BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

I. UMUM. Sejalan...

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah berwenang untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1990 T E N T A N G K E P A R I W I S A T A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan dan investasi senantiasa menjadi dua sektor pendulang pendapatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

Lampiran 1. Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara... Pengunjung Obyek Wisata Unggulan Provinsi Lampung Di Tempat. Assalamualaikum.wr.wb

I. PENDAHULUAN. Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode valuasi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 75 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas, dalam menyelenggarakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi

I. PENDAHULUAN. melimpah, baik kekayaan mineral maupun kekayaan alam yang berupa flora

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

I. PENDAHULUAN. kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL - BUTON 2015 PERDAKAB. BUTON NO. 1, LD. 2015/NO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Retribusi Daerah, dapat dilihat pada lampiran (4). Pemerintah Daerah diberikan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

KEWENANGAN PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sila

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Baik sebagai sumber penghidupan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan alam yang berlimpah, yakni salah satunya kekayaan dalam bidang pariwisata. Indonesia memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia, apalagi sebagian besar penduduk Indonesia adalah bermata pencaharian sebagai petani, maka dari itu Negara Indonesia di sebut sebagai Negara agraris. Keindahan pemandangan alam Indonesia sudah terkenal sejak dahulu kala, yang jika sumber daya alam ini digunakan dan dikelola dengan baik, maka hal tersebut akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yaitu negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan dan mengembangkan nilai-nilai budaya. 1 Pelaksanaan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah di Indonesia. Dalam pengembangan daerah sudah barang tentu dibutuhkan peningkatan pendayagunaan, potensi daerah secara optimal. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan 1 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Lampung, Buku Saku, 2010, hlm. 3

Daerah adalah salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Fenomena yang melatar belakangi penelitian ini adalah fakta bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan pada Pasal 26 Undang-undang Dasar Tahun 1945, mengamanatkan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan kepariwisataan sesuai dengan asas otonomi dan tugas pembantuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Selain itu pemerintahan daerah juga bertujuan untuk peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi yang diberikan kepada daerah Provinsi dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proporsional. Penyelenggaraan otonomi daerah tersebut juga mencakup pengelolaan berbagai sumber daya alam, sumber daya hayati dan non hayati serta sumber daya buatan yang ada di daerah otonom. Sumber daya alam dan buatan dapat dijadikan obyek wisata berupa kekayaan alam, flora, fauna, hasil karya manusia, peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan modal bagi pengembangan industri pariwisata di Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan, dilakukan dengan pembangunan obyek wisata, baik dalam bentuk mengembangkan obyek wisata yang sudah ada maupun membuat obyek-obyek baru sebagai obyek wisata. Penyelengaraan kepariwisatan tersebut dilaksanakan dengan tetap memelihara kelestarian dan mendorong upaya

peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek wisata itu sendiri. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu lingkungan hidup serta objek wisata yakni dengan cara mengembangkan indutri pariwisata. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Pengembangan industri pariwisata tersebut dilakukan dengan memperhatikan kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya, nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat, kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup dan kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Argumentasi secara teoritis mengenai pentingnya pengelolaan berbagai potensi sumber daya alam sebagai obyek pariwisata adalah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat menunjang pembangunan daerah secara maksimal. Pembangunan pariwisata tidak hanya mengutamakan segi-segi pembangunan ekonomi saja, melainkan juga segi-segi budaya, politik serta pertahanan dan keamanan akan berjalan bersama. Begitu juga keadaan alam, flora dan fauna, hasil karya manusia, serta peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan modal bagi pengembangan industri pariwisata di Provinsi Lampung. Secara praktis pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam di Provinsi Lampung merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik untuk dijadikan sasaran wisata. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha pemanfaatan seni dan budaya bangsa untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus sebagai sasaran wisata. Pengembangan pariwisata bertujuan untuk meningkatkan citra seni dan budaya daerah dan pariwisata, sekaligus melestarikanya demi

kelangsungan generasi berikutnya khususnya untuk daerah Provinsi Lampung. Hasil yang diharapkan dari pengembangan tersebut adalah terinventarisasi dengan baik potensi kebudayaan dan pariwisata, sehingga pembinaan bersifat dinamis dalam rangka melestarikan nilai-nilai seni dan budaya serta peningggalan sejarah. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, berbagai obyek wisata alam di Provinsi Lampung diantaranya adalah Taman Purbakala di Pugung Raharjo, Menara siger kabupaten Lampung Selatan, Tempat Pelatihan Gajah di Way Kambas, Pantai Tanjung Setia di Lampung Barat, Cagar alam laut sekitar Gunung Anak Krakatau Kabupaten Lampung Selatan, Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus. Obyek wisata pendukung lain di Provinsi Lampung adalah Museum Lampung, Anjungan Rumah Adat berbagai Kabupaten Kota se-provinsi Lampung di Way Halim, berbagai hotel dan sarana transportasi pariwisata. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Lampung memiliki kekayaan potensi obyek wisata, panorama laut dan keindahan alam yang harus dikembangkan dalam rangka mengundang para wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung, sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan investasi di bidang kepariwisataan untuk pengembangan pariwisata di Provinsi Lampung. Untuk mencapai keberhasilan penyelengaraan kepariwistaan tersebut, diperlukan langkahlangkah yang serasi antara semua pihak yang terkait, baik pemerintah maupun masyarakat, sehingga terwujud keterpaduan lintas sektoral. Dalam usahanya mengembangkan dan meningkatkan penyelengaraan kepariwistaan, dilakukan pengembangan obyek wisata, baik dalam bentuk mengusahakan obyek wisata yang sudah ada maupun membuat obyek-obyek baru sebagai obyek wisata.

Pemerintah Provinsi Lampung menyelenggarakan potensi obyek wisata, sebagian urusan pemerintah dalam bidang pariwista menjadi urusan otonom, dalam rangakaian pengisian otonomi yang nyata, dinamis, dan daerah khususnya di dalam bidang pariwista. Hal ini dilakukan sesuai dengan maksud Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang mengatur kewenangan daerah dalam bidang pemerintah dan mengelola sumber daya Nasional termasuk pariwisata. Berdirinya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung adalah dari Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut. Pembentukan Dinas Instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 05 Tahun 2009 tentang perubahan atas peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 03 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Lampung. Selanjutnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai salah satu unsur pelaksana pemerintah Provinsi Lampung. Sedangkan struktur organisasi dinas dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2009 yang mengatur tentang Tugas, Fungsi dan Wewenang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam usaha pengembangan dan pengawasan wisata. Di dalam tugas, fungsi, dan wewenang tersebut, pengembangan dan pengawasan obyek wisata di Provinsi Lampung merupakan wewenang bidang kebudayaan dan bidang destinasi pengembangan kepariwisataan. Dinamika pengembangan kepariwisataan merupakan bagian dari isu dalam industri pariwisata, yaitu dengan jangkauan ruang lingkup yang lebih luas untuk memperkaya output dari pariwisata. Pembangunan dan pengembangan pariwisata perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan

sehingga memiliki manfaat di antaranya memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan memeratakan kesempatan usaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarkat, memperkaya kebudayaan nasional tanpa menghilangkan ciri kepribadian bangsa, melestarikan lingkungan, memupuk persaudaraan antar bangsa dan menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air. Berkaitan dengan sifatnya yang luas dan menyangkut kepentingan masyarakat secara keseluruhan, penyelenggaraan kepariwisataan secara terpadu oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat. Peran serta masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya di dalam penyelenggaraan kepariwisataan ini memegang peran penting demi terwujudnya pemerataan pendapatan dan pemerataan kesempatan berusaha. Dalam kaitannya dengan peran serta masyarakat tersebut, perlu diberikan arahan agar pelaksanaan berbagai usaha pariwisata yang dilakukan dapat saling mengisi, saling berkaitan, dan saling menunjang satu dengan lainnya. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan bersifat nasional dan menyeluruh merupakan dasar hukum utama dalam rangka pengembangan dan pengawasan kepariwisataan, khususnya yang menyangkut obyek wisata, usaha pariwisata, dan peran serta masyarakat, serta pengawasannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata. 1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1. Permasalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata? b. Apakah faktor penghambat yang dihadapi dalam pengembangan industri pariwisata di Provinsi Lampung? 1.2.2. Ruang Lingkup Subyek penelitian ini adalah peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam pengembangan dan pengawasan obyek wisata di Provinsi Lampung. Obyek penelitian adalah dua obyek wisata di Provinsi Lampung, yaitu objek wisata menara siger di Lampung Selatan dan taman wisata Way kambas. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2012 2013 dengan wilayah penelitian yaitu Provinsi Lampung, dengan pendekatan Ilmu Hukum Administrasi Negara (HAN). 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok bahasan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata. b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat peran Dinas Kebudayan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam penyelenggaraan pengembangan industri pariwisata. 1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini terdiri dari: a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan bidang ilmu Hukum Administrasi Negara, khususnya kajian mengenai peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung dalam pengembangan industri pariwisata. b. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: (1) Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan dan pengawasan obyek wisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara lebih maksimal pada masa -masa mendatang. (2) Dunia Usaha, sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam menanamkan investasi di bidang kebudayaan dan pariwisata, guna meningkatkan kontribusi dan partisipasi pihak swasta dalam pembangunan di Provinsi Lampung. (3) Masyarakat, sebagai informasi untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan kebudayaan dan pariwisata, dengan menjadikan obyek wisata yang ada sebagai tujuan kunjungan wisata dan turut menjaga serta melestarikan potensi pariwisata di Provinsi Lampung.