertahankan kesehatannya. Akan tetapi jika kondisinya dalam keadaan tidak sehat maka perlu diambil tindakan untuk memperbaikinya. Dari penilaian tingkat kesehatan bank ini pada akhirnya akan menunjukkan kinerja keuangan bank tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan Dincer dan Orhan (2011) yang menganalisis tentang kinerja sektor perbankan di Turki setelah krisis global berakhir dengan menggunakan rasio CAMELS, menunjukkan bahwa rasio CAR, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity berhubungan dengan tingkat kesehatan bank, dimana indikator yang digunakan adalah laba yang dihasilkan bank. Bank dengan tingkat kesehatan yang bermasalah memiliki laba operasional 5

negatif dan sebaliknya, bank yang tidak bermasalah memiliki laba operasional positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, Asset Quality, Management, dan Liquidity berhubungan positif dengan tingkat kesehatan bank, sedangkan Earnings dan Sensitivity to Market Risk berhubungan negatif. Penelitian mengenai rasio tersebut juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti Indonesia diantaranya Prasetyo (2010), Dewi (2007), Erna (2010). Penelitian tersebut meneliti pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan perbankan yang diproksikan dengan perubahan laba. Secara umum, ketiga penelitian tersebut mampu membuktikan bahwa rasio CAMEL berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, namun ada beberapa variabel yang tidak konsisten hasilnya. Prasetyo (2010) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan pada bank yang diukur dengan pertumbuhan laba. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah aspek capital meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio), aspek aset meliputi NPL (Net Peforming Loans), aspek earning meliputi NIM (Net Interest Margin) dan BOPO (Biaya Operasional pada pendapatan Operasional) dan aspek liquidity meliputi LDR (Loan to Deposit Ratio) dan GWM (Giro Wajib Minimum). Hasil P a g e 6menunjukkan bahwa secara parsial LDR dan GWM tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan (dilihat dari pertumbuhan laba). Secara parsial CAR, NPL, BO/PO, NIM berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Secara simultan CAR, NPL, NIM, BO/PO, LDR, GWM berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. 6

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lilis Erna (2010) yang menunjukkan bahwa hanya variabel LDR yang mampu memprediksi perubahan laba pada bank di Indonesia. Variabel LDR berpengaruh signifikan positif terhadap variabel perubahan laba. Dewi (2007) meneliti pengaruh CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan rasio keuangan yang terdiri dari CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan. Namun secara parsial hanya rasio CAR dan NPM yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. Dari penelitian terdahulu diperoleh hasil yang berbeda-beda dan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diteliti oleh oleh Prasetyo (2010), Dewi (2007) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan penelitian Usman (2003), Nu man (2009), menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Non Performing Loan (NPL) yang diteliti oleh Nu man (2009) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba, namun berdasarkan penelitian Erna (2010) NPL tidak mampu memprediksi perubahan laba. Penelitian Usman (2003) menujukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara NPL terhadap perubahan laba. Penelitian Usman (2003), Nu man (2009) menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara BOPO (Beban Operasional pada Pendapatan Operasional) terhadap perubahan laba, namun penelitian Prasetyo (2010) menunjukkan pengaruh yang signifikan 7

terhadap laba. Penelitian Bachtiar Usman (2003) menujukkan bahwa variabel LDR (Loan to Deposit Ratio) tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan penelitian Dewi (2007) variabel LDR mampu memprediksi pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian tersebut maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut terutama pada sektor perbankan di Indonesia. Dari beberapa penelitian terdahulu diatas yang menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja, menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti lain. Oleh sebab itu maka penulis tertarik untuk meneliti masalah ini. Variabel yang digunakan antara lain adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets), BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional), LDR (Loan to Deposit Ratio). Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penelitian ini mengambil judul Analisis Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini bermaksud untuk menguji pengaruh rasio CAMEL yang diproksikan dengan CAR, NPL, ROA, BOPO, LDR terhadap kinerja keuangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. Maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah rasio CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba? 8

2. Apakah rasio NPL berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba? 3. Apakah rasio ROA berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba? 4. Apakah rasio BOPO berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba? 5. Apakah rasio LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang ada rumusan masalah di atas : 1. Untuk mengetahui pengaruh rasio CAR terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba. 2. Untuk mengetahui pengaruh rasio NPL terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba. 3. Untuk mengetahui pengaruh rasio ROA terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba. 4. Untuk mengetahui pengaruh rasio BOPO terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba. 9

5. Untuk mengetahui pengaruh rasio LDR terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan pertumbuhan laba. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi bank, hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan alternatif dalam menentukan strategi meningkatkan kinerja keuangan bank melalui hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih bank sebagai tempat berinvestasi dengan kualitas manajemen bank yang baik. 3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat serta menjadi referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang rasio CAMEL. 4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja keuangan bank. 10