BAB I PENDAHULUAN [AUTHOR NAME] I-1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

SARANA WISATA KESEHATAN SPA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VILLA RESORT DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Tawangmangu merupakan daerah wisata yang berpotensi

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TAMAN RIA DI SEMARANG

HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA TAWANGMANGU

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

SPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pembangunan dan kemajuan teknologi dan pariwisata. Dilain pihak

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HOTEL RESOR BERKONSEP BUTIK DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

kawasan Ciater, merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam bentuk peningkatan pelayanan terha

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

SEA SIDE HOTEL DI KAWASAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

APARTEMEN BAGI ORANG ASING DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAWASAN WISATA SELO, BOYOLALI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

TUGAS AKHIR-37 PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SKEMA DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Hotel Resort Pantai Wedi Ombo Gunung Kidul dengan pendekatan arsitektur tropis.

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI BANDUNG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Riverside Resort Hotel di Cijulang, Kabupaten Pangandaran 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul Health atau Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Resort sendiri merupakan salah satu jenis hotel yang berorientasi pada kegiatan yang bersifat rekreasi dan biasanya terpusat pada hotel itu sendiri, sehingga tamu tidak harus meninggalkan hotel. Spa berasal dari kata Solus per Aqua (Sehat Pakai Air). Pengertian Spa telah berkembang yaitu suatu rekreasi dengan konsep kesehatan, relaksasi, kebugaran, dan perawatan tubuh dengan cara mandi berendam. PAH Cumpleng adalah kawasan pemandian air hangat yang berada di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Pemandian Air Hangat (PAH) Cumpleng saat ini dimiliki dan dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. Healing Environment adalah suatu desain lingkungan terapi yang dirancang untuk membantu proses pemulihan seseorang secara psikologis. Health Resort dan Spa di Cumpleng, Tawangmangu dengan Pendekatan Konsep Healing Environment ini dapat diartikan sebagai sebuah hotel atau penginapan yang menawarkan fasilitas khusus penunjang kesehatan dan kebugaran tubuh seperti fitness club, fasilitas olahraga dan spa dengan desain lingkungan terapi yang dirancang untuk membantu pemulihan seseorang secara psikologis. B. Latar Belakang Permasalahan 1. Kemunculan resort dan spa ditengah pola hidup masyarakat Masyarakat hari ini cenderung hidup dalam kehidupan perkotaan yang serba cepat dan instant. Kehidupan yang serba cepat dan instant tersebut terkadang membuat manusia menjadi mudah stres akibat tekanan yang besar [AUTHOR NAME] I-1

dalam rutinitas sehari-hari. Lebih buruk lagi, pola hidup tersebut tidak diimbangi dengan kegiatan yang bersifat rekreatif seperti olahraga secara rutin sehingga berimbas pada kesehatan. Masyarakat perkotaan cenderung mudah terkena penyakit akibat pola hidup tidak sehat yang dijalani. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, proporsi penyakit infeksi di perkotaan penyebab kematian terbesar adalah penyakit sistem pernapasan, seperti tuberkulosis (6,3 persen), penyakit hati (4 persen) dan pneumonia (3,3 persen). Penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar ialah stroke (19,4 persen), diabetes mellitus (9,7 persen), dan hipertensi (7,5 persen). (Kemenkes, 2012) Kekhawatiran masyarakat perkotaan akan kesehatan karena tingginya tingkat stress serta pola hidup yang tidak sehat memunculkan fenomena rekreasi dan relaksasi. Relaksasi bertujuan untuk memulihkan kembali kondisi mental dan psikis, sehingga yang didapatkan adalah penampilan lebih prima serta memiliki daya konsentrasi tinggi. Relaksasi dibutuhkan agar dapat menjalankan kembali rutinitas harian. Hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat urban cenderung rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memulihkan kondisi mental dan psikis mereka. Pola hidup ini dilihat sebagai sebuah pasar yang menjanjikan oleh para investor untuk menciptakan sebuah fasilitas rekreasi dan relaksasi berupa resort dan spa. (Fathonah, 2014) Spa bukanlah suatu hal yang baru dalam kehidupan manusia, usianya hampir sama dengan peradaban manusia. Orang Yunani kuno dapat disebut sebagai penemu spa, mereka yang pertama kali memanfaatkan air untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara berendam di air hangat di udara terbuka. Orang Romawi kemudian menyempurnakan teknik pemanfaatkan air tersebut dengan cara penguapan dari lantai bawah. Bangsa Mesir kuno juga memiliki kepercayaan bahwa air dapat membersihkan badan dan memberikan ketenangan jiwa. Tradisi mandi air hangat dan dingin secara bergantian yang merupakan salah satu bentuk spa tertua yang konon berasal dari kerajaan Islam yang membangun peralatan mandi yang disebut Hamman. [AUTHOR NAME] I-2

Kerajaan-kerajaan di Indonesia pada jaman dahulu juga sudah mengenal air untuk kesehatan, kecantikan, dan ketenangan pikiran. Salah satu peninggalan yang masih dapat dilihat adalah kompleks Taman Sari di Yogyakarta. Selain itu tradisi tersebut juga didukung dengan resep-resep ramuan tradisional yang melengkapi khasiat air untuk meremajakan fisik dan jiwa juga untuk menyembuhkan penyakit. (Femina, Desember 1994) 2. Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu tujuan wisata bagi masyarakat Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki slogan Bumi Intanpari dimana potensi industri, pertanian, perdagangan, dan pariwisata menjadi potensi utama yang dikembangkan. Salah satu potensi tersebut adalah pariwisata. Kabupaten Karanganyar memiliki banyak objek wisata dan agenda pariwisata. Beberapa macam potensi wisata tersebut antara lain wisata cagar alam, wisata kebudayaan, serta wisata pertanian. Pengembangan potensi pariwisata ini memberikan dampak yang positif yaitu dengan makin bertambahnya wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan data Disbudpar Karanganyar, pada tahun 2010 tercatat 989.484 wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Pada tahun 2011 tercatat 1.084.036 wisatawan, kemudian pada tahun 2012 tercatat 1.020.069 wisatawan sehingga terjadi penurunan wisatawan sebanyak 63.967 orang. Namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan wisatawan, tercatat 1.116.629 orang datang ke Kabupaten Karanganyar. Data ini diperoleh dari 21 objek wisata yang ada di kabupaten ini. (Dinparbud Karanganyar, 2014) Salah satu potensi wisata dari beberapa objek wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar adalah Pemandian Air Hangat (PAH) Cumpleng. Pemandian Air Hangat Cumpleng berada di Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu. Objek wisata ini menawarkan sebuah pemandian air hangat yang memiliki kandungan belerang yang bermanfaat bagi tubuh. Berdasarkan yang diperoleh dari kajian hidromorfologi mata air di lereng Gunung Lawu yang dilakukan oleh UGM, tercatat bahwa mata air Cumpleng memiliki [AUTHOR NAME] I-3

kandungan sulfur (belerang) 0,006 % (b/v) atau 60 mg/l dan memiliki debit air 4,40 liter/detik dengan suhu rata-rata 36,8 o C. Namun potensi ini belum dikembangkan secara maksimal sebagai fasilitas rekreasi dan relaksasi. Terbukti dari data Dinparbud Karanganyar jumlah wisatawan PAH Cumpleng pada tahun 2011 dan 2012 sebanyak 706 dan 816 orang, bandingkan dengan Sapta Tirta Pablengan yang memiliki kunjungan wisatawan pada tahun 2012 dan 2013 sebanyak 4.412 dan 4.884 orang. Selain permasalahan tersebut, tidak adanya akomodasi yang memadahi di sekitar pemandian juga menjadi penyebab sedikitnya jumlah wisatawan. (Dinparbud Karanganyar, 2014) Melihat kondisi dan potensi alam di kawasan wisata Tawangmangu, terlihat adanya peluang pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Karanganyar, yaitu sarana akomodasi berupa hotel resort untuk pasar wisata kategori menengah atas dengan orientasi pada kesehatan, relaksasi dan kecantikan (spa) alami. Bermacam-macam jenis hotel dan resort sudah banyak dan kualitas yang ditawarkan sangatlah menarik, namun sayangnya sangat minim melihat adanya sebuah hotel atau resort yang terintegrasi dengan objek wisata. Hotel dan objek wisata berjalan sendiri-sendiri, menyebabkan banyaknya objek wisata yang kurang terawat. Potensi wisata alam yang belum tergali di wisata Pemandian Air Hangat Cumpleng, Tawangmangu tersebut dapat dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi resort dan spa yang menawarkan fasilitas rekreasi dan relaksasi yang ditunjang dengan fasilitas penginapan dan restoran. Dengan adanya health resort dan spa di Cumpleng, Tawangmangu ini akan menjadi magnet bagi masyarakat perkotaan seperti masyarakat Kota Solo, Kota Jogja, dan kota-kota lainnya yang menginginkan kondisi jiwa dan raga yang sehat. 3. Konsep healing environment sebagai pendekatan desain Konsep healing environment merupakan sebuah konsep yang muncul dari sebuah fakta yang mengungkapkan bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik, mental, dan psikis manusia. Kondisi lingkungan yang [AUTHOR NAME] I-4

baik atau buruk dapat mempengaruhi seseorang menjadi senang atau sedih, tenang atau tegang. Ini dikarenakan lingkungan memiliki efek sugestif bagi manusia, sehingga seseorang dapat terpengaruh kondisi psikisnya menjadi seimbang atau tidak seimbang. (Zetterquist, 2009) Makna dari konsep healing environment sendiri adalah pengaturan fisik dan dukungan budaya yang memelihara fisik, intelektual, sosial dan kesejahteraan spiritual seseorang serta membantu mereka untuk mengatasi stres. (Knecht, 2010) Sebuah Health Resort dan Spa sendiri merupakan resort yang memiliki fasilitas khusus penunjang kesehatan dan kebugaran tubuh. Fasilitas-fasilitas ini ditujukan bagi seseorang untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Dengan adanya konsep Healing Environment, maka resort yang ada tidak hanya menyajikan fasilitas penunjang kesehatan dan kebugaran tubuh, namun juga menyajikan lingkungan yang memiliki efek terapi sehingga output yang dirasakan oleh pengunjung tidak hanya sehat secara fisik namun juga sehat secara psikis. C. Rumusan Permasalahan Dari latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, didapatkan permasalahan dan persoalan sebagai berikut : 1. Permasalahan Bagaimana Konsep Perencanaan dan Perancangan Health Resort dan Spa di Pemandian Air Hangat Cumpleng dengan Pendekatan Konsep Healing Environment 2. Persoalan a. Bagaimana merancang fasilitas pada Health Resort dan Spa yang mampu memaksimalkan potensi wisata Pemandian Air Hangat (PAH) Cumpleng. b. Bagaimana pola dan besaran ruang yang mampu mengakomodasi pengunjung Health Resort dan Spa melalui kegiatan rekreasi dan relaksasi. [AUTHOR NAME] I-5

c. Bagaimana pengolahan site yang ideal sehingga menunjang kegiatan yang berada di dalamnya. d. Bagaimana konsep lansekap yang sesuai dengan kebutuhan pengguna bangunan Health Resort dan Spa. e. Bagaimana penerapan konsep healing environment pada bentuk, tampilan, dan interior bangunan Health Resort dan Spa. f. Bagaimana konsep struktur dan utilitas yang digunakan untuk mendukung bangunan Health Resort dan Spa. D. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Meuwujudkan konsep perencanaan dan perancangan Health Resort dan Spa di PAH Cumpleng, Tawangmangu yang sesuai dengan konsep healing environment 2. Sasaran a. Mendapatkan desain fasilitas pada Health Resort dan Spa yang mampu memaksimalkan potensi wisata Pemandian Air Hangat (PAH) Cumpleng. b. Mendapatkan pola dan besaran ruang yang mampu mengakomodasi pengunjung Health Resort dan Spa melalui kegiatan rekreasi dan relaksasi. c. Mendapatkan pengolahan site yang ideal sehingga menunjang kegiatan yang berada di dalamnya. d. Mendapatkan konsep lansekap yang sesuai dengan kebutuhan pengguna bangunan Health Resort dan Spa. e. Menerapkan konsep healing environment pada bentuk, tampilan, dan interior Health Resort dan Spa. f. Mendapatkan konsep struktur dan utilitas yang digunakan untuk mendukung bangunan Health Resort dan Spa. [AUTHOR NAME] I-6

E. Lingkup dan Batasan Pembahasan 1. Batasan Pembahasan Pembahasan perancangan ini akan lebih terfokus pada permasalahan arsitektural, diantaranya: pola peruangan serta penataan massa pada site dan pengaturan fasilitas-fasilitas pendukung pada health resort seperti spa, pusat kebugaran, kolam renang, main lobby, reception, restoran dengan konsep healing environment. Permasalahan seperti biaya operasional dan metode pengelolaan resor tidak menjadi fokus dalam perancangan ini. 2. Lingkup Pembahasan Dalam pembahasan ini disesuaikan dengan lingkup disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin ilmu lain digunakan sebagai penunjang terhadap pembahasan yang terkait. F. Metode Pembahasan 1. Pengumpulan Data Pencarian data dibedakan menjadi dua bagian yaitu data primer meliputi data dari instansi terkait dan buku-bukuliteratur ; data sekunder meliputi survey lapangan dan interview dari sumber sumber yang diperlukan untuk mendapatkan masukan a. Metode Observasi Merupakan proses pengamatan langsung terhadap lokasi/site untuk memperoleh data mengenai kondisi terkini dari Pemandian Air Hangat (PAH) Cumpleng sendiri. b. Metode Wawancara Teknik wawancara yaitu merupakan proses tanya jawab dengan pihakpihak yang berkaitan dengan PAH Cumpleng yang berada di Kabupaten Karanganyar, teknik wawancara ini untuk memperoleh data dan informasi dari pihak yang terkait. c. Metode Literatur [AUTHOR NAME] I-7

Metode ini dilakukan dengan cara mencari data dari literatur baik buku maupun internet untuk mendapatkan data penunjang dan teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan seminar proposal tugas akhir. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dari berbagai macam buku, catatan kuliah, dan dokumen lain yang ada hubungannya dengan Health Resort dan spa di Cumpleng serta konsep healing environment. d. Metode Dokumentasi Mengumpulkan arsip dan gambar yang dianggap perlu untuk dianalisa serta mendokumentasikan keadaan di lapangan. 2. Tahap Analisa Data yang didapat kemudian diuraikan untuk memperoleh pembahasan dan penyelesaian masalah yang ada pada fasilitas health resort dan spa.dari analisa ini kemudian didapatkan hasil pendekatan konsep. 3. Tahap Sintesa Studi pendekatan konsep yang didapatkan, digunakan untuk menentukan konsep perencanaan dan perencanaan sebagai dasar untuk menuju tahap desain fisik. G. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN Menyajikan pengertian judul,latar belakang,permasalahan dan persoalan,tujuan dan sasaran,batasan dan lingkup pembahasan,metoda pembahasan serta sistematika penulisan BAB II : TINJAUAN TEORI Menyajikan tinjauan teori mengenai resort, health resort, dan spa serta menjelaskan mengenai konsep healing environment tentang pengertian, latar belakang konsep, serta penerapan pada desain. BAB III : TINJAUAN KAWASAN Berisi tinjauan mengenai Kabupaten Karanganyar secara umum baik aspek fisik maupun non fisik dan kebutuhan fasilitas [AUTHOR NAME] I-8

BAB IV BAB V BAB VI pengembangan serta tinjauan mengenai PAH Cumpleng dari aspek fisik hingga non fisik. : GAMBARAN UMUM DAN KONSEP PERENCANAAN OBYEK YANG DIRENCANAKAN Menguraikan health resort dan spa yang direncanakan di PAH Cumpleng dengan berbagai pendekatan, yang meliputi pengertian,tujuan sasaran dan misi; skala pelayananan, karakter wadah; status kelembagaan; sistem pengelolaan; macam kegiatan; pelaku kegiatan dan motivasi; penerapan desain dan batasan perencanaan dan perancangan health resort dan spa itu sendiri : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menyajikan analisa yang meliputi bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan perancangan dan perencanaan Health Resort dan Spa di PAH Cumpleng, Tawangmangu dengan Pendekatan Konsep Healing Environment. : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menyajikan konsep perencanaan dan perancangan health resort dan spa di PAH Cumpleng, yang diantaranya meliputi konsep tapak, konsep site, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luardan konsep sistem utilitas. [AUTHOR NAME] I-9