BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian penelitian ini membahas tentang Pengelolaan Pulau Penyu oleh

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui analisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tempat dengan konsep yang berbeda, namun dengan satu tujuan yang sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR EKOWISATA. Chafid Fandeli *)

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

Laporan Tugas Akhir Periode Ganjil 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya memiliki potensi pengembangan pariwistata yang luar biasa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

PERAN EKOWISATA DALAM KONSEP PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT PADA TAMAN WISATA ALAM (TWA) BUKIT TANGKILING KALIMANTAN TENGAH.

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah. Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2009

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB V PENUTUP. pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan.

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti. pada bab sebelumnya, maka kesimpulan akhir yang menjawab rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

PERENCANAAN PARIWISATA PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT Sebuah Pendekatan Konsep

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

PRINSIP PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan internasional. Pergeseran pariwisata dari mass tourism ke

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belanja dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Penerapan Pariwisata Rendah Karbon Sebagai Solusi Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan bagi Masyarakat Indonesia. Oleh : Siti Aisyah Alting

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti BR Tarigan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Data dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2008) menunjukkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI Kajian Pustaka Konsep Citra Destinasi (Destination Image) Destination Image Bagian Dari Citra (image)...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

MODEL PENGELOLAAN ECO-MUSEUM KAWASAN PADANGLAWAS MELALUI PEMANFAATAN PENINGGALAN BUDAYA DESERTASI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI PENGUNJUNG DI WANA WISATA SITU CISANTI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Kota Padang sangat penting dikarenakan Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. disadari oleh penduduk Indonesia. Beberapa tahun terakhir berbagai program telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata telah mengalami perkembangan yang sangat pesat selama kurang lebih empat dekade terakhir sehingga saat ini pariwisata dianggap sebagai sebuah industri yang di dalamnya terdapat suatu sistem besar, dimana komponennya saling terkait antara satu komponen dengan yang lainnya. Selama satu dekade, pariwisata telah menjadi kekuatan yang sangat baik untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi domestik. Hal tersebut didukung dengan adanya data yang menyatakan bahwa pariwisata saat ini telah menyumbangkan 10,4 % Gross Domestic Product (GDP) di dunia, dengan total US$ 5,49 miliar berdasarkan permintaan akan pariwisata di seluruh dunia, dan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 214 juta pegawai di seluruh dunia (World Travel and Tourism Council ǀ WTTC ǀ 2004). WTTC bahkan memperkirakan bahwa pariwisata akan tumbuh dengan rata-rata 4,5 % setiap tahunnya antara tahun 2005-2014. Hal tersebut tentunya merupakan sebuah keunggulan besar bagi pariwisata itu sendiri yang akan terus meningkatkan arus globalisasi di seluruh dunia. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh menjadi suatu industri yang telah terbukti bisa menghasilkan pendapatan yang cukup besar untuk negara Indonesia secara umum dan bagi daerah yang mengembangkan pariwisata itu sendiri secara khusus. Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang telah merasakan manfaat dari pariwisata. Salah satu indikator penilaian dari pernyataan tersebut adalah mulai banyaknya tempat-tempat tujuan wisata baru yang sengaja diciptakan oleh para pelaku pariwisata di Kota Bandung guna memberikan atraksi ataupun aktivitas baru di kota ini.

2 Kukuyaan merupakan salah satu atraksi dan juga aktivitas wisata yang akan dikembangkan di Kota Bandung. Atraksi dan aktivitas ini dilakukan di hulu sungai Cikapundung yang berada di kawasan Dago Atas. Kukuyaan ini merupakan kegiatan yang memanfaatkan ban dalam bekas sebagai alas dalam mengarungi sungai Cikapundung sejauh 2 km. Selain aktivitas kukuyaan, juga akan dikembangkan aktivitas arung jeram dengan menggunakan perahu karet ukuran besar yang juga mengarungi sungai Cikapundung sejauh 2 km yang dimulai dari kawasan Dago Atas. Berdasarkan hasil pra penelitian, aktivitas kukuyaan ini pada awalnya dimaksudkan untuk membersihkan Sungai Cikapundung dari sampah. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran para pelaku aktivitas ini tentang pariwisata, maka saat ini aktivitas kukuyaan diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk dapat berkunjung ke Sungai Cikapundung selain sebagai bentuk partisipasi wisatawan melestarikan dan turut menjaga kebersihan Sungai Cikapundung, melainkan juga untuk mencoba dan merasakan aktivitas kukuyaan itu sendiri. Menurut hasil pra penelitian, didapatkan bahwa pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram ini didukung oleh LSM setempat terutama oleh Komunitas Cikapundung Bersih yang dikenal dengan nama Cikapundung Rehabilitation Program dan juga tentunya didukung oleh Pemerintah Kota Bandung. Dalam pengembangan atraksi dan aktivitas ini tentunya diharapkan harus bersifat berkelanjutan, sehingga dapat terus memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah juga bagi kelestarian Sungai Cikapundung. Sungai Cikapundung sendiri merupakan sungai yang mengalir di tengah kota bandung dan berasal dari mata air di Gunung Bukit Tunggul, yang kemudian bertemu dengan dua sungai kecil yaitu Cikawari dan Cigulung. Berdasarkan hasil pra penelitian, Sungai Cikapundung melewati Sembilan kecamatan yakni kecamatan Cidadap, kecamatan Coblong, kecamatan Bandung Wetan, kecamatan Cicendo, kecamatan Sumur Bandung, kecamatan Regol, kecamatan Lengkong, kecamatan Margacinta dan kecamatan Bandung Kidul serta 13 kelurahan. Sungai Cikapundung merupakan salah satu anak sungai dari Sungai

3 Citarum dengan panjang 27 km. Sungai Cikapundung membentang melewati 3 kawasan administratif, dimana hulu Cikapundung berada di kawasan Bandung Utara yang termasuk wilayah kabupaten Bandung Barat, bagian tengah sungai berada di kawasan Kota Bandung dan bagian hilir yang kemudian bermuara di Sungai Citarum berada di teritori Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa ketua komunitas Cikapundung, dalam aktivitas kukuyaan dan arung jeram ini hanya terdapat 6 komunitas yang terdiri dari 8 individu yang benar-benar aktif terlibat dalam aktivitas ini. Komunitas di Cikapundung sendiri yang terlibat aktif dalam aktivitas ini memiliki jumlah anggota berkisar dari 30-40 individu. Jumlah tersebut hanya yang tertulis menjadi anggota. Namun dalam pelaksanaannya, anggota yang aktif turun hanya sekitar 10-20 anggota dari setiap komunitas. Komunitas yang turun dalam kegiatan skala besar yang biasanya berupa pembersihan Sungai Cikapundung adalah komunitas yang terletak di sekitar area sungai dan tidak seluruh komunitas menghadiri kegiatan tersebut. Choi dan Sirakaya (2005) melakukan penelitian mengenai sustainable tourism yang mengukur bagaimana perilaku penduduk masyarakat mengenai pengembangan pariwisata berkelanjutan dilihat dari tolak ukur perilaku masyarakat tersebut. Choi dan Sirakaya (2005) mendapatkan hasil bahwa ada 7 tolak ukur yaitu, Environmental Sustainability, Social Cost, Economical Benefits, Community Participation, Longterm Planning, Visitor Satisfaction dan Community-Centered Economy, yang artinya keberlanjutan lingkungan, nilai sosial, keuntungan ekonomi, partisipasi masyarakat, perencanaan jangka panjang, kepuasan pengunjung dan ekonomi dengan pemusatan di masyarakat. Ketujuh hal tersebut diyakini adalah indikator-indikator dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism) yang merupakan dasar pengembangan yang patut diaplikasikan di perencanaan dan pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung.

4 Saat ini Cikapundung sedang menghadapi permasalahan yang sangat kompleks dimana masih banyaknya sampah yang terdapat di sepanjang sungai. Hal tersebut tentunya memberikan dampak negatif bagi masyarakat kawasan sekitar karena akan mengganggu kenyamanan dan juga keindahan alam Cikapundung itu sendiri karena notabene sebuah lingkungan alam yang akan dikembangkan menjadi sebuah destinasi wisata diharuskan memiliki kebersihan lingkungan yang baik sebagaimana yang diungkapkan oleh Swarbrooke (1999: 49) yang menyatakan bahwa, Tourism makes use of a range of natural resources, and in many cases, the core attraction of a destination s product may be natural resources, such as clean, pure mountain air and land. Pariwisata turut memanfaatkan sumber daya alam yang ada, dan dalam beberapa kasus, sumber daya alam sering dimanfaatkan sebagai atraksi utama yang ditawarkan dari sebuah kawasan, seperti halnya kebersihan, kemurnian udara pegunungan, dan tanah. Menurut Rees mengutip dari Gunn dalam Choi dan Sirakaya (2005: 382) menyatakan bahwa, Sustainable community tourism needs to prevent the deterioration of the social, cultural and eclogical systems of a host communityto succesfully implement sustainable community tourism, this paradigm requires integrated vision, policy, planning, management, monitoring, and social learning processes. Disebutkan bahwa pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat perlu untuk menghindari kemunduran dari nilai sosial, budaya dan sistem ekologi di sekitar wilayah masyarakat tersebut. Dan untuk mendapatkan keberhasilan dalam aplikasi pariwisata berbasis masyarakat, paradigma yang dibutuhkan adalah penggabungan dari berbagai visi/ sudut pandang, ketentuan/peraturan, perencanaan, manajemen, pengawasan dan proses pembelajaran dalam bidang sosial. Maka berdasarkan hal tersebut pariwisata berkelanjutan yang berlandaskan masyarakat perlu memperhatikan 3 faktor penting yaitu sosial, budaya dan ekologi lingkungan. Sehingga hal ini pulalah yang memotivasi peneliti untuk meneliti kedua indikator

5 yang penting dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Sungai Cikapundung sebagaimana yang diungkapkan oleh Choi dan Sirakaya (2005) yakni keadaan lingkungan yang berkelanjutandan juga manfaat ekonomi yang mungkin akan ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Hal tersebut menandakan bahwa pentingnya sumber daya alam atau lingkungan keadaan sekitar dalam pengembangan sebuah kawasan wisata yang tentunya hal ini juga berperan dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram yang notabene turut memanfaatkan Sungai Cikapundung sebagai lokasi aktivitas tersebut. Selain itu, menurut Kandampully (2000) dalam Yu et al (2009: 57) menyatakan bahwa, Tourism is a major contributor to economic development in many parts of the world. Tourism contributes to income generation, new employment, and often helps diversify the local economy. Dikatakan pariwisata merupakan penyumbang utama dalam hal pembangunan ekonomi di banyak negara di dunia. Pariwisata berkontribusi dalam alur pendapatan, peningkatan kebutuhan tenaga kerja, juga turut membantu berbagai jenis peningkatan ekonomi kawasan tersebut. McIntyre (1993) dalam Yu et al (2009: 57) menyatakan bahwa, Sustainable tourism is defined as an alternative tourism form that improves the quality of life of the host community, provides a high quality experience for visitors, and maintains the quality of environment on which both the host community and visitors depend. In summary, as a term, sustainable tourism seeks to minimize negative impacts on the local culture and natural environment while generating benefits for local residents Kepariwisataan berkelanjutan merupakan sebuah alternatif dari pengembangan sebuah kawasan wisata yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, menyediakan pengalaman yang berkualitas bagi para pengunjung, dan menyediakan kualitas lingkungan yang bergantung kepada masyarakat dan juga pengunjung. Dengan kata lain, kepariwisataan berkelanjutan bermaksud untuk

6 meminimalisasi dampak negatif terhadap kebudayaan lokal dan juga lingkungan alam sekitar yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar kawasan tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan lebih fokus terhadap 2 faktor yang terdapat dalam 7 faktor sustainable tourism yang sebelumnya dikemukakan oleh Choi dan Sirakaya (2005) yakni faktor environmental sustainability (keberlanjutan lingkungan) dan economical benefits (Manfaat ekonomi/ Keuntungan Ekonomi). Berdasarkan pemaparan diatas, penting rasanya untuk mengetahui dan mengidentifikasi indikator environmental sustainability dan juga economical benefits dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Sungai Cikapundung. Dalam hal environmental sustainability atau keberlanjutan lingkungan akan bergantung kepada usaha dari para pelaku kegiatan kukuyaan dan arung jeram ini dalam menjaga kualitas dari lingkungan itu sendiri dilihat dari keadaan masyarakat dan juga keadaan alamnya. Sehingga, perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi konsep environmental sustainability yang dikembangkan agar tercapainya konsep sustainable tourism atau kepariwisataan berkelanjutan dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Sungai Cikapundung. Economical benefits atau keuntungan ekonomi yang diperoleh dari pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram ini penting untuk diteliti guna mengetahui dampak ekonomi yang akan dirasakan oleh masyarakat sekitar Sungai Cikapundung juga manfaat yang akan dirasakan oleh pemerintah setempat, sehingga skripsi ini diberi judul: HUBUNGAN ENVIRONMENTAL SUSTAINABILITY DAN ECONOMICAL BENEFITS PADA AKTIVITAS KUKUYAAN DAN ARUNG JERAM DI CIKAPUNDUNG

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini bermula dari perencanaan pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung. Baiknya sebelum melakukan pengembangan kegiatan wisata, dilakukan penelitian terlebih dahulu terkait dampak yang akan timbul dari pengembangan tersebut. Pengembangan yang tepat untuk dilakukan adalah pengembangan pariwisata dengan metode berkelanjutan sehingga kegaitan tersebut dapat dilakukan dalam jangka panjang tanpa merusak lingkungan sekitar. Berlandaskan metode pengembangan pariwisata berkelanjutan ditinjau dari sikap masyarakat yang dikemukakan oleh Choi dan Sirakarya (2005) disebutkan ada tujuh dimensi. Dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki dalam penelitian ini, maka dari tujuh dimensi akan diperdalam menjadi dua dimensi yaitu environmental sustainability dan economical benefits. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini menjadi tiga hal, diantaranya: 1. Bagaimana konsep environmental sustainability dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung? 2. Bagaimana economical benefits yang diperoleh dari pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung? 3. Bagaimana hubungan environmental sustainability dan economical benefits dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dibagi kedalam dua hal, diantaranya:

8 1. Mengidentifikasi konsep environmental sustainability dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung. 2. Mengidentifikasi economical benefits yang diperoleh dari pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung. 3. Mengidentifikasi hubungan environmental sustainability dan economical benefits dalam pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitin ini dapat dilihat dari beberapa aspek dibawah ini: 1. Bagi Peneliti a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti mengenai sudut pandang masyarakat terhadap pengembangan pariwisata yang bersifat pariwisata berkelanjutan. b. Menambah wawasan peneliti yang diharapkan dapat diaplikasikan saat peneliti terjun ke medan yang sebenarnya. 2. Bagi Komunitas dan Universitas Pendidikan Indonesia a. Sebagai media informasi bagi Universitas Pendidikan Indonesia dalam penelitian selanjutnya. b. Sebagai bahan masukan bagi komunitas mengenai konsep environmental sustainability dan economical benefits dalam tahap perencanaan dan pengembangan aktivitas kukuyaan dan arung jeram di Cikapundung.