BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Notoadmodjo, 2005). Lawrence Green dalam Notoatmodjo a. Faktor Predisposisi (Presdisposing factor)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolostrum adalah, cairan pelindung yang kaya akan zat anti infeksi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar ). Determinan perilaku ini dibedakan menjadi dua, yakni

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perilaku Bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif. suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

Tujuan pendidikan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. Para ahli meneliti bayi yang meninggal pada usia 28 hari sampai satu tahun terjadi akibat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, baik

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran nafas dan penyakit infeksi lain karena mereka tidak disusui. Banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah logam alkali lunak, berwarna putih perak; unsur dengan nomor atom 11, berlambang Na, dan bobot atom 22,9898.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

Melindungi kesehatan ibu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skinner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit

Transkripsi:

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons (Notoatmodjo, 2007) Perilaku menurut Soekidjo Notoatmodjo adalah totalitas dari penghayatan dan aktivitas yang mempengaruhi perhatian, pengamatan, pikiran dan daya ingat dan fantasi seseorang. Meskipun perilaku adalah totalitas respon, namun semua respons juga sangat tergantung pada karekteristik seseorang. Perilaku menurut Braca adalah reaksi manusia akibat kegiatan kognitif, afektif, dan psikomotor yang saling berkaitan. Jika salah satu aspek mengalami hambatan, maka aspek perilaku juga terganggu. Perilaku menurut Bimo Walgito adalah interelasi stimulus eksternal dengan stimulus internal yang memberikan respons eksternal. Stimulus internal adalah stimulus-stimulus yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan psikologis. Adapun stimulus eksternal segala macam reaksi seseorang akibat faktor luar diri atau dari lingkungan (Heri, 2009) Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka secara umum disimpulkan bahwa perilaku adalah penghayatan dan reaksi seseorang

terhadap stimulus internal dan eksternal yang diproses melalui kognitif, afektif dan motorik. 2.1.2 Domain Perilaku Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon tersebut tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda terdiri dari dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis klamin, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007) 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu: 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoatmojo, 2007).

Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi ( application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003). 2. Sikap Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Campbell (1950) mendefinisikan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut: a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). b. Menanggapi (responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. c. Menghargai (valuing) Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon. d. Bertanggung jawab (responsible) Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain (Notoadmodjo, 2005) 3. Tindakan atau Praktik Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan. a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah praktik tingkat pertama. b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. c. Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. d. Adopsi (adoption) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu udah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007). Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam dirinya tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus 2. Interest (merasa tertarik) terhadap atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul 3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi 4. Trial ialah dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus

5. Adoption ialah dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003) 2.2 ASI 2.2.3 Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi (Ambarwati & Wulandari, 2009). ASI adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi karena didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. ASI merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya mengandung antibody dan lebih dari 100 jenis zat gizi yaitu AA, DHA, taurin dan spingomyelin. ASI menurut stadium laktasi terdiri dari kolostrum, ASI transisi/ peralihan, ASI matur (Yuliarti, 2010). 2.3 KOLOSTRUM 2.3.3 Pengertian Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium (masa nifas) yang disekresi dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matur. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin). Mineral,

terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur. Total energy lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58 Kal /100 ml kolostrum. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Volume berkisar 150-300 ml/24 jam (Soetjiningsih, 1997). 2.3.2 Manfaat Kolostrum 1. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan membersihkan saluran pencernaan bayi yang akan datang. 2. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma globulin) 3. Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI yang matur, sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan 4. Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI matur 5. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingkan dengan ASI matur 6. Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibody pada bayi (Saleha, 2009)

7. Mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin A (Ig A) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare. 8. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung hisapan bayi pada hari- hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi ( Yuliarti, 2010) 2.3.3 Komposisi Kolostrum Komposisi kolostrum pada 5 menit pertama yaitu 60 % total volume ASI, 60 % protein ASI, 60 % karbohidrat ASI, 40% total lemak ASI, 50% total energy ASI. Pada 5 menit kedua yaitu 25% total volume ASI, 25% protein ASI, 25% karbohidrat ASI, 33% total lemak ASI, 25% total energy ASI (Soetjiningsi, 1997) 2.3.4 Pembentukan ASI kolostrum Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon-hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen plasenta, korionik, gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid, hormon pertumbuhan. Pada bulan ke-3 kehamilan, prolaktin adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan. Pada trimester kedua kehamilan, latogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan

kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormon-hormon terhadap pengeluaran air susu telah didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum (Soetjiningsih, 1997) 2.4 Ibu Primipara Ibu primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali, satu janin atau lebih yang telah mencapai viabilitas (Leveno, 2009). Sedangkan menurut Manuaba (1998) ibu primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali. Primipara adalah wanita yang pernah hamil sekali dengan janin mencapai titik mampu bertahan hidup. Sedangkan multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua kehamilan atau lebih dengan janin mencapai titik mampu hidup. Pada primipara masa bersalin terjadi lebih lama daripada multipara. Fase-fase dan tahap persalinan berjalan dengan waktu yang sedikit lebih cepat untuk multipara. Hal tersebut karena adanya pengalaman ibu multipara pada persalinan sebelumnya. Seorang multipara biasanya memperlihatkan kemajuan leher rahim 1,5 cm per jam dan seorang primipara 1,2 cm per jam begitu sudah memasuki persalinan aktif (Connie, 1995). ASI keluar pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan pada multipara, Primipara mulai memasok ASI sedikit lebih lama, yaitu pada hari ketiga dan keempat. Setelah beberapa hari dan minggu, payudara cendrung mengalami penyesuaian produksi untuk memenuhi kebutuhan bayi (Gupte, 2004)

Kenaikan jumlah parietas dapat menyebabkan sedikit perubahan produksi ASI yaitu pada anak pertama jumlah ASI + 580ml / 24 jam, pada anak kedua jumlah ASI + 654ml/24 jam, pada anak ketiga jumlah ASI + 602ml/24 jam, sedangkan pada anak keempat jumlah ASI + 600ml/24jam (Soetjiningsih, 1997)