IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I b M BAGI KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH DUSUN PAGERJURANG KLATEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KAPABILITAS USAHA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IbM PENGRAJIN ROTAN DI KELURAHAN LEMBO

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan untuk pengusaha guna mempertahankan kontinuitas

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN

PENINGKATAN KAPABILITAS PERAJIN BLANGKON DI KAMPUNG POTROJAYAN KECAMATAN SERENGAN KOTA SOLO MELALUI KEGIATAN IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM)

Desain Busana dan Sistem Manajemen Desain

Fauzan Masykur. Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

BAB 1 PENDAHULUAN. dan digunakan sebagai benda pragmatis, yaitu benda keramik yang berorientasi

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DHI SABLON & PRINTING DAN THE JOKER S SABLON & OFFSET DI MALANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PRODUK PERAK

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

PENERAPAN TEKNOLOGI IRAT BAMBU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KIPAS PADA MASYARAKAT PENGRAJIN JIPANGAN BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

PENERAPAN E-COMMERCE BERBASIS WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN PANGSA PASAR PENJUALAN KRIPIK UD ADUHAI GAMPONG KARANGNYAR KECAMATAN LANGSA BARO KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

BAB I PENDAHULUAN. akses informasi dan pasar. Menurut Kotler (2004:74) e-market adalah sisi

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: Volume 1 Nomor 6 Desember 2016

PEMBERDAYAAN USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK SRADHA DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

KONTRIBUSI PROGRAM PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN TARAF HIDUP PENGRAJIN GERABAH DI KABUPATEN PACITAN. Hartati Dyah W STMIK AUB Surakarta

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

IbM HOME INDUSTRI DOMPET KABUPATEN SIDOARJO. IbM HOME INDUSTRY WALLET SIDOARJO DISTRICT. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN UKM ATAU SENTRA INDUSTRI KRAWANG DI KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN PERCA UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan pasar dengan penemuan-penemuan barunya dan menetukan harga

INTRODUKSI TEHNOLOGI PENGOVENAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI PADA USAHA PEMBUATAN BAKPIA

IbM USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

TUGAS AKHIR. Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ( DP3A )

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018

Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

IBM HOME INDUSTRI BERBAHAN DASAR THERMO PLASTICS RUBBER (TPR)

promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh :

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PENGERAJIN BATOK KELAPA DI DESA TIYING GADING-TABANAN

PEMBINAAN KELOMPOK UPPKS WANITA MANDIRI DALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

Transkripsi:

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN Margana dan Istijabatul Aliyah Staf Pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Ipteks bagi Masyarakat Activities (IbM) - IbM Pottery Artisans Group through the Development of Design, Equipment and Marketing Management in Klaten district aims to solve the problems faced by Pottery UKM "Suharno" and Pottery UKM "Nakulo Sadewo" in the Melikan village, Wedi district, Klaten regency, such as the design limitations of pottery as art pottery, limited human resources (HR), equipment limitations, and limitations of marketing management, including broader access to markets for products produced art pottery. The results of IbM Pottery Artisans Group through the Development of Design, Equipment, and Marketing Management in Klaten district activities targets: (1) The knowledge of UKM on art pottery design increases, (2) UKM partners have knowledge and skills to create a website in order to market pottery products online, (3) UKM equipment increases, particularly online marketing equipment. Keywords: art pottery, online marketing, website Abstrak Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) IbM Kelompok Pengrajin Gerabah Melalui Pengembangan Desain, Alat Produksi dan Manajemen Pemasaran di Kabupaten Klaten ini bertujuan untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh UKM Gerabah Suharno dan UKM Gerabah Nakulo Sadewo di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten yakni keterbatasan desain gerabah sebagai gerabah seni, keterbatasan sumber daya manusia (SDM), keterbatasan peralatan, dan keterbatasan manajemen pemasaran, termasuk dalam memperluas jangkauan pasar bagi produk gerabah seni yang dihasilkan. Hasil yang ditargetkan dari kegiatan IbM Kelompok Pengrajin Gerabah Melalui Pengembangan Desain, Alat Produksi, dan Manajemen Pemasaran di Kabupaten Klaten ini adalah: (1) Pengetahuan UKM tentang desain gerabah seni meningkat, (2) UKM mitra memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membuat website guna melakukan pemasaran produk gerabah secara online, (3) peralatan yang dimiliki UKM meningkat, khususnya peralatan yang berkaitan dengan pengembangan pemasaran secara online. Kata kunci: gerabah seni, pemasaran online, website 27

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wilayah kegiatan berada di Kabupaten Klaten, tepatnya di Desa Melikan Kecamatan Wedi. Di desa tersebut terdapat kelompok pengrajin gerabah yang pada saat ini aktif memproduksi dua jenis gerabah, khususnya gerabah tradisional. Produk gerabah tradisional yang dihasilkan banyak digunakan untuk kepentingan rumah tangga, khususnya berupa pot tanaman, guci, kendi (bejana kecil untuk menyimpan air), celengan (tempat menabung uang), dan tempat ari-ari atau plasenta bayi. Meskipun telah berupaya untuk menghasilkan gerabah yang memiliki nilai seni namun produk jenis ini masih sangat terbatas. Keunikan pengrajin gerabah di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten adalah penggunaan teknik putaran miring. Teknik putaran miring memberi kemudahan kerja bagi kaum perempuan yang pada masa itu biasa mengenakan kain kebaya yang panjang. Secara etika, masyarakat juga dituntut untuk menjunjung nilainilai kesopanan dengan duduk miring dan tidak membuka paha saat mengolah tanah liat. Selain itu, teknik putaran miring memudahkan tanah untuk melebar karena adanya pengaruh gravitasi, sehingga produk dapat dibuat dengan mudah dan cepat dalam jumlah banyak tanpa harus mengeluarkan tenaga yang berlebihan seperti yang terjadi pada teknik putar datar. Setiap hari masing-masing pengrajin gerabah dapat menghasilkan sekitar 250 unit per bulan untuk jenis barang kecil seperti cobek atau sekitar 20 unit untuk jenis barang yang berukuran besar seperti genthong atau jambangan. Dengan kata lain penghasilan yang diperoleh dari usaha pembuatan gerabah adalah berkisar antara Rp. 240.000,00 sampai dengan Rp. 500.000 per bulan. Harga gerabah yang paling murah adalah Rp. 1.000,00 (seribu rupiah), sedangkan harga gerabah yang paling mahal adalah Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah). Usaha pembuatan kerajinan gerabah atau pembuatan gerabah seni di Desa Melikan sudah dimulai cukup lama secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Pada awalnya para pengrajin gerabah tersebut bekerja untuk mengisi waktu luang pada saat tidak ada pekerjaan di sawah karena mata pencaharian mayoritas penduduk di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten adalah di sektor pertanian. Tenaga kerja yang terlibat di dalam industri rumah tangga pembuatan gerabah ini 95% adalah perempuan. Selama ini sebagian besar pengrajin beranggapan bahwa profesi membuat kerajinan gerabah merupakan pekerjaan sampingan, pengisi waktu luang, namun kegiatan tersebut mempunyai efek positif, yaitu penambahan pendapatan ekonomi keluarga. Pekerjaan utama para pengrajin gerabah tersebut adalah bertani. Pembuatan gerabah di Kabupaten Klaten, tepatnya di Desa Melikan Kecamatan Wedi, telah dilakukan secara turun-temurun yang dilanjutkan oleh generasi sekarang. Banyak hal yang dapat dikembangkan dari pembuatan gerabah di Desa Melikan. Pada awalnya produk gerabah yang dihasilkan masih bersifat tradisional, namun dalam beberapa tahun terakhir sudah terdapat upaya untuk mengembangkan produk gerabah yang semula 28

merupakan produk tradisional menjadi produk gerabah seni yang mengandung nilai artistik yang tinggi dan akan memberikan nilai ekonomi yang tinggi pula. Perpindahan para pengrajin dari membuat gerabah tradisional menuju ke gerabah seni telah menjadi salah satu pertimbangan tersendiri bagi para pengrajin. Mereka beranggapan bahwa keuntungan membuat gerabah seni jauh lebih besar dibandingkan dengan keuntungan membuat gerabah tradisional. Namun demikian mereka belum mampu menghasilkan gerabah seni yang memiliki kualitas yang tinggi, baik berkaitan dengan desain maupun finishing produk. Untuk membuat gerabah seni para pengrajin dituntut untuk memiliki kreatifitas dan keahlian yang memadai dengan menambahkan beberapa bahan agar hasil akhirnya memiliki nilai artistik yang tinggi dan akan memiliki nilai ekonomi (nilai jual) yang tinggi pula. Bahan baku yang digunakan untuk membuat gerabah, baik gerabah tradisional maupun gerabah seni adalah tanah liat. Pada dasarnya bahan baku untuk membuat cukup tersedia di daerah Melikan. Dengan demikian akses terhadap bahan baku pembuatan kerajinan gerabah sangat mudah dan tidak ada masalah yang berarti. Satu hal positif yang merupakan dampak dari kegiatan membuat gerabah yang dilakukan oleh para perempuan/ibu rumah tangga di Desa Melikan adalah tumbuhnya semangat untuk menopang perekonomian keluarga. Pembuatan gerabah di Kabupaten Klaten, khususnya gerabah tradisional, sudah cukup lama ditekuni oleh komunitasnya. Sebagian besar anggota komunitas pengrajin gerabah adalah ibu-ibu rumah tangga. Mereka telah merasakan manfaat dari pembuatan gerabah. Terlebih lagi setelah mereka berupaya meningkatkan keterampilan untuk membuat gerabah seni dan merasakan penghasilan/keuntungan yang diperoleh dari pembuatan gerabah seni yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan penghasilan/keuntungan yang diperoleh dari kegiatan membuat gerabah tradisional. Upaya mereka untuk meningkatkan produksi sudah dimulai dengan berusaha mempelajari cara membuat gerabah seni yang diyakini akan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dari gerabah tradisional. Secara berangsur-angsur sebagian pengrajin gerabah beralih ke pembuatan gerabah seni. Namun demikian mereka mengakui bahwa kemampuan mereka membuat gerabah seni masih terbatas sehingga diperlukan bantuan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan keterampilan mereka. Dengan pembuatan gerabah seni diyakini pendapatan perekonomian keluarga akan meningkat sehingga kesejahteraan keluarga juga akan semakin baik. Dengan demikian kegiatan ini akan menunjang program pemerintah untuk meningkatkan perekonomian wilayah. PERMASALAHAN Permasalahan yang dihadapi oleh UKM Gerabah Suharno dan UKM Gerabah Nakulo Sadewo di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten adalah keterbatasan desain gerabah sebagai gerabah seni, keterbatasan sumber daya manusia (SDM), keterbatasan peralatan, dan keterbatasan manajemen pemasaran, termasuk dalam 29

memperluas jangkauan pasar bagi produk gerabah seni yang dihasilkan. Dalam rangka membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh UKM tersebut, Tim IbM dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata dan Budaya LPPM Universitas Sebelas Maret memberikan solusi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. TUJUAN KEGIATAN PENGABDIAN Pendampingan yang dilaksanakan oleh Tim IbM dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata dan Budaya LPPM Universitas Sebelas Maret bertujuan untuk membantu UKM mengatasi masalah yang dihadapi. Sesuai dengan permasalahan UKM maka tujuan kegiatan pengabdian keapda masyarakat ini adalah: (1) Memberikan pendampingan dalam rangka mengembangkan desain; (2) Memberikan bantuan alat produksi; dan (3) Memberikan pendampingan dalam mengembangkan manajemen pemasaran, utamanya melalui pengembangan pemasaran online untuk UKM Gerabah Suharno dan UKM Gerabah Nakulo Sadewo. Pengembangan desain dimaksudkan untuk meningkatkan diversifikasi produk gerabah yang dihasilkan oleh kedua UKM sehingga menjadi gerabah seni yang memiliki nilai jual lebih melalui diersifikasi proses, bentuk, rupa maupun ukuran gerabah yang dihasilkan. Pengembangan alat produksi dimaksudkan untuk membantu UKM agar dapat menghasilkan produk gerabah seni yang lebih bervariasi. Sedangkan pendampingan dalam hal pengembangan manajemen pemasaran dimaksudkan untuk membantu UKM dalama perluasan jangkauan pemasaran sehingga pasar bagi produk-produk UKM tersebut semakin luas. STUDI PUSTAKA 1. Pengembangan Desain Gerabah Bagas dalam Margana (2009) menyebutkan bahwa di dalam perencanaan sebuah desain produk, termasuk desain produk gerabah, terdapat beberapa pertimbangan yang harus dilakukan antara lain: a. Pertimbangan fungsional, yaitu menganalisis dan memproyeksikan setiap pemecahan masalah suatu produk industri ke arah layak guna (tepat guna) sehingga dapat bermanfaat bagi pemakainya. b. Pertimbangan teknis, yaitu menganalisis dan memperhitungkan setiap kegiatan perencanaan ke arah pertimbangan kekuatan, kepresisian, pemanfaatan teknologi yang tepat, pemilihan material, spesifikasi teknis, standar komponen dan hal lain yang berhubungan asumsi perencanaan. c. Pertimbangan ergonomi, yaitu menganalisis penyesuaian-penyesuaian kearah standar antrhopometri, keselamatan, keamanan, kenyamanan dan aspek-aspek yang berhubungan dengan fisiologis manusia. d. Pertimbangan ekonomi, yaitu menganalis dan memperhitungkan setiap perencanaan kearah efisiensi, efektivitas dan prinsip-prinsip ekonomi lainnya sehingga setiap produk mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. 30

e. Pertimbangan lingkungan, yaitu mempertimbangkan setiap produk kearah pemanfaatan sumber daya secara bertanggungjawab dan mempertimbangkan faktor-faktor dampak lingkungan secara luas. f. Pertimbangan sosial budaya, yaitu mempertimbangkan dan menyesuaikan setiap perencaan produk dengan kondisi sosial budaya yang ada serta mampu beradaptasi dengan dinamika kehidupan lingkungan budayanya. g. Pertimbangan visual (estetika) yaitu mempertimbangkan dan berusaha meningkatkan kualitas visual suatu produk berdasarkan kegunaan dan fungsinya. Efyou (2011) menyebutkan bahwa kerajinan gerabah merupakan bagian dari kekayaan ragam budaya Indonesia perlu terobosan dalam bentuk dan desain supaya memiliki daya saing dengan produk serupa dari negara lain. Dengan demikian, masyarakat yang memiliki tradisi turun-temurun dalam pembuatan kerajinan gerabah dapat terus berkreasi dan menjadikannya sumber penghidupan yang dapat diandalkan. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Secara umum implementasi kegiatan IbM ini berupa: (1) Pendampingan untuk pengembangan desain gerabah seni, (2) Pengembangan sumber daya manusia dalam hal pengetahuan dan keterampilan, (3) Peningkatan alat produksi, serta (4) Pengembangan manajemen pemasaran termasuk pembuatan website untuk pengembangan pemasaran secara online. 1. Pengembangan Desain Untuk mengembangkan desain kerajinan gerabah (desain gerabah seni) diperlukan adanya introduksi atau pengenalan bermacam-macam desain gerabah seni. Desain gerabah seni yang diperkenalkan adalah desain yang banyak diminati oleh pembeli berdasarkan pengalaman yang diperoleh tim, misalnya dari pembuatan gerabah seni di Desa Kasongan Yogyakarta. Selain bentuk dan desainnya bermacam-macam contoh gerabah seni tersebut juga menunjukkan product finishing yang bervariasi dengan menggunakan bahan alam yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah. 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia diperlukan pelatihan dan pendampingan kepada pengrajin gerabah di Desa Melikan, Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten secara intensif. Pelatihan yang akan diberikan kepada pengrajin meliputi pelatihan mengembangkan bentuk, pewarnaan, dan finishing yang semuanya mendukung ke arah peningkatan ketrampilan pengrajin dan dengan demikian akan meningkatkan kualitas atau kompetensi sumber daya manusia pengrajin gerabah di Desa Melikan sehingga mereka dapat menghasilkan produk yang memiliki daya saing tinggi. 3. Peningkatan Alat Produksi Alat produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pengembangan sebuah usaha. Dalam hal ini alat untuk memproduksi gerabah seni di Desa Melikan akan ditingkatkan 31

jumlah dan kualitasnya. Beberapa alat yang akan diintroduksikan adalah alat landasan putar dan alat-alat lainnya seperti bak penyaring, bak perendam yang memiliki kualitas yang lebih baik dari yang sekarang ini dipergunakan oleh para pengrajin. 4. Pengembangan Manajemen Pemasaran Dalam rangka membantu pengrajin untuk memperbaiki manajemen pemasaran dalam bentuk memperluas jaringan pemasaran, tim pelaksana kegiatan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, baik Pemerintah Kabupaten Klaten maupun swasta seperti usaha gerabah yang dapat menembus pasar nasional maupun internasional baik yang berasal dari Kabupaten Klaten maupun dari Yogyakarta untuk dapat memberikan akses pasar kepada pengrajin gerabah Desa Melikan agar produk mereka dapat ditampilkan di website promosi mereka atau di program promosi mereka dalam bentuk lainnya seperti pameran-pameran dengan tidak membebani pengrajin. Di samping itu tim pelaksana juga akan membantu merintiskan kerjasama promosi dengan para pengrajin/pengusaha gerabah seni di seluruh Kabupaten Klaten dan Desa Kasongan Yogyakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Adanya Keanekaragam (Diversifikasi) Desain Kerajinan Gerabah Seni Produk gerabah seni yang dihasilkan oleh UKM lebih bervariasi, baik dalam hal bentuk, desain, ukuran, maupun product finishing atau sentuhan akhir produk. Untuk mengembangkan desain kerajinan gerabah (desain gerabah seni) diperlukan adanya introduksi atau pengenalan bermacam-macam desain gerabah seni. Desain gerabah seni yang diperkenalkan adalah desain yang banyak diminati oleh pembeli berdasarkan pengalaman yang diperoleh tim, misalnya dari pembuatan gerabah seni di Desa Kasongan Yogyakarta. Selain bentuk dan desainnya bermacam-macam contoh gerabah seni tersebut juga menunjukkan product finishing yang bervariasi dengan menggunakan bahan alam yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah. 2. Adanya Peningkatan Keterampilan Pengrajin Dalam Pembuatan Gerabah Seni Untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia diperlukan pelatihan dan pendampingan kepada pengrajin gerabah di Desa Melikan, Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten secara intensif. Pelatihan yang akan diberikan kepada pengrajin meliputi pelatihan mengembangkan bentuk, pewarnaan, dan finishing yang semuanya mendukung ke arah peningkatan ketrampilan pengrajin dan dengan demikian akan meningkatkan kualitas atau kompetensi sumber daya manusia pengrajin gerabah di Desa Melikan sehingga mereka dapat menghasilkan produk yang memiliki daya saing tinggi. a. Terlaksana pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan pengrajin dalam membuat beraneka desain produk gerabah seni (diversifikasi desain). b. Terlaksana pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan pengrajin dalam menciptakan pewarnaan produk yang bervariasi. 32

c. Terlaksana pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan pengrajin dalam membuat finishing produk kerajinan gerabah dengan memanfaatkan berbagai jenis bahan ramah lingkungan atau bahan yang ada di sekitar mereka. d. Terlaksana pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan pengrajin dalam membuat produk gerabah seni dengan berbagai ukuran dengan memperhatikan selera pasar. 3. Adanya Metode Pemasaran untuk Memperluas Pasar Kerajinan Gerabah Seni Dalam rangka membantu pengrajin untuk memperbaiki manajemen pemasaran dalam bentuk memperluas jaringan pemasaran, tim pelaksana kegiatan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, baik Pemerintah Kabupaten Klaten maupun swasta seperti usaha gerabah yang dapat menembus pasar nasional maupun internasional baik yang berasal dari Kabupaten Klaten maupun dari Yogyakarta untuk dapat memberikan akses pasar kepada pengrajin gerabah Desa Melikan agar produk mereka dapat ditampilkan di website promosi mereka atau di program promosi mereka dalam bentuk lainnya seperti pameran-pameran dengan tidak membebani pengrajin. Di samping itu tim pelaksana juga akan membantu merintiskan kerjasama promosi dengan para pengrajin/ pengusaha gerabah seni di seluruh Kabupaten Klaten dan Desa Kasongan Yogyakarta. a. Terciptanya perluasan pasar ke daerah di luar Kabupaten Klaten, seperti Wonogiri, Surakarta, dan Yogyakarta melalui perintisan jejaring dengan pihak swasta atau pengusaha. b. Terciptanya media promosi, baik media elektronik seperti website, maupun cetak seperti leaflet atau pemberitaan di surat kabar, untuk memperkenalkan dan memasarkan produk gerabah seni yang dihasilkan oleh para pengrajin di Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. KESIMPULAN Pendampingan yang dilaksanakan oleh Tim IbM dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata dan Budaya LPPM Universitas Sebelas Maret di bidang pengembangan desain, alat produksi dan manajemen pemasaran untuk UKM Gerabah Suharno dan UKM Gerabah Nakulo Sadewo berjalan lancar. Pengembangan desain dimaksudkan untuk meningkatkan diversifikasi produk gerabah yang dihasilkan oleh kedua UKM sehingga menjadi gerabah seni yang memiliki nilai jual lebih melalui diversifikasi proses, bentuk, rupa maupun ukuran gerabah yang dihasilkan. Pengembangan alat produksi dimaksudkan untuk membantu UKM agar dapat menghasilkan produk gerabah seni yang lebih bervariasi. Sedangkan pendampingan dalam hal pengembangan manajemen pemasaran dimaksudkan untuk membantu UKM dalam perluasan jangkauan pemasaran sehingga pasar bagi produk-produk UKM tersebut semakin luas. 33

UCAPAN TERIMAKASIH Tim pengabdi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata dan Budaya (PUSPARI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Departemen Pendidikan Nasional melalui Universitas Sebelas Maret yang telah memfasilitasi dana kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) selama satu tahun dengan nomor kontrak 331a/UN27.11/PM/2013 Tanggal: 21 Mei 2013. Daftar Pustaka ISI, 2010, Pengertian Gerabah, Denpasar: Institut Seni Indonesia. http://www.isi-dps.ac. id/berita/pengertian-gerabah Efyou, 2011, Seni Gerabah Merupakan Kekayaan Bangsa Indonesia, http://artikellama. blogspot.com/2011/03/seni-gerabah-merupakan-kekayaan-bangsa.html Margana, 2009, Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Gerabah di Kabupaten Pacitan untuk Meningkatkan Perekonomian Keluarga dan Mendukung Pengembangan Pariwisata Daerah, Surakarta: Universitas Sebelas Maret (Laporan Penelitian Hibah Prioritas Nasional). 34