BAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Lautan Pasifik dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memudahkan penulis menganalisis dan menarik kesimpulan

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian.

UCAPAN TERIMA KASIH. nikmat dan karunianya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus mengetahui serta menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

III. METODE PENELITIAN. Maryaeni menegaskan bahwa metode adalah cara yang ditempuh peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Melakukan suatu penelitian sangatlah perlu dilakukan perencanaan dan

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODOLOGI. 47 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan-hubungan antar variabel secara komprenshif sedemikian rupa agar hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wilayah yang sibuk dan menjadi salah satu urat nadi perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok untuk dijadikan daya tariknya. Selain kemasan. hal yang penting dalam pemasaran produk.

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Adapun yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan dodol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2012 adalah awal standar akuntansi di perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan yang diharapkan. Metode penelitian sebagai pengamatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis atau membuat prediksi, melainkan hanya melukiskan variabel 89. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITITAN. Desain atau metode penelitian dalam suatu penelitian sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo :

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Oleh: Andang Yazidulfalach. Pembimbing: Prof. Dr. Unti Ludigdo Ak., CA.

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

Gambar 3.1 (1) jalan setapak menuju kampung Cibeo, (2) kondisi rumahrumah di kampung Kadujangkung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah Negara di bagian Asia Timur yang memiliki keunikan diantara Negara-negara lainnya. Dalam perkembangan sejarahnya, Jepang mendapat pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan, kepercayaan dan juga kebudayaan. Masyarakat Jepang sangat menghargai alam. Kehidupan mereka selalu berkaitan dengan alam. Sikap menghargai alam ini merupakan karakteristik yang khas dari keudayaan masyarakat Jepang. Sikap ini jika berada pada pemikiran orang Jepang, ialah berupa penilaian dan pemahaman terhadap berbagai gejala alam yang mengitari kehidupan mereka dan sebagai sebagian dari pengalaman hidup mereka. Perasaan dekat dan cinta dengan alam kemudian diwujudkan dalam berbagai bentuk perbuatan dan kegiatan, salah satu contohnya adalah dalam bentuk seni. Sehubungan dengan seni dan rasa cinta terhadap alam, di Jepang berkembanglah sebuah seni yaitu seni merangkai bunga yang kini dikenal dengan istilah Ikebana. Secara harafiah arti ikebana adalah bunga hidup dan mamang bunga yang dipergunakan dalam rangkain bunga ikebana adalah bunga hidup. Seni merangkai bunga Ikebana memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput-rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk mernikmati keindahannya.

Berbeda dengan seni merangkai bunga dari Barat yang bersifat dekoratif, Ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier. Bentuk-bentuk dalam Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi dan manusia. Jadi dengan istilah lain, Ikebana adalah sebuah jalan keselarasan untuk menciptakan harmoni dan kesempurnaan hidup melalui keindahan mata dan kenikmatan batin melalui keselarasan bentuk rangkaian bunga. Oleh karena itu seni ini sejak awal terbentuknya sampai sekarang terus berkembang dengan subur di Jepang, dimana hal ini tidak lain karena pengaruh alam dan cuaca di Jepang. Dengan empat musim yang dimilikinya dan bergantian secara berkala setiap tahunnya, tumbuhan berbunga tumbuh dengan subur dan bermekaran secara bergantian sesuai dengan musim dimana masing-masing tumbuhan itu dapat hidup. Dengan keadaan alam yang demikian, rasa cinta orang jepang terhadap tumbuhan berbunga sudah ada lama jauh sebelum terbentuknya seni merangkai bunga ikebana. Perkembangan seni merangkai bunga sebenarnya bermula dari kegiatan ritus keagamaan orang Jepang pada masa lalu. Di dalam penyelenggaraan ritus atau upacara keagamaan tersebut, persebahan yang berfungsi mendatangkan dewa ke bumi diwujudkan dalam bentuk sao atau umbul-umbul yang bertuliskan nama-nama dewa sebagai tanda penyambutan terhadap dewa-dewa di bumi. Orang Jepang percaya bahwa saat upacara tersebut, dewa akan turun ke bumi dari langit melalui pohon yang

tinggi dan tinggi menjulang. Pohon yang paling tepat adalah pohon yang senantiasa hijau. Ketika diadakan upacara-upacara untuk dewa, ranting-ranting dari tanaman yang senantiasa hijau ini dipajang tegak lurus dan mereka percaya bahwa itulah tangga bagi dewa yang akan mendengarkan permohonan, keselamatan atau kebahagian bagi keluarga, kelompok atau keluarga pada tahun itu. Di dalam merangkai ikebana, dahan yang tertinggi untuk menggambarkan langit. Sedangkan bunga yang dipersembahkan dianggap sebagai sarana untuk menghidupkan kembali roh atau jiwa yang sudah meniggal. Hal yang bisa dipelajari manusia dari rangkaian ikebana adalah tentang hidup. Sedangkan rangkaian bunga ikebana pada dasarnya merupakan ekspresi dari alam dan kreasi dari seniman perangkainya, yang menggambarkan suatu keharmonisan dengan alam dan hubungan antara sesama manusia. Perkembangan bentuk rangkaian bunga yang berbeda-beda terus bermunculan. Salah satunya adalah rangkaian ikebana pada gaya rikka. Ikebana pada gaya rikka lebih tradisional dan di pergunakan untuk perayaan keagamaan. Pada gaya ini bunga yang digunakan harus sesuai dengan bentuk aslinya dan rangkaiannya lebih sederhana. Gaya ini juga lebih menampilkan keindahan landscape atau pemandangan. Dalam gaya ini ada tujuh keutamaan dalam gaya rikka, yaitu : shin, shin-kakushi, soe, soe-uke, mikoshi, nagashi dan maeoki. Rangkaian ikebana pada gaya rikka dapat dikatakan adalah rangkaian tertua dari rangkaian-rangkaian lainnya. Hal tersebutlah

yang membuat penulis tertarik terhadap rangkaian ikebana pada gaya rikka dan sekaligus menjadikan ikebana pada gaya rikka sebagai judul kertas karya ini. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulis memilih judul teknik ikebana pada gaya rikka dalam penulisan kertas karya ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana teknik merangkai bunga ikebana pada gaya rikka b. Alat dan bahan yang digunakan untuk merangkai bunga ikebana pada gaya rikka 1.3 Batasan Masalah Pada penulisan kertas karya ini, penulis membatasi pembahasan hanya mengenai teknik ikebana pada gaya rikka. Untuk mendukung pembahasan ini penulis akan mengemukakan tentang ikebana secara umum yang meliputi sejarah ikebana, makna ikebana bagi masyarakat Jepang, dan gaya rangkaian ikebana. 1.4 Metode Penulisan Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode Deskriptif dan metode perpustakaan. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Selain itu, dalam penulisan karya ini, penulis juga menggunakan metode kepustakaan (Library Research) menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dan lain-lain). Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.