BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN TEORI. melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran Inquiry

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus 2006), hlm Al-Qur an Al-Karimdan Terjemahan Bahasa Indonesia, (Kudus:

BAB II KAJIAN TEORETIS. adanya perubahan pada diri seseorang. 2 Jadi, Strategi. yang nantinya akan dilaksanakan dalam bentuk konkret melalui beberapa

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai a plan method, or series of ectiviries designed to echieves a

Keberlanjutan generasi manusia sedikit banyaknya ditentukan oleh kualitas pendidikan. Maka

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INDUKTIF DISERTAI REINFORCEMENT

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang mungkin menggunakan salah satu dari arti kata tersebut sesuai dengan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG TIDAK MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN YANG MENGGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

Sutriari Astati. Widyaiswara LPMP. D.I. Yogyakarta.

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB III METODE PENELITIAN. Bamboo Dancing pada pembelajaran IPA. waktu satu semester dari bulan Januari-Juni 2017.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang berkepentingan dengan pendidikan. Orang yang ingin memperbaiki

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan

BAB III METODE PENELITIAN

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna MemperolehGelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STRATEGI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia handal dan mampu berkompetensi. Selain itu

STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA. Oswald Sitanggang NIM:

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING TIPE A MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999),

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I TERMINOLOGI PEMBELAJARAN DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA A. Pendahuluan Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas tetapi dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya. Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan baik pengajaran maupun pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif subjek didik. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan professional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi belajar yang kaya dengan variasi. Akan tetapi seringkali guru, instruktur, atau dosen menyamakan istilah pengajaran dan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam materi ini akan dijelaskan arti dari istilah pembelajaran secara komprehensif. Dan perlu diperhatikan sasaran utama ilmu pembelajaran adalah mempreskripsikan strategi pembelajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan belajar siswa. Akhirnya tujuan khususnya dalam pembelajaran matematika bisa tercapai. 1

2 Sagala (2010: 32) mengungkapkan bahwa: Kegiatan pengajaran dan pendidikan di sekolah akan berhasil, jika kegiatan belajar di kelas dapat dikendalikan oleh pendidik dengan baik dan dengan memberikan layanan belajar yang berkualitas kepada peserta didiknya. Layanan belajar yang berkualitas akan dapat dipenuhi, jika semua unsur didalamnya mempunyai komitmen yang sama untuk memajukan pendidikan dengan cara dapat bekerjasama dengan solid atau menjadi tim kerja (team working) yang baik untuk mencapai tujuan sekolah. Namun fakta menunjukkan bahwa ruang kelas di sekolah pada hakikatnya adalah tempat yang penuh kesibukan dan kompleks. Karena sibuknya, sehingga sulit bagi pendidik untuk mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang berlangsung di kelas. Jumlah dan interaksi pendidik dan peserta didik sangat banyak, sehingga sulit sekali waktu bagi pendidik untuk merefleksikan bagaimana pengaruh tingkah lakunya, maupun tingkah laku peserta didiknya. Alasan lainnya terbatasnya kemampuan guru sebagai pendidik dalam mengendalikan dan menganalisis tingkah lakunya, maupun tingkah laku peserta didiknya untuk memudahkan usaha belajar. Berdasarkan uraian di atas, kualitas pembelajaran jelas sangat dipengaruhi oleh kualitas profesional kinerja guru dan kualitas manajemen sekolah. Menurut Sagala (2010: 32) untuk memenuhi kualitas yang dipersyaratkan, maka perlu ada usaha (1) meningkatkan kemampuan profesional guru dengan kemauan dan usaha sendiri dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar; (2) meningkatkan kualitas manajemen dan kepemimpinan sekolah dengan cara melakukan perbaikan secara internal secara terus menerus; (3) bantuan profesional, fasilitas, penyediaan anggaran dari pemerintah sebagai penenggung jawab pendidikan; dan (4) dukungan maupun bantuan dari masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan. B. Terminologi Pembelajaran Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa komponen yang dengan itu semua menjadikan berjalannya proses pendidikan, diantaranya adanya peserta didik, guru, sarana dan prasarana serta sebagainya. Terkait dengan sarana prasarana, selain yang

3 berbentuk fisik juga ada yang berupa suatu cara yang dijadikan patokan sehingga tujuan pendidikan atau pembelajaran bisa tercapai. Yakni adanya model, pendekatan, strategi, metode, tehnik, dan taktik pembelajaran. Berbicara mengenai pembelajaran, guru seringkali menyamakan arti dengan kata pengajaran. Dan pengajaran (instructional) itu lebih mengarahkan pada pemberian pengetahuan dari guru kepada siswa yang kadang kala berlangsung secara sepihak. Sedangkan dalam bukunya Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M. Pd. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, bahwa pembelajaran (learning) adalah sesuatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajarn, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran. Atau bisa juga pembelajaran didefinisikan sebagai upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien. 1 Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (KBBI, 2005: 17). Dengan demikian, kata pembelajaran yang ditambah dengan matematika, yakni pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan kepada para siswanya, yang didalamnya terkandung upaya guru menciptakan iklim dan palayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi 1 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto, M. Pd., Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Cet. 2), halm. 131

4 interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut. 2 Selanjutnya dijelaskan ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran yaitu: a) pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan perilaku; b) hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan; c) pembelajaran merupakan suatu proses; d) proses Pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya sesuatu tujuan yang akan dicapai; e) pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. 3 Dan dalam setiap proses pembelajaran matematika, pasti memerlukan sebuah strategi pembelajaran supaya proses belajar mengajar matematika menjadi lancar. Sekilas strategi pembelajaran adalah suatu cara atau metode yang dilakukan oleh pendidik (guru) terhadap peserta didik (murid) yang lain dalam upaya terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan motorik secara berkesinambungan. 4 Penjelasan selebihnya sebagai berikut. C. Strategi Belajar Mengajar Matematika Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Setelah mengatur strategi perang, kemudian menyusun tindakantindakan lain yang harus dilakukan, seperti menyusun siasat, taktik, dan tehnik 2 Drs. Amin Suyitno, M. Pd., Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (Semarang: FMIPA Unnes, 2004), halm. 2 3 Drs. Bambang Warsita, M. Pd., Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), halm. 266 4 Ibid, halm. 267

5 peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai komponen dan faktor, baik dari dalam maupun luar. Yang akan dijelasan pada pembahasan berikutnya. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kembali ke dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 5 Maka siapa saja yang akan atau sudah menjadi seorang pengajar sekaligus pendidik. Dalam hal ini mengajarkan matematika, sangat perlu memiliki strategi pembelajaran yang tepat. Sehingga strategi pembelajaran matematika adalah perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi yang diharapkan tercapai, yakni dalam pembelajaran matematika, yang dikembangkan adalah bagaimana membuat siswa menjadi aktif. 6 Dan tentunya dengan strategi ini, kesuksesan belajar bisa tercapai oleh setiap peserta didik. 2. Tahapan Pembelajaran Secara umum, dalam strategi pembelajaran ada tiga tahapan pokok yang harus diperhatikan dan diterapkan, di antaranya; 1) Tahap pemula (pra-instruksional). Kegiataan yang dilakukan guru, memeriksa kehadiran siswa, pretest (menanyakan 5 Dr. H. Hamruni, M. Si., Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: FT UIN Sunan Kalijaga, 2009), halm. 1 6 Drs. Amin Suyitno, M. Pd., Op. Cit.

6 materi sebelumnya), dan apersepsi (mengulas kembali secara singkat materi sebelumnya. 2) Tahap pengajaran (instruksional). Ini merupakan tahap inti. Kegiatan yang dilakukan guru, menjelaskan tujuan pengajaran siswa, menuliskan pokokpokok materi yang telah ditulis, mengunakan alat peraga, dan menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi. 3) Tahap penilaian dan tindak lanjut (evaluasi). Kegiatan guru, mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi yang telah dibahas, mengulas kembali materi yang belum dikuasai siswa, memberikan tugas atau pekerjaan rumah pada siswa, dan menginformasikan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 7 Proses belajar mengajar dalam prakteknya menempuh tiga tahapan tersebut yang saling berkaitan dan berurutan. Akan tetapi pada tahap instruksional, guru juga dapat menggunakan beberapa model atau pendekatan mengajar yang pada umumnya berada di antara dua kutub, yakni kutub yang berorientasi kepada guru dan kutub yang berorientasi kepada siswa. Model mengajar yang berorientasi kepada guru di antaranya model ekspositeri atau model informasi. Sedangkan model yang berorientasi kepada siswa di antaranya model inquiry, model interaksi sosial. Sekalian model yang berorientasi kepada siswa dipandang lebih baik, namun penggunaan model mengajar sangat bergantung kepada guru itu sendiri. Di samping perlunya guru menetapkan model mengajar yang dipandang tepat, proses belajarmengajar memerlukan upaya lain guru yakni penggunaan prinsip mengajar seperti motivasi, korelasi dan integrasi, kooperasi dan kompetisi, aplikasi dan transformasi, 7 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto, M. Pd., Op. Cit., halm. 132-134

7 individualitas, melalui prinsip mengajar tersebut diharapkan kegiataan belajar siswa tetap ada dalam kondisi yang optimal. 8 3. Komponen Strategi Pembelajaran Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran dapat mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick dan Carey menyebutkan adanya lima komponen umum strategi pembelajaran, yakni: a) kegiatan pembelajaran pendahuluan; b) penyampaian informasi; c) partisipasi peserta didik; d) tes; dan e) kegiatan tindak lanjut. 9 Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut: 1) orientasi strategi pada tugas pembelajaran; 2) relevan dengan materi pembelajaran; 3) metode dan tehnik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai; dan 4) media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik. 10 Oleh karena itu, tujuan pemilihan strategi pembelajaran berdasarkan kriteria tersebut adalah untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Sedangkan pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan 8 DR. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo, 1995), halm. 164 9 Drs. Bambang Warsita, M. Pd., Op. Cit., halm. 271 10 Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M. Pd., Model Pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif cet kelima, (Jakarta: bumi aksara, 2009), halm. 9

8 pembelajaran sesuai dengan harapan. 11 Menurut Wottuba and Wright (1975) menyimpulkan ada tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran efektif, yaitu: a) pengorganisasian pembelajaran dengan baik; b) komunikasi secara efektif; c) penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran; d) sikap positif terhadap peserta didik; e) pemberian ujian dan nilai yang adil; f) keluwesan dalam pendekatan pembelajaran; dan g) hasil belajar peserta didik yang baik. 12 4. Jenis Strategi Pembelajaran Atas dasar pertimbangan tertentu strategi pembelajaran terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: 1) Atas dasar pertimbangan proses pengelolaan pesan ada 2 strategi, yakni deduktif dan induktif; 2) Pihak pengelola pesan ada 2, yakni ekspositorik dan heuristis; 3) Pengaturan guru, yakni strategi seorang guru dan strategi pengajaran beregu (team teaching); 4) Jumlah siswa, yakni strategi klasikal, strategi kelompok kecil, dan strategi individu; 5) Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa, strategi tatap muka, strategi pengajaran melalui media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa, tetapi melalui media. Siswa berinteraksi dengan media. 13 5. Implementasi Strategi pembelajaran Pada dasarnya, tahap-tahap kegiatan pembelajaran mencakup persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Strategi pembelajaran meliputi seluruh kegiatan atau tahapan-tahapan tersebut, tetapi titik beratnya berada di tahap 11 Drs. Bambang Warsita, M. Pd., Op. Cit., halm. 288 12 Ibid, halm. 289-290 13 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto, M. Pd., Op. Cit., halm. 136-138

9 persiapan. Pertama, persiapan pembelajaran. Dalam tahap ini, persiapan yang perlu dilakukan: perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan alat evaluasi, analisis tugas belajar dan identifikasi kemampuan siswa, dan penyusunan strategi pembelajaran. Kedua, pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini meliputi kegiatankegiatan, pengelolaan kelas, penyelenggaraan tes atau tanya jawab sebagai review atas pelajaran sebelumnya, penyajian bahan pelajaran sesuai dengan metode dan tehnik pengajian, pemberian motivasi dan penguatan, diskusi/tanya jawab baik individu maupun kelompok, monitoring proses pembelajaran, dan pemantapan hasil belajar. Ketiga, evaluasi hasil program belajar. Dan keempat, adanya perbaikan terhadap program kegiatan pembelajaran sebelum melanjutkan ke bahasan berikutnya. Akhirnya tujuan yang telah ditentukan bisa tercapai dengan baik. 14 D. Kesimpulan Guru yang profesional tidak hanya tahu akan tugas, peranan dan kompetensinya. Namun dapat melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan perannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi proses belajar mengajar yang efektif dan tercapai tujuan belajar secara optimal. Dan sebagai baik pengajar maupun pendidik harus mengetahui strategi pembelajaran mana yang tepat untuk digunakan khususnya dalam pembelajaran matematika, di samping adanya metode-metode, tehnik dan taktik pembelajaran yang juga perlu dipersiapkan sebelum proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Sehingga tujuan utama dari 14 Ibid, halm. 142

10 proses pembelajaran matematika bisa terealisasikan dan bermanfaat dalam kehidupan setiap peserta didik.

11 DAFTAR PUSTAKA {BERSIFAT REFERENSI YANG DIANJURKAN} Hamruni. 2009. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta: FT UIN Sunan Kalijaga Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran; dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: FMIPA Unnes Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta