BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara menjamin atas ketertiban dan

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI RESIDIVIS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penambahan 1/3 Hukuman dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2007

BAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA. A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri,

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

STUDI KRITIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKINANG PERKARA NO 01/PID.B/2013/PN.BKN TENTANG NARKOTIKA PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504

I. PENDAHULUAN. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PAMEKASAN TENTANG HUKUMAN AKIBAT CAROK MASAL (CONCURSUS) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB 1V ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN NO.

P U T U S A N Nomor : 99/Pid.B./2013/PN.Unh. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB IV STUDI KOMPARATIF HUKUM PIDANA INDONESIA DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP MALPRAKTEK MEDIS

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengganggu ketenangan pemilik barang. Perbuatan merusak barang milik. sebagai orang yang dirugikan dalam tindak pidana tersebut.

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362

PUTUSAN Nomor : 376/Pid.B/2013/PN. Bkn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tanggal lahir : 45 Tahun / Tahun 1968

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM

FAKTA- FAKTA TENTANG QISAS, HUDUD, TAKZIR & DIYAT

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

BAB II KONSEP PENAMBAHAN HUKUMAN MENURUT FIQH JINAYAH. Hukuman dalam bahasa Arab disebut uqūbāh.

TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN MENURUT FIQIH JINAYAH ( STUDY KASUS PENGADILAN NEGERI ROKAN HILIR) SKRIPSI

P U T U S A N Nomor : 108/Pid.B./2013/PN.Unh. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

RIRIN ERHARTANTI NIM PROGRAM S1 JURUSAN JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT. dibimbing agar menjadi manusia yang berakhlak baik.

BAB IV. A. Analisis Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindakan Main Hakim Secara. Bersama-Sama Bagi Pelaku Tindak Pidana Pengeroyokan

P U T U S A N Nomor 48/PID.B/2015/PT.PBR

P U T U S A N Nomor : 223/Pid.B/2014/PN.BKN

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1/PID.SUS-ANAK/2016/PN.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. Allah pada nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. bernegara, sebagaimana yang telah diamanahkan oleh Undang-undang Dasar

BAB II TINJAUAN FIQIH JINAYAH TERHADAP PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT

Halaman 1 dari 12 Putusan Nomor : 173/Pid.B/2014/PN.Bkn

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

PUTUSAN Nomor : 101/Pid.B/2013/PN. Bkn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KONVENSI KETATANEGARAAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

PENGADILAN TINGGI BANDUNG DI BANDUNG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

P U T U S A N Nomor : 78/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TENTANG PEMBUNUHAN TERHADAP ANAK CACAT MENTAL OLEH AYAH KANDUNG DALAM PUTUSAN NOMOR 223/PID.B/2016/PN.

BAB I PENDAHULUAN. atau terjepit maka sangat dimungkinkan niat dan kesempatan yang ada

BAB II JARIMAH HIRABAH. adalah menjalankan perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan

Assalamu alaikum wr. wb.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO. 469 / PID.B / 2010 / PN. SMG. TENTANG PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR

(ubi-ius ubi-societas). Hukum menghendaki kerukunan dan perdamaian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, menerangkan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, negara

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya peradaban dunia, semakin memicu potensi. kejahatan manusia di dunia. Seiring dengan berkembanganya ilmu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PENELANTARAN ORANG DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF FIQH JINAYAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004.

BAB IV PENUTUP. 1. Hak-hak suami dalam memperlakukan istri yang nusyuz adalah 1)

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

BAB IV ANALISA TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA NOMOR: 220-K/PM.III-12/AD/XI/2010 TENTANG TINDAK

P U T U S A N Nomor : 227/Pid.Sus/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

BAB II KONSEPSI HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN. A. Pengertian Tindak Pidana Penganiayaan

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

PUTUSAN KASUS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA ANAK DI BAWAH UMUR NO.03/PID/SUS/A/2015/PN.Pbr. PERSFEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI

BAB II PENERAPAN KONSEP NOODWEER DALAM TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN SEBAGAI AKIBAT ADANYA TINDAK PIDANA KEHORMATAN KESUSILAAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PIDANA ISLAM. Hukum pidana Islam merupakan terjemahan dari kata fiqh jinayah.

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang dianggap sebagai suatu tindakan melanggar hukum

P U T U S A N. Nomor : 16/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. 1. N a m a : ASRAN NASUTION

BAB IV. Perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa dipandang. sebagai tindak kejahatan yang melanggar norma hukum.

BAB II KETENTUAN TENTANG JARIMAH DAN MALPRAKTEK MEDIS. Jarimah (tindak pidana) berasal dari kata ( م ) yang berarti

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DELIK PEMBUNUHAN TIDAK DISENGAJA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa negara menjamin atas ketertiban dan perlindungan yang berintikan keadilan dan kebenaran. Untuk mewujudkan ketentuan tersebut maka diperlukan adanya suatu aturan yang dibuat untuk ditaati dan dijalankan oleh setiap individu yang tergabung dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Aturan-aturan yang menyangkut kehidupan orang banyak biasa disebut dengan hukum 1. Hukum yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum dan diancam dengan hukuman yang merupakan penderitaan atau siksaan bagi yang bersangkutan, hukum ini disebut dengan hukum pidana. 2 Hukum pidana selain untuk menakut-nakuti orang agar tidak melakukan perbuatan pidana, juga bertujuan untuk mendidik orang yang telah melakukan pidana agar menjadi orang baik dan dapat diterima kembali dalam kehidupan masyarakat. 3 Hukum Pidana Islam mempunyai sumber yang asli yakni ketentuanketentuan hukum yang terdapat dalam Al-qur an yang disebut dengan Sunnatullah. Kemudian dari maksud yang terdapat dalam Al-qur an itu dijelaskan oleh Rasulullah melalui ucapan atau perbuatannya. Ucapan atau perbuatan Rasul 1 Wirjono Prodjodikoro,Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia,( Bandung : PT. Refika Aditama, 2002 ), Cet. ke-5, h. 15. 2 Yulies Tiene Masriani, Pengantar Hukum Indonesia, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2004 ), cet. ke-1, h. 60. 3 Ibid, h. 61. 1

yang berhubungan dengan ketentuan hukum itu disebut pula dengan Sunnah Rasul, hal ini merupakan sumber asli hukum Islam. Dalam istilah hukum, Sunnah Rasul dan Sunnatullah lebih populer dikenal dengan nama Al-Kitab dan As-Sunnah, dimana keduanya ini disebut juga sumber pokok didalam pidana Islam. Tentang hukuman qishas misalnya, maka didapatilah Al-Qur an menyebutkan dalam Q.s (Al-Baqarah) ayat 179. Ayat ini menegaskan kesamaan dan keseimbangan jenis maupun status sosial 4. Hukum pidana Islam diistilahkan juga dengan Jinayah/Jarimah. Jinayah/Jarimah adalah tindakan-tindakan yang diharamkan syarak, berupa kejahatan-kejahatan dan usaha-usaha yang dilakukan menyangkut pada jiwa, harta benda dan lainya yang diancam dengan hukuman Had atau Ta zir. 5 Di dalam hukum pidana Islam Jinayah/Jarimah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu jarimah hudud, jarimah Qishas/Diat dan jarimah Ta zir. 1. Jarimah Hudud adalah: jarimah yang diancam dengan hukuman Had. Pengertian hukuman Had adalah hukuman yang telah ditentukan oleh syara dan merupakan hak Allah. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa ciri khas jarimah hudud adalah: a. Hukumannya tertentu dan terbatas, dalam arti bahwa hukuman tersebut telah ditentukan syara. b. Hukuman tersebut adalah hak Allah semata-mata, atau kalau ada hak manusia disamping hak Allah maka hak Allah yang lebih didahulukan. 4 Nazir Cholis, Fiqh Jinayah, ( Pekanbaru: Suska Press, 2000 ), cet. ke-1, h. 17. 5 Ibid, h. 2. 2

Adapun yang termasuk jarimah hudud adalah: zina, qadzaf, khamar, pencurian, hirabah, pemberontakan, murtat. 2. Jarimah Qishas/Diat adalah: Jarimah yang diancam hukuman Qishas/Diat. Qishas adalah hukuman yang setimpal dan seimbang. Adapun Diat adalah denda atau pengganti, hukuman denda yang diberikan atau pembayaran denda yang diberikan pelaku kepada si korban sebagai balasan atas perbuatannya. Adapun yang termasuk jarimah Qishas atau Diat adalah pembunuhan sengaja hukuman pokoknya adalah Qishas, sedangkan pembunuhan semi sengaja atau tidak sengaja hukuman pokoknya adalah Diat. Khusus penganiayaan dalam Hukum Pidana Islam hukumannya adalah Qishas atau Diat. Hukuman Qishas diberikan kepada penganiayaan yang sengaja. Apabila Qishas dimaafkan oleh sikorban maka hukuman penggantinya adalah Diat. Kemudian apabila dimaafkan Diat oleh keluarga sikorban maka penggantinnya bisa Takzir. Selanjutnya hukuman pokok Diat diterapkan kepada penganiayaan semi sengaja dan tidak sengaja. Apabila hukuman Diat ini dimaafkan oleh keluarga sikorban maka bisa diganti dengan hukuman takzir 6. Dalam masalah Diat para fukaha menentukan beberapa macam bentuk Diat sesuai dengan penganiayaan yang terjadi pada anggota tubuh baik yang disengaja atau yang tidak disengaja. Adapun bentuk dari Diat berdasarkan pelukaan anggota tubuh tersebut antara lain adalah: 6 Ahmad wardi muslich, Drs, H, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: sinar grafika, 2005),h. x 3

1. Memisahkan anggota badan atau yang sejenisnya, antara lain mata, hidung, telinga, tangan, kaki, kuku, zakar, biji pelir dan lainnya. Diatnya adalah 100 ekor unta. 2. Menghilangkan manfaat anggota badan, tetapi anggota badanya masih tetap ada, yang termasuk dalam kelompok ini adalah menghilangkan daya pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan, lidah, kemampuan berbicara, bersetubuh dan lainnya. Diatnya adalah 100 ekor unta. 3. Melukai kepala dan muka (as -syajjah) adalah pelukaan khusus pada bagian muka dan kepala. 4. Melukai selain kepala dan muka (athraf) anggota badan yang pelukaan ini antara lain leher, dada, perut, sampai batas pinggul. 5. Yang tidak termasuk empat jenis sebelumnya adalah pelukaan ini antara lain seperti pemukulan pada bagian muka, tangan, kaki, atau badan, tetapi tidak sampai menimbulkan atau mengakibatkan luka, melainkan hanya memar, muka merah atau terasa sakit. 7 Semua bentuk hukuman ini bisa diterapkan apabila syaratnya dipenuhi kemudian bisa diganti dalam bentuk hukuman lain jika unsur-unsur dan syarat hukum terpenuhi secara hukum. 3. Jarimah Ta zir adalah hukuman yang diancam dengan hukuman Ta zar, Ta zir artinya mendidik atau mengajar, hukuman Ta zir ini tidak ditentukan bentukbentuknya didalam nas, akan tetapi diserahkan kepada penguasa untuk menentukan bentuk-bentuk hukumannya, antara lain. Adapun yang termasuk cet. ke-2, h. 21. 7 Abdul Qadir Al-Audah, Ensiklopedi Hukum Islam, ( Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2008 ), 4

dalam jarimah Ta zir ini adalah menfitnah, ribah, bersumpah palsu, berbohong, dan lain-lainnya. Ancaman hukuman penganiayaan ini terdapat dalam al-quran surat Al- Maidah ayat 45, yang berbunyi: Artinya : Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (At -Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kishasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kishas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. 8 Didalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), penganiayaan dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah: 1. Penganiayaan Ringan Penganiayaan ringan diatur dalam Pasal 352 KUHP (R. Soesilo, 1980:212) berbunyi sebagai berikut : 1) Selain dari apa yang tersebut dalam Pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menjadikan sakit atau halangan untuk melakukan jabatan atau pekerjaan sebagai penganiayaan ringan, 8 Depertemen Agama RI, al-qura an dan Terjemahan, ( Bandung : PT Syagma Ekamedia Arkanleema, 2009 ), cet. ke-1, h. 106. 5

dihukum penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyakbanyaknya Rp. 4.500,- 2) Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dihukum Berdasarkan Pasal 352 KUHP, maka yang dimaksud dengan penganiayaan ringan adalah penganiayaan yang tidak mengakibatkan orang menjadi sakit (ziek) dan terhalang untuk melakukan jabatan atau pekerjaannya. Sebagai contoh yaitu: A menempeleng B di kepalanya yang mengakibatkan B sakit ( pijn) akan tetapi tidak jatuh sakit ( ziek) dan masih melakukan pekerjaannya sehari-hari 2. Penganiayaan Biasa Sesuai dengan ketentuan Pasal 351 KUHP ini, maka yang dinamakan penganiayaan biasa adalah penganiayaan yang tidak termasuk penganiayaan berat dan penganiayaan ringan. Misalnya A memukul B dengan sepotong kayu tiga kali, sehingga menderita luka di kepalanya dan terpaksa B harus dirawat di rumah sakit. Tindak pidana penganiayaan biasa sebagaimana yang diatur dalam pasal 351 KUHP yang berbunyi : 1. Penaniayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda palin banyak empat ribu rupiah. 2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. 3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana paling lama tujuh tahun. 6

4. Dengan pengniaaan disamakan sengaja merusak kesehatan. 5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana. 9. 3. Penganiayaan Berat Dasar hukum penganiayaan berat diatur dalam Pasal 354 KUHP, yang berbunyi : 1) Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, dipidana karena penganiayaan berat, dengan pidana penjara selamalamanya delapan tahun. 2) Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah dipidana dengan penjara selama-lamanya sepuluh tahun. Melukai berat merupakan tujuan dari pelaku. Pelaku berkehendak agar perbuatan yang dilakukan menimbulkan luka berat. Sedang matinya orang adalah suatu hal yang tidak dikehendaki oleh si pelaku seperti dirumuskan dalam ayat (2), hanya merupakan hal yang memperberat hukuman. Sehubung dengan ini Pengadilan Negeri Bangkinang telah memutuskan kasus penganiayaan No340/Pid.B/2012/PN.bkn yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Bangkinang, dengan menetapkan hukuman kepada terdakwa yang bernama INAL bin YAKUP (Alm) yang talah melakukan penganiayaan: Pada awalnya MARJUNI bin SURAT (Alm) sedang memotong karet di kebun karet miliknya yang berada disamping rumahnya di desa kuntu Darussalam, kemudian saksi korban MARJUNI didatangi oleh terdakwa INAL lalu terdakwa INAL pada saat itu sudah emosi terhadap saksi korban MARJUNI 9 KUHP dan UU RI NO. 27 thn 1999, Perbahan KUHP Yang Berkaitan Dengan Kejahatan Terhadap Keamanan Negara., ( Jakarta : Asa Mandiri, 2006 ) 7

sering melewati kebun milik terdakwah INAL dengan mengendarai truck dengan bermuatan kayu cerocok tanpa seizin dari terdakwa INAL, kemudian terdakwa INAL dari arah belakang saksi korban MARJUNI langsung menendang rusuk sebelah kiri saksi korban MARJUNI dengan menggunakan kaki kanan terdakwa, dan terdakwa INAL juga memukul wajah bagian sebelah kiri saksi korban MARJUNI dengan menggunakan tangan kanan terdakwa, mendapat tendangan serta pukulan yang keras dari terdakwa INAL saksi korban MARJUNI terjatuh kedalam parit kemudian dalam keadaan posisi saksi korban terjatuh kedalam parit tersebut, terdakwa INAL kembali menginjak kepala bagian belakang saksi korban dengan menggunakan kaki kanan terdakwah, selanjutnya saksi korban MARJUNI langsung pinsan tidak sadarkan diri, dan terdakwa INAL kembali memukul bagian terdakwah saksi korban MARJUNI dari atas, setelah itu terdakwa INAL pergi meniggalkan saksi korban MARJUNI sendiri dalam keadaan tidak sadarkan diri. Terdakwa tersebut dikenakan pelanggaran pasal 351 KUHP dengan beberapa ketentuan hukuman. Apa bentuk hukuman yang dijatuhkan, dan apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan hukum tersebut serta bagaimana menurut hukum pidana Islam apakah sesui atau tidak? Untuk itulah penulis ingin membahasnya lebih lanjut yang akan penulis bahas dalam karya ilmiah yang berjudul: ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG HUKUMAN DALAM PERKARA PIDANA PENGANIAYAAN NO340/Pid.B/2012/PN.Bkn YANG DIPUTUSKAN OLEH PENGADILAN NEGERI BANGKINANG MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. 8

B. Batasan Masalah Berdasarkan uraian dilatar belakang masalah diatas, maka penulis menetapkan batasan masalah yaitu analisis putusan hakim tentang hukuman dalam perkara pidana penganiayaan No340/Pid.B/2012/PN.bkn yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Bangkinang menurut hukum pidana Islam. C. Rumusan Masalah 1. Apa bentuk hukuman yang dijatuhkan oleh hakim Pengadilan Negeri Bangkinang terhadap kasus perkara pidana penganiayaan No340/Pid.B/2012/PN.Bkn yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Bangkinang. 2. Hal yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan hukuman tersebut pada pelaku penganiayaan. 3. Analisis tentang hukuman yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Bangkinang dalam perkara pidana No 340/Pid.B/2012/PN.Bkn menurut hukum Pidana Islam. D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui hukuman penganiayaan yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara pidana No340/Pid.B/2012/PN.Bkn oleh Pengadilan Negeri Bangkinang. b. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi pertimbangan hakim didalam menetapkan hukuman tersebut dalam kasus penganiayaan perkara pidana No340/Pid.B/2012/PN.Bk oleh Pengadilan Negeri Bangkinang. 9

c. Untuk mengetahui bagaimana pandangan pidana Islam terhadap hukuman yang diputuskan oleh hakim dalam kasus penganiayaan perkara pidana No340/Pid.B/2012/PN.Bkn oleh Pengadilan Negeri Bangkinang. 2. Kegunaan penalitian a. Sebagai sumbangan penulis kepada masyarakat terutama mengenai penyelesaian kasus perkara pidana penganiayaan di Pengadilan Negeri Bangkinang. b. Sebagai referensi dan bahan bacaan bagi mahasiswa/i pada umumnya. c. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Jurusan Jinayah Siyasah pada Fakultas Syari ah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pengadilan Negeri Bangkinang Kabupaten Kampar karena lokasi berdekatan dengan rumah peneliti, hemat biaya, mudah dijangkauan dan kasus ini belum lama terjadi di Pengadilan Negeri Bangkinang. 2. Subjek Dan Objek Penelitian Adapun yang menjadi Subjek dalam penelitian ini adalah majelis hakim yang telah memutuskan perkara tindak pidana penganiayaan dalam perkara No 340/Pid.B/2012/PN.Bkn. Sedangkan yang menjadi objek adalah analisis putusan hakim tentang hukuman dalam perkara pidana penganiayaan No 10

340/Pid.B/2012/PN.Bkn yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Bangkinang menurut hukum Pidana Islam. 3. Populasi Dan Sampel Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah majelis Hakim yang menyelesaikan kasus perkara tindak pidana penganiayaan No 340/Pid.B/2012/PN.Bkn yang diputuskan oleh Hakim di Pengadilan Negeri Bangkinang sebanyak 11 populasi, dikarnakan populasinya sedikit dan sampelnya diambil dari semua populasi yang ada. 4. Sumber Data a. Bahan primer, yaitu bahan yang diperoleh langsung dilapangan oleh peneliti. b. Bahan skunder, yaitu data yang penulis peroleh dari buku-buku yang ada kaitannya dengan persoalan yang dibahas, serta dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan tindak pidana penganiayaan yang sedang dibahas. 5. Pengumpulan Data a. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsug kepada majelis hakim, yang telah memutuskan perkara pidana penganiayaan. b. Dokumentasi, yaitu dengan meneliti salinan putusan Hakim terutama tentang penyelesaian kasus perkara pidana penganiyaan No 340/Pid.B/2012/PN.Bkn di Pengadilan Negeri Bangkinang. 11

6. Metode Analisa Data Adapun untuk menganalisis data, penulis menggunakan deskriptif analisis, karena sebagian sumber data dari penelitian ini berupa informasi dan berupa teks dokumen. Maka penulis dalam menganalisis menggunakan teknik analisis dokumen yang sering disebut content analisys. Disamping itu data yang dipakai adalah data yang bersifat deskriptif, yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian dan analisis data yang dipergunakan dengan pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data sekunder. 7. Metode Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Deskkriptif, yaitu menggambarkan secara tepat dan benar masalah yang dibahas sesui dengan data-data yang diperoleh, kemudian dianalisa dengan menarik kesimpulan. b. Deduktif, yaitu menjelaskan data-data yang bersifat umum selanjutnya dianalisa dan disimpulkan secara khusus. c. Induktif, yaitu menjelaskan data-data yang brsifat khusus selanjutnya dianalisa dan disimpulkan secara umum. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hal yang akan penulis bahas dalam penulisan skripsi ini, yaitu 12

menguraikan isi penulisan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN, yang terdiri dari: Latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENILITIAN, yang terdiri dari: Sejarah berdirinya pengadilan negeri bangkinang, tujuan didirikan pengadilan negeri bangkinang, tugas dan kewenangan Pengadilan Negeri Bangkinang, visi dan misi Pengadilan Negeri Bangkinang, struktur organisasi Pengadilan Negeri Bangkinang. BAB III: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGANIAYAAN DAN HUKUMAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM, yang terdiri dari: A. Identipikasi Tentang Penganiayaan Pengertian penganiayaan, dasar hukum penganiayaan, pembagian penganiayaan, bentuk-bentuk penganiayaan pada anggota tubuh, B. Identipikasi Tentang Hukuman Pengertian hukuman, dasar-dasar hukuman, macam-macam hukuman dalam pidana Islam, tujuan hukuman dan fungsi hukuman, syarat-syarat penjatuhan hukum kepada pelaku, sebab-sebab hapusnya hukuman dan menghalangi pelaksanaan hukuman, C. Identipikasi Tentang Hukuman Dalam Jarimah Penganiayaan Bemtuk-bentuk hukuman dalam penganiayaan, syarat-syarat pelaksanaan hukuman dalam Qhishas/Diat, sebab-sebab terhalangnya 13

pelaksanaan hukuhan Qishas/Diat, penganiayaan dan hukuman dalam KUHP. BAB IV: HASIL PENELITIAN, yang terdiri dari: Apa bentuk hukuman yang dijatuhkan oleh hakim Pengadilan Negeri Bangkinang terhadap kasus penganiayaan dalam perkara pidana No340/Pid.B/2012/PN.Bkn yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Bangkinang, hal yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan hukuman tersebut pada pelaku penganiayaan, Analisis tentang hukuman yang dijatuhkan oleh hakim pengadilan Negeri Bangkinang dalam perkara pidana penganiayaan No340/Pid.B/2012/PN.Bkn menurut hukum pidana Islam. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 14