PENGARUH LAMA PENGGILINGAN DAGING KELINCI TERHADAP KEEMPUKAN, KADAR AIR DAN KESUKAAN ROLADE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAMA PENGUKUSAN ROLADE DAGING KELINCI TERHADAP KEEMPUKAN, KADAR AIR DAN KESUKAAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

Penambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget)

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

Key words: chicken nuggets, broiler chicken livers, the fat content, elasticity, flavour

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

PENGARUH CARA PEMASAKAN TELUR ASIN AYAM NIAGA PETELUR YANG BERBEDA TERHADAP KADAR GARAM DAN KESUKAAN

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TAPIOKA DENGAN TELUR ASIN DAN LAMA PENGUKUSAN PADA PEMBUATAN KERUPUK TELUR TERHADAP KADAR GARAM DAN KESUKAAN RASA

Kata Kunci : Nugget, Uji Organoleptik.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN CITA RASA DAGING ITIK LOKAL (Anas plathyrynchos)

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

I. PENDAHULUAN. tengah masyarakat harus segera diatasi. Maraknya penggunaan daging babi yang

KUALITAS SENSORIK DAN HEDONIK BAKSO KELINCI PRARIGOR DAN PASCARIGOR DENGAN PENAMBAHAN KOMBINASI TEPUNG KANJI DAN TEPUNG SAGU PADA LEVEL YANG BERBEDA

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENGARUH LAMA PENGASAPAN TELUR ASIN DENGAN MENGGUNAKAN SERABUT KELAPA TERHADAP KADAR AIR DAN JUMLAH BAKTERI TELUR ASIN ASAP

DENDENG PENGASAPAN Dendeng adalah irisan daging yang dikeringkan dan ditambah bumbu. Pembuatan dendeng untuk memperoleh cita rasa khas adalah mengguna

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

) FLOUR AS A SUBSTITUTION OF TAPIOCA FLOUR ON WATER CONTENT, WATER HOLDING CAPACITY, ELASTICITY, AND SHEAR FORCE OF BEEF MEATBALL

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG JAGUNG TERHADAP KADAR AIR, ph, TOTAL KOLONI BAKTERI DAN MASA SIMPAN BAKSO ITIK AFKIR SKRIPSI.

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

PENGARUH PENGGUNAAN DAGING BUAH SEMU JAMBU METE DAN TELUR INFERTIL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN ABON TELUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

PENGARUH PROPORSI BANDENG (Chanos chanos)-menjes TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET BANDENG PROPOSAL SKRIPSI

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

Kata Kunci: Sosis lele, tepung mocaf

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET GURAMI DENGAN MENGGUNAKAN PATI GARUT, MAIZENA, DAN TAPIOKA SEBAGAI FILLER PROPOSAL SKRIPSI

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

Karakteristik mutu daging

PENGOLAHAN DAGING BAKSO. Materi 3b TATAP MUKA ke 3 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

PENGARUH PEMAKAIAN BEBERAPA JENIS TEPUNG PADA LEVEL BERBEDA TERHADAP NILAI GIZI DAN ORGANOLEPTIK BAKSO ITIK AFKIR SKRIPSI DETIK RENA KNS

2ooG KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG RANSUMNYA DIBERI PENAMBAHAN MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG OMEGA3 SKRIPSI MAD TOBRI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

Pengaruh Waktu Pemerahan dan Tingkat Laktasi terhadap Kualitas Susu Sapi Perah Peranakan Fries Holstein

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

PENAMBAHAN ASAM SITRAT PADA PEMBUATAN TEPUNG PUTIH TELUR ITIK TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SOSIS (SAUSAGE)

Jajang Gumilar, Obin Rachmawan, dan Winda Nurdyanti Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Penggunaan Berbagai Bahan Pengisi pada Nugget Itik Air (The Application of Various Voluminous Matter on Waterfowls Nugget)

PENGGUNAAN TEPUNG TALAS BOGOR (Colocasia esculenta L. Schott) TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKSEPTABILITAS NAGGET AYAM PETELUR AFKIR

PREFERENSI DAN NILAI GIZI DAGING AYAM HASIL PERSILANGAN (PEJANTAN BURAS DENGAN BETINA RAS) DENGAN PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA

Transkripsi:

PENGARUH LAMA PENGGILINGAN DAGING KELINCI TERHADAP KEEMPUKAN, KADAR AIR DAN KESUKAAN ROLADE (THE INFLUENCE TIMES OF RABBIT MEAT MILLING ON SOFTNESS, DRY MEASURE, AND PREFERENCE OF RABBIT MEAT ROLADE) Lely Nurul Fitriani*, Agustinus Hantoro DR, Kusuma Widayaka Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto *)email : catlely97@gmail.com ABSTRAK Pembuatan rolade diawali dengan penggilingan daging kemudian dicampur dengan bahan pengisi yaitu roti tawar, susu cair, telur, dan bumbu seperti garam dapur, lada halus dan pala halus untuk menambah cita rasa dan penggilingan tersebut akan berpengaruh terhadap keempukan, kadar air dan sifat organoleptik (tingkat kesukaan). Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penggilingan daging kelinci yang berbeda terhadap keempukan, kadar air dan kesukaan pada rolade. Metode penelitian secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk uji kadar air dan keempukan. Rancangan Acak Kelompok (RAK) digunakan untuk uji kesukaan. Perlakuan yang diberikan adalah R1 = lama penggilingan 1 menit, R2 = lama penggilingan 2 menit, R3 = lama penggilingan 3 menit, R4 = lama penggilingan 4 menit dan R5 = lama penggilingan 5 menit. Hasil penelitian menunjukkan lama penggilingan daging berpengaruh sangat nyata(p<0,01) terhadap kadar air dan keempukan. Hasil penelitian uji kesukaan pada lama penggilingan daging terhadap rolade berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Kesimpulan dari penilitian ini adalah lama penggilingan daging 5 menit memberikan nilai kadar air yang paling rendah dengan nilai rataan 66,68±1,88%. Lama penggilingan daging 5 menit memiliki nilai keempukan yang paling rendah dengan nilai rataan 8,23±0,92mm/g/dtk. Kesukaan pada rolade yang dagingnya digiling selama 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit dan 5 menit memiliki nilai hedonik relatif sama. Kata kunci : Penggilingan, Daging Kelinci, Rolade, Kesukaan ABSTRACT Manufacture of milling meat rolade beginning with later mixed with fillers that fresh bread, fresh milk, eggs, and seasonings such as salt, pepper and nutmeg to add subtle flavour and the mill will have an effect on softness, dry measure and properties of the organoleptik (the preference). The research was conducted to know the influence of times of rabbit meat milling to softness, dry measure, and preference rabbit meat rolade. The method of this research was experiment using Completely Randomized Design (CRD) to measure the test and softness. The Group Random Program is used for preference test. The treatments that were given were R1 = time of milling about 1 minute, R2 = time of milling about 2 minutes, R3 = time of milling about 3 minutes, R4 = time of milling about 4 minutes, R5 = time of milling about 5 minutes. The results of research indicate that the times of meat milling to rolade significantly influences (P<0.01) to measure and softness. The results for preference test to times of meat milling to rolade did not influence significantly (P>0.05). The conclusion of the research is the times of meat milling about 5 minutes, gives the lowest measure value with a flat value of 66.68±1.88%. The times of meat milling about 5 minutes, has the lowest softness value with a flat value of 8.23±0.92mm/g/second. The preference test to rolade that the meat is rolade about 1 minute, 2 minutes, 3 minutes, 4 minutes, and 5 minutes have hedonik value of relatively the same. Keywords : Milling, Meat Rabbit, Rolade, Preference 571

PENDAHULUAN Daging merupakan produk pangan asal ternak yang tinggi akan nilai gizi, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Beberapa jenis ternak yang dagingnya lazim dikonsumsi masyarakat, khususnya di Indonesia adalah sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, itik dan babi. Jenis ternak penghasil daging lainnya yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah kelinci. Ternak kelinci memiliki potensi yang besar untuk dijadikan ternak penghasil daging, karena selain mudah dalam pemeliharaan juga cepat berkembang biak. Kelinci memiliki keunggulan, yaitu kandungan protein yang tinggi dan rendah kolesterol, sehingga daging kelinci dapat dipromosikan sebagai daging sehat (Suradi, 2003). Daging kelinci mempunyai serat yang halus dan warna sedikit pucat, sehingga daging kelinci dapat dikelompokkan ke dalam golongan daging berwarna putih seperti halnya daging ayam. Namun demikian, daging kelinci belum popular di masyarakat disebabkan faktor kebiasaan makan (food habit) dan efek psikologis yang menganggap bahwa kelinci sebagai hewan hias atau kesayangan yang tidak layak untuk dikonsumsi dagingnya. Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat berdampak pula pada produk-produk daging. Berbagai jenis olahan daging telah banyak beredar dalam masyarakat seperti bakso, sosis, daging asap dan lainlain (Pearson and Tauber, 1984). Rolade merupakan makanan dengan bahan dasarnya daging kemudian digulung dengan telur dadar dan ditambah bahan bahan pengisi seperti telur, roti tawar, susu, lada halus dan garam dapur. Bahan pembantu adalah bahan yang sengaja ditambahkan dengan tujuan meningkatkan konsistensi nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasahan serta menerapkan bentuk dan rupa (Winarno, 2004). Bahan-bahan tambahan (filler) ini berfungsi mengikat stabilitas emulsi, meningkatkan daya mengikat air, meningkatkan cita rasa, mengurangi susut selama pengolahan dan mengurangi biaya produksi (Aditia, 2004). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh lama penggilingan daging kelinci yang berbeda terhadap keempukan, kadar air dan kesukaan pada rolade. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam menentukan lama penggilingan yang tepat terhadap pembuatan rolade daging kelinci. METODE Bahan yang digunakan adalah kelinci jantan jenis keturunan New Zealand 7 ekor yang menghasilkan daging kelinci 3900 gram yang setiap ulangan diperlukan 650 gram daging kelinci dan untuk uji kesukaan membutuhkan daging 1300 gram. Bahan tambahan seperti telur, bawang bombay, roti tawar, susu kemasan, pala halus, lada halus, garam. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap untuk uji keempukan dan kadar air, sedangkan Rancangan Acak Kelompok untuk uji organoleptik (kesukaan). Penelitian menggunakan 5 perlakuan yaitu lama penggilingan 1 menit (R1), lama penggilingan 2 menit (R2), lama penggilingan 3 menit (R3), lama penggilingan 4 menit (R4) dan lama penggilingan 5 menit (R5) dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Data diolah dengan analisis variansi, apabila berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji beda nyata jujur (Steel and Torrie, 1995). 572

Kadar Air(%) Lely Nurul Fitriani dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 571-576, Juli 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Lama Penggilingan terhadap Kadar Air Rataan kadar air (%) rolade dengan lama penggilingan berbeda berkisar 66,68% sampai 74,82% secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan kadar air rolade daging kelinci No Perlakuan Kadar Air (%) 1 Lama penggilingan 1 menit (R1) 71,67 ±0,05 ac 2 Lama penggilingan 2 menit (R2) 70,40 ±1,94 bc 3 Lama penggilingan 3 menit (R3) 74,82 ±4,5 ac 4 Lama penggilingan 4 menit (R4) 73,42 ±1,22 ac 5 Lama penggilingan 5 menit (R5) 66,68 ±1,88 b Keterangan :Perlakuan lama penggilingan yang berbeda terhadap kadar air berpengaruh sangat nyata (P<0,01) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa lama penggilingan daging berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar air rolade daging kelinci yang digiling selama 1 menit sebesar 71,67%, selama 2 menit sebesar 70,40%, selama 3 menit 74,82%, selama 4 menit sebesar 73,42%, dan selama 5 menit sebesar 66,68%. Rataan kadar air pada penggilingan waktu selama 5 menit lebih rendah dibandingkan lama penggilingan selama 1 menit, 2 menit, 3 menit dan 4 menit. Grafik kadar air pada lama penggilingan daging yang berbeda tertera pada Gambar 1. 80 75 70 65 60 1 2 3 4 5 Lama Penggilingan (menit) Gambar 1. Nilai kadar air pada lama penggilingan daging yang berbeda Kadar air yang semakin menurun disebabkan adanya pengikatan antara gugus aktif pada protein dengan gugus aktif yang ada dalam pati. Hal ini mengakibatkan air tidak dapat lagi diikat oleh protein dan pati sehingga akan keluar pada saat pemanasan yaitu pada saat proses penggilingan akan terjadi gesekan yang dapat menimbulkan panas (Pandisurya, 1983). Telah dikenal bahwa air di dalam daging dapat dibagi menjadi tiga kopartemen atau lapisan (Lawrie dan Ledward, 2006) yaitu (a) air yang terikat erat secara kimiawi oleh protein, dan disebut bound water. (b) lapisan air yang kedua adalah lapisan air yang terikat semakin melemah terhadap grup reaktif, atau tidak terikat, karena jarak lapisan molekul makin menjauhi grup reaktif protein. (c) molekul molekul air lapisan ketiga adalah molekul molekul air yang yang berada diantara molekul molekul protein, disebut free water atau air bebas berjumlah kira kira 20 60%. Menurut Lebas et al (1986) kadar air pada daging kelinci adalah 70,0%. Kadar air rolade berasal dari penggunaan daging dan penambahan bahan pengisi. Hal tersebut menyebabkan kadar 573

air dalam rolade daging kelinci pada lama penggilingan 1 menit, lama penggilingan 2 menit, lama penggilingan 3 menit dan lama penggilingan 4 menit lebih tinggi dari 70%. Untuk mendapatkan kadar air tidak lebih dari 70% diusahakan dalam menggiling daging tidak lebih dari 5 menit. Pengaruh Lama Penggilingan terhadap Keempukan Hasil rataan keempukan rolade menggunakan alat penetrometer dengan lama penggilingan daging yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Keempukan Rolade Daging Kelinci No Perlakuan Keempukan mm/g/dtk 1 Lama penggilingan 1 menit (R1) 11,02 ± 1,12 a 2 Lama penggilingan 2 menit (R2) 10,76 ± 0,71 a 3 Lama penggilingan 3 menit (R3) 10,27 ± 0,23 a 4 Lama penggilingan 4 menit (R4) 10,66 ± 0,43 a 5 Lama penggilingan 5 menit (R5) 8,23 ± 0,92 b Keterangan :Perlakuan lama penggilingan yang berbeda terhadap keempukan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan lama penggilingan daging pada rolade daging kelinci berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap keempukan. Rataan keempukan rolade daging kelinci pada perlakuan lama penggilingan 1 menit (11,02±1,12), lama penggilingan 2 menit (10,76±0,71), lama penggilingan 3 menit (10,27±0,23), lama penggilingan 4 menit (10,66±0,43) dan lama penggilingan 5 menit (8,23±0,92) mm/g/dtk. Rataan keempukan pada lama penggilingan 5 menit lebih rendah dibandingkan lama penggilingan selama 1 menit, 2 menit, 3 menit dan 4 menit. Grafik keempukan pada lama penggilingan daging yang berbeda tertera pada Gambar 2. Gambar 2.Nilai keempukan pada lama penggilingan daging yang berbeda Dilihat dari nilai rataan keempukan bahwa semakin lama waktu penggilingan daging maka nilai rataan keempukan semakin rendah terbukti pada perlakuan lama penggilingan 5 menit. Semakin kecil angka pada alat penetrometer menunjukkan bahwa rolade daging kelinci semakin tidak empuk begitu juga sebaliknya. Berdasarkan Tabel 1 sudah jelas bahwa kadar air pada lama penggilingan 5 menit paling rendah sehingga mempengaruhi nilai keempukan rolade. Fungsi air adalah untuk meningkatkan keempukan dan juice (sari minyak) daging, melarutkan protein yang mudah larut dalam air, membentuk larutan garam yang diperlukan untuk 574

melarutkan protein larut garam, berperan sebagai fase kontinu dari emulsi daging, menjaga temperatur produk serta mempermudah penetrasi bahan-bahan curing (Soeparno, 2011). Dalam pembuatan daging proses, air sering ditambahkan sebagai bagian dari formulasi produk, dengan tujuan untuk memperbaiki keempukan dan jus produk. Proses daya ikat air daging juga mempengaruhi pengkerutan daging selama penyimpanan. Jika daya ikat air rendah bisa dikatakan kadar air dalam daging juga rendah, maka daging akan kehilangan banyak cairan (jus) dan akan mempengaruhi pada keempukan, sehingga terjadi penurunan berat daging. Pada perlakuan lama penggilingan daging 5 menit, kadar air rolade paling rendah otomatis mempengaruhi keempukan pada rolade (Soeparno, 2011). Pengaruh Lama Penggilingan terhadap Kesukaan Pengujian kesukaan bertujuan mengetahui penerimaan konsumen dari produk rolade daging kelinci yang diberi perlakuan lama penggilingan daging berdasarkan skor dari panelis. Skala hedonik yang digunakan adalah 1-5, yaitu sangat disukai = 5, disukai = 4, agak disukai = 3, tidak disukai = 2, dan sangat tidak disukai = 1. Panelis mengisi skor pada form yang dilampirkan sesuai dengan tingkat kesukaan panelis itu sendiri. Hasil rataan skala numerik dan mutu hedonik kesukaan rolade Tabel 3. Tabel 3. Rataan Kesukaan Rolade Daging Kelinci Perlakuan Rataan skala numerik Mutu hedonik Lama penggilingan 1 menit 3,33 ± 1,32 Agak disukai-disukai Lama penggilingan 2 menit 3,03 ± 1,40 Agak disukai-disukai Lama penggilingan 3 menit 2,80 ± 1,24 Tidak disukai-agak disukai Lama penggilingan 4 menit 3,47 ± 1,55 Agak disukai-disukai Lama penggilingan 5 menit 3,17 ± 1,02 Agak disukai-disukai Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kesukaan. Pengaruh panelis relatif seragam dalam memberikan penilaian. Hasil uji mutu hedonik nilai kesukaan yang tidak disukai agak disukai terdapat pada rolade dengan lama penggilingan daging 3 menit (2,80±1,24). Nilai kesukaan dengan nilai hedonik agak disukai - disukai terdapat pada rolade dengan lama penggilingan 2 menit (3,03 ± 1,40), lama penggilingan 5 menit (3,17 ± 1,02), lama penggilingan 1 menit (3,33 ± 1,32) dan lama penggilingan 4 menit (3,47±1,55). Nilai kesukaan dengan lama waktu penggilingan mengakibatkan rolade banyak kekurangan air sehingga para panelis banyak yang berkomentar bahwa rolade dengan lama penggilingan 4 menit tekstur roladenya agak kering. Pengaruh lama penggilingan 1 menit, 2 menit dan 3 menit banyak panelis yang berkomentar bahwa tekstur rolade masih terlalu banyak kadar airnya. Hal ini disebabkan karena lama penggilingan yang berbeda sehingga kadar air yang dimiliki dari tiap perlakuan berbeda juga. Tekstur erat kaitanya dengan keseimbangan penambahan air, lemak dan protein. SIMPULAN Lama penggilingan daging 5 menit memberikan nilai kadar air yang paling rendah dengan nilai rataan 66,68±1,88%. Lama penggilingan daging 5 menit memiliki nilai keempukan yang paling 575

rendah dengan nilai rataan 8,23±0,92 mm/g/dtk. Uji kesukaan pada rolade yang dagingnya digiling selama 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit dan 5 menit memiliki nilai relatif sama. DAFTAR PUSTAKA Aditia, E.L. 2004. Sifat fisik kimia dan palatabilitas nugget daging kelinci dengan penambahan berbagai jenis bahan pengisi. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Departemen Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan. IPB. Lawrie, R.A. dan Ledward, D.A. 2006. Meat Science. UI-Press, Jakarta. Lebas, R., P. Coudent, R. Rouviet and H. De Rcohambeau. 1986. The Rabbit Husbandry. Health and Production. FAO. Animal Production and Health. Series no. 21., Rome. Pandisurya, C. 1983. Pengaruh jenis daging dan penambahan tepung terhadap mutu bakso. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pearson, A. M. And F. W. Tauben. 1984. Processed Meats. The AVI Publishing Co. Inc. Westport, Connecticut. Soeparno. 2011. Ilmu Nutrisi dan Gizi Daging. Cetakan pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Steel, R.G.D dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statiska Suatu Pendekatan Biometrik. Ed ke-2 Cet-2 Alihbahasa B. Soemantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suradi, K. 2003. Pengolahan Daging dan Kulit Sebagai Salah Satu Alternatif Dalam Penanganan Pemasaran Ternak Kelinci. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Prospek Ternak Kelinci Dalam Peningkatan Gizi Masyarakat Mendukung Ketahanan Pangan, Bandung 25 Januari 2003. Universitas padjajaran. Fakultas Peternakan. Bandung. Winarno F G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta. 576