204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

Isesreni *, Aida Minropa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nyahmini Ambar Sari 1, Siti Sarifah 2 Prodi D III Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

PENGARUH MASSAGE TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH ANTARA POSISI DUDUK DAN BERBARING PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG.

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

PENGARUH SENAM LANSIA (TAI CHI) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BANYUWANGI TAHUN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG


BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

EFEKTIVITAS SENAM ERGONOMIK DENGAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP LEVEL TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

PENGARUH RUTINITAS SENAM REMATIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun


ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENURUNAN TEKANAN DARAH DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK NAFAS DALAM (DEEP BREATHING) PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA DUSUN BANARAN 8 PLAYEN GUNUNGKIDUL

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

PENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

Transkripsi:

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR JAMBI M. Dody Izhar 1 Abstract Hypertension is commonly found in the elderly. This is because increasing age, the body's cells decline in function. One of the factors that can reduce hypertension are elderly gymnastics. This research is a kind of quasi experimental design with one group pre test and post-test design. The population of elderly who suffer from hypertension in Social Institutions Tresna Werdha Budi Luhur city of at least 21 people, the sampling method using purposive sampling with a sample of 10 people. Overall analysis using statistical analysis software to test significance level of p<0.05. The results showed no decrease in average systolic blood pressure in the elderly (8.112 mmhg 5.930 mm Hg) and diastolic blood pressure (3.824 mmhg 2.949 mmhg). Based paired dependent sample t-test, is known to have the effect of significantly decreased systolic blood pressure (t=4.235, p=0.002) and blood pressure diastolic ((t=4.100, p=0.003). This means that there is the influence of gymnastics elderly against blood pressure in the elderly with hypertension in Social Institutions Tresna Werdha Budi Luhur city of. the study concluded that older exercisers can lower blood pressure in hypertensive patients. Keywords: Gymnastics, blood pressure, elderly PENDAHULUAN Dampak kemajuan dari ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan, termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu melenyapkan berbagai penyakit infeksi, mempelambat kematian, sehingga kualitas dan umur harapan hidup meningkat. Oleh karena itulah, jumlah penduduk lanjut usia semakin bertambah banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat. Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup, jumlah lansia di Dunia cenderung meningkat, diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Indonesia, jumlah penduduk lansia pada tahun 2010 adalah 23.992.553 jiwa (9,77%). Pada tahun 2020 diprediksi 1 Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas jumlah lansia mencapai 28.822.879 jiwa (11,34%). Proses penuaan adalah suatu proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap orang. Sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup, semakin kompleks pula masalah kesehatan yang dihadapi. Secara alamiah, sel-sel tubuh mengalami penurunan dalam fungsinya akibat proses penuaan. Penurunan fungsi sel juga terjadi pada penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah jenis penyakit tidak menular yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh, yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu contoh penyakit degeneratif. Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode. Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderitanya, akan tetapi 204

hipertensi memicu munculnya penyakit lain yang mematikan. Di Propinsi penyakit hipertensi menempati urutan ketiga dari 10 penyakit terbesar pada tahun 2013, yaitu sebanyak 80.381 kasus atau sekitar 12,63%. Sedangkan di Kota selama tahun 2014 terdapat 35.341 kasus hipertensi, dan 20.621 diantaranya diderita oleh lansia. Tingginya angka kejadian hipertensi terutama pada lansia menuntut peran tenaga kesehatan untuk melakukan pencegahan dan upaya promosi kesehatan. Ada beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit hipertensi,diantaranya adalah aktif berolahraga (senam), mengatur diet (rendah garam,rendah kollesterol dan lemak jenuh), serta mengupayakan perubahan kondisi (menghindari stress dan mengobati penyakit lain). Olahraga sangat baik dilakukan terutama oleh lansia agar aliran darah menjadi lancar, salah satu olahraga yang baik dilakukan oleh lansia adalah senam lansia. Pada usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus di jantung dan otak mengalami kekakuan. Dengan latihan fisik atau senam dapat membantu kekuatan pompa jantung agar bertambah, sehingga aliran darah bisa kembali lancar.jika dilakukan secara teratur akan memberikan dampak yang baik bagi lansia terhadap tekanan darahnya. Tidak semua lansia hidup bersama keluarga yang mengasihi dan memperhatikan kesehatannya. Ada beberapa lansia yang hidup terlantar dan tidak di urus keluarganya. Semua lansia di Indonesia, baik yang potensial maupun yang tidak potensial menjadi tanggungan negara dalam hal ini Kementrian Sosial RI dan mendapat pelayanan yang sama. Namun karena terbatasnya anggaran maka program Kemensos RI diprioritaskan bagi lansia yang non potensial atau terlantar.pelayanan tersebut dilakukan melalui pusat pusat pelayanan sosial, panti jompo dan lain-lain. Di Propinsi salah satu panti sosial yang mengurusi lansia adalah Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur di bawah naungan Kementrian Sosial. Di Panti tersebut selama tahun 2014 terdapat 68 lansia diantaranya 34 laki-laki dan 34 perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur selama tahun 2014, penyakit hipertensi menempati urutan ke-3 dari penyakit yang banyak diderita oleh lansia di sana setelah rematik dan insomnia. Selama tahun 2014 terdapat 21 kasus hipertensi dan kebanyakan hipertensi essensial (primer). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota. Penelitian ini bertujuan diketahuinya pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan preeksperimental dengan rancangan one-group pre test and post test design, yaitu pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah senam lansia. Pengukuran tekanan darah yang dilakukan sebelum (pre test) dan sesudah (post test) senam lansia, yang dilakukan 3 kali pengukuran selama 3 hari berturut-turut. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12-18 Juni 2015 di Panti SosialTresna Werdha Budi 205

Luhur Kota. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang menderita hipertensi yang berjumlah 21 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 10 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah sphygmomanometer. Data di olah menggunakan perangkat komputer dan di analisis secara deskriptif dan analitik. HASIL Berdasarkan hasil penelitian (pre and post test) pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur dapat disampaikan secara deskriptif dan analitik, sebagai berikut : 1. Deskripsi Tekanan Darah Sistole dan Diastole (pre and post) Distribusi hasil pengukuran tekanan darah (TD) sistole dan diastole berdasarkan rata-rata hasil 3 kali pengukuran TD sistole selama 3 hari dengan rentang waktu antara pengukuran TD I, TD II, dan TD III adalah 15 menit dimana jarak waktu antara pengukuran TD sebelum dan sesudah senam adalah 20 menit dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Pengukuran TD Sistole dan Diastole pada Lansia Sebelum dan Sesudah Senam Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Tahun 2015 n = 10 Rerata Tekanan Darah (mmhg) Nomor Sistole Diastole Responden Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih 1 146,78 140,00 6,78 82,56 79,22 3,33 2 158,11 148,11 10,00 87,56 82,67 4,89 3 168,56 153,33 15,22 86,56 82,89 3,67 4 183,33 166,33 17,00 101,33 90,78 10,56 5 139,67 143,00-3,33 82,89 81,67 1,22 6 144,44 140,11 4,33 81,00 81,44-0,44 7 150,44 138,33 12,11 84,67 81,00 3,67 8 156,78 151,00 5,78 93,67 88,89 4,78 9 141,78 132,89 8,89 83,00 78,11 4,89 10 145,00 140,67 4,33 84,89 83,22 1,67 Rerata 153,49 145,38 8,11 86,81 82,99 3,82 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa secara garis besar ada selisih penurunan tekanan darah (mean SD) sebelum dan sesudah perlakuan senam lansia, dengan tekanan sistole (8,11 mmhg 5,93 mmhg) dan diastole (3,82 mmhg 3,82 mmhg). 2. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah Sistole Untuk mengidentifikasi pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi berdasarkan rata-rata dari 3 kali selama 3 hari hasil pengukuran tekanan darah sistole menggunakan uji statistik uji paired dependen t-test dengan tingkat kemaknaan alpha sebesar 5% (0,05). Sebelum dilakukan uji dependent t-test dilakukan dulu uji homogenitas untuk melihat apakah data memiliki varians yang sama. Setelah dilakukan 206

uji homogenitas didapatkan nilai Signifikan = 0,323 (>0,05) dan nilai F =2,352 hal ini dapat diartikan bahwa data memiliki varians yang sama sehingga dapat dilakukan uji dependent t-test. Hasil analisis dapat disampaikan pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Distribusi Rata-rata Tekanan Darah Sistole Sebelum dan Sesudah Senam Lansia n = 10 Variabel Mean SD SE t p value Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam Sesudah Senam 153,489 145,377 13,687 9,611 4,328 4,039 4,325 0,002 Rata-rata tekanan darah sistole sebelum senam lansia adalah153,489 mmhg dengan srandar deviasi 13,687. Setelah senam lansia didapat rerata tekanan darah 145,377 dengan standar deviasi 9,611. Terlihat nilai mean perbedaan antara sebelum senam dan sesudah senam adalah 8,112 dengan standar deviasi 5,930. Hasil uji statistik didapatkan nilai t hitung adalah 4,325 dan p value 0,002 maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan senam lansia terhadap tekanan darah sistole pada lansia dengan hipertensi. 3. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah Diastole Untuk mengidentifikasi pengaruh pelaksanaan senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi berdasarkan rata-rata dari 3 kali selama 3 hari hasil pengukuran tekanan darah diastole, menggunakan uji statistik uji paired dependen t-test dengan tingkat kemaknaan alpha sebesar 5% (0,05). Sebelum dilakukan uji dependent t- test dilakukan dulu uji homogenitas untuk melihat apakah data memiliki varian yang sama. Setelah dilakukan uji homogenitas didapatkan nilai Signifikan = 0,305 (>0,05) dan nilai F = 2,684 sehingga dapat dilakukan uji dependent t-test. Setelah dilakukan uji dependent t-test didapatkan hasil pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Distribusi Rata-rata Tekanan Darah Diastole Sebelum dan Sesudah Senam Lansia n = 10 Variabel Mean SD SE t p value Tekanan Darah Sistole Sebelum Senam Sesudah Senam 86,813 82,898 Rata-rata tekanan darah diastole sebelum senam adalah 86,813 mmhg dengan standar deviasi 6,222. Setelah senam lansia didapat ratarata tekanan darah diastole 82,898 mmhg dengan standar deviasi 3,969. 6,222 3,969 1,967 1,255 4,100 0,003 Terlihat nilai mean perbedaan antara tekanan darah sebelum dan sesudah senam adalah 3,824 dengan standar deviasi 2,949. Hasil uji statistik didapatkan nilai T hitung adalah 4,100 dan nilai P Value 0,003 (Alpha 207

= 0,05), maka dapat disimpulkan ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah diastole pada lansia dengan hipertensi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa rata-rata TD sistole sebelum senam adalah 153,49 mmhg dengan TD minimal 136,67 mmhg dan maksimal 183,33 mmhg. Hasil pengukuran TD diastole sebelum senam rata-rata adalah 86.81 mmhg dengan TD diastole minimal 81 mmhg dan maksimal 101,33 mmhg. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah lansia di atas normal yaitu lebih dari 140 mmhg (untuk tekanan darah sistole), sedangkan tekanan darah diastole rata-rata masih dalam kategori normal (<90 mmhg). Hipertensi merupakan masalah yang sering dihadapi oleh lansia dengan prevalensi mencapai sekitar 60 80%. Dengan bertambah usia, maka tekanan darah sistolik cenderung naik sedangkan diastolik cenderung turun, sehingga tidak mengherankan bahwa hipertensi sistolik terisolas (ISH) atau tekanan darah sistolik > 160 mmhg dan diastolik < 90 mmhg sering didapatkan pada usia lanjut. Hipertensi banyak dialami oleh lansia disebabkan oleh faktor usia, memiliki riwayat hipertensi, keturunan, jenis kelamin dan faktor kebudayaan. Hal ini disebabkan semakin tua umur seseorang maka pengaturan metabolisme zat kapurnya (kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah, akibatnya darah menjadi padat dan tekanan darahpun meningkat. Selain itu seiring dengan terjadi proses penuaan pada lansia, maka terjadi kemunduran secara fisiologis pada lansia yang menyebabkan arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah di setiap denyut jantung di paksa melewati pembuluh yang sempit dari pada biasanya sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Tekanan darah merupakan resultante hasil kali antara curah jantung dan tahanan perifer. Secara fisiologik pada usia lanjut terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan resistensi vaskuler perifer. Akan tetapi pada penderita usia lanjut dengan hipertensi berbagai hal ternyata berperan dalam meningkatkan curah jantung, sehingga sebagai akibatnya tekanan darah akan meningkat. Setelah senam lansia rata-rata TD sistole mengalami penurunan menjadi 145,38 mmhg dengan nilai minimal 132,89 mmhg dan maksimal 166,33 mmhg. Demikian juga dengan TD diastole rata-rata mengalami penurunan menjadi 82,99 mmhg dengan nilai minimal 78,11 mmhg dan maksimal 90,78 mmhg. Artinya terjadi penurunan TD sistole rata-rata sebesar 8,11 mmhg sementara TD diastole mengalami penurunan rata-rata sebesar 3,82 mmhg. Penurunan tekanan darah baik sistole maupun diastole setelah senam lansia ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa olahraga (senam lansia) merupakan salah satu pengobatan non farmakologis pada pasien dengan hipertensi. Efek dari olah raga seperti senam lansia yang dilakukan secara teratur dapat melancarkan peredaran darah sehingga menurunkan tekanan darah. Dengan olah raga atau melakukan senam, akan terjadi penurunan 208

tekanan darah pada lansia. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan katup mitra dan aorta, katup katup tersebut akan mengalami penipisan dan menjadi kendor. Apabila otot jantung rileks setelah dilakukan senam lansia maka stres akan berkurang dan frekwensi jantung akan cepat mengalami pengembalian pada kondisi dasar serta akan di dapatkan isi sekuncup tidak lagi meningkat sehingga penurunan curah jantung akan mengakibatkan tekanan darah akan turun atau kembali normal. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Berdasarkan hasil analisa bivariat, p value TD Sistole sebelum dan setelah senam lansia = 0,002 (p < α), artinya ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistole lansia dengan hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota. Sejalan dengan itu hasil analisa bivariat TD Diastole sebelum dan setelah senam lansia didapatkan p value = 0,003 (p < α), artinya ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah diastole lansia dengan hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota. Olah raga dan latihan pergerakan secara teratur seperti senam lansia secara teratur dapat menanggulangi masalah akibat perubahan fungsi tubuh dan olahraga sangat berperan penting dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa latihan dan olahraga pada usia lanjut dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsi tubuh tersebut, bahkan latihan yang teratur dapat menurunkan tekanan darah 5-10 mmhg baik pada tekanan sistole maupun diastole, olahraga yang tepat untuk lansia adalah senam lansia. ACSM pada tahun 2004 menyatakan hubungan antara olahraga atau senam lansia antara lain individu yang kurang aktif mempunyai resiko menderita hipertensi 30-50% lebih besar daripada individu yang aktif bergerak. Olahraga rata rata menurunkan tekanan darah 5-7 mmhg. Pengaruh penurunan tekanan darah ini dapat berlangsung sampai 22 jam setelah berolahraga. Pengaruh olahraga jangka panjang (4-6 bulan) menurunkan tekanan darah sistole 7,4 mmhg dan diastole 5,5 mmhg tanpa obat hipertensi. Dengan adanya latihan fisik atau senam lansia yang teratur dan terus menerus maka katup katup jantung yang tadinya mengalami sklerosis dan penebalan berangsur kembali normal, miokard tidak terjadi kekakuan lagi, adanya kontraksi otot jantung, isi sekuncup dan curah janatung tidak lagi mengalami peningkatan. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah tidak lagi meningkat atau mengalami penurunan tekanan darah. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti berasumsi bahwa senam lansia sangat bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Adapun manfaat senam lansia tersebut adalah untuk memperlancar peredaran darah, meningkatkan daya tahan jantung, paru dan pembuluh darah, meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot, mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, diabetis melitus. SIMPULAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh senanm lansia terhadap tekanan darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur 209

. Agar tekanan darah tetap terkendali maka diperlukan berbagai upaya, diantaranya melakukan olahraga terutama senam lansia secara teratur dan terus menerus minimal tiga kali dalam seminggu. Selain itu juga harus mengurangi konsumsi garam, menghindari stress, menurunkan berat badan dan lainlain. Selain itu juga diharapkan tidak cepat berpuas diri walaupun telah terjadi penurunan tekanan darah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dan produktifitas dalam kehidupan sehari hari. DAFTAR PUSTAKA Hesti, W. Asuhan Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta. 2010. Isbandiyah, S. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. 2009. Adjhis, L.D. Jumlah Penduduk Lanjut Usia Lansia di Indonesia. (http://adjhis.wordpress.com/2 013). 2013. Suiraoka, I.P. Penyakit Degenaratif. Nuha Medika. Yogyakarta. 2012. Udjianti W.J. Keperawatan Kardiovaskuler. Salemba Medika. Jakarta. 2011. Pudiastuti R.D. Penyakit Penyakit Mematikan. Nuha Medika. Yogyakarta. 2013. Dinas Kesehatan Propinsi. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Tahun 2014.. 2015. Dinas Kesehatan Kota. Profil Dinas Kesehatan Kota Tahun 2015.. 2016 Maryam, R.S, Ekasari M.F, Rosidawati. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika. Jakarta. 2010. Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info Media, Jakarta. Gordis, L. Epidemiology. WB Saunders Company. Philadelphia, PA; 2000. Darmojo R.B, Hadi-Martono. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). (Edisi ke 5). FKUI. Jakarta. 2014. Dewi dan Familia. Hidup Bahagia Dengan Hipertensi. Jogjakarta. 2010. Irmawati. Program Olahraga Tekanan Darah Tinggi. PT Intan Sejati, Klaten. 2012. Dalimartha, Setiawan, dkk. Care Your Self Hipertensi. Jakarta. 2008. 210