BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PINDAH PROGRAM STUDI DARI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI KE MAGISTER SAINS PSIKOLOGI NASKAH PUBLIKASI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat dillihat dari banyaknya jumlah mahasiswa yang memilih program

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia baik secara formal maupun

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran dalam suatu pendidikan. Dalam arti lain, penilaian

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. semua harapan atau impian yang ingin dicapai oleh setiap mahasiswa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan dalam Undang-undang (UU) No.12 tahun 2012 Bab I pasal I ayat 1,

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. studi tertentu yang didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

DEWI KUSUMA WARDHANI F

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, sedangkan ditinjau dari sudut pandang subjektif karir dipandang. karena seseorang menjadi tua (Wany, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyelesaikan Tugas Akhir (TA) atau skripsi, skripsi merupakaan karya ilmiah

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek dalam memilih karier dan pendidikan. Karena karier yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bangsa yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

MANUAL PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM

DUKUNGAN MINAT BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN KEGIATAN ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN (HMJ) TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai penerus bangsa di masa mendatang dituntut untuk meningkatkan kemampuan akademik, salah satunya dengan menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Setelah lulus dan memperoleh gelar kesarjanaan (S1), sebagian mahasiswa ada yang meneruskan kuliah ke pascasarjana atau bekerja, dapat juga kuliah di pascasarjana. Setelah individu bekerja guna meningkatkan kualitas Sumber daya Manusianya. Seseorang yang melanjutkan pendidikan ke pascasarjana karena adanya berbagai alasan sesuai dengan keinginan mahasiswa tersebut. Termasuk mahasiswa yang kuliah pascasarjana mengambil Magister Psikologi Profesi. Berdasarkan hasil wawancara dengan dua mahasiswa psikologi yang kuliah di pascasarjana mengambil Magister Psikologi Profesi di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dapat ketahui bahwa mahasiswa tersebut mendaftar sebagai mahasiswa pascasarjana Magister Psikologi Profesi karena melihat prospek lapangan pekerjaan yang bagus, karena profesi psikolog dianggap mempunyai nilai lebih di masyarakat sehingga mereka mengharapkan nantinya mereka mempunyai pekerjaan yang layak. Mahasiswa beranggapan bahwa profesi psikolog mempunyai peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga mereka mempunyai perkiraan bahwa nantinya akan banyak lapangan pekerjaan yang tersedia. Di samping itu, dengan kuliah di jurusan psikologi juga punya pengharapan lain yaitu untuk dapat membantu sesama manusia yang membutuhkan. 1

2 Kenyataannya, kuliah yang dijalani oleh mahasiswa yang menempuh pendidikan di pascasarjana Magister Psikologi Profesi tidak selamanya berjalan sesuai harapan. Seseorang yang menempuh pendidikan pascasarjana Magister Psikologi Profesi menemui berbagai masalah dalam bidang pascasarjana yang ditekuni. Ada beberapa pertimbangan yang mendasari pindahnya dua mahasiswa tersebut. Dari hasil wawancara juga dapat diketahui tentang waktu, biaya, tenaga, bidang kerja setelah lulus pascasarjana, dan usaha yang dilakukan oleh kedua mahasiswa tersebut. Inti dari jawaban dua mahasiswa tersebut ada kesamaan. Tentang waktu lebih cepat kuliah di Magister Sains Psikologi daripada di Magister Psikologi Profesi, hal ini dibuktikan oleh kedua mahasiswa saat sekarang sudah mulai menyusun tesis. Biaya untuk pembayaran kuliah di Magister Sains Psikologi lebih murah dan ada penambahan tenaga yang dikeluarkan kedua mahasiswa guna mengurus kepindahan tersebut. Gelar kesarjanaan yang nanti diperoleh setelah selesai kuliah pascasarjana berbeda, Magister Psikologi Profesi memungkinkan mahasiswa untuk menjadi psikolog, sedangkan Magister Sains Psikologi nantinya akan bekerja sebagai ahli di bidang pendidikan. Usaha-usaha yang dilakukan kedua mahasiswa memiliki kesamaan yaitu setelah meminta saran dan masukan dari salah satu doses, dan pertimbangan dari keluarga, serta teman akhirnya kedua mahasiswa tersebut memutuskan untuk Pindah studi dari Magister Psikologi Profesi ke Magister Sains Psikologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan dua responden yang dijadikan subjek dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dua mahasiswa tersebut menemui hambatan-hambatan dalam mengikuti perkuliahan pascasarjananya. Hambatan atau masalah yang ditemui yaitu ada beban berat saat mengikuti perkuliahan karena

3 banyaknya mata kuliah yang harus diselesaikan. Ada perasaan tekanan untuk cepatcepat menyelesaikan tugas-tugas. Mahasiswa tidak mampu mengikuti perkuliahan. Hambatan prosedur pelaksanaan kegiatan praktik yang berbelit-belit. Serta hambatan kondisi fisik yang tidak mendukung mengikuti kegiatan secara maksimal. Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa mahasiswa pascasarjana yang mengalami masalah tersebut disebabkan oleh 2 faktor, yaitu; faktor dari dalam diri mahasiswa itu sendiri dan faktor dari luar mahasiswa. Dijelaskan oleh Suru (dalam Subekti, 2006) bahwa faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi terjadinya permasalahan meliputi; kelemahan secara fisik, kelemahan secara mental, kelemahan emosional, kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan salah, kelemahan yang disebabkan tidak dimilikinya keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Sedangkan faktor yang ada di luar mahasiswa itu meliputi kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai, ketidaksesuaian standard administrasi, terlalu berat beban belajar, kelemahan sistem belajar mengajar, kelemahan kondisi lingkungan keluarga, dan terlalu banyak kesulitan diluar jam pelajaran. Masalah yang ditemui oleh mahasiswa pascasarjana Magister Psikologi Profesi harus cepat diselesaikan. Apabila tidak cepat diselesaikan akan berdampak pada mahasiswa tidak dapat menyelesaikan kuliah pascasarjana tepat waktu, sehingga mahasiswa mengalami kerugian biaya, waktu, dan tenaga. Oleh sebab itu, mahasiswa tersebut perlu mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalahmasalah tersebut. Harris (1998) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu kegiatanmengidentifikasi dan memilih berbagai alternatif berdasarkan nilai, tujuan, gayahidup, preferensi, dan pengalaman.

4 Adapun putusan yang diambil oleh dua mahasiswa yang dijadikan responden yaitu kuliah pascasarjana Magister Psikologi Profesi pindah ke Magister Sains Psikologi. Gunarsa (2001) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu minat, bakat, kemampuan, biaya, dan prediksi lapangan pekerjaan. Kelima faktor tersebut harus benar-benar diperhatikan sebelum individu memutuskan pendidikan dan profesi pekerjaan yang akan diambil. Alasannya, memilih suatu profesi pekerjaan dibutuhkan pertimbangan yang matang serta kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri. Seiring dengan eksplorasi minat dan bakat, individu pun perlu diarahkan untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas pilihannya. Searah dengan faktor-faktor tersebut, menurut Ichwan (2004) bahwa dalam melakukan pengambilan keputusan diperlukan sikap positif dan efektif agar menghasilkan keputusan yang berguna. Sikap tersebut antara lain tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, mampu menganalisa masalah yang dihadapi, dan dapat memilih alternatif pemecahan yang terbaik. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan pemilihan yang rasional dalam tindakannya. Individu perlu mengetahui keadaan tertentu secara jelas, sebelum individu mengatakan bahwa orang telah bertindak dan memutuskan secara rasional. Pertama-tama individu harus mencoba mendapatkan beberapa sasaran, yang tidak dapat dicapai tanpa tindakan yang positif. Kedua, individu harus jelas mengartikan sasaran yang dapat dicapai dalam keadaan yang demikian dan dengan keterbatasannya. Ketiga, individu harus mempunyai informasi dan kemampuan untuk menganalisa dan menilai alternatif dalam usaha mendapatkan sasaran. Keempat, individu harus mempunyai kehendak

5 yang sungguh-sungguh dengan pemilihan alternatif yang dapat memuaskan pencapaian sasaran sebaik-baiknya. Diharapkan individu ketika akan memutuskan suatu masalah, terlebih dahulu harus mengetahui permasalahan yang dihadapi, membuat beberapa alternatif pilihan, mengevaluasi alternatif-alternatif pilihan, dan baru kemudian membuat keputusan. Hal ini sejalan dengan pendapat Robinson (dalam Hana, 2008) yang mengatakan bahwa pengambilan keputusan yang optimal adalah pengambilan secara resional dimana terdapat 6 langkah, yaitu (1) penetapan masalah, (2) mengidentifikasi kriteria putusan yang penting dalam menyelesaikan masalah, (3) mempertimbangkan kriteria yang sudah diidentifikasi sebelumnya untuk memberi prioritas yang benar dalam keputusan, (4) menghasilkan alternatif keputusan, (5). mengevaluasi alternatif, dan (6) memilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada. Untuk memutuskan alternatif pilihan yang tepat, seorang individu diharapkan untuk membahas keputusan yang akan diambil dengan orang lain, biasanya dengan orang yang mempunyai pengalaman yang lebih dalam hal ini orang tua, sehingga pada saat individu mengambil sebuah keputusan, keputusan tersebut adalah keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa dalam pengambilan keputusan mahasiswa yang kuliah pascasarjana pindah dari Magister Psikologi Profesi ke Magister Sains Psikologi diperlukan pemikiran rasional dalam tindakannya sehingga pengambilan putusan pindah program perkuliahan dapat berjalan positif dan efektif, sehingga mahasiswa tidak mengalami penyesalan di kemudian hari.

6 Atas dasar uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengungkap dan mengkaji lebih dalam tentang pengambilan keputusan mahasiswa yang kuliah pascasarjana pindah dari Magister Psikologi Profesi ke Magister Sains Psikologi. Permasalahannya, yaitu (1) bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana pindah dari Magister Psikologi Profesi ke Magister Sains Psikologi dan (2) faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa pascasarjana pindah dari Magister Psikologi Profesi ke Magister Sains Psikologi. Atas dasar dua pertanyaan tersebut, maka dalam penelitian ini dipilih judul: Pengambilan Keputusan Pindah Program Studi Dari Magister Psikologi Profesi Ke Magister Sains Psikologi B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) mengetahui proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana pindah dari Magister Psikologi Profesi ke Magister Sains Psikologi dan (2) mengetahui faktorfaktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa pascasarjana pindah dari Magister Psikologi Profesi ke Magister Sains Psikologi C. Manfaat Penelitian 1. Dari segi teoritis, diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbangan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan psikologi pada khususnya, mengenai latar belakang apa saja yang mempengaruhi individu untuk pindah program kuliah.

7 2. Dari segi praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi dan sumbangan pemikiran pada orang tua terutama bagi mereka yang memiliki anak yang pindah program kuliah. b. Bagi subjek penelitian agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk langkah-langkah berikutnya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan pindah program kuliah c. Bagi para peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa data-data empirik tentang latar belakang apa saja yang mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan.