KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

dokumen-dokumen yang mirip
PREVALENSI RETINOPATI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROPINSI SULAWESI UTARA PERIODE JANUARI JULI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

Abstrak Kata kunci: Retinopati Diabetik, Laser Fotokoagulasi, Injeksi Intravitreal Anti VEGF.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang. ditandai dengan kenaikan kronik kadar gula darah di

BAB I PENDAHULUAN. (DM) yang telah berlangsung lama (InaDRS, 2013; Agni, dkk., 2007).

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

USIA HARAPAN HIDUP DENGAN RETINOPATI DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KELAINAN REFRAKSI PADA ANAK DI BLU RSU PROF. Dr. R.D. KANDOU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderitadiabetes mellitus (DM) baru di seluruh dunia meningkat secara

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Terminologi kebutaan didefenisikan berbeda beda di setiap negara seperti

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

AZIMA AMINA BINTI AYOB

Prosiding Farmasi ISSN:

PENERAPAN TEORI BETTY NEUMAN DALAM PENGKAJIAN LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT

DR. R.D KANDOU MANADO

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun (Guariguata et al, 2011). Secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, lemak dan protein kronik yang disebabkan karena kerusakan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin secara efektif. Menurut International Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. Sembilan puluh persen dari 285 juta penderita gangguan penglihatan tinggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang penduduk di dunia. Saat ini prevalensi DM di dunia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PENDERITA RETINOPATI HIPERTENSI YANG DATANG BEROBAT KE POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2012-MEI 2013.

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta dan diprediksikan meningkat hingga 1,5 miliar pada tahun Lebih dari

D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

Transkripsi:

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 2, Nomor 2, Juli 24 KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK Venesia Pengan 2 Harry J.G. Sumual 2 Laya M. Rares Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Kesehatan Mata BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Abstract: One of the complications of diabetes is microvascular complications of retinopathy in the eye is that if it continues to be a cause of blindness. The incidence of diabetic retinopathy continues to increase with the increase in people with diabetes with uncontrolled blood sugar. Blindness due to diabetic retinopathy is a health problem that look out world because of blindness will decrease the patient's quality of life and productivity which ultimately led to the social burden to society. The purpose of this study was to determine the tendency of patients with diabetic retinopathy. This is a descriptive study to examine the data of diabetic retinopathy patients in ophthamology community health center. It was found that the number of patients with diabetic retinopathy in 22 is 34 people and in 23 amounted to 44 people. An increasing number of people with diabetic retinopathy in 23 amounted to people or in a precentage of an increase in the number of patients is as much as 29.4%. Number of patients with diabetic retinopathy men in 22 was 2 and in 23 to 5 so as to increase by 25% and the number of women in 22 was 22 and in 23 was 29, an increase in patients is as much as 3.8%. Based on the group of age, the amount of patients in 23 in the group of 2-4 years is 2 persons, 4-6 years amounted to 2 people, >6 amounted to 4 people, while in 23 the number of people in the group of 2-4 years became 3 persons, 4-6 years to 3 people and >6 became people. Increased number of patients with diabetic retinopathy in 23 with the total of persons and a precentage of 29.4%. Keywords: diabetic mellitus, diabetic retinopaty. Abtrak: Salah satu komplikasi dari DM adalah komplikasi mikrovaskuler pada mata yaitu retinopati yang jika terus berlanjut akan menjadi penyebab kebutaan. Angka kejadian retinopati diabetik terus meningkat dengan peningkatan penyandang DM disertai gula darah tidak terkontrol. Kebutaan akibat retinopati diabetik ini menjadi masalah kesehatan yang diwaspadai dunia karena kebutaan akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas penderita yang akhirnya menimbulkan beban sosial bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya kecenderungan penderita retinopati diabetik. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan meneliti data-data penderita retinopati diabetik di Balai Kesehatan Mata Masyarakat. Didapatkan bahwa jumlah penderita pasien retinopati diabetik pada tahun 22 sebanyak 34 orang dan tahun 23 berjumlah 44 orang. Peningkatan jumlah penderita retinopati diabetik di tahun 23 berjumlah orang atau dalam persentase terjadi peningkatan jumlah penderita sebanyak 29,4%. Jumlah penderita retinopati diabetik laki-laki pada tahun 22 adalah 2 orang dan tahun 23 menjadi 5 orang sehingga terjadi peningkatan sebanyak 25% dan jumlah perempuan pada tahun 22 adalah 22 orang dan pada tahun 23 adalah 29 orang, peningkatan penderita sebanyak 3,8%. Berdasarkan kelompok umur jumlah penderita pada tahun 22 dengan kelompok umur 2-4 tahun berjumlah 2 orang, 4-6 tahun berjumlah 2 orang, >6 berjumlah 4 orang sedangkan pada tahun 23 jumlah penderita dengan kelompok umur 2-4 tahun menjadi 3 orang, 4-6 tahun 3 orang dan>6 tahun menjadi orang. Terjadi peningkatan jumlah penderita retinopati diabetik di tahun 23 dengan jumlah orang dengan presentase 29,4%. Kata kunci: diabetes melitus, retinopati diabetik.

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 2, Nomor 2, Juli 24 Diabetes melitus (DM) adalah penyakit degeneratif kronik yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas tertinggi di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa Indonesia berada di urutan keempat negara yang jumlah penyandang DM terbanyak. Jumlah ini akan mencapai 2 2,3 juta pada tahun 23. Salah satu komplikasi dari DM adalah komplikasi mikrovaskular pada mata yaitu retinopati yang jika terus berlanjut akan 3 menjadi penyebab kebutaan. Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan terbesar di Amerika Serikat, prevalensi retinopati diabetik sendiri di Amerika sebesar 4,juta orang. Penelitian epidemiologis di Amerika, Australia, Eropa dan Asia melaporkan bahwa jumlah penderita retinopati diabetik akan meningkat dari,8 juta pada tahun 22 menjadi 54,9 juta pada tahun 23 dengan 3% di antaranya terancam kebutaan. The Diab Care Asia 28 Study dengan melibatkan.785 penderita DM pada 8 pusat kesehatan primer dan sekunder di Indonesia melaporkan bahwa 42% penderita DM akan mengalami komplikasi retinopati dan 6,4% diantaranya 4,5 merupakan retinopati DM proliferatif. Faktor resiko yang mempengaruhi seorang penyandang DM menderita gangguan retina yaitu lamanya seseorang menyandang DM, ketergantungan insulin pada DM tipe 2, nefropati dan hipertensi. Selain itu, pubertas dan kehamilan dapat mempercepat progresivitas retinopati diabetik. 7 Hampir semua penyandang DM tipe akan mengalami retinopati diabetik dengan berbagai derajat setelah 2 tahun dan 6% pada DM 6 tipe 2. Kebutaan akibat retinopati diabetik menjadi masalah kesehatan yang diwaspadai di dunia karena kebutaan akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas penderita yang akhirnya menimbulkan beban sosial masyarakat. Masalah utama dalam penanganan retinopati diabetik adalah keterlambatan diagnosis karena sebagian besar penderita pada tahap awal tidak mengalami gangguan penglihatan. Dokter umum di pelayanan kesehatan primer memegang peranan penting dalam deteksi dini retinopati diabetik, penatalaksanaan awal, menentukan kasus rujukan ke dokter spesialis mata dan menerimanya kembali. Apabila peranan tersebut dilaksanakan dengan baik, maka risiko kebutaan akan menurun hingga mencapai lebih dari 9%. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa dengan semakin meningkatnya prevalensi penyakit DM maka risiko mengalami komplikasi retinopati diabetik akan semakin meningkat pula. Sejalan dengan hal tersebut maka gangguan fungsi penglihatan seperti penurunan ketajaman penglihatan bahkan kebutaan akan semakin meningkat dan membawa dampak berupa beban sosial. Dengan masalah tersebut perlu diadakan penelitian untuk mengkaji seberapa banyak penderita retinopati diabetik yang berkunjung di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Manado periode Januari-Juni 22 dan Januari-Juni 23 agar dapat mengetahui prevalensi dan kecenderungan peningkatan penderita retinopati diabetik. RUMUSAN MASALAH Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah ada kecenderungan peningkatan penderita retinopati diabetik? METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan meneliti data-data penderita Diabetik Retinopati di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Dalam hal ini data yang diambil adalah jumlah Penderita Retinopati Diabetik yang berkunjung di Balai Kesehatan Mata Masyarakat periode Januari-Juni 22 dan Januari-Juni 23. Setelah data dikumpulkan, data akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan di presentasikan dalam bentuk tabel dan bagan. Definisi operasional yang dilakukan :Retinopati diabetik: kelainan-kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita Diabetes Melitus (DM). Kelompok umur: satuan waktu yang mengukur

Pengan, Sumual, Rares; Kecenderungan Penderita Retinopati Diabetik waktu keberadaan seseorang yang dihitung sejak orang tersebut dilahirkan yang tertera pada status/rekam medik pasien. Kelompok umur: 2-4 tahun, 4-6 tahun, >6 tahun. Jenis kelamin: Jenis kelamin dinyatakan dalam laki-laki dan perempuan. Periode: waktu saat pasien melakukan pemeriksaan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat. Periode yang akan diteliti adalah Januari- Juni 22 dan Januari-Juni 23. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, pada periode Januari-Juni 22 ada 34 penderita retinopati diabetik dan pada periode Januari-Juni 23 berjumlah 44 penderita. Tabel. Distribusi jumlah penderita berdasarkan bulan dan tahun Bulan Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Total Persentase 22 3 6 2 2 2 34, 23 5 8 6 3 4 8 44 29,4 3 25 2 5 5 Jumlah Penderita Berdasarkan Periode 23 22 Tabel 2. Distribusi jumlah penderita berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Persentase Kenaikan (%) Laki-laki 2 5 25, Perempuan 22 29 3,8 Total 34 44 Perbedaan Jumlah Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Gambar. Bagan jumlah penderita berdasarkan periode Berdasarkan Tabel Didapatkan bahwa jumlah penderita pasien retinopati diabetik padat ahun 22 sebanyak 34 orang dan tahun 23 berjumlah 44 orang. Peningkatan jumlah penderita retinopati diabetik di tahun 23 berjumlah orang atau dalam persentase terjadi peningkatan jumlah penderita sebanyak 29,4%. 5 4 3 2 Gambar 2. Bagan perbedaan jumlah penderita berdasarkan jenis kelamin Mengacu pada Tabel 2. Jumlah penderita retinopati diabetik laki-laki pada tahun 22 adalah 2 orang dan tahun 23 menjadi 5 orang, sehingga terjadi

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 2, Nomor 2, Juli 24 peningkatan sebanyak 25% dan jumlah perempuan pada tahun 22 adalah 22 orang dan pada tahun 23 adalah 29 orang, peningkatan penderita retinopati diabetik sebanyak 3,8 %. Tabel 3. Distribusi jumlah penderita berdasarkan kelompok umur Kelompok Umur (tahun) 2-4 2 3 5, 4-6 2 3 5, >6 2-8,3 Total 34 44 4 3 2 Persentase Kenaikan (%) Jumlah penderita berdasarkan kelompok umur 2-4 4-6 >6 Gambar 3. Bagan jumlah penderita berdasarkan kelompok umur Tabel 3 Memperlihatkan bahwa jumlah penderita pada tahun 22 dengan kelompok umur 2-4 tahun berjumlah 2 orang, 4-6 tahun berjumlah 2 orang, >6 berjumlah 2 orang sedangkan pada tahun 23 jumlah penderita dengan kelompok umur 2-4 tahun menjadi 3 orang, 4-6 tahun menjadi 3 orang dan >6 tahun menjadi orang. Dari tabel ini kita bisa mendapatkan peningkatan penderita pada kelompok umur 2-4 dan kelompok umur 4-6 tahun sebesar 5% tetapi terjadi penurunan sebesar 8,3% pada kelompok umur >6 tahun. SIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:. Peningkatan penderita pada dari periode Januari-Juni22 ke Januari-Juni 23 yaitu 29,4%. 2. Persentase peningkatan pada jenis kelamin perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki yaitu sebesar 3,8%. 3. Ada peningkatan pada kelompok umur 2-4 tahun dan 4-6 tahun yaitu sebesar 5% sedangkan pada kelompok umur>6 tahun terjadi penurunan sebesar 8,3%. SARAN. Perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya dan resiko dari DM terutama retinopati diabetik serta cara pencegahannya. 2. Diperlukan penelitian lebih besar dan lanjut untuk mengetahui prevalensi penderita retinopati diabetik dan kecenderungan peningkatannya. 3. Pada penderita retinopati diabetik dapat untuk segera dilakukan penanganan untuk memperkecil resiko kebutaan dan komplikasi lainnya lagi. DAFTAR PUSTAKA. Sitompul R. Retinopati Diabetik. Journal of the Indonesian Medical Association. 2 Agustus; 6(8). 2. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes: estimates for the year 2 and projections for 23. Diabetes Care. 24; 27:47-53. 3. Noble J, Chaudhary V. Diabetic retinopathy. CMAJ. 2; 82(5):646. 4. Fong DS, Aiello L, Gardner TW, King GL, Blankenship G, Cavallerano JD. Diabetic retinopathy. Diabetes Care. 23; 26(Suppl):S99-2. 5. Kempen J, O'Colmain B, Leske M, Haffner S, Klein R, Moss S, et al. The Prevalence of Diabetic Retinopathy among Adults in the United States. Archive of Opthalmology. 24 April; 22(4): p. 552-563. 6. Nasution K. Deteksi Dini Retinopati Diabetik. Journal of Indonesian Medical

Association. 2 Agustus; 6(8): p. 37-39. 7. Fong DS, Aiello L, King GL, Blankenship G, Cavallerano JD, Ferris FL. Retinopathy in diabetes. Diabetes Care. 24;27 (Suppl):S84-7. Pengan, Sumual, Rares; Kecenderungan Penderita Retinopati Diabetik