DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi antar anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan hakikatnya, bahasa dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

PENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL PADA TEKS IKLAN BROSUR PENAWARAN BARANG ATAU JASA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Gorontalo (selanjutnya disingkat BG) adalah bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat serta pengetahuan yang baik. memadukan kalimat-kalimat yang kita tulis dan ucapkan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

Transkripsi:

DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A MTsN POPONGAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : LAILATUL HAMIDAH A 310060020 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan bangsa Indonesia, lambang identitas nasional, alat pemersatu, dan alat komunikasi antar daerah dan antar kebuyaan. Sebagai lambang kebangsaan bahasa Indonesia mampu mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan kita. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya seperti dalam isi pembukaan UUD 1945, pembangunan pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting untuk menentukan pembinaan dan pembentukan sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan harus mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas yang utma, baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun para pengelola pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses dan suatu hasil. Sebagaimana suatu proses, pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang secara sistematis diarahkan kepada suatu tujuan. Tujuan setiap proses pembelajaraan adalah tercapainya hasil yang optomal. Hal ini akan terwujud apabila siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun emosional. Pengajaran Bahasaa Indonesia merupakan bidang pengajaran yang kompleks. Banyak masalah yang belum terpecahkan salah satunya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak (siswa)

sehingga mereka dapat menggunakan bahasa dalam berbagai fungsinya. Pernyataan itu menunjukkan bahwa akhir dari pengajaran Bahasa Indonesia adalah kemampuan menggunakan bahasa itu sendiri untuk berbagai keperluan. Seperti halnya manusia yang dalam segala hal selalu berusaha mencari efisiensi-efisiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya. Dalam pengajaran pendidik berusaha memilih metode pengajaran yang tepat dan dipandang lebih efektif daripada metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru dapat membentuk kepribadian siswa. Menurut Hadari (dalam Suryobroto, 1997: 37) metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang fungsinya meruupakan alat untuk mencapai tujuan. Semakin tepat metode yang diterapkan semakin efektif pula pencapaian tujuan, khususnya bidang pengajaran, yakni faktor guru, anak, lingkungan belajar, materi, dan fasilitas perlengkapan. Bahasa memiliki berbagai ilmu yang perlu dipelajari, ilmu bahasa secara singkat dapat dijelaskaan sebagai ilmu yang mempelajari seluk beluk bahasa secara ilmiah. Berdasarkan struktur internnya, ilmu bahasa dapat dibedakan menjadi fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Fonetik mempelajari bahasa terlepas dari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda arti; fonologi mempelajari bunyi bahasa sebagai pembeda arti, ialah yang

disebut fonem; morfologi mempelajari seluk-beluk frase, kalimat, dan wacana; dan semantik mempelajari seluk beluk arti (Ramlan, 1987: 9). Dalam penelitian ini peneliti ingin membahas ilmu bahasa mengenai morfem, yaitu satuan gramatik yang paling kecil, satuan gramatik yang tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya (Ramlan, 1987: 26-27). Proses morfologis terjadi ketika morfem bergabung dengan morfem lain dalam pembentukan kata yang terdiri dari dua macam morfem atau lebih, atau disebut kata polimorfemis. Salah satu wujud proses morfologis ialah penggabungan morfem dasar dan morfem afiks. Umpamanya dalam Bahasa Indonesia menggabungkan morfem dasar ajar dengan berbagai afiks akan menghasilkan kata-kata: mengajar, belajar, pelajaran, pengajar, mengajarkan, mengajari, mempelajari, diajar, diajarnya, diajarkan, diajari, kuajar, dan seterusnya. Verhaar (dalam Salombe, 1982: 31-32) menyatakan bahwa yang dimaksud proses morfoloogis (dalam bahasa tertentu) adalah suatu proses sistematis. Pernyataan itu didasari atas penerapan analisis Tata Bahasa Prioses dengan teori Lehman. Menurut tata bahasa, proses morfologis itu bersifat sinkronis. Masih pendapat Verhaar proses pada dasarnya menyatakan perkembangan, tetapi perkembangan yang dimaksud dalam proses morfologis terdapat di luar dimensi waktu yang termasuk dalam prefiks diakronis. Pada dasarnya berbahasa memiliki empat keterampilan, yaitu menulis, menyimak, berbicara, dan membaca. Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dari dulu sampai sekarang adalah pidato. Dalam peenataranpenataran, peringatan-peringatan, seminar-seminar, perayaan-perayaan, pidato

sering digunakan. Seseorang yang memiliki kemampuan berpidato dalam forum-forum tersebut, biasanya mendapatkan tempat dihati pendengarnya. Itulah sebabnya maka banyak orang yang ingin berusaha untuk memiliki keterampilan berbicara dengan baik agar sanggup menyampaikan pidato dihadapan massa dengan baik pula. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai penggunaan metode ceramah untuk pembelajaran morfologi dan dampaknya terhadap penggunaan morfem pada teks pidato. Peneliti ingin meneliti penggunaan metode pengajaran Bahasa Indonesia tertentu yang dikupas secara khusus dan mendalam. Penelitian ini dituangkan dalam skripsi dengan judul Deskripsi Penggunaan Metode Ceramah untuk paembelajaran Morfoloogi dan dampaknya terhadap Penggunaan Morfem pada Teks Pidato Siswa Kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini dibatassi pada deskripsi penggunaan metode ceramah dan dampaknya terhadap penggunaan morfem pada teks pidato siswa Kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2010/2011.

C. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan salah satu langkah agar sebuah penelitian dapat tercapai sasaran. Dalam penelitian ini ada 3 masalah yang perlu dicari jawabannya. 1. Bagaimanakah penggunaan metode ceramah dalam pengajaran Bahasa Indonesia untuk mengajarkan teks pidato siswa kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten? 2. Bagaimanakah proses afiksasi pada teks pidato siswa kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten? 3. Bagaimanakah dampak penggunaan morfem pada teks pidato siswa kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten? D. Tujuan Penelitian Ada 3 tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini. 1. Mendeskripsikan penggunaan metode ceramah dalam pengajaran Bahasa Indonesia untuk mengajarkan teks pidato pada siswa kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten. 2. Mengidentifikasi proses afiksasi pada teks pidato siswa kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten. 3. Mengidentifikasi dampak penggunaan morfem pada teks pidato siswa kelas VIII A MTsN Popongan Kabupaten Klaten.

E. Manfaat Penelitian Penelitian dilakukan supaya bisa memberikan manfaat, baik manfaat untuk peneliti itu sendiri, peneliti lain, maupun guru. 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini memberikan kejelasan informasi tentang penggunaan metode pengajaran Bahasa Indonesia dan dampaknya penggunaan morfem pada teks pidato siswa di MTsN Popongan Kabupaten Klaten. 2. Bagi peneliti lain pada umumnya, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan, gagasan, ataupun bahan acuan untuk melaksanakan penelitian lanjutan. 3. Bagi guru, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan dan motivasi dalam mengembangkan pengajaran Bahasa Indonesia agar lebih kreatif dan inovatif.